• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Uji sifat fisik gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot

I. Uji stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot

Pengukuran stabilitas dilakukan secara freeze thaw sebanyak 5 siklus. Untuk fase freeze dilakukan pada suhu -20C selama 24 jam kemudian dilanjutkan fase thaw suhu ruang 30 oC selama 24 jam (1 siklus). Setiap berakhirnya 1 siklus dilakukan pengujian viskositas dan daya sebar.

F. Analisis Hasil

Pada penelitian ini untuk analisa hasil digunakan software Design Expert Trial versi 9.0.6 sebagai alat untuk menganalisis data respon fisik yakni viskositas dan daya sebar untuk mendapatkan formula yang optimum. Pada penelitian ini digunakan juga software RStudio 3.2.3 yang berbasis open source untuk menganalisis daya sebar dan viskositas pada uji stabilitas freeze thaw. Dalam analisis hasil menggunakan software ini dilakukan beberapa uji antara lain : uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas distribusi data dan uji Levene yang digunakan untuk mengetahui homogenitas data. Kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA apabila data terdistribusi normal dan data homogen. Uji ANOVA digunakan untuk melihat signifikansi viskositas dan daya sebar pada uji stabilitas freeze thaw. Viskositas atau daya sebar dikatakan berbeda signifikan jika nilai p (probability value) kurang dari 0,05 dengan taraf kepercayaan yang digunakan yakni 95%.

Apabila terdapat data yang didapatkan terdistribusi tidak normal ketika dilakukan uji Shapiro-Wilk maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Data dapat dikatakan berbeda signifikan apabila nilai p (probability value) kurang dari 0,05 dengan taraf kepercayaan yang digunakan yakni 95%.

25 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Spesifikasi minyak atsiri jeruk bergamot

Minyak atsiri jeruk bergamot yang digunakan sebagai zat aktif memiliki spesifikasi seperti yang tertera pada Certificate of Analysis. Adapun organoleptis dan data sifat fisik sebagai berikut :

Tabel V. Organoleptis dan sifat fisik minyak atsiri jeruk bergamot

Parameter Keterangan

Bau Khas minyak atsiri jeruk bergamot Warna Hijau bening

Bentuk Cair Indeks bias 1,4655 Bobot jenis 0,8790

Data dari spesifikasi ini dapat digunakan sebagai studi preformulasi dari zat aktif yang akan digunakan.

B. Penentuan rentang viskositas dan daya sebar sebagai kriteria penerimaan

Penentuan rentang viskositas dan daya sebar dilakukan dengan menggunakan produk-produk hand sanitizer yang sudah beredar di pasaran. Produk-produk yang digunakan diambil secara acak dari suatu tempat penjualan dengan merek yang berbeda antar produk. Tujuan dilakukan penentuan rentang viskositas dan daya sebar adalah untuk mengetahui tingkat viskositas dan daya sebar produk-produk hand sanitizer yang kemudian akan digunakan sebagai kriteria penerimaan dalam pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot. Selain itu tujuan penentuan rentang kriteria

penerimaan adalah untuk melihat sediaan ini dapat diterima di pasaran oleh konsumen dari segi viskositas dan daya sebarnya. Tabel VI menunjukkan nilai viskositas dan daya sebar dari produk-produk pembanding yang ada di pasaran.

Tabel VI. Hasil rata-rata viskositas dan daya sebar produk Merk Viskositas (Pa.s) Daya sebar (cm)

A 0,34796 7,70 B 0,66411 5,88 C 0,45296 7,32 D 0,41998 7,39 E 0,27754 8,33 F 0,26703 7,42 G 0,52232 6,07 Rentang 0,26703 – 0,66411 5,88 – 8,33

Rentang viskositas yang didapatkan adalah 0,26703 - 0,66411 Pa.s sedangkan untuk rentang daya sebar yang didapatkan adalah 5,88 – 8,33 cm. Rentang viskositas dan daya sebar ini yang nantinya harus dipenuhi dalam pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dan agar sediaan ini dapat diterima di pasaran oleh konsumen karena kenyamanannya ketika digunakan yang tidak terlalu kental ataupun terlalu encer.

C. Penentuan tingkat HPMC sebagai gelling agent

Penentuan tingkat rendah dan tinggi HPMC dengan melihat respon sifat fisik yakni viskositas dan daya sebar yang dihasilkan dari sediaan yang dibuat memenuhi kriteria penerimaan atau tidak. Dalam formulasi dibuat lima sediaan dengan konsentrasi berbeda dari HPMC sedangkan untuk konsentrasi

humektan yang digunakan tetap untuk masing-masing sediaan. Pada tabel VII ditunjukkan data viskositas dan daya sebar yang didapat.

