• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Tehnik Analisa Data

2. Uji Statistik

a). Uji Ketepatan Parameter Penduga ( estimate )

Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Dengan hipotesis :

1). Ho : b1, b2, b3 = 0 Vs H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 2). Menentukan a = 5% ( 0.05).

3). Daerah kritik, ditolak jika -ttab > thit > ttab (Uji dua sisi)

commit to user

4). Statistik uji : thit =

( ,2006:37) ) ( ) ( 3 2 3 2 Soeharno b b Se b b thit -=

Derajat bebas (degree of freedom) = n-k, n = jumlah data Dimana :

b2, b3 = Koefisien masing-masing b Se = Standart deviasi

5). Kriteria pengujian :

a. Ho diterima jika sign. (probabilitas value) > α (0.05), berarti variabel independen secara individu tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen pada tingkat signifikansi 95%.

b. Ho ditolak jika sign. (probabilitas value) < α (0.05), berarti variabel independen secara individu ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen pada tingkat signifikansi 95%.

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

commit to user b). Uji Ketepatan Model

1) Uji F

Uji ini digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi secara bersama-sama/simultan, dengan Uji hipotesis :

1). H0 : b1=b2=b3= 0 Vs H1 : b1=b2=b3 ≠ 0 2). Menentukan a = 5% ( 0.05).

3). Daerah kritik, Ho ditolak jika Fhit > Ftab

4). Statistik Uji : Fhit

) 34 : 2006 , ( ) /( ) 1 ( ) 1 / 2 2 Soeharno k n R k R Fhit -= Derajat bebas : (df1) = k-1 , (df2) = n-k R2 = Koefisien R2 N = Jumlah data

k = Banyaknya kelompok ( dependen dan independen ) 5) Dengan Kriteria :

a. Ho diterima jika nilai sign. (probabilitas value) > α (0.05), berarti secara simultan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Daerah penolakan H0

commit to user

b. Ho ditolak jika nilai sign. (probabilitas value) < α (0.05), berarti secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

b) Koefisien Determinasi Ganda ( R² ) :

Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi ini mencrminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Secara manual rumus uji tersebut adalah :

) 31 : 2006 , ( 2 2 2 Soeharno TSS ESS Y e R i i = =

å

å

Dimana : R2 = Koefisien

Σei2 = ESS (Explined Sum Square) = Jumlah kuadrat sesatan ΣYi2 = TSS(Total Sum Square ) = Jumlah kuadrat

commit to user 3. Uji Asumsi Klasik

a). Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak maka dapat dilakukan uji Kolmogorof Smirnov yaitu dengan melihat nilai signifikansinya. Apabila nilai signifikansinya lebih dari 0.05 maka data dikatakan mempunyai distribusi normal. (Ghozali, 2005).

b). Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. (Ghozali, 2005). Deteksi adanya tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance serta nilai Variance Inflation Vactor (VIF). Nilai toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF –

1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai

kritis yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Dengan rumus :

commit to user

)

43

:

2006

,

(

.

)

var(

2 2

Soeharno

VIF

X

b

i i i

å

= s

TOLj = (1- R2j) = 1/ VIFj c). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji korelasi Spearman’s. Model regresi dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas apabila masing-masing variabel mempunyai nilai signifikansinya diatas 0.05. (Ghozali, 2005).

d). Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya problem autokorelasi ini maka dapat melakukan uji Durbin Watson (DW test) yaitu dengan membandingkan nilai DW statistik dengan DW tabel. Apabila nilai DW statistik terletak pada daerah no autocorrelation berarti telah memenuhi asumsi klasik regresi. (Ghozali, 2005).

commit to user Dengan rumus DW-stat :

) 61 : 2006 , ( ) ( 3 2 3 2 1 Soeharno e e e d t n t t n t t t t

å

å

= = = = -= Dimana,

et = Residual (Unstandardized residual) et-1 = Lagresidual (Unstandardized residual)

Apabila nilai DW-statistik terletak pada daerah no autocorrelation

[dU<DW<(4-dU)] berarti telah memenuhi asumsi klasik regresi. (Ghozali,2005).

