• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan perawat tentang pelaksanaan terapi aktifitas kelompok sosialisasi (TAKS) pada pasien isolasi sosial di RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah. Pemilihan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan merupakan pusat pelayanan gangguan jiwa yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan juga merupakan rumah sakit jiwa pendidikan yang merupakan lahan praktek tenaga kesehatan karena diperkirakan lokasi ini memiliki jumlah sampel yang memadai untuk dilakukan penelitian dan mudah di jangkau sehingga efisien waktu dan biaya karena dilakukan pada masa studi. Penelitian ini dilakukan pada bulan November s/d Desember 2012.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu serta memiliki sifat-sifat yang sama

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, Sugiyono (2003). Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara sebanyak 146 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi penelitian yang dipilih sebagai wakil representatif dari keseluruhan untuk diteliti, Arikunto (2010). Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Menurut Arikunto (2002), untuk pengambilan sampel jika subjeknya lebih dari 100, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25%. Jadi besar sampel yang diambil 20% dari populasi 126 yaitu 30 sampel.

Sampel merupakan sebagian dari jumlah atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini sampel diambil dengan metode

purposive sampling. Purporsive sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel

dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi (Nursalam, 2009). Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.

Subjek yang dijadikan sampel karena memenuhi kriteria / persyaratan menjadi sampel. Kriteria / persyaratan menjadi sampel antara lain :

1. Perawat yang bekerja di perawat yang bekerja di RS Jiwa Daerah Provsu Medan dan berkompetensi melakukan terapi aktivitas kelompok.

2. Perawat yang sudah mempunyai pengalaman kerja selama 5 tahun perawat yang bekerja di RS Jiwa Daerah Provsu Medan.

3. Perawat yang berada di tempat pada saat pengumpulan data.

4.4. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner. Pada bagian pertama instrumen penelitian berisi data domegrafi yang meliputi Inisiatif subjek, umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, lama bekerja. Dimana responden hanya memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda ceklist ( √ ) terhadap alternatif jawaban.

Bagian kedua instrumen dibuat berdasarkan tinjauan pustaka. Bagian instumen ini berisi pernyataan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan perawat tentang pelaksanaan terapi aktivitas kelompok (TAKS) pada pasien isolasi sosial. Bagian ini terdiri dari 20 pertanyaan yang menggunakan bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) yang terdiri dari pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Dalam pertanyaan ini hanya disediakan dua jawaban/alternatif yaitu benar atau salah

(dichotomous choice), dan responden hanya memilih satu diantaranya. Dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda ceklist ( √ ) terhadap alternatif jawaban yang dipilih benar atau salah.

Bobot nilai yang diberikan bagi pertanyaan positif (pertanyaan nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,13,14,16,17,18,19,20) untuk jawaban benar = 1, dan salah = 0, sedangkan bagi pertanyaan negatif (pertanyaan nomor 10,11,15) untuk jawaban benar = 0, dan salah = 1. Total skor adalah 0 – 20. Semakin tinggi jumlah skor maka

gambaran pengetahuan perawat tentang pelaksanaan TAKS pada pasien isolasi sosial akan semakin baik.

4.5.Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2009; Arikunto, 2002). Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010). Instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa instrumen dianggap valid jika instrumen itu dapat dijadikan alat untuk mengukur yang akan diukur (Danim, 2003).

Uji validitas dilakukan untuk menilai apakah kuesioner tersebut dapat mengukur yang hendak diukur, maka dapat diuji dengan melakukan uji instrumen telah dikonsulkan validitas oleh orang yang ahli dibidang komunitas keperawatan jiwa. Berdasarkan uji validitas tersebut, kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pertanyaan yang akan mengukur sasaran

yang ingin diukur sesuai dengan teori atau konsep. Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan hasil bahwa instrument penelitian yang digunakan telah valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

4.5.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merujuk pada konsisiensi skor yang dicapai oleh orang yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau pada kondisi pengujian yang berbeda (Ellya, 2010)

Reliabilitas (keandalan) adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil yang relatif sama menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut (Nursalam, 2009).

Apabila dari waktu kewaktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan alat ukur tidak reliable. Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Perhitungan realibilitas dilakukan hanya pada pernyataan-pernyataan yang sudah memiliki validitas. Dengan demikian harus

menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung reliabilitas (Notoadmojo, 2010). Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus Crobach’s Alpha.

Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan terhadap responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian dan dilakukan dengan mengumpulkan data kepada 10 subjek, (Notoatmojo, 2010) yaitu 10 perawat yang bekerja di RSJ Daerah Medan. Pemilihan sampel yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan sebagai sampel pada uji reliabel karena memiliki jumlah sampel yang memadai dan sesuai dengan kriteria sampel dalam penelitian.

Kemudian jawaban dari responden diolah dengan menggunakan bantuan komputerisasi. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner pengetahuan perawat tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah 0,79. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila koefisiennya 0,70 atau lebih maka instrument dinyatakan reliable (Polit & Hungler, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner pengetahuan perawat tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) pada pasien isolasi sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

4.6.Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dan rekomendasi dari program studi ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan permintaan izin kepada Direktur RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan

yaitu hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden, serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik maupun tekanan psikologis.

Pada pelaksanaan penelitian, calon responden diberikan penjelasan tentang informasi esensial dari penelitian yang akan dilakukan, antara lain tujuan, manfaat, kegiatan dalam penelitian serta hak-hak responden dalam penelitian ini. Jika responden bersedia untuk diteliti maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti akan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya akan diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.

4.7. Pengolahan data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan pada data-data yang telah terkumpul dan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk .

b. Coding

Pengolahan data dengan cara data yang sesuai diberi kode (koding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data.

c. Tabulating

d. Entry

Data kemudian dimasukkan kedalam komputer dan melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi (Danim, 2003). Analisa data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil pengetahuan perawat tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) yang sudah diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase.

4.8.Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka, kemudian peneliti akan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Dilanjutkan dengan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data yang sesuai diberikan kode (coding) untuk memudahkan dalam tabulasi. Selanjutnya memasukkan data entry ke dalam komputer dan diolah dengan menggunakan program komputer.

Untuk penelitian gambaran pengetahuan perawat, dalam penelitian akan dikatagorikan menjadi baik, cukup, kurang. Menurut Sudjana (2002) untuk menghitung jumlah skor total digunakan rumus statistik.

Rumus : Rentang

Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Sehingga didapat nilai rentang kelas sebesar 20 dan banyak kelas adalah 3 untuk kategori baik, cukup, dan kurang. Dengan menggunakan P = 6 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah interval pertama.

Data pengetahuan perawat tentang pelaksanaan TAKS pada pasien isolasi sosial dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :

14 – 20 : Baik 7 – 13 : Cukup 0 – 6 : Kurang

Hasil analisa data, gambaran pengetahuan perawat tentang pelaksanaan TAKS pada pasien isolasi sosial akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi.

BAB 5

Dokumen terkait