• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Statistik Penelitian 1. Deskripsi Responden 1.Deskripsi Responden

METODA PENELITIAN

D. Uji Statistik Penelitian 1. Deskripsi Responden 1.Deskripsi Responden

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji statistik umum yang berupa deskripsi responden. Melalui pengujian ini peneliti memberikan gambaran mengeni deskripsi responden penelitian berupa jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja.

2. Uji Validitas Instrumen.

Uji validitas dilakukan untuk menilai seberapa baik suatu instrument ataupun proses pengukuran terhadap konsep yang diharapkan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengetahui apakah yang kita tanyakan dalam kuesioner sudah sesuai dengan konsepnya (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini digunakan validitas kriteria yang tingkat validitasnya diukur dengan rumus korelasi product moment yang dihitung dengan angka kasar/ observasi (Ghozali, 2005) yaitu :

rxy =

( )( )

( )

{

2 2

}{

2

( )

2

}

. . y y x x y x xy S -NS S -NS S S -NS Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara item x dengan total y. x = skor tiap-tiap item.

y = total skor sub tes tiap-tiap item. N = jumlah subyek.

Jika rxyhitung > rxytabel atau t signifikan <a= 0,05 ; maka instrumen tersebut dikatakan valid. Namun jika rxyhitung < rxytabel atau t signifikan >

a =0,05; maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid. Perhitungan uji validitas ini digunakan bantuan software komputer program SPSS 15 for Windows.

C. Uji Reliabilitas Instrumen.

Uji reliabilitas merupakan suatu alat ukur, maksudnya sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen ini memiliki konsistensi yang tinggi atau tidak. Instrumen dapat digunakan jika instrumen tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas terhadap instrumen menggunakan uji kedanalan teknik Cronbach’s Alpha :

Alpha = 1 . 1 2 2 þ ý ü î í ì -- S x J S k k Keterangan : k = banyaknya belahan. S2 = varian skor belahan. S2x = varian skor total.

J = koefisien reliabilitas alpha.

Koefisien Cronbach’s Alpha akan memberikan harga yang lebih kecil atau sama dengan harga reliabilitas yang sebenarnya sehingga selalu ada kemungkinan bahwa reliabilitas tes yang sebenarnya lebih tinggi dari koefisien a , sedangkan nilai alpha berada antara 0,8 sampai 1,0 dikategorikan reliabilitas baik, nilai 0,6 sampai dengan 0,79 memiliki reliabilitas diterima dan nilai alpha kurang dari 0,6 memiliki reliabilitas kurang baik (Sekaran, 2003).

D. Uji Asumsi Klasik

Syarat agar dapat menggunakan persamaan regresi bergdana adalah terpenuhinya asumsi klasik untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bisa dan efisien dari suatu persamaan regresi bergdana dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares). Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variable rdanom yang kontinyu. Kurva yang menggambarkan distribusi normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris. Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Sebuah variabel dikatakan terdistribusi dengan normal apabila hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi di atas 5% (Ghozali, 2005).

b. Uji Multikolinieritas

Multicollinearity adalah suatu keadaan terjadinya satu atau lebih

variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel bebas lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

multicollinearity dilihat dari Value inflation Factor (VIF) variabel bebas

terhadap variabel terikat. Nilai yang umum dipakai adalah tolerance value

0,10 dan VIF lebih kecil dari 10 (Ghozali, 2005). c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi bila varian Y berubah, karena variabel X berubah, sehingga timbul perbedaan, karena adanya gangguan yang timbul dalam fungsi regresi mempunyai varian yang berbeda. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dasar regresi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Heteroskastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual (Ghozali, 2005). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang telah terbentuk dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). 5. Uji Hipotesis

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier bergdana. Berikut ini persamaan yang digunakan dalam penelitian ini.

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e.

Keterangan :

Y = Kepuasan Pengguna Sistem, X1 = Persepsi pentingnya sistem, X2 = Kualitas Informasi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

β1- β3 = Koefisien regresi,

e = error.

a. Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) dilihat pada hasil pengujian regresi

linier bergdana untuk variabel independen terhadap variabel

dependennya. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R2

karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dari satu variabel (Ghozali, 2005).

b. Nilai F

Merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan untuk melihat variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Melalui Nilai F kita akan mengetahui pengaruh persepsi pentingnya sistem, kualitas sistem dan kualitas informasi secara simultan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi pada aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Pengujian dikatakan memberikan hasil signifikan jika nilai p berada di bawah 5%.

c. Nilai t

Merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Variabel independen dikatakan berpengaruh signifikan terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id variabel dependen apabila nilai sig (p-Value) di bawah 5%. Nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi pentingnya sistem, kualitas sistem dan kualitas informasi secara parsial terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.

BAB IV

Dokumen terkait