0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4

commit to user BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, secara geografis kabupaten Sragen berada diperbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan batas wilayah kabupaten Sragen :

Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

Dengan luas wilayah : 941,55 km2, dengan komposisi wilayah terdiri dari : 40.129 Ha tanah sawah dan 54.026 Ha tanah kering. Terletak pada ketinggian rata-rata 109 m di atas permukaan air laut. Jumlah Penduduk berdasarkan data tahun 2007 sebanyak 872.964 jiwa, terdiri dari 431.012 laki-laki dan 441.952 perempuan, dengan kepadatan penduduk rata-rata 919 jiwa/km2 .Wilayah terbagi menjadi dua bagian yaitu sebelah Selatan Bengawan Solo terdiri dari 9 Kecamatan, 80 Desa dan 8 Kelurahan dan sebelah Utara Bengawan Solo terdiri dari 11 Kecamatan, 116 Desa dan 4 Kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan Sragen yang terletak di jalur utama Solo-Surabaya, dilintasi jalur kereta api lintas Selatan Pulau Jawa yaitu Yogyakarta-Surabaya dengan stasiun Sragen dan lintas kereta api Solo-Semarang dengan stasiun

commit to user

Gemolong. Pembagian wilayah administratif yang terbagi menjadi 20 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 196 Desa.

Dengan telah ditetapkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka dalam penyelengaaraan Pemerintah Daerah, Pembangunan dan kemasyarakatan di kabupaten Sragen ketentuan mengenai pembentukan dan susunan organisasi dinas daerah kabupaten Sragen sebagaimana telah ditetapkan dengan Perda Kabupaten Sragen No. 14 tahun 2004 dengan Perda Kabupaten Sragen Nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas Perda Kabupaten Sragen Nomor 14 tahun 2003. Penyelenggaraan Otonomi Daerah, merupakan salah satu pertimbangan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah dalam mensejahterakan masyarakat. Dimana upaya untuk menuju pelaksanaannya, Pemerintah Daerah harus mampu membiayai dan mengatur Keuangan Daerah berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara mandiri.

Keuangan Daerah sebagaimana yang tercermin dalam APBD tersebut, terlihat bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan andalan yang menjadi indikator utama dalam menilai tingkat kemampuan keuangan suatu daerah otonom. Bertitik tolak dan menyadari pentingnya PAD dalam struktur maupun pengeluaran dalam APBD dan juga merupakan tolak ukur terpenting

commit to user

bagi kemampuan daerah dalam perwujudan Otonomi Daerah, maka Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah Kabupaten Sragen, menyusun buku profil, dimana buku profil ini menggambarkan potret PAD Kabupaten Sragen maupun pengelolaannya oleh Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah. 1. Tugas Pokok dan Fungsi

a). Tugas Pokok Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas Pemerintahan bantuan dalam bidang perdagangan dan perpajakan daerah.

b). Fungsi : (i) Pelaksanaan sebagian tugas teknis operasional dan atau tugas teknis penunjang Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah; (ii) Pelaksanaan urusan administrasi; (iii) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah. 2. Visi dan Misi Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah :

a). VISI sebagai berikut :

Menjadi Dinas terdepan dalam inovasi pengelolaan Pendapatan Asli

Daerah“.

b). MISI sebagai berikut :

Mewujudkan Pendapatan yang optimal dan mampu meningkatkan

produktifitas rakyat“.

Dengan pelayanan prima dan pemerintahan yang entrepreneur Pendapatan Asli Daerah dapat tercapai maksimal setiap tahunnya.

3. Sumber-Sumber PAD a). Pajak Daerah

commit to user b). Jumlah Perusahaan

c). Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya d). Pendapatan Lain–Lain Yang Sah

e). Dana Perimbangan : (i) Bagi Hasil Pajak; (ii) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); (iii) Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh 21).