Tabel VII. Hasil rata-rataviskositas dan daya sebar Konsentrasi HPMC Viskositas (Pa.s) 48 jam Daya sebar (cm) 48 jam 1% 0,17550 8,89 1,25% 0,32750 8,19 1,5% 0,42510 7,70 1,75% 0,51000 6,70 2% 0,61530 5,77

Pada tabel tampak bahwa pada konsentrasi HPMC 1% dan 2% respon yang dihasilkan tidak masuk dalam kriteria penerimaan viskositas dan daya sebar. Pada konsentrasi 1%, viskositas yang dihasilkan berada di bawah dari kriteria penerimaan untuk viskositas sedangkan untuk daya sebarnya berada di atas kriteria penerimaan untuk daya sebar. Pada konsentrasi 2%, untuk viskositas yang dihasilkan masuk ke dalam kriteria penerimaan tetapi untuk daya sebar yang dihasilkan berada di bawah dari kriteria penerimaan sehingga konsentrasi 2% dinyatakan tidak memenuhi kriteria penerimaan.

Untuk konsentrasi 1,25%, 1,5%, 1,75% respon sifat fisik yang dihasilkan masuk dalam kriteria penerimaan viskositas dan daya sebar. Tingkat tinggi dan rendah HPMC ditentukan ditentukan dari tiga konsentrasi HPMC yang masuk dalam kriteria penerimaan. Tingkat tinggi HPMC yang didapatkan sebesar 1,75% sedangkan untuk tingkat rendah HPMC sebesar 1,25%. Tingkat tinggi dan rendah HPMC ini nantinya yang akan digunakan dalam formula desain faktorial.

D. Penentuan tingkat propilen glikol sebagai humektan

Penentuan tingkat rendah dan tinggi propilen glikol dengan melihat respon sifat fisik yakni viskositas dan daya sebar yang dihasilkan dari sediaan yang dibuat memenuhi kriteria penerimaan atau tidak. Dalam formulasi dibuat lima sediaan dengan konsentrasi berbeda dari propilen glikol sedangkan untuk konsentrasi gelling agent yang digunakan tetap untuk masing-masing sediaan. Pada tabel VIII ditunjukkan data viskositas dan daya sebar yang didapat.

Tabel VIII. Hasil ( viskositas dan daya sebar Konsentrasi Propilen glikol Viskositas (Pa.s) 48 jam Daya sebar (cm) 48 jam 5% 0,45320 7,35 7,5% 0,32280 7,94 10% 0,26800 8,15 12,5% 0,37465 7,95 15% 0,29730 8,02

Pada tabel ditunjukkan bahwa pada semua konsentrasi propilen glikol, respon sifat fisik yang dihasilkan masuk ke dalam kriteria penerimaan. Tingkat tinggi propilen glikol yang didapatkan sebesar 15% sedangkan untuk tingkat rendah propilen glikol sebesar 5%. Tingkat tinggi dan rendah propilen glikol ini nantinya yang akan digunakan dalam formula desain faktorial.

E. Pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot

Gel merupakan sistem semisolid yang tersusun atas dispersi molekul kecil atau besar dalam pembawa berair seperti jeli dengan penambah bahan pembentuk gel (gelling agent) (Allen dkk., 2011). Sediaan gel yang dibuat dalam penelitian ini adalah hidrogel. Hidrogel merupakan sediaan semisolid yang mengandung material polimer yang mempunyai kemampuan untuk

mengembang dalam air tanpa larut dan bisa menyimpan air dalam strukturnya (Zats dan Kushla, 1996). Keuntungan dari sediaan hidrogel adalah akan meninggalkan lapisan tipis tembus pandang, elastis dengan daya lekat tinggi, yang tidak menyumbat pori kulit, sehingga pernafasan kulit tidak dipengaruhi dan mudah dicuci dengan air (Voigt,1995). Formula gel hand sanitizer yang digunakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kurniawan, dkk., (2012). Formula tersebut dimodifikasi karena menggunakan gelling agent dan zat aktif yang berbeda dalam penelitian ini.

