H. Kunci Jawaban
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Keberhasilan Anda menguasai materi ini ditentukan oleh keberhasilan Anda dalam mengerjakan semua LK dengan benar dan menjawab soal soal latihan dengan benar. Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat dibagian akhir materi pembelajaran ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap kegiata pembelajaran ini. Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ____________________ x 100 %
5
Interpretasi tingkat penguasaan yang Anda capai adalah: 90% - 100 % = baik sekali
80% - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup
<70 % = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, itu berarti Anda telah mencapai kompetensi yang diharapkan untuk materi pembelajaran ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan materi selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan Anda terhadap materi ini masih di bawah 80 %, Anda perlu mengulang kembali mempelajari materi pembelajaran ini dengan sungguh sungguh, terutama subpokok bahasan yang belum Anda kuasai.
PPPPTK Penjas dan BK | 41
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
MOTIVASI DAN GAYA BELAJAR
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan peserta memahami motivasi dan gaya belajar peserta didik/konseli dengan mengintegrasikan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator keberhasilan tujuan dicapai, apabila peserta memiliki pengetahuan, keterampilan dan/atau sikap sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian motivasi dan ciri-ciri motivasi berprestasi peserta didik/konseli.
2. Mendeskripsikan gaya belajar peserta didik/konseli.
3. Menunjukkan nilai-nilai gotong royong, menghormati perbedaan pendapat, serta bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang harus diselesaikan.
C. Uraian Materi
1. Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motive” yang berarti dorongan atau tenaga
yang menggerakkan jiwa jasmani untuk berbuat. Callahan dan Clark (Mulyasa, 2004: 143) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Mc Clleland (Mulyasa, 2004: 145) menyatakan bahwa motivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat dalam setiap individu.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menggerakkan
PPPPTK Penjas dan BK | 42
dan mempengaruhi perilaku peserta didik/konseli untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini prestasi belajar di sekolah.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain. Peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik, dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahunya besar terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, tidak mempengaruhi perhatiannya terhadap materi pelajaran.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dari luar individu, dapat karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain. Bagi peserta didik yang tidak memiliki motivasi instrinsik di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia bersedia melakukan aktivitas belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik (Fathurrohman, 2007)), antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas tujuan belajar.
Pada permulaan pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada peseta didik. Peserta didik akan terdorong untuk belajar apabila ia megetahui tujuan belajar yang hendak dicapai.
b. Hadiah
Memberikan hadiah untuk peserta didik yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, peserta didik/konseli yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar peserta didik/konseli yang berprestasi.
PPPPTK Penjas dan BK | 43
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
c. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didiknya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Guru menciptakan suasana belajar yang menantang, merangsang, dan menyenangkan. d. Pujian
Sudah sepantasnya peserta didik yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
e. Hukuman
Hukuman diberikan kepada peserta didik/konseli yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini bersifat membimbing, yaitu yang menimbulkan efek peningkatan. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta didik/konseli tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. f. Membangkitkan dorongan pada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, Konselor juga dapat membuat peserta didik/konseli tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti peserta didik/konseli. Guru menciptakan suasana hubungan yang hangat antara guru dengan peserta didik/konseli, serta antar peserta didik. g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
h. Membantu kesulitan belajar peserta didik. i. Menggunakan metode yang bervariasi.
j. Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kebutuhan anak untuk berprestasi secara akademis di sekolah adalah kebutuhan untuk mengungguli atau berprestasi sehubungan dengan
PPPPTK Penjas dan BK | 44
seperangkat standar yang ditetapkan. Untuk memuaskan kebutuhan akan prestasi maka seseorang akan berupaya untuk berprestasi tinggi. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan atau belajar, dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu atau kesuksesan dalam bekerja atau belajar.
Mc. Clelland (1987: 246-249) mengemukakan ciri-ciri motivasi berprestasi sebagai berikut:
1) Memiliki tanggung jawab
Individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki tanggung jawab pribadi untuk berhasil, karena hanya dalam situasi tersebut mereka merasakan kepuasan akan kemampuan mereka melaksanakan yang terbaik.