4. Susunan Organisasi a). Kepala Dinas b). Sekretaris

1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 2) Sub Bagian Keuangan

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c). Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan 1) Seksi Pengembangan dan Perdagangan dan Jasa 2) Seksi Pembinaan dan Pengawasan Distribusi 3) Seksi Pengawasan dan Perlindungan Konsumen d). Bidang Pengelolaan Pasar

1) Seksi Perencanaan dan Pengembangan Pasar 2) Seksi Penerimaan dan Pelaporan Pasar 3) Seksi Pemeliharaan dan Keamanan Pasar e). Bidang Pengelolaan Pajak dan Jumlah Perusahaan

commit to user 2) Seksi Penerimaan Jumlah Perusahaan 3) Seksi Penerimaan Lain-lain.

f). Bidang Pengelola PBB dan BPHTB 1) Seksi perencanaan dan intensifikasi 2) Seksi Penerimaan dan Verifikasi 3) Seksi Penagihan

g). Unit Pelayanan Tehnik Daerah (UPTD)

UPTD dengan wilayah kerja 20 Kecamatan di Kabupaten Sragen. h). Kelompok Jabatan Fungsional

Sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan yang terbagi dalam bentuk kelompok sesuai bidang keahlian dan ketrampilan.

B. Deskripsi Data Variabel 1. Variabel Penerimaan PAD

Variabel PAD dalam penelitian ini diartikan sebagai penerimaan PAD Dinas Perpajakan dan Perdagangan Daerah Kabupaten Sragen tahun 1991-2008. Pengukuran variabel penerimaan PAD dinyatakan dalam jumlah rupiah pertahun.

commit to user

Tabel 4.1 Pertumbuhan PAD Tahun 1991-2008

Tahun PAD Pertumbuhan

(%) 1991 790,467,695 - 1992 1,082,196,542 36.91 1993 1,597,521,253 47.62 1994 2,380,428,534 49.01 1995 3,157,996,240 32.67 1996 4,095,033,054 29.67 1997 4,616,590,262 12.74 1998 6,361,441,205 37.80 1999 6,445,260,653 1.32 2000 8,758,085,130 35.88 2001 16,204,604,939 85.02 2002 27,200,505,431 67.86 2003 53,810,866,892 97.83 2004 60,940,554,396 13.25 2005 65,081,003,941 6.79 2006 95,642,384,068 46.96 2007 114,201,469,543 19.40 2008 124,367,850,591 8.90 Rerata 33,151,903,354 34.98 Sumber : DPPKAD Kab. Sragen, 2009

Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai pertumbuhan PAD yang diterima Kantor DP2KAD tahun 1991-2008, dengan rata-rata realisai PAD sebesar Rp. 33.151.903.354,- dengan pertumbuhan rata-rata 34,98%. Pertumbuhan

commit to user

tertinggi 97,83% pada tahun 2003, sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 1.32% pada tahun 1999 pada saat krisis ekonomi yang hebat yaitu pada tahun 1998.

Sumber : Data sekunder diolah, DPPKAD Kab. Sragen 2009 Gambar 4.1 Diagram Garis Pertumbuhan PAD.

Gambar diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan PAD selama tahun 1991-2008 sangat bervareasi, mengalami pertumbuhan sangat kecil pada tahun 1999 pada waktu krisis moneter dan mencapai puncak pertumbuhan pada tahun 2003.

2. Variabel Pendapatan Perkapita

Variabel pendapatan perkapita dalam penelitian ini diartikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi didalam suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Dengan perhitungan bahwa PDRB berdasarkan harga konstan dibagi dengan

commit to user

jumlah penduduk pertengahan tahun. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen tahun 1991-2008.

Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dengan pertumbuhan sangat bervariasi. Dengan nilai pertumbuhan terendah (negatif) sebesar -7,83% pada tahun 1998 dan tertinggi sebesar 185,98% pada tahun 2003.

Tabel 4.2 Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Tahun Pendapatan Perkapita Pertumbuhan (%) 1991 267,000 - 1992 281,000 5.24 1993 299,000 6.41 1994 714,000 138.80 1995 764,000 7.00 1996 829,000 8.51 1997 817,000 -1.45 1998 753,000 -7.83 1999 765,000 1.59 2000 783,000 2.35 2001 840,000 7.28 2002 863,000 2.74 2003 2,468,000 185.98 2004 2,711,000 9.85 2005 2,584,000 -4.68 2006 2,983,000 15.44 2007 2,837,000 -4.89 2008 3,138,000 10.61 Rerata 1,372,000 21.27

commit to user

Gambar dibawah menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan perkapita selama tahun 1991-2008 sangat bervareasi, mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 1998 pada waktu krisis moneter, karena banyak perusahaan yang tutup. Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2003 juga merupakan pertumbuhan tertinggi pada jumlah perusahaan karena bayak pembangunan perusahaan/pabrik baru.