Komponen bahan yang digunakan dalam pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot meliputi gelling agent, humektan, pengawet, pelarut dan zat aktif. Gelling agent merupakan bahan yang bertanggung jawab dalam menjaga ketahanan atas gel untuk mengalir. Sedangkan humektan bertanggung jawab untuk mengikat air agar kelembaban tetap terjaga. Fungsi pengawet adalah untuk menjaga sediaan gel hand sanitizer yang dibuat terhindar dari kontaminasi jamur atau bakteri dan untuk menjaga sediaan dalam jangka waktu tertentu. Pelarut yang digunakan dalam formulasi sediaan gel hand sanitizer adalah aquadest.

Komponen zat aktif yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian adalah minyak atsiri jeruk bergamot. Minyak atsiri jeruk bergamot dipilih karena memiliki aktivitas sebagai antimikroba. Senyawa minyak atsiri jeruk bergamot yang diduga memiliki aktivitas antimikroba yakni linalool. Linalool merupakan golongan monoterpen dan terdapat sebanyak 2-20% di dalam minyak atsiri jeruk bergamot (Navarra dkk., 2015). Konsentrasi minyak atsiri

yang digunakan dalam formula adalah sebesar 0,5%. Konsentrasi tersebut didapat dari penelitian yang pernah dilakukan tentang minyak atsiri jeruk bergamot yang memiliki nilai MIC (Minimal Inhibitory Concentration) terhadap bakteri E. Coli sebesar 0,5% (Rapisarda, dan Germanò, 2013).

Komponen gelling agent yang dipilih untuk digunakan pada penelitian ini adalah HPMC. Dasar pemilihan HPMC sebagai gelling agent karena HPMC memiliki sifat sebagai pembentuk gel dengan hasil yang jernih dan bersifat netral serta memiliki viskositas yang stabil ketika dilakukan penyimpanan jangka panjang (Rowe dkk., 2009). Dalam penelitian ini HPMC merupakan salah satu faktor yang dioptimasi dalam formula desain faktorial dengan melihat respon sifat fisik yang ditimbulkan sehingga didapatkan formula optimum gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot. Oleh karena itu dilakukan dahulu orientasi penentuan tingkat tinggi dan rendah konsentrasi HPMC yang digunakan.

Keunggulan dari HPMC sebagai gelling agent dibandingkan gelling agent lainnya adalah HPMC tidak memerlukan basa untuk menetralkan keasamaan seperti carbomer yang memerlukan basa untuk menetralkan keasamaan agar bisa membentuk gel. HPMC membentuk basis gel dengan mengabsorbsi pelarut sehingga cairan tersebut tertahan dan meningkatkan tahanan cairan dengan membentuk massa cairan yang kompak (Martin dkk., 1993). HPMC dapat mengabsorbsi pelarut dikarenakan terbentuk ikatan polimer sehingga pelarut bisa masuk ke dalam polimer.

Komponen humektan yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah propilen glikol. Propilen glikol dapat menjaga kestabilan sediaan dengan mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan mengurangi penguapan air dari sediaan atau mempertahankan kelembaban (Arikumalasari dkk., 2013). Propilen glikol memiliki gugus fenolik (-OH) pada strukturnya sehingga mampu berinteraksi dengan molekul-molekul air ditunjukkan dengan terbentuknya ikatan hidrogen sehingga dapat mempertahankan kelembaban. Syarat propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan dalam formulasi

sediaan topikal ≈ 15% (Rowe dkk., 2009). Dalam penelitian ini propilen glikol

juga merupakan salah satu faktor yang dioptimasi dalam formula desain faktorial dengan melihat respon sifat fisik yang ditimbulkan sehingga didapatkan formula optimum gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot. Oleh karena itu dilakukan dahulu orientasi penentuan tingkat tinggi dan rendah konsentrasi propilen glikol yang digunakan.

Penggunaan pengawet pada suatu sediaan juga diperlukan. Tujuan penggunaan pengawet adalah untuk menjaga sediaan terhindar dari kontaminasi bakteri dan jamur. Pada penelitian ini sediaan yang dibuat merupakan hidrogel yang sebagian besar komposisi berupa air. Pengawet yang digunakan dalam penelitian ini adalah propil paraben dengan konsentrasi 0,04%. Konsentrasi propil paraben yang diperbolehkan untuk sediaan topikal yakni 0,01-0,6% (Rowe dkk., 2009).

