• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas merupakan langkah penting yang harus dilakukan

oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Uji validitas dan reliabilitas instrumen

penelitian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa baik instrumen penelitian

digunakan untuk mengukur hasil penelitian yang akan dilakukan (Purwanto,

2011:114-115). Berikut penjelasan tentang validitas dan reliabilitas intrumen.

3.8.1. Validitas

Sudjana (2009 : 12) menjelaskan bahwa validitas berkaitan dengan ketetapan

alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang

seharusnya dinilai. Widoyoko (2009 : 128) berpendapat lain bahwa sebuah

instrumen penelitian dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat dengan

tepat mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada banyak validitas instrumen,

namun dalam penelitian ini peneliti mengunakan 3 jenis validitas yaitu validitas

isi , validitas konstruk dan validitas empiris. Sudjana (2009 : 14) mengungkapkan

mengungkapkan isi suatu konsep. Validitas isi dilakukan oleh orang yang ahli

dalam bidangnya atau profesional (expert judgment) diantaranya dosen ahli, kepala sekolah dan guru. Widoyoko (2009 : 129) mengungkapkan bahwa validitas

konstruk merupakan validitas yang digunakan untuk mengetahui apakah

instrumen penelitian dapat mengukur setiap aspek berpikir seperti yang dituliskan

dalam tujuan pembelajaran. Validitas konstruk juga dilakukan oleh ahli bidang

studi (expert judgment). Sedangkan validitas empiris dilakukan pengujian kepada sejumlah siswa.

3.8.2. Reliabilitas

Widoyoko (2009 : 144) menjelaskan bahwa reliabilitas berasal dari kata

reliabel atau dapat dipercaya. Suatu alat penilaian dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil penilaian yang sama atau konsisten. Hasil penilaian yang sama

bukan berarti memberikan hasil skor yang sama. Seperti contoh jika siswa A

mendapat skor di bawah siswa B, maka jika dilakukan tes ulang skor siswa A

akan tetap berada di bawah skor siswa B. Sudjana (2009 : 16) berpendapat lain

bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa

yang akan dinilai. Dengan kata lain alat penilaian tersebut bila digunakan di

waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang sama. Untuk menentukan

reliabilitas suatu instrumen memerlukan kriteria penilaian. Kriteria penilaian

Tabel 3.3 Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi 0, 91-1, 00 0, 71-0, 90 0, 41-0, 70 0, 21-0, 40 Negatif-0, 20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

3.8.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.8.3.1. Uji Validitas instrumen pembelajaran

Dalam penelitian ini dilakukan validitas pada instrumen pembelajaran

diantaranya silabus, RPP, dan soal evaluasi. Untuk mengukur validitas instrumen

ada 3 jenis validitas yang digunakan oleh peneliti yaitu validitas isi, validitas

konstruk, dan validitas tampilan. Validitas ini dilakukan oleh peneliti untuk

mengetahui apakah instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

sesuai dengan kurikulum.

Pada validitas isi dan konstruk peneliti melakukan validasi instrumen

pembelajaran kepada ahli (expert judgment) dalam hal ini dosen bidang studi mata pelajaran IPS (validator 1), hal ini dimaksudkan agar hasil validasi dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain validasi yang dilakukan oleh ahli,

peneliti juga melakukan validasi kepada kepala sekolah (validator 2) dan juga

guru (validator 3). Validasi kepada kepala sekolah dan juga guru dimaksudkan

untuk menyesuaikan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dengan

perangkat pembelajaran yang digunakan oleh sekolah tersebut.

Validitas isi dan validitas konstruk dilakukan oleh ahli dengan menggunakan

bagian yaitu penilaian silabus dan penilaian RPP. Skor pada setiap komponen

penilaian menggunakan skala likert. Skor dalam skala likert terdiri dari 1 dengan

kriteria “sangat tidak baik”, skor 2 dengan kriteria “tidak baik”, skor 3 dengan kriteria “cukup baik”, skor 4 dengan kriteria “baik”, dan skor 5 dengan kriteria

“sangat baik”. Dalam penilaian untuk setiap komponen dalam silabus, RPP, dan

LKS, peneliti tidak mengikutsertakan skor 3 karena dianggap skor netral tau bisa

dianggap ragu-ragu.

