• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Analisis Uji Coba Instrumen

1. Uji Soal Tes a. Uji validitas

A test is valid if it measures what it purpose to measure atau jika diartikan adalah sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.10Uji validitas instrumen kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi dan uji validitas konstruk yaitu sebagai berikut:

1) Uji Validitas Isi

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Dapat disimpulkan bahwa uji validitas merupakan suatu tes yang dilakukan dan yang akan diukur sehingga dapat menunjukkan

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka

sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur sehingga mempunyai validitas yang tinggi atau rendah. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.11Uji validitas isi untuk menentukan suatu instrumen tes mempunyai validitas isi yang tinggi dalam penelitian yang dilakukan adalah melalui penilaian yang dilakukan oleh para pakar (experts judgment) yang ahli dalam bidangnya. Penelitimenggunakan 4 validator yang terdiri dari 2 dosen ahli instrumen, dan 2 dosen ahli materi.

Dosen ahli instrumen sebagai validator untuk mengetahui apakah instrumen tes sudah sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif yang akan diujikan, sedangkan dosen ahli materi sebagai validator untuk melihat apakah isi instrumen sudah sesuai dengan apa yang akan dipelajari disekolah.

2) Validitas Konstruk

Sebuah tes dikatakan valid jika skor-skor pada butir tes yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik yaitu ada korelasi positif yang signifikan antara skor tiap butir tes dengan skor totalnya.12

11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. XIV, h. 182.

12

Adapun penggunaan validitas konstruk dapat dihitung dengan koefisien koelasi menggunakan product moment pearson, yaitu:13

rxy =

keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan total skor (Y) N = Banyak Subjek

X = Skor butir soal atau skor item pernyataan dan pertanyaan Y = Total skor

Setelah didapat harga koefisien validitas maka harga tersebut diinterpretasikan terhadap kriteria dengan menggunakan tolak ukur mencari angka korelasi “r” product moment (rxy) dengan menggunakan derajat kebebasan sebesar (N-2) pada taraf signifikansi ( ) = 0,05 dengan ketentuan bahwa rxylebih besar atau sama denganrtabelmaka hipotesis nol diterima atau soal dapat dinyatakan valid. Sebaliknya jika rxylebih kecil dari rtabelmaka soal dikatakan tidak valid.14

Nilai rxyadalah nilai koefisien korelasi dari setiap butir/item soal sebelum dikoreksi, kemudian dicarai corrected item-total correlation coefficient dengan rumus sebagai berikut:

=

13

Karunia Eka Lestari dan M. Ridwan Yudhanegara, Op Cit. h. 193. 14

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. XII, h.

Nilai akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel

.jika , maka instrumen valid.15

Berdasarkan teori Anas Sudjono tolak ukurangka korelasi “r” product moment (rxy)pada taraf signifikansi ( ) = 0,05 tersebut, maka dalam penelitian ini soal dikatakan valid jika rxylebih besar atau sama denganrtabel(rxy rtabel). Dan jika dikatakan tidak valid jika rxylebih kecil atau sama denganrtabel(rxy rtabel).16

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan peneliti adalah uji Liliefors. Rumus uji Liliefors adalah sebagai berikut:17

| |

15

Novalia dan Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan(Lampung: AURA,

2014)h.35-38.

16 Ibid

17

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: (PT.Raja Grafindo Persada,

Dengan hipotesis:

H0 : data mengikuti sebaran normal H1 : data tidak mengikuti sebaran normal

Kesimpulan: Jika maka H0 diterima. Langkah-langkah uji Liliefors adalah:

a) Menpendidiktkan data

b) Menentukan frekuensi masing-masing data c) Menentukan frekuensi kumulatif

d) Menentukan nilai ᵶ dimana ̅

, dengan

i. ̅ ̅

e) Menentukan nilai , dengan menggunakan tabel ᵶ f) Menentukan

g) Menentukan nilai | |

h) Menentukan nilai | |

i) Menentukan nilai

Membandingkan dan dan membuat kesimpulan. Jika maka H0 diterima.

