• Tidak ada hasil yang ditemukan

s\ Ρé &u ρöΝä3≈o Ψù= yèy_u ρ

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Uji Analisis Data Posttest

2. Uji t independent Keterampilan Komunikasi Tertulis

Uji coba t independent digunakan untuk mengukur hipotesis penelitian, dengan memakai Independent Sample t-Test yang di kemukakan didalam penelitian ini yaitu :

H0 : ditolak, apabila nilai signifikan.(2- tailed ) < α (0,05)

Untuk hasil pengujian hipotesis komunikasi tertulis pelajar bisa diamati seperti tabel dibawah ini::

Tabel. 4.16

Hasil Hipotesis Uji t- independent Keterampilan Komunikasi Tertulis

T

t-test for equality of means Standar error mean diffence Df Sig. (2-tailed) Mean Difreance Equal variance assumsed 3.760 59 0,00 9.74 2.59 Equal variance not assumsed 3.778 55.1 60 0,00 9.74 2.58

Berlandaskan rekapitulasi atas tabel tersebut, menyatakan bahwasanya diamati dari signifikan. (2-tailed) < ɑ 0,05 (5%), disimpulakn H0 ditolak

serta H1 diterima. Maka bisa diberi kesimpulan nilai komunikasi tertulis

memperlihatkan perbedaan yang relevan, artinya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran brainstorming berpengaruh terhadap keterampilan komunikasi tertulis.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Bandar Lampung Tahun Pelajalan 2018/2019. Penelitian ini memiliki dua variabel yang jadi objek penelitian, yakni variabel bebas menerapkan model pembelajaran

brainstorming dan variabel terikatnya yaitu HBK dan keterampilan komunikasi tertulis. Peneliti mengambil dua kelas dalam penelitian ini, dimana kelas X MIA 3

yang berjumlah 30 pelajar selaku kelas eksperimen memakai model pembelajaran

brainstorming kemudia kelas X MIA 4 total 31 peserta didik selaku kelas kontrol menerapkan model pembelajaran direct instruction. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi keanekaragaman hayati sebanyak 3 kali pertemuan.

Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen serta kelas kontrol. Pada perjumpaan pertama kelas eksperimen untuk menyampaikan materi keanekaragaman hayati dengan menggunakan model pembelajaran brainstorming

dimana brainstorming terdiri dari 6 langkah pembelajaran, yaitu menjabarkan peraturan pelaksanaan mencurahkan pendapat dan menetapkan bahasan atau persoalann yang mau diselidiki, menetapkan seorang pelajar sebagai pencatat, peserta didik diberikan stimulus agar mengusulkan gagasan ataupun saran tanpa terdapat sanggahan, membagi jeda istirahat serta meminta kepada pencatat agar menyajikan tulisan yang sudah dikerjakan, membimbing kelas untuk menguraikan dan menilai pendapat yang telah digabungkan untuk mengambil pendapat yang relevan dan menghilangkan pendapat yang tidak relevan.1 Sedangkan pada kelas kontrol untuk menyampaikan materi digunakan model pembelajaran direct instruction.

Pertemuan kedua pada kelas eksperimen untuk melanjutkan materi keanekaragaman hayati menggunakan model pembelajaran brainstorming, sedangkan pada kelas kontrol untuk melanjutkan materi keanekaragaman hayati juga dengan menggunakan directinstruction.

1

Pada pertemuan ketiga di kelas eksperimen dan di kelas kontrol dilakukan

posttest untuk mengevaluasi proses pembelajaran. Evaluasi dengan bentuk soal essay yang di susun berdasarkan indikator hasil belajar kognitif dan komunikasi tertulis, dimana nantinya akan terlihat bagaimana pengaruh model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil uji coba soal dengan jumlah responden yang ikut mengerjakan soal uji coba sebanyak 36 peserta didik. Soal yang difungsikan untuk