Komponen penelitian untuk penilaian silabus mencakup 1) kelengkapan

unsur-unsur silabus, 2) kesesuaian antara SK, KD dan indikator, 3) kesesuaian

kegiatan belajar, 4) kesesuaian alokasi waktu dengan materi dan kegiatan

pembelajaran, 5) tingkat kecakupan sumber belajar, 6) kesesuaian teknik yang

digunakan dengan indikator, 7) Penilaian untuk perangkat pembelajaran silabus

dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil Validitas dan Penilaian Silabus Validator

Skor untuk pernyataan

Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4,33 2 4 4 4 4 4 4 5 - - 4,14 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4,33 Total skor 12 13 12 12 14 13 13 9 8 12,8 Rata-rata 4 4,3 4 4 4,7 4,3 4,3 4,5 4 4,26

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa masing-masing validator memberikan

skor 4 dan 5. Penilaian ini dapat dilihat pada lampiran 9 hal 202. Validator 1

memberikan nilai 4 dan 5 untuk setiap pernyataan. Validator 2 memberikan nilai 4

pada setiap pernyataan kecuali pernyataan no 7. Validator 2 hanya melakukan

penilaian sampai pernyataan no 7 karena saat peneliti meminta validator 2

melakukan penilaian terhadap silabus, peneliti belum melakukan revisi sehingga

jumlah item pernyataan hanya 7. Sedangkan untuk validator 3 memberikan skor 4

atau 5 pada setiap pernyataan. Hasil rata-rata dari penilaian silabus ini

menunjukan rata-rata antara 4 sampai 5. Dengan demikian, peneliti tidak akan

melakukan revisi terhadap silabus.

Komponen penilaian RPP mencakup 1) kelengkapan unsur-unsur RPP, 2)

kesesuaian antara standar kompetensi dan kompetensi dasar, 3) kesesuaian

indikator pencapaian kompetensi dengan SK dan KD, 4) kesesuaian rumusan

tujuan pembelajaran dengan indikator, 5) kesesuaian antara materi ajar dengan SK

dan KD, 6) ketepatan pemilihan model atau metode, 7) tingkat kesesuaian

kegiatan pembelajaran dengan indikator, 8) penilaian yang dilakukan dapat

mencerminkan indikator yang digunakan, 9) tingkat kecukupan sumber belajar

yang digunakan, 10) ketepatan pemilihan media, 11) lembar kerja siswa dengan

kegiatan pembelajaran, 12) kesesuaian materi ajar dengan materi pokok, 13)

kelengkapan instrumen penilaian, 14) penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis

3.5Hasil Validitas dan Penilaian RPP

Vali dator

Skor untuk Pernyataan Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 1 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 - - - - - - - 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4,18 Total 13 13 12 13 13 12 12 14 12 12 12 13 13 12 9 9 8 9 9 9 8 12,18 Rata2 4,3 4,3 4 4,3 4,3 4 4 4,6 4 4 4 4,3 4,3 4 4,5 4,5 4 4,5 4,5 4,5 4 4,06

Berdasarkan tabel 3.5 tentang hasil validitas dan penilaian RPP terlihat para

ahli memberikan nilai 4 atau 5 untuk setiap itemnya. Validator 1 dan validator 3

memberikan skor 4 atau 5, sedangkan validator 2 memberikan semua pernyataan

skor 4. Untuk validator 2 hanya memberikan penilaian sampai pada item 14

karena saat peneliti meminta validator 2 memberikan penilaian RPP lembar

penilaian belum direvisi oleh peneliti. Penilaiannya dapat dilihat pada lampiran 9

hal 202.

Selain melakukan validitas isi dan konstruk, peneliti juga melakukan

validitas tampilan. Validitas tampilan dilakukan terhadap soal evaluasi dan

dilakukan oleh dua orang siswa kelas IV. Hal ini dilakukan oleh peneliti karena

siswa kelas IV sudah pernah menerima materi yang digunakan untuk penelitian.