Pada penelitian ini pencampuran minyak atsiri jeruk bergamot ketika pembuatan dilakukan setelah terjadi pencampuran gelling agent (HPMC) dan

humektan (propilen glikol). Dasar dilakukannya hal tersebut adalah untuk menghindarkan terjadinya kekeruhan pada gel yang dihasilkan.

F. Uji organoleptis dan pH gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot Uji organoleptis bertujuan untuk mengetahui keadaan sediaan secara visual. Parameter yang diamati bentuk, warna, dan bau. Sedangkan pengujian pH mengunakan parameter pH universal. Pengamatan dilakukan pada 48 jam setelah pembuatan.

Tabel IX. Hasil uji organoleptis dan pH 48 jam

Kriteria F1 Fa Fb Fab

Bentuk gel, semisolid gel, semisolid gel, semisolid gel, semisolid Warna putih bening

keruh putih bening keruh putih bening keruh putih bening keruh Bau khas minyak

atsiri jeruk bergamot khas minyak atsiri jeruk bergamot khas minyak atsiri jeruk bergamot khas minyak atsiri jeruk bergamot pH 6 6 6 6

G. Uji sifat fisik gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot

Suatu sediaan yang baik harus memenuhi parameter-parameter uji misalnya parameter uji sifat fisik. Parameter sifat fisik yang baik antara lain adalah viskositas dan daya sebar. Pengujian sifat fisik bertujuan untuk melihat dan menilai bahwa sediaan yang dibuat memenuhi kriteria penerimaan yang ditentukan. Pada penelitian ini dilihat pengaruh dari HPMC dan propilen glikol sebagai gelling agent dan humektan terhadap sifat fisik.

a. Uji viskositas

Viskositas merupakan suatu pernyataan pertahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya

(Martin dkk., 1983). Dilakukan pengujian viskositas untuk sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot memiliki tujuan untuk melihat profil kekentalannya. Pengukuran viskositas dilakukan pada rentang rpm 0,1-300 dikarenakan sediaan semilsolid yakni gel cenderung masuk ke dalam non-newtonian dan kemudian diambil nilai viskositas di rpm 200 dikarenakan pada rpm ini nilai viskositas cenderung konstan. Sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot memiliki reologi berupa pseudoplastis. Pada tipe pseudoplastis viskositas akan berkurang dengan meningkatnya shear rate (Sinko, 2011). Reogram sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot tercantum Lampiran 10.

Pengukuran viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan dengan anggapan pada waktu tersebut gel sudah membentuk sistem yang stabil dan buih sudah hilang tanpa terpengaruh setelah proses pengadukan saat pembuatan. Hasil pengukuran viskositas 48 jam untuk sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot tampak pada tabel X.

Tabel X. Viskositas rata-rata gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot setelah 48 jam

Formula Viskositas (Pa.s)

1 0,26087

a 0,62389

b 0,29322

ab 0,66408

Pada tabel X menunjukkan bahwa pada formula a, b, dan ab viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada pengukuran 48 jam setelah pembuatan masuk dalam kriteria penerimaan yang ditentukan. Sedangkan pada formula 1 viskositas gel hand sanitizer

minyak atsiri jeruk bergamot pada pengukuran 48 jam tidak masuk dalam kriteria penerimaan yang ditentukan.

b. Uji daya sebar

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui daya penyebaran gel pada kulit (Garg dkk., 2002). Pengujian daya sebar dalam penelitian ini dilakukan dengan meletakkan 1 gram sediaan gel pada kaca bundar kemudian diberi kaca bundar yang lainnya dengan beban seberat 125 gram selama 1 menit. Setelah ini dilakukan pengukuran diameter penyebaran gel pada posisi horizontal, vertikal, dan diagonal (Niyogi, 2012).

Tabel XI. Daya sebar rata-rata gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot setelah 48 jam

Formula Daya sebar (cm)

1 8,34

a 5,97

b 7,59

ab 6,37

Pada tabel XI menunjukkan bahwa pada formula a, b, dan ab daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada pengukuran 48 jam setelah pembuatan masuk dalam kriteria penerimaan yang ditentukan. Sedangkan pada formula 1 daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada pengukuran 48 jam tidak masuk dalam kriteria penerimaan yang ditentukan.