Jika terdapat data yang berdistribusi tidak normal atau tidak valid, maka dapat digunakan statistik uji non parametrik, Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai

sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut juga sebagai statistik bebas sebaran (distribution free). 18

Statistik nonparametrik tidak mensyaratkanbentuk sebaran parameter populasi berdistribusi normal. Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal karena pada umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dari segi jumla data, pada umumnya statistik nonparametrik digunakan untuk data berjumlah kecil (n <30).

Kelebihan Uji Non Parametrik: -Perhitungan sederhana dan cepat

-Data dapat berupa data kualitatif (Nominal atau Ordinal) -Distribusi data tidak harus Normal

Kelemahan Uji Non Parametrik:

- Tidak memanfaatkan semua informasi dari sampel (Tidak efisien) Kelemahan diperbaiki dengan menambah ukuran sampel.  Ada Beberapa Uji Non Parametrik :

a. Uji tanda e. Uji Run(s)

b. Uji Peringkat 2 Sampel Wilcoxon f. Uji Median

c. Uji Korelasi Peringkat Spearman g. Uji chis quare

d. Uji Konkordansi Kendall

18

Pada penelitian ini akan membahas uji chi-square. Uji Chi Square

Uji χ2 hanya digunakan untuk data diskrit. Uji ini adalah uji independensi, dimana suatu variable tidak dipengaruhi atau tidak ada hubungan dengan variable lain.χ2 bukan merupakan ukuran derajat hubungan. Uji ini hanya digunakan untuk mengestimate barangkali bahwa beberapa factor, disamping sampling error, dipandang mempengaruhi adanya hubungan. Selama hipotesa nihil menyatakan bahwa tidak ada hubungan(variable-variabelnya independen), uji ini hanya mengevaluasi kemungkinan bahwa hubungan dari nilai pengamatan disebabkan oleh sampling error. Hipotesa nihil ditolak bila nilai χ2 yang dihitung dari sampel lebih besar dari nilai χ2 dalam tebel berdasarkan level of significance tertentu.

Ho diterima apabila: χ2 ≤ χ2; derajat bebas tertentu Ho ditolak apabila: χ2>χ2; derajat bebas tertentu

Diketemukan nilai χ2 yang signifikan belum tentu menunjukkan adanya hubungan sebab akibat (seperti halnya pada korelasi). Diketemukan nilai χ2 yang signifikan menunjukkan bahwa variabel-variabelnya dependen.

Sugiyono berpendapat bahwa suatu instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.19 Tes yang digunakan berbentuk uraian, maka untuk menentukan reliabilitas adalah menggunakan rumus alpha, yaitu: 20

r11 =

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya item / butirsoal

= jumlah seluruh varians masing-masing soal = varians total

Tabel 3.5

Kriteria Koefisien Reliabilitas21

Nilai Keterangan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

b. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran ini dilakukan untuk menguji apakah butir item soal yang digunakan ini sebagai butir soal yang baik, artinya butir soal tersebut

19

Sugiyono, Op Cit. h. 121. 20

Novalia dan Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan(Lampung: AURA, 2014), h. 39.

21

memiliki tingkat kesukaran tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit dengan kata lain tingkat kesukaran butir item soal itu adalah sedang. Tingkat kesukaran suatu butir item soal dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS : Jumlah seluruh peserta tes

Tabel 3.6

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal22

c. Daya Beda

Daya beda yang dimaksud adalah untuk membedakan kemampuan antara peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kreatif yang lebih tinggi dengan kemampuan berpikir kreatif yang kurang dalam

22

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. XXIII, h. 372.

Indeks Kesukaran Kategori

TK 0,30 Sukar

0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang

menjawab butir item soal. Adapun rumus yang digunakan dalam hal ini yaitu: D = - = PA – PB Keterangan:

DB : Indeks daya pembeda

BA : Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok atas BB : Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok bawah JA : Jumlah peserta tes kelompok atas

JB : Jumlah peserta tes kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar PB :Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Indeks Daya Pembeda

Sumber:Karunia Eka Lestari dan M. Ridwan Yudhanegara, PenelitianPendidikan Matematika 2. Teknik Analisis Data

a. Uji Prasyarat 1) Uji Normalitas

Indeks Daya Pembeda (DP) Klasifikasi

DP 0,00 Sangat Buruk

0,00 DP 0,20 Buruk

0,20 DP 0,40 Cukup

0,40 DP 0,70 Baik

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan peneliti adalah uji Liliefors.