posttest yaitu soal hasil belajar kognitif dan komunikasi tertulis yang sudah sesuai dengan indikator. Untuk soal hasil belajar kognitif dengan membuat 16 soal dalam bentuk essay, sehingga diperoleh 10 soal yang valid dengan nomor soal 1, 2, 3, 6, 7, 12, 13, 14, 15, 16. Sedangkan untuk nomor soal yang tidak valid sebanyak 6 soal dengan nomor soal 4, 5, 8, 9, 10, dan 11. Selanjutnya untuk soal komunikasi tertulis membuat 10 soal dalam bentuk essay, sehingga mendapatkan 5 soal yang valid dengan nomor 1, 3, 4, 6, 9. Sementara untuk nomor soal yang tak valid sebanyak 5 dengan bernomor 2, 3, 7, 8, dan 10. Sebelum digunakan untuk penelitian, soal terlebih dulu diuji coba dengan dibagikan kepada responden di luar sampel penelitian yang sudah mempelajari materi keanekaragaman hayati. Setelah itu dilakukan dianalisis data, menggunakan pengujian validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, serta uji daya beda, digunakan uji kelayakan soal. Dalam penyeldikan ini peneliti menggunakan 10 soal valid untuk tes hasil belajar kognitif dan 5 soal valid untuk komunikasi tertulis.

Setelah hasil tes diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian normalitas data guna melihat apakah data distribusi normal ataupun tidak, kemudian setelah mengetahui data tersebut normal, oleh karena itu selanjutnya dilakukan homogenitas data, pengujian homogenitas data bertujuan untuk melihat apakah data bermula dari data yang homogen ataupun tidak. Sesudah data normal serta homogenn maka berikutnya dilaksanakan pengujian hipotesis dengan memakai uji t independen. Digunakan uji t independen sebab peneliti mau mendapati pengaruh penggunaan model pembelajaran brainstorming terhadap hasil belajar kognitif dan guna mendapatkan pengaruh penggunaan model pembelajaran brainstorming

terhadap keterampilan komunikasi peserta didik.

Berdasarkan ketercapaian nilai per indikator hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen dengan indikator C1 (Pengetahuan) memperoleh persentase sebesar 87%, indikator C2 (Pemahaman) mendapatkan persentase sebesar 83%, untuk indikator C3 (Penerapan) dengan persentase sebesar 82%, untuk indikator C4 (Analisis) dengan persentase sebesar 77%, untuk indikator C5 (Sintesis) persentasenya sebesar 75%, dan untuk indikator C6 (Evalusai) persentasenya sebesar 66%. Berdasarkan ketercapaian nilai per indikator hasil belajar kognitif peserta didik pada kelas kontrol atas indikator C1 (Pengetahuan) dengan persentase sebesar 77%, untuk indikator C2 (Pemahaman) mendapatkan persentase nilai sebesar 73%, untuk indikator C3 (Penerapan) pada kelas kontrol dengan persentase sebesar 71%, untuk indikator C4 (Analisis) persentasenya sebesar 67%, untuk indikator C5 (Sintesis) pada kelas

kontrol persentasenya sebesar 65%, dan untuk indikator Merencanakan C6 (Evalusai) pada kelas kontrol persentasenya sebesar 60%.

Kemudian untuk hasil uji komunikasi tertulis dari tiap-tiap indikator peserta didik pada kelas eksperimen dilihat dari pada indikator grafik ke kalimat memperoleh persentase dengan nilai 76%, untuk indikator gambar ke kalimat mendapatkan persentase sebesar 80%, dan untuk indikator kalimat ke grafik dengan persentase sebesar 70%. Selanjutnya untuk hasil uji komunikasi tertulis setiap indikator pada kelas kontrol sebagai berikut: Pada indikator grafik ke kalimat pada kelas kontrol memperoleh persentase sebesar 71%, untuk indikator gambar ke kalimat mendap atkan persentase dengan nilai sebesar 77%, dan untuk kalimat ke grafik dengan persentase sebesar 64%.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa model pembelajaran