Berdasarkan hasil validitas tampilan yang dilakukan oleh Fa, siswa ini

mengatakan “soal ini mudah dipahami bu, kalimatnya juga tidak terlalu

panjang.” Sedangkan siswa kedua yaitu Dim, “ini soalnya menurut saya mudah dikerjakan, hanya ada beberapa pertanyaan yang membinggungkan bu.”

memperlihatkan bahwa soal evaluasi mudah dipahami oleh siswa, hanya saja

perlu diperbaiki kata-katanya.

3.8.3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal

Uji Validitas Empiris terhadap instrumen soal dilakukan pada siswa kelas IV

di SD K Kintelan yang berjumlah 36 siswa. Peneliti melakukan uji validitas soal

evaluasi terhadap siswa kelas IV karena dengan pertimbangan siswa kelas IV

sudah pernah menerima materi kelas IV yang akan diteliti. Pada tabel 3.6 akan

dipaparkan kisi-kisi soal evaluasi yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 10

soal isian singkat.

Tabel 3.6 Kisi-kisi soal evaluasi sebelum divalidasi

Indikator No Soal Pilihan Ganda No Soal Isian Jumlah a. Menyebutkan 3 jenis kegiatan jual beli. 3, 4 1, 5, 9 5

b. Menjelaskan pengertian jual beli. 1, 10, 11,

15 2 5 c. Menjelaskan 3 manfaat berjual beli. 7 7 2 d. Memberikan 2 contoh tempat berjual

beli

2, 5, 9, 12, 14

3, 4, 8, 10 9 e. Membedakan kegiatan jual beli di

masyarakat dan di sekolah 6, 8, 13 6 4

Jumlah 15 10 25

Kisi-kisi soal dalam tabel 3.6 terdapat 5 indikator yang disesuaikan dengan materi

kegiatan jual beli. Pada soal pilihan ganda terdiri dari 15 soal dan pada isian

singkat terdapat 10 soal, sehingga jumlah soal sebelum di uji validitas dan

reliabilitasnnya ada 25 soal.

Peneliti melakukan penghitungan skor uji validitas soal evaluasi dengan

microsoft excel. Sugiyono (2010 : 253) berpendapat bahwa untuk menentukan soal valid atau tidak valid soal tersebut harus dihitung korelasinya. Menghitung

korelasi suatu soal bisa menggunakan penghitungan product moment. Setelah itu hasil perhitungan di bandingkan dengan r tabel dengan signifikansi 5%. Cara

menentukan r tabel yaitu dengan melihat jumlah responden. Soal dikatakan valid

jika r hitung lebih besar dari r tabel. Perhitungan untuk menentukan korelasi antar

soal dapat dilihat pada tabel 3.8.

Rumus menghitung korelasi product moment :

r

xy =

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variable x dan variable y, dua variable lain yang dikorelasikan

= jumlah perkalian antara x dengan y = kuadrat dari x

= kuadrat dari y

Hasil uji validitas soal evaluasi dengan menggunakan rumus diatas dapat

dilihat hasilnya pada tabel 3.7 untuk pilihan ganda dan 3.8 untuk soal isian

singkat.

No soal r hitung r tabel Keputusan 1 0,729 0,329 Valid 2 0,564 0,329 Valid 3 0,667 0,329 Valid 4 0,642 0,329 Valid 5 0,629 0,329 Valid 6 0,667 0,329 Valid 7 0,201 0,329 tidak valid 8 0,687 0,329 Valid 9 0,494 0,329 Valid 10 0,367 0,329 Valid 11 0,764 0,329 Valid 12 0,633 0,329 Valid 13 0,764 0,329 Valid 14 0,902 0,329 Valid 15 0,746 0,329 Valid

Dari 15 soal pilihan ganda yang diuji validitasnya terdapat 1 soal yang tidak valid.

Dari tabel 3.7 terlihat bahwa soal no. 7 memiliki hasil penghitungan validitas

0,201, hasil penghitungan tersebut jika dibandingkan dengan r tabel berada di

bawah r tabel. Dengan demikian soal no. 7 tersebut dinyatakan tidak valid. Pada

tabel 3.8 akan dipaparkan juga hasil uji validitas soal isian singkat.

