METODE PENELITIAN Tempat Penelitian
3. Ukuran kelompok (group size)
Selain pengamatan kepadatan kelompok, juga dilakukan pengamatan terhadap besar kelompok atau jumlah individu dalam kelompok. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah individu dari setiap kelompok kalawet yang dijumpai di hutan selama penelitian. Terdapat sebanyak 108 kali kesempatan berjumpa dengan kelompok kalawet sejak survei awal hingga selesainya penelitian ini. Sebagian besar diantaranya terjadi di tipe MSF, khususnya antara transek T01 (lokasi T0C) dan T02 (lokasi T02), dan hanya empat kali terjadi di tipe TIF. Rata-rata ukuran kelompok merupakan rata-rata jumlah individu yang teramati dari sejumlah kesempatan melihat kelompok kalawet (Buckley 2004).
Vokalisasi
Vokalisasi kategori great call betina dan solo jantan dari tiga ‘spesies’ Hylobates di Kalimantan, yaitu kalawet (H. agilis albibarbis) di LAHG TN.
Sebangau, H. muelleri di Hampapak, dan hibrida (H. agilis albibarbis x H. muelleri) di Barito Ulu; direkam dengan kaset rekorder tipe Aiwa TP-V5535,
dan rekorder digital Panasonic selama pengamatan. Perekaman di lapang atau di kandang rehabilitasi dilakukan dengan cara mendekati sumber suara sedekat mungkin sepanjang tidak mengusik Hylobates yang bervokalisasi, kemudian merekamnya dengan alat rekorder. Selanjutnya, vokalisasi direkam ke komputer menggunakan program JetAudio dalam format wave, kemudian divisualisasikan dalam bentuk sonagram dan dianalisis menggunakan program Adobe Audition 1.5, dan Raven 1.2.1 (Charif et al. 2004). Sonagram great call dikuantifikasi menjadi beberapa peubah berdasarkan jumlah not, durasi dan frekuensi setiap fase (Dallmann & Geissmann 2001), seperti dicontohkan pada Gambar 19. Peubah great call tersebut disajikan pada Tabel 2.
Fase pre- trill fase trill fase post-trill
great call male coda
Gambar 19 Sonagram great call H. agilis albibarbis (Dallmann & Geissmann 2001)
Analisis Data Analisis Vegetasi
Ukuran-ukuran vegetasi dihitung berdasarkan rumus Soegianto (1994), Soerianegara & Indrawan (1998), sebagai berikut :
Jumlah individu Kerapatan (K) =
Kerapatan suatu jenis
Kerapatan relatif (KR) = x 100% Kerapatan seluruh jenis
Jumlah bidang dasar Dominansi (D) =
Luas petak plot Dominansi suatu jenis
Dominansi relatif (DR) = x 100% Dominansi seluruh jenis
Jumlah plot ditemukannya suatu jenis Frekuensi (F) =
Jumlah seluruh petak plot Frekuensi suatu jenis
Frekuensi relatif (FR) = x 100% Frekuensi seluruh jenis
Indeks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR
Keragaman vegetasi dan pohon pakan dihitung menggunakan persamaan indeks keragaman Shannon-wiener (Ĥ) (Odum 1993; McConkey et al. 2003), sebagai berikut :
Ĥ = -∑[pi . log pi]
Keterangan : pi = proporsi nilai penting tiap spesies dalam petak contoh
Semakin tinggi nilai indeks Shannon-wiener (Ĥ), menunjukkan semakin tinggi keragaman vegetasi di lokasi tersebut.
Daerah jelajah ditampilkan dalam bentuk gambar peta, dan luasnya dihitung menggunakan program ArcView GIS 3.3.
Analisis Tingkah Laku
Data aktivitas harian, pola makan, vegetasi, pohon sumber pakan, pohon tidur, dan populasi kalawet, ditabulasi dan dihitung dalam bentuk nilai, persentase dan indeks; kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik atau gambar (Mattjik & Sumertajaya 2002).