brainstorming berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik. Bisa diamati pada tabel 4.2 hasil belajar yang memiliki persentase paling tinggi pada indikator C1 (Pengetahuan) buat kelas eksperimen berjumlah 87% sementara buat kelas kontrol berjumlah 77% dimana hasil belajar kognitif peserta didik pada kelas eksperimen bertambah tinggi ketimbang hasil belajar kognitif peserta didk kelas kontrol. Brainstorming memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi suatu permasalahan dalam diskusi, selain itu brainstorming tidak hanya meningkatkaan hasil belajar kognitif tetapi juga membuat peserta didik menjadi lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat yang diberikan oleh

teman sekelasnya, serta dapat bertanggung jawab dan belajar bekerja sama dengan anggota kelompoknya atas sumbang saran yang diberikan.

Selanjutnya untuk komunikasi tertulis yang meliputi tiga indikator yaitu, grafik ke kalimat, gambar ke kalimat, dan kalimat ke grafik di kelas eksperimen bertambah tinggi ketimbang hasil belajar kognitif peserta didik kelas kontrol. Berlandaskan tabel 4.3 bisa diketahui sesungguhnya keterampilan komunikasi tertulis peserta didik yang memiliki persentase paling tinggi adalah keterampilan peserta didik dalam mengkomunikasikan gambar yang diubah menjadi kalimat, untuk kelas eksperimen yaitu sebesar 80%, dan untuk kelas kontrol sebesar 77%, artinya sebagian besar peserta didik sudah mmempunyai keterampilan untuk mengkomunikasikan gambar yang diubah menjadi kalimat. Dapat diketahui pula bahwa sebagian besar peserta didik mampu menanggapi seluruh soal posttest. Peristiwa tersebut disebabkan karena terdapat penyesuaian selama pembelajaran menggunakan model pembelajarann brainstorming dimana peserta didik digerakkan untuk mengutarakan gagasan atau pendapat sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan data nilai signifikan. (2- tailed) memiliki nilai 0,00 < α 0,05 (5%) dengan demikian bisa disimpulkan bahwasanya nilai posttest hasil belajar perbedaan yang signifikan. Dengan demikian bisa dibuktikan bahwasanya pembelajaaran memakai model pembelajaran brainstorming

dapat menaikkan hasil belajar kognitif peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut, Citra Yolantia mengutarakan bahwasanya memiliki pengaruh yang relevan pelaksanaan model pembelajaran brainstorming mengenai hasil belajar peristiwa ini

bisa diamati dari hasil belajar pelajar pada kelas eksperimen lebih tinggi ketimbang kelas kontrol.2 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta, Arni Gemilang Harsanti, Heny Kusuma Widyaningrum mengutarakan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan brainstorming dapat membagikan peluang kepada peserta didik untuk berpendapat sampai mampu melatih daya berfikir dan analisis peserta didik. Terbukti pembelajaran dengan brainstorming

dapat mempengaruhi tingkat motivasi dan hasil belajar peserta didik.3 Penyelidikan selanjutnya juga dilakukan oleh Siti Nur Halimah, Sudiyanto, dan Binti Muchsini, Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif terjadi setiap siklusnya. Jadi, teknik

role playing menggunakan metode brainstorming dapat meninggikan hasil belajar pelajar pada bidang kognitif.4 Selanjutnya Penelitian Yang Dilakukan Oleh Maryules Hendra, menyimpulkan Berdasarkan analisis terhadap hasil belajar siswa dalam materi Fisika, menggunakan konsepsi serta pokok gejala gelombang didalam penyelesaian masalah tersebut dengan menggunakan Metode Curah Pendapat

(Brainstorming) bisa diberi kesimpulan bahwasanya hasil belajar pelajar

2

Citra Yolenta, Pengaruh Penggunaan Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X di MAN 1 Meulaboh, Jurnal Bionatural,2016, vol 3 no.1, h.53