H. Pengaruh penambahan HPMC dan propilen glikol serta interaksinya dalam menentukan sifat fisik gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot

Pengaruh dinyatakan sebagai perubahan respon yang disebabkan adanya variasi tingkat dan faktor. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari HPMC dan propilen glikol dan interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik, maka digunakan alat bantu analisis berupa software Design Expert Trial versi 9.0.6. Nilai pengaruh yang ditimbulkan bersifat mutlak, maka sebab itu nilai positif dan negatif menggambarkan bahwa faktor tersebut menaikkan (tanda positif) respon atau menurunkan (tanda negatif) respon.

a. Viskositas

Gambar 3. Pengaruh penambahan HPMC terhadap viskositas pada propilen glikol.

Gambar 4. Pengaruh penambahan propilen glikol terhadap viskositas pada HPMC.

Pada gambar 3, dapat dilihat bahwa peningkatan HPMC mampu menaikkan respon viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada propilen glikol tingkat rendah (garis warna hitam) dan tingkat tinggi (garis warna merah). Sedangkan untuk gambar 4, dapat dilihat bahwa peningkatan propilen glikol mampu menaikkan respon viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada HPMC tingkat rendah (garis warna hitam) dan tingkat tinggi (garis warna merah). Dari dua faktor tersebut yang memberikan kontribusi terbesar dalam meningkatkan viskositas adalah HPMC (pada gambar 3) dengan pengaruh yang diberikan sebesar 0,37 dan kontribusinya sebesar 97,98% serta p-value <0,0001 yang berarti signifikan. Sedangkan untuk propilen glikol pengaruh yang diberikan sebesar 0,036 dan kontribusinya sebesar 0,96% serta p-value 0,0271 yang berarti signifikan dan tidak ada interaksi dari kedua faktor sehingga persamaan yang dihasilkan untuk viskositas

adalah Y= -0,53335 + 0,23940 (X1) + 6,1411x10-4 (X2) + 2,0915x10-4 (X1)(X2).

b. Daya sebar

Gambar 5. Pengaruh penambahan HPMC terhadap daya sebar pada propilen glikol.

Gambar 6. Pengaruh penambahan propilen glikol terhadap daya sebar pada HPMC.

Pada gambar 5, dapat dilihat bahwa peningkatan HPMC mampu menurunkan respon daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada propilen glikol tingkat rendah (garis warna hitam) dan tingkat tinggi (garis warna merah). Sedangkan untuk gambar 6, dapat dilihat bahwa peningkatan propilen glikol mampu menaikkan respon daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada HPMC tingkat tinggi (garis warna merah). Sedangkan peningkatan propilen glikol menurunkan respon daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot pada HPMC tingkat rendah (garis warna hitam).

Dari dua faktor tersebut yang memberikan kontribusi terbesar dalam menurunkan daya sebar adalah HPMC (pada gambar 5) dengan pengaruh yang diberikan sebesar -1,80 dan kontribusinya sebesar 88,91% serta p-value <0,0001 yang berarti signifikan. Sedangkan untuk propilen glikol pengaruh yang diberikan sebesar -0,18 dan kontribusinya sebesar 0,87% serta p-value 0,0394 yang berarti signifikan dan terdapat interaksi dari kedua faktor dengan pengaruh sebesar 0,57 yang berarti menaikkan daya sebar dengan p-value <0,0001 yang berarti signifikan. Untuk itu, persamaan yang dihasilkan untuk daya sebar adalah Y= 15,09789 –

1,96156 (X1) – 0,12942 (X2) + 0,030578(X1)(X2).

I. Uji stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot

Uji stabilitas gel hand sanitizer ditujukan untuk mengetahui kemampuan suatu sediaan dalam menjaga sifat fisiknya. Kestabilan gel hand

sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sediaan dengan suhu yang ekstrim. Perlakuan yang dilakukan pada suhu ekstrim ini yang disebut dengan uji stabilitas freeze thaw. Pengujian ini dilakukan pada suhu beku -20C dan suhu kamar yakni 300C (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2014). Perbedaan suhu inilah nantinya yang akan berpengaruh pada stabilitas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot. Stabilitas fisik gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dapat dilihat dari nilai viskositas dan daya sebar pada setiap siklus.

a. Uji viskositas

Hasil pengukuran data viskositas pada setiap siklusnya kemudian dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk melihat normalitas data yang ditunjukkan pada nilai p-value. Pada pengujian normalitas data terdapat satu formula yang memiliki persebaran data tidak normal yakni formula 1. Pada siklus 0 di formula 1 didapatkan nilai p-value<0,05 sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Pada pengujian tersebut didapatkan nilai p-value > 0,05 yakni sebesar 0,4541 sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara viskositas dari formula 1 setelah perlakuan uji stabilitas freeze thaw selama 5 siklus pada sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot. Hasil ini menyatakan bahwa formula 1 menghasilkan respon stabilitas yang stabil selama 5 siklus freeze-thaw. Sedangkan untuk formula a, b, dan ab data yang dihasilkan pada uji Shapiro-Wilk tercantum pada tabel XII.