Data aktivitas harian berupa frekuensi dan durasi aktivitas dalam unit-unit waktu (menit) dari kelompok, dihitung nilai rata-ratanya, dan dipersentasekan untuk setiap kategori aktivitas, kemudian nilai-nlai tersebut ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik. Demikian halnya pada data pola makan berupa durasi waktu yang digunakan untuk memakan setiap jenis pakan, dihitung nilai rata- ratanya, dan dipersentasekan untuk setiap jenis pakan, kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Estimasi populasi
Estimasi kepadatan kelompok (DG) dan kepadatan populasi (P) dianalisis
dengan formula yang dimodifikasi dari O’Brien et al. (2004) sebagai berikut:
DGi = mi . (∅i. ∏ ri2)-1
DG = (∑ Ai . DGi) . (∑ Ai)-1
Ai = ∅i . ∏ . ri2
P = DG . I Keterangan:
DGi = kepadatan kelompok pada lokasi ke-i (kelompok/km2)
mi = jumlah kelompok teridentifikasi pada lokasi ke-i
∅i = proporsi area lingkaran pengamatan vokalisasi
ri = jarak kelompok terjauh pada lokasi ke-i (km)
DG = kepadatan kelompok di LAHG dan TN Sebangau (kelompok/km2)
Ai = luas area pengamatan ke-i (km2)
P = kepadatan populasi di LAHG dan TN Sebangau (individu/km2) I = rata-rata ukuran kelompok (individu/kelompok)
Analisis vokalisasi
Analisis dan kuantifikasi sonagram great call menurut peubah pada Tabel 2, dikerjakan menggunakan program Raven 1.2.1 (Charif et al. 2004) dengan cara memilih ukuran peubah seperti durasi dan frekuensi, kemudian memilih setiap pragmen sonagram yang akan dikuantifikasi. Dengan demikian, nilai setiap ukuran peubah dari setiap blok fragmen sonagram (fase great call) akan ditampilkan dalam bentuk tabel, seperti pada Gambar 20.
Ukuran peubah yang digunakan menurut Charif et al. (2004) dalam program Raven 2.2.1, didefinisikan sebagai berikut :
Delta time :selisih antara waktu mulai dan waktu akhir atau durasi dari fragmen sonagram terpilih (detik)
Low frequency :frekuensi terendah dari fragmen terpilih (Hz) High frequency :frekuensi tertinggi dari fragmen terpilih (Hz)
Delta frequency :selisih antara frekuensi tertinggi dan terendah atau frekuensi modulasi dari fragmen sonagram terpilih (Hz)
Tabel 2 Daftar peubah vokalisasi great call kalawet yang diamati
No Kode Peubah Uraian
1 DT Durasi total great-call
(s)
Interval waktu antara mulainya not pertama sampai not terakhir dari great-call
2 TNGC Total not great call Total not great call
3 KNGC Kecepatan not great call (not/detik)
Jumlah not great call / durasi great call
4 DPrT Durasi fase pre-trill (s) Interval waktu antara mulainya not pertama sampai not terakhir dari pre-trill
5 FHPrT Frekuensi tertinggi fase
pre-trill (Hz)
Frekuensi tertinggi dari fase pre-trill
6 FLPrT Frekuensi terendah fase
pre-trill (Hz)
Frekuensi terendah dari fase pre-trill
7 JNPrT Jumlah not fase pre-trill Jumlah not sebelum fase trill
8 MFPrT Modulasi frekuensi fase
pre-trill (Hz)
Frekuensi tertinggi minus frekuensi terendah fase pre-trill
9 KNPrT Kecepatan not fase pre- trill (not/detik)
Jumlah not / durasi fase pre-trill
10 DFT Durasi fase trill (s) Interval waktu antara mulainya not pertama sampai not terakhir fase trill
11 FHT Frekuensi tertinggi fase
trill (Hz)
Frekuensi tertinggi fase trill
12 FLT Frekuensi terendaj fase
trill (Hz)
Frekuensi terendah fase trill
13 MFT Modulasi frekuensi fase
trill (Hz)
Frekuensi tertinggi minus frekuensi terendah fase trill
14 JNT Jumlah not fase trill Jumlah not fase trill
15 KNT Kecepatan not fase trill
(not/detik)
Jumlah not / durasi fase trill
16 DPoT Durasi fase post-trill (s) Interval waktu antara mulainya not pertama sampai not terakhir fase post-trill
17 FHPoT Frekuensi tertinggi fase
post-trill (Hz)
Frekuensi tertinggi fase post-trill
18 FLPoT Frekuensi terendah fase
post-trill (Hz)
Frekuensi terendah fase post-trill
19 MFPoT Modulasi frekuensi fase
post-trill (Hz)
Frekuensi tertinggi minus frekuensi terendah fase post-trill
20 JNPoT Jumlah not fase post- trill
Jumlah not fase post-trill
21 KNPoT Kecepatan not fase
post-trill (not/detik)
Gambar 20 Contoh tampilan analisis sonagram great call menggunakan program Raven 1.2.1
Variasi peubah sonagram vokalisasi antar individu dan antar spesies dianalisis secara deskriptif dan analisis ragam (one-way ANOVA) menggunakan program SPSS 11.