3

Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta, Arni Gemilang Harsanti, Dan Heny Kusuma Widyaningrum, Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Tematik Integratif. (Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli 2016). h.16

4

Siti Nur Halimah, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Penerapan Model Role Playing Dengan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. (Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm 14– 27.2017).h.23

mendapatkan kenaikan apabila dibandingkan melalui hasil yang diperoleh sebelum memakai model tersebut.5

Untuk hasil uji hipotesis pada komunikasi tertulis diperoleh data signifikan (2- tailed) memiliki nilai 0,00 <α 0,05 (5%), oleh karenaya bisa diberi kesimpulan

posttest komunikasi tertulis memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan begitu disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model brainstorming dapat meningkatkan komunikasi tertulis peserta didik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Maya Siti Rohmah, yang menyimpulkan bahwa kenaikan kemahiran komunikasi matematis pelajar yang mencapai pembelajaran dengan menerapkan pendekatan BrainstormingRound-Robin secara relevan lebih baik dari pada siswa yang menerima pembelajaran konvensional.6 Selanjutnya penelitian dari Arlian Fachrul Syaputra1 dan Mantasiah, mengutarakan berdasarkan perhitungan uraian pengujian hipotesis menerapkan rumus uji-t yang didapatkan yaitu thitung= 5,47 sementara ttabel=1,998 , jadi thitung > ttabel (5,81 > 1,998). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwasanya penggunaan teknik Brainstorming efektif didalam keterampilan menulis karangan. 7

5

Maryules Hendra. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fisika Melalui Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Pada Siswa Kelas Xii Ipa 3 Sman 1 Pasaman. (Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 03. No 01 Th.2018). h.82

6

Maya Siti Rohmah Pendekatan Brainstorming round-Robin Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematis Siswa Smp (Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015) h.194

7

Arlian Fachrul Syaputra1 Dan Mantasiah. Keefektifan Teknik Brainstorming Dalam Keterampilan Menulis Karangan Bahasa Jerman Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Sungguminasa. (Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017). h.136

Hasil belajar dan komunikasi tertulis peserta didik mendapatkan peningkatan selepas diberi perlakuan dengan menggunakan model brainstorming. Lantaran dengan menggunakan model tersebut pelajarterlibat berperan didalam sistem pembelajaran, salah satunya pelajar lebih aktif didalam pemecahan masalah saat proses diskusi sehingga peserta didik dapat memberi pendapat, gagasan, informasi, pengetahuan namun tidak untuk ditanggapi atau dikritik. Dengan begitu pelajar kian bisa memerima serta menguasai materi yang disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan tolak ukur serta analisis data yang telah dilaksanakan peserta didik pada saat posttest setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model

brainstorming tampak sesungguhnya terdapat perbedaan rata-rata antara posttest

kelas eksperimen serta kelas kontrol. Dari perbedaan ini dapat peneliti simpulkan bahwasanya terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran brainstorming

terhadap hasil belajar kognitif dan komunikasi tertulis pelajar pada pelajaran keanekaragaman hayati kelas X di SMAN 3 Bandar Lampung.

Kesimpulan dari hasil analisis yaitu menunjukkan dimana terdapat pengaruh dari nilai sig. (2-tailed < 0,05), selanjutnya terdapat pengaruh model Brainstorming

terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi keanekaragaman hayati. Perihal tersebut dinyatakan oleh pengujian hipotesis memakai (Independent Simpel t-Test) diperoleh taraf sig.(2-tailed) <α (0,05), yaitu 0,00 < 0,05 (5%). Kemudian terdapat pengaruh model Brainstorming pada saat pembelajaran biologi berpengaruh terhadap keterampilan komunikasi pelajar pada pelajaran keanekaragaman hayati.

Perkara tersebut dijelaskan menggunakan perhitungan uji hipotesis memakai (Independent Simple t-Test)diperoleh taraf sig.(2-tailed) <α (0,05), yaitu 0,00 < 0,05 (5%).

BAB V

Dokumen terkait