Tabel 3.8 Hasil Validitas Soal Isian Singkat

No Soal r hitung r tabel Keputusan 1 0,399 0,329 Valid 2 0,746 0,329 Valid 3 0,607 0,329 Valid 4 0,667 0,329 Valid 5 0,643 0,329 Valid 6 0,412 0,329 Valid 7 0,703 0,329 Valid 8 0,759 0,329 Valid 9 0,639 0,329 Valid 10 0,582 0,329 Valid

Dari tabel 3.8 tentang hasil uji validitas soal isian singkat terlihat dari 10 item soal

penghitungan dengan menggunakan rumus product moment lebih besar dari r tabel. Dari uji validitas di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 24 soal

evaluasi yang terdiri dari 14 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat.

Dari 14 soal pilihan ganda yang valid dan 10 soal isian singkat yang valid,

soal tersebut dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Hal ini dikarenakan rumus Spearman Brown merupakan cara penghitungan reliabilitas yang sering digunakan. Selain itu rumus Spearman Brown juga dapat digunakan untuk menghitung reliabilitas soal yang item-itemnya dikotomi maupun bukan dikotomi (Azwar, 2009 : 68). (lihat lampiran 8

hal 168)

Purwanto (2009 : 153) menjelaskan bahwa uji reliabilitas suatu soal itu

merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam sebuah penelitian. Hal ini

dikarenakan instrument untuk penelitian tersebut harus bisa dipercaya

ketetapannya untuk mengukur variabel yang akan diukur. Purwanto (2009)

menyebutkan cara pengujian reliabilitas ada berbagai macam cara, namun dalam

penelitian ini peneliti menggunakan cara belah dua ganjil genap. Hal ini dilakukan

oleh peneliti karena dengan menggunakan cara belah dua ganjil genap diharapkan

mampu memberikan belahan-belahan yang paralel (Azwar, 2009 : 69). Namun

hasil dari rumus korelasi Product Moment tersebut hasilnya berupa koefisien korelasi antara setengah tes, karena skor diperoleh dari hasil pembelahan butir

soal. Dengan demikian koefisien korelasi tersebut harus dijadikan koefisien

reliabilitas penuh. Untuk mengubah koefisien reliabilitas penuh dapat

Keterangan :

= koefisien reliabilitas penuh tes

= koefisien reliabilitas setengah tes

Hasil penghitungan reliabilitas item soal pilihan ganda dapat dilihat di

lampiran 8 hal 168. Hasil reliabilitas 14 soal pilihan ganda tersebut adalah 0,956.

Sedangkan untuk hasil perhitungan uji reliabilitas soal isian singkat dapat dilihat

di lampiran 8 hal 168. Hasil reliabilitas 10 soal isian singkat tersebut adalah

0,738. Dengan demikian 14 soal pilihan ganda tersebut memiliki reliabilitas

sangat tinggi dan untuk 10 soal isian singkat tersebut memiliki reliabilitas tinggi.

Sehingga peneliti akan menggunakan 24 soal tersebut dalam penelitiannya untuk

mengukur hasil belajar siswa (lihat lampiran 8 hal 168).

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas soal evaluasi diatas dari 25 soal

evaluasi terdapat 24 soal evaluasi yang terdiri dari 14 soal pilihan ganda dan 10

soal isian singkat. Peneliti dapat menggunakan 24 soal evaluasi tersebut untuk

mengukur hasil belajar siswa di akhir pertemuan. Peneliti menggunakan 24 soal

tersebut karena 24 soal evaluasi sudah mewakili indikator yang dirumuskan oleh

peneliti. Pada tabel 3.9 akan dijelaskan kisi-kisi soal evaluasi.

Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Evaluasi

Indikator No Soal Pilihan Ganda No Soal Isian Jumlah

a. Menyebutkan 3 jenis kegiatan jual

beli. 3, 4 1, 5, 9 5 b. Menjelaskan pengertian jual beli. 1, 9, 10,

14 2 5 c. Menjelaskan 3 manfaat berjual beli. - 7 1 d. Memberikan 2 contoh tempat berjual

beli

2, 5, 8, 11, 13

3, 4, 8, 10 9 e. Membedakan kegiatan jual beli di

masyarakat dan di sekolah 6, 7, 12 6 4

Jumlah 14 10 24

3.8.4. Indeks Kesukaran

Taraf kesukaran item dinyatakan dalam satu bilangan indeks yang disebut

indeks kesukaran atau IK. Besarnya indeks kesukaran suatu item akan berkisar

antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran suatu item sebesar 0,00 berarti tidak

seorang pun yang menjawab benar, sedangkan indeks kesukaran 1,00 berarti

semua siswa menjawab benar (Masidjo, 2010 : 189). Rumus menghitung indeks

kesukaran suatu item yaitu :