Tabel XII. Nilai p-value uji Shapiro-Wilk viskositas Jenis data Waktu

pengujian p-value Fa Fb Fab Viskositas 48 jam 0,07888 0,6474 0,88 Siklus 1 0,4399 0,9398 0,1326 Siklus 2 0,9561 0,4317 0,9097 Siklus 3 0,6137 0,5005 0,19 Siklus 4 0,2662 0,6449 0,2902 Siklus 5 0,5361 0,2691 0,4233

Nilai p-value yang didapatkan pada tabel XII >0,05 sehingga dapat dilanjutkan uji Levene dan dilanjutkan dengan analisis varian. Hasil uji Levene dan uji analisis varian formula a, b, dan ab tercantum pada tabel XIII.

Tabel XIII. Nilai p-value uji Levene dan ANOVA viskositas Jenis data Formula Uji Levene

p-value ANOVA p-value Viskositas a 0,9261 0,502 b 0,7697 0,457 ab 0,7821 0,556

Pada data formula a, b, dan ab pada uji Levene nilai p-value>0,05 menunjukkan data homogen. Hasil uji ANOVA p-value>0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara viskositas dari formula a, b, dan ab setelah perlakuan uji stabilitas freeze thaw selama 5 siklus pada sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot. Hasil ini menyatakan bahwa formula a, b, dan ab menghasilkan respon viskositas yang stabil selama 5 siklus freeze thaw.

Gambar 7. Kurva viskositas selama uji stabilitas

Pada gambar 7 menunjukkan viskositas yang terjadi selama uji stabilitas freeze thaw. Pada gambar tampak bahwa formula 1, a, b, dan ab memiliki stabilitas yang baik selama uji stabilitas freeze thaw 5 siklus. b. Uji daya sebar

Hasil pengukuran data daya sebar pada setiap siklusnya kemudian dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk melihat normalitas data yang ditunjukkan pada nilai p-value. Hasil pengujian Shapiro-Wilk terhadap daya sebar tercantum pada tabel XIV.

Tabel XIV. Nilai p-value uji Shapiro-Wilk daya sebar Jenis data Waktu pengujian p-value F1 Fa Fb Fab Daya sebar 48 jam 0,2431 0,1436 0,9358 0,5446 Siklus 1 0,8428 0,5516 0,1572 0,07771 Siklus 2 0,348 0,9056 0,3409 0,2262 Siklus 3 0,1572 0,8022 0,7046 0,3282 Siklus 4 0,3845 0,6788 0,08063 0,1266 Siklus 5 0,6454 0,2713 0,2833 0,6933 0 0.2 0.4 0.6 0.8 0 1 2 3 4 5 6 V is k o si ta s (P a .s )

Siklus freeze thaw

Kurva Viskositas

Nilai p-value yang didapatkan pada tabel XIV >0,05 sehingga dapat dilanjutkan uji Levene dan dilanjutkan dengan analisis varian. Hasil uji Levene dan uji analisis varian formula tercantum pada tabel XV.

Tabel XV. Nilai p-value uji Levene dan ANOVA daya sebar Jenis data Formula Uji Levene

p-value ANOVA p-value Daya sebar 1 0,8918 0,799 a 0,65 0,44 b 0,9991 0,621 ab 0,9666 0,898

Pada data formula 1, a, b, dan ab pada uji Levene nilai value>0,05 sehingga menunjukkan data homogen. Hasil uji ANOVA p-value>0,05, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara daya sebar dari formula 1, a, b, dan ab setelah perlakuan uji stabilitas freeze thaw selama 5 siklus pada sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot. Hasil ini menyatakan bahwa formula 1, a, b, dan ab menghasilkan respon daya sebar yang stabil selama 5 siklus freeze thaw. Daya sebar selama uji stabilitas freeze thaw ditunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8. Kurva daya sebar selama uji stabilitas

0 2 4 6 8 10 0 1 2 3 4 5 6 D a y a s e b a r (c m )

Siklus freeze thaw

Kurva Daya Sebar

Dokumen terkait