Sumber : Data sekunder diolah, BPS Kab. Sragen 2009 Gambar 4.2 Diagram Garis Pertumbuhan Pendapatan Perkapita.

3. Variabel Jumlah Perusahaan

Variabel Jumlah Perusahaan dalam penelitian ini diartikan sebagai jumlah perusahaan selama tahun 1991-2008. Data sekunder diperoleh dari BPS Kabupaten Sragen pada tahun 2009. Pengukuran jumlah perusahaan dinyatakan dalam perusahaan pertahun.

commit to user

Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai jumlah perusahaan yang bersumber dari BPS Kabupaten Sragen selama tahun 1991-2008 didapatkan pertumbuhan jumlah perusahaan sangat bervariasi. Dengan nilai pertumbuhan terendah (negatif) sebesar -44,67% pada tahun 2000 pada waktu krisis moneter dan tertinggi sebesar 160,15%, pada tahun 1994.

Tabel 4.3 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan

Tahun Jumlah Perusahaan Pertumbuhan (%) 1991 96 - 1992 84 -12.50 1993 133 58.33 1994 346 160.15 1995 307 -11.27 1996 304 -0.98 1997 320 52.94 1998 213 -33.44 1999 853 300.47 2000 472 -44.67 2001 452 -4.24 2002 394 -12.83 2003 732 85.79 2004 692 -5.46 2005 835 20.66 2006 865 3.59 2007 599 -30.75 2008 691 15.36 Rerata 466 30.06

Sumber : BPS Kab. Sragen, 2009

Gambar diagram garis dibawah menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah perusahaan selama tahun 1991-2008 sangat bervareasi, mengalami

commit to user

pertumbuhan paling kecil (negatif) pada tahun 2000 pada waktu krisis moneter dan pada tahun 1999 melonjak tajam mencapai puncaknya selama 18 (delapan belas) tahun terakhir.

Sumber : Data sekunder diolah, BPS Kab. Sragen 2009 Gambar 4.3 Diagram Garis Pertumbuhan Jumlah Perusahaan.

4. Variabel Jumlah Penduduk

Variabel Jumlah Penduduk dalam penelitian ini diartikan sebagai totalitas sejumlah warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang bertempat tinggal tetap didalam wilayah peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengukuran jumlah penduduk dinyatakan dalam jumlah jiwa pertahun.

commit to user

Tabel 4.4 Menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai pertumbuhan penduduk pada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1991-2008, dengan nilai pertumbuhan terendah sebesar -48,1% pada tahun 2001. Pertumbuhan tertinggi 0,66% pada tahun 2006.

Tabel 4.4 Pertumbuhan Penduduk

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan (%) 1991 850885 - 1992 856268 0.63 1993 861812 0.65 1994 866694 0.57 1995 871722 0.58 1996 877000 0.61 1997 880719 0.42 1998 884199 0.40 1999 888284 0.46 2000 892362 0.46 2001 849441 -4.81 2002 851583 0.25 2003 853711 0.25 2004 855244 0.18 2005 858266 0.35 2006 863914 0.66 2007 867572 0.42 2008 871951 0.50 Rerata 866,757 0.14

commit to user

Gambar diagram garis dibawah menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk selama tahun 1991-2008 sangat bervareasi, mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2001 dan mencapai puncaknya pada tahun 2006.

Sumber : Data sekunder diolah, BPS Kab. Sragen 2009 Gambar 4.4 Diagram Garis Pertumbuhan Penduduk.

C. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Alat analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan persamaan double logaritma

naturl (ln). Pengujian hipotesis dilakukan dengan sofware SPSS 16.0

views, dengan tingkat kemaknaan 5% (

α

=0.05), hasil pengujian penelitian

commit to user

Tabel 4.5 Hasil Regresi Linier Berganda

Sumber : Data sekunder diolah (lampiran hal. 1)

Dari hasil regresi berganda tersebut dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :

Lnpad = 147.731 + 6.685(Lnkapita) + 0.095(Lnjpers) - 10.607(Lnjpdd) Hasil regresi tersebut diatas menunjukkan bahwa :

1) Variabel pendapatan perkapita (Lnkapita) mempunyai koefisien sebesar 6.685 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α=0.05, yang berarti variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap PAD.

2) Variabel Jumlah Perusahaan(Lnjpers) mempunyai koefisien sebesar 0.095 dengan taraf signifikansi sebesar 0,523 lebih besar dari α=0.05, yang berarti variabel tersebut tidak berpengaruh secara statistik terhadap PAD.

3) Variabel Jumlah Penduduk (Lnjpdd) mempunyai koefisien sebesar -10.607 dengan taraf signifikansi sebesar 0,009 lebih kecil dari α = 0.05, yang berarti variabel tersebut berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap PAD.

commit to user

4) Variabel yang dominan adalah variabel Pendapatan Perkapita dengan koefisien beta terbesar yaitu 0.951.

2. Uji Kebaikan Model Regresi (a) Uji-t

Uji-t ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan uji-t sebagai berikut :

1) Untuk variabel pendapatan perkapita mempunyai nilai t-hitung sebesar 15.244 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.74 atau nilai probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, dengan demikian pendapatan perkapita berpengaruh signifikan positif terhadap PAD. Artinya apabila pendapatan perkapita naik sebesar satu juta rupiah maka PAD juga akan naik sebesar 6.685 juta rupiah. Hipotesis yang diajukan diterima atau menolak hipotesis nol.

2) Untuk variabel Jumlah Perusahaan mempunyai nilai t-hitung sebesar 0.655 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.74 atau nilai probabilitas sebesar 0,523 lebih besar dari 0.05, dengan demikian Jumlah Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD. Artinya apabila jumlah perusahaan bertambah atau berkurang maka PAD tidak akan berubah/ konstan. Hipotesis yang diajukan ditolak atau menerima hipotesis nol.

commit to user

3) Untuk variabel Jumlah Penduduk mempunyai nilai t-hitung sebesar -3.025 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.74 atau nilai probabilitas sebesar 0,009 lebih kecil dari 0.05, dengan demikian Jumlah Penduduk berpengaruh signifikan negatif terhadap PAD. Artinya apabila Jumlah Penduduk bertambah maka PAD akan berkurang dan sebaliknya. Menolak hipotesis nol.

(b)Uji-F

Uji ini digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi secara bersama-sama atau simultan antara variabel Pendapatan Perkapita, Jumlah Perusahaan dan Jumlah Penduduk terhadap variabel PAD. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software

SPSS for window 16.0 views , dengan taraf signifikansi 5%. Hasil

pengujian yang telah dilakukan nampak pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Anova (Uji-F)

Model df (derajat bebas) Fhit Sign.

Regresi 3 360.027 0.000

Residual 14

Total 17

Sumber : data sekunder diolah (lampiran 1)

Nilai F-hitung pada tabel di atas menunjukkan bahwa ketiga variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F-hitung sebesar 360.027

commit to user

lebih besar dari F-tabel sebesar 3.3344 (F-tabel : α=0.05, df1=3, df2=14) atau nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0.05.

(c) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dinotasikan dengan R2 merupakan ukuran penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya regresi yang terestimasi dan dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Dan mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi R2 Model Adjusted R2

1 0.984

Sumber : data sekunder diolah (lampiran 1)

Tabel di atas diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0.984, hal ini menunjukkan bahwa variabel Pendapatan Perkapita, Jumlah Perusahaan dan Jumlah Penduduk hanya mampu menjelaskan sebesar 98,4% terhadap variabel PAD, sedangkan sisanya 1,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Kesimpulan model regresi linier berganda yang digunakan cukup baik, karena:

1. 2 variabel independen mempengaruhi uji t yang signifikan. 2. Uji F menampilkan hasil yang signifikan.

commit to user

3. Koefisien determinasi (R2 adjusted) menampilkan bahwa 98,4 % variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.

3. Uji Asumsi Klasik

Dokumen terkait