IK =

Keterangan :

IK = indeks kesukaran

B = jumlah jawaban benar yang diproleh siswa N = kelompok siswa

Skor maksimal = besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari suatu item.

N x skor maksimal = jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh siswa dari suatu item.

Setelah dihitung indeks kesukarannya, kemudian hasil tersebut dibandingkan

dengan kriteria indeks kesukaran dilihat pada tabel 3.5 :

IK Kualifikasi 0,81 – 1,00 Mudah Sekali (MS) 0,61 – 0,80 Mudah (Md) 0,41 – 0,60 Cukup (Sd / C) 0,21 – 0,40 Sukar (Sk) 0,00 – 0,20 Sukar sekali (SS)

Untuk menentukan apakah soal tersebut termasuk kategori mudah sekali sampai

kategori sukar sekali, hasil penghitungan Indeks Kesukaran dibandingkan dengan

tabel kriteria kesukaran suatu item soal seperti yang terdapat pada tabel 3.5. Untuk

hasil perbandingannya dapat dilihat pada tabel 3.6 untuk soal pilihan ganda dan

tabel 3.7 untuk soal isian singkat.

Tabel 3.11 Hasil Penghitungan Indeks Kesukaran pilihan ganda No Item Jumlah Benar Indeks Kesukaran Keputusan

1 22 0,61 Mudah 2 23 0,63 Mudah 3 18 0,5 Cukup 4 32 0,88 Mudah sekali 5 16 0,44 Cukup 6 18 0,5 Cukup 7 17 0,47 Cukup 8 33 0,91 Mudah sekali 9 32 0,88 Mudah sekali 10 23 0,63 Mudah 11 24 0,66 Mudah 12 23 0,63 Mudah 13 34 0,94 Mudah sekali 14 24 0,66 Mudah

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 3.6 dari 15 soal pilihan ganda terdapat

5 soal mudah sekali, 6 soal mudah dan 4 soal cukup. Sedangkan untuk hasil

perbandingan soal isian singkat dapat dilihat pada tabel 3.7.

3.12 Hasil Penghitungan Indeks KesukaranIsian Singkat No Item Jumlah Benar Indeks Kesukaran Keputusan

1 27 0,75 Mudah

3 26 0,72 Mudah 4 26 0,72 Mudah 5 18 0,5 Cukup 6 24 0,66 Mudah 7 23 0,63 Mudah 8 27 0,75 Mudah 9 19 0,52 Cukup 10 15 0,41 Cukup

Dari menghitung indeks kesukaran suatu item pada tabel 3.7 dapat disimpulkan

bahawa dari 10 isian singkat terdapat 6 soal mudah, 3 soal cukup dan 1 soal sukar.

Berdasarkan perbandingan pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 dari 25 soal yang diuji

indeks kesukarannya terdapat 5 soal dinyatakan mudah sekali, 12 soal dinyatakan

mudah, 7 soal dinyatakan cukup, dan 1 soal dinyatakan sukar (lihat lampiran 8 hal

168).

Tabel 3.13 kisi-kisi IK Soal Evaluasi

Indikator

No soal Kriteria

Pilihan

Ganda Isian MS Md C Sk SS Menyebutkan 3 jenis

kegiatan jual beli.

3 X

1 X

5 X

9 X

Menjelaskan pengertian jual beli. 1 X 9 X 10 X 14 X 2 X Menjelaskan 3 manfaat berjual beli. 7 X Memberikan 2 contoh tempat berjual beli

2 X 5 X 8 X 11 X 13 X 3 X 4 X 8 X 10 X

Membedakan kegiatan jual beli di masyarakat dan di sekolah 6 X 7 X 12 X 6 X Jumlah 14 10

Dokumen terkait