• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Respon Nasabah Terhadap Manfaat Investasi Produk

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan rumus korelasi product moment.13 Penghitungan uji validitas menggunakan bantuan SPSS 21.00 pada komputer.

13

Uji validitas bertujuan untuk melihat ketepatan instrumen pengukur dalam penelitian.14 Seamkin tinggi suatu validitas alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukan apa yang seharusnya diukur.15 Untuk membantu pengujian validitas, maka prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

1). Merumuskan hipotesis operasional, yaitu Ho dan Ha:

Jika r hitung>r tabel maka Ho ditolak

Jika r hitung<r tabel maka Ha ditolak Ho: Instrumen penelitian tidak valid Ha: Instrumen penelitian valid

2). Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah dengan pendekatan (alat) statistik.

3). Melakukan perhitungan sesuai dengan pendekatan (alat) statistika menggunakan program komputer SPSS 21.00.

4). Mengambil kesimpulan.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini dilakukan terhadap variabel-variabel yang valid, data valid ini didapat dari uji validitas. Teknik yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah teknik Alpha-Cronbach dengan menggunakan taraf

14

Nur Indrianto, Metode Penelitian Bisnis Ubtuk Akuntansi dan Manajemen, (Jogjakarta: BPFE, 2002), h. 182

15

Ety Rochaety, Metode Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 57

signifikansi 5%. Bila nilai Croncbach Alpha berada di atas 0,6 - 0,8 maka pengukuran yang dipakai reliable atau alat ukur yang digunakan benar mengukur apa yang hendak diukur.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi linier berganda ini, maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh memliki sifat Best LinierUnbiased Estimator (BLUE) yaitu:

a. Best adalah yang terbaik

b. Linier adalah kombinasi linier dari data sampel. Jika ukuran sampel ditambah maka hasil nilai estimasi akan parameter popolasi yang sebenarnya

c. Unbiased adalah rata-rata atau nilai harapan atau estimasi sesuai dengan nilai yang sebenarnya

d. Efficient Estimator adalah memiliki varians yang minimum diantara pemerkira lain yang tidak bias.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terdiri dari: a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regrsi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal tau tidak. Model regresi ini yang baik adalah memiliki distribusi data normal tau

mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat histogram dari residualnya.

Menurut Priyatno menyatakan bahwa kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:16

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik hostogramnya menunjukan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak mnunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisias menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisias. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisias atau tidak terjadi heterokedastisias. Salah satu cara untuk melihat adanya problem heterokedastisias adalah dengan melihat grafik plot antara nilai produksi variabel (ZPRED) dengan residualnya (ZRESID).

16

Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 59.

c. Uji Multikoliniearitas17

Uji Multikoliniearitas nerupakan uji yang ditunjukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikoliniearitas. Untuk mendeteksi ada tau tidaknya multikoliniearitas: 1) Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada

korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoliniearitas.

2) Multikoliniearitas dapat juga diukur dengan VIF, jika VIF < 10 maka tingkat koliniearitas dapat dioleransi.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno menyatakan bahwaautokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi.18 Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya.19

17

Tony Wijaya, Analisis Multivariant, (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya, 2010), h. 51

18

Duwi Priyatno, SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate, h. 61. 19

Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014, Cet. I), h. 186.

Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya otokorelasi dalam yang Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Terjadi autokorelasi Positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2) 2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau

2≤DW≤+2.

3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW >+2.

3. Analisis Model Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui respon nasabah yang diukur dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan konatif terhadap manfaat investasi produk mitra amanah dengan bantuan SPSS 21.00. Adapun model persamaan analisis regresi penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analsis Regresi Berganda

Untuk menguji respon yang diukur dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan konatif terhadap manfaat investasi produk mitra amanah, maka digunakan teknik analisis liner berganda.

Adapun model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Dimana:

Y = Variabel Dependen, yaitu manfaat investasi produk mitra amanah

A = Koefisien konstanta B1& b2 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Independen 1, yaitu Kognitif

X2 = Variabel Independen 2, yaitu Afektif

X3 = Variabel Independen 3, yaitu Konatif

e = error, menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga atau statistik

Data yang berhasil dikumpulkan dari kuesioner selanjutnya akan diukur dengan pengukuran data ordinal dengan bobot hitung 1 sampai 5, dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.3

Format Responden Nasabah untuk Pernyataan Positif

Respon Point

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) / Kurang Setuju (KS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 3.4

Pedoman Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-0,1000 Sangat Kuat 4. Pengujian Hipotesis

a. Uji t (Pengujian secara terpisah/Parsial)

Uji t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen

yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05.20 Menurut Santoso dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:21

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak, dan sebaliknya jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho

ditolak atau Ha diterima.

2) Adapun rumusan hipotesisnya adalah

Hipotesis secara sendiri-sendiri atau terpisah (Uji t):

Ho: Menunjukan bahwa aspek kognitif (pengetahuan) menunjukan hasil yang kurang baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah. Ha: Menunjukan bahwa aspek kognitif (pengetahuan) menunjukan hasil

yang cukup baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah. Ho: Menunjukan bahwa aspek afektif (sikap) menunjukan hasil yang

kurang baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah.

Ha: Menunjukan bahwa aspek afektif (sikap) menunjukan hasil yang

cukup baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah.

Ho: Menunjukan bahwa aspek konatif (tindakan) menunjukan hasil yang

kurang baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah.

Ha: Menunjukan bahwa aspek konatif (tindakan) menunjukan hasil yang cukup baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah.

20

Ibid, h. 88 21

Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2004), h. 168

b. Uji f (Pengujian Secara Simultan/Bersama-sama)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05.22 Menurut Santoso dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau Ha

ditolak, dan sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Hoditolak atau Ha diterima .

2) Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Hipotesis secara bersama-sama atau silmultan (uji f):

Ho: Menunjukan bahwa aspek kognitif, afektif dan konatif secara

bersama-sama menunjukan hasil yang kurang baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah.

Ha: Menunjukan bahwa aspek kognitif, afektif dan konatif secara

bersama-sama menunjukan hasil yang cukup baik terhadap manfaat investasi produk mitra amanah.

22

Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang: UNDIP, 2005), edisi ke-3. H. 166

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Umum Perusahaan

AJB Bumiputera 1912 didirikan di Magelang 12 Februari 1912 oleh Perkumpulan Guru-Guru Hindia Belanda (PGHB). Pelopor berdirinya adalah seorang tokoh pergerakan nasional yaitu Bapak M.Ng Dwidjosewojo, M. Adimidjojo, dan M. KH. Soebroto, mereka bergabung dalam Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) dan merupakan pengurus Gerakan Nasional Budi Utomo yang berlandaskan Idealisme Nasionalisme dan Profesionalisme. Tujuan didirikannya pergerakan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui usaha jasa asuransi jiwa gagasan pendirian perusahaan asuransi ini didorong oleh keprihatinan yang mendalam terhadap nasib para guru Bumiputera (pribumi).

Tidak hanya seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) –

yang kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu. Sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik,

yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama. Semua pemegang

polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota 52 (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan.

Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolaannya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini. Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB, kini mencapai 9 dasawarsa.

Sepanjang itu tentu saja tidak lepas dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Termasuk misalnya peristiwa sanering mata uang rupiah 1965 – yang memangkas aset perusahaan ini, peristiwa yang paling hangat – multikritis di penghujung milinium kedua. Diluar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh kembang dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman, mungkin karena persaingan atas badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari lingkungan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk upaya mempertahankan keberlangsungan.

Bumiputera yang mengkaryakan 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta rakyat indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 diseluruh plosok Indonesia. Tengah berada ditengah capaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri bumiputera, 91 tahun lampau.

2. Visi Misi Perusahaan

a. Visi

AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.

b. Misi

1) AJB Bumiputera 1912 menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2) AJB Bumiputera 1912 senantiasa menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis. 3) AJB Bumiputera 1912 mendorong terciptanya iklim kinerja yang

motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.

B. Profil Responden

Jumlah pengguna jasa produk mitra amanah di AJB Bumiputera 1912 divisi syariah yang menjadi respoden dalam penelitian ini adalah 40 pengguna

jasa yang ditemui selama dua minggu dan seluruh kuesioner kembali serta layak untuk dianalisa. Berdasarkan kuesioner tersebut dapat diidentifikasi karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan enam karakteristik yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan penghasilan.

Secara rinci karakteristik dari responden/pengguna jasa produk mitra amanah di AJB Bumiputera 1912 divisi syariah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Karakteristik untuk jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 4.1

Jenis Kelamin Responden

Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa dari jumlah keseluruhan responden produk mitra amanah ternyata responden pria lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu sebesar 65% sedangkan perempuan hanya 35% saja.

65% 35%

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

2. Karakteristik untuk usia dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 4.2

Usia Responden

Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa pengguna jasa pada produk mitra amanah di AJB Bumiputera 1912 divisi syariah yang menjadi responden paling banyak adalah berusia 21 sampai dengan 30 tahun yaitu sebesar 57,5%, kemudian diikuti pengguna jasa berusia 31 sampai dengan 40 tahun sebesar 30%, kemudian pengguna jasa berusia 41 tahun keatas hanya sebesar 10% saja. Untuk nasabah berusia 20 tahun kebawah hanya 2,5% saja.

2,5%

57,5% 30%

10%

Usia

3. Karakteristik untuk tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Gambar 4.3

Tingkat Pendidikan Responden

Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden pengguna jasa produk mitra amanah di AJB Bumiputera 1912 divisi syariah paling banyak adalah bertingkat pendidikan Perguruan Tinggi sebesar 85%, kemudian diikuti bertingkat pendidikan SMA/Sederajat sebesar 15%, sedangkan untuk SD dan SMP tidak ada atau 0%.

15%

85%

Tingkat Pendidikan

SMA/Sederajat Perguruan Tinggi/Akademia

4. Karakteristik untuk pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Gambar 4.4

Pekerjaan Responden

Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik status pekerjaan responden pengguna jasa produk mitra amanah di AJB Bumiputera 1912 divisi syariah sebagian besar sebagai pedagang/swasta yaitu sebesar 75%, kemudian pegawai negeri sebesar 12,5%, kemudian guru sebesar 5%, sedangkan untuk ibu rumah tangga, mahasiswa/mahasiswi dan pegawai swasta masing-masing 2,5%.

5%

12,5%

75%

2,5% 2,5% 2,5%

Pekerjaan

Guru Pegawai Negeri Pedagang/Swasta

5. Karakteristik status perkawinan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Gambar 4.5

Status Perkawinan Responden

Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa dari jumlah keseluruhan responden produk mitra amanah di AJB Bumiputera 1912 divisi syariahyang lebih banyak yang sudah menikah yaitu sebesar 62,5%, sedangkan yang belum menikah hanya 37,5%.

62,5% 37,5%

Status Perkawinan

Menikah Belum Menikah

6. Karakteristik penghasilan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Gambar 4.6

Penghasilan Responden

Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden pengguna jasa produk mitra amanah paling banyak berpenghasilan di kisaran 3.000.000 – 4.999.999 yaitu sebesar 45%, kemudian diikuti penghasilan 5.000.000 – 9.999.999 yaitu sebesar 22,5%, < 2.999.999 sebesar 20%, 10.000.000 – 20.000.000 sebesar 12,5%. 20% 45% 22,5% 12,5%

Penghasilan

< 2.999.999 3.000.000 - 4.999.999 5.000.000 - 9.999.999 10.000.000 - 20.000.000

C. Respon Nasabah Terhadap Manfaat Investasi Produk Mitra Amanah 1. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk melihat ketepatan instrument pengukur dalam penelitian. Semakin tinggi suatu validitas alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukan apa yang seharusnya diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Untuk uji validitas dilakukan dengan rumus statistik yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, dimana df = n-k. Dalam hal ini n adalah jumlah responden, yaitu nasabah produk mitra amanah di AJB Bumiputera 1912 divisi syariah yang menikmati manfaat investasi dari produk tersebut dengan jumlah sampel (n) = 40, maka besarnya df = 40 – 3 = 37. Dengan alpha = 0,05, maka didapat nilai r tabel = 0,325 (tercantum dalam lampiran). Butir pertanyaan dikatakan valid jika rhitung> dari rtabel.

a. Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan)

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan) Item-Total Statistics Variabel Corrected Item-Total Correlation r tabel α=0.05, n=40, df=40-3=37 Keterangan Item1 0,711 > 0,325 Valid Item2 0,787 > 0,325 Valid Item3 0,766 > 0,325 Valid Item4 0,591 > 0,325 Valid Item5 0,739 > 0,325 Valid Item6 0,776 > 0,325 Valid Item7 0,724 > 0,325 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.1 terlihat bahwa item pertanyaan 1 sampai pertanyaan 7 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari 0,325 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

b. Variabel X2 (Afektif/Sikap)

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Validitas Variabel X2(Afektif/Sikap) Item-Total Statistics Variabel Corrected Item-Total Correlation r tabel α=0.05, n=40, df=40-3=37 Keterangan Item1 0,680 > 0,325 Valid Item2 0,799 > 0,325 Valid Item3 0,741 > 0,325 Valid Item4 0,756 > 0,325 Valid Item5 0,738 > 0,325 Valid

Item6 0,701 > 0,325 Valid Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.2 terlihat bahwa item pertanyaan 1 sampai pertanyaan 6 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari 0,325 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

c. Variabel X3 (Konatif/Tindakan)

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Validitas Variabel X3(Konatif/Tindakan) Item-Total Statistics Variabel Corrected Item-Total Correlation r tabel α=0.05, n=40, df=40-3=37 Keterangan Item1 0,557 > 0,325 Valid Item2 0,581 > 0,325 Valid Item3 0,759 > 0,325 Valid Item4 0,779 > 0,325 Valid Item5 0,740 > 0,325 Valid Item6 0,584 > 0,325 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.3 terlihat bahwa item pertanyaan 1 sampai pertanyaan 6 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari 0,325 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

d. Variabel Y (Manfaat Investasi Produk Mitra Amanah)

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Y(Manfaat Investasi Produk Mitra Amanah) Item-Total Statistics Variabel Corrected Item-Total Correlation r tabel α=0.05, n=40, df=40-3=37 Keterangan Item1 0,689 > 0,325 Valid Item2 0,662 > 0,325 Valid Item3 0,860 > 0,325 Valid Item4 0,692 > 0,325 Valid Item5 0,858 > 0,325 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.4 terlihat bahwa item pertanyaan 1 sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari 0,325 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

Dokumen terkait