2) Berorientasi terhadap sukses
Individu cenderung mampu mengelola kemampuan secara realistik dan cermat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang berkaitan dengan terlaksananya tugas dan peningkatan prestasi di kemudian hari.
3) Kebutuhan untuk umpan balik
Individu cenderung memilih bekerja dalam situasi dimana individu mendapatkan umpan balik tentang seberapa hasil kerjanya. Jika tidak mendapat umpan balik, maka indiidu tidak akan mengetahui apakah lebih baik dari pada orang lain atau tidak.
4) Inovatif
Individu melakukan sesuatu yang lebih baik, perlu melakukannya dengan cara yang berbeda dengan sebelumnya. Hal ini memungkinkan jalan pencapaian berbeda, singkat dan lebih efisien. Hal itu menunjukkan individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi harus banyak kegiatan dan menghindari rutinitas. Individu harus mengejar banyak informasi untuk mencari cara-cara terbaik dalam melaksanakan pekerjaan.
Dari teori tentang motivasi berprestasi dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan yang dimiliki individu untuk mencapai prestasi sebaik mungkin dalam bersaing dengan anak lain
PPPPTK Penjas dan BK | 45
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
yang ditunjukkan dengan perilaku: (1) Mempunyai tanggung jawab, (2) Berorientasi pada sukses, (3) Memperhatikan umpan balik, dan (4) Inovatif.
Tanggung jawab dimaknai sebagai prilaku yang menunjukkan kedisiplinan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas sekolah. Kedisiplinan tersebut adalah menyangkut ketaatan mengikuti aturan yang berlaku di sekolah, waktu, petunjuk kerja yang tercermin dalam sanggup mengerjakan tugas, sanggup datang tepat waktu, bersikap optimis, tidak tergantung pada orang lain
Motivasi sangat penting bagi peserta didik/konseli dalam meraih keberhasilan dalam belajar. Adanya motivasi akan mendorong semangat belajar peserta didik/konseli. Sebaliknya peserta didik/konseli yang belajar tanpa motivasi atau kurang motivasi tidak akan berhasil dengan maksimal.
Pengetahuan tentang motivasi ini penting dan bermanfaat bagi guru BK/konselor dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah. Manfaatnya antara lain membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat peserta didik/konseli dalam belajar. Dalam hal ini guru BK/konselor dapat menggunakan pujian, hadiah, maupun dorongan untuk mengobarkan semangat peserta didik/konseli dalam belajar. Dengan mengetahui dan memahami adanya perbedaan motivasi peserta didik/konseli, guru BK/konselor diharapkan dapat memilih dan menggunakan metode dan strategi yang cocok dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Gaya Belajar
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik tertentu. Perbedaan tersebut dapat diketahui secara fisik yang mempunyai bentuk khas, tingkat kestabilan emosi dan temperamennya, sikap dan tingkah lakunya, bakatnya, nilai dan moralnya, dan keadaan sosialnya. Dalam hal pemahaman terhadap peserta didik/konseli, guru BK/konselor
PPPPTK Penjas dan BK | 46
juga perlu mengenali perbedaan gaya belajar peserta didik/konseli, apakah termasuk gaya belajar auditori, visual atau kinestetik.
Dengan memahami gaya belajar peserta didik/konseli, guru BK/konselor diharapkan dapat memilih metode dan media bimbingan dan konseling yang cocok bagi peserta didik/konseli dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal ini guru BK/konselor dituntut kreativitasnya dalam memvariasikan metode dan pemilihan media bimbingan dan konseling tersebut, sehingga perbedaan gaya belajar peserta didik dapat diakomodir dengan baik.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang mengakomodir perbedaan gaya belajar peserta didik/konseli akan menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan ini pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan motivasi peserta didik/konseli dalam belajar.
Dalam kenyataannya kita memiliki ke tiga gaya belajar tersebut, hanya saja ada satu gaya belajar yang mendominasi (De Porter, Reardon dan Nourie, 2014), ketiga gaya belajar tersebut adalah:
a. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar.
Anak dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode dan media belajar yang dominan mengaktifkan indera penglihatan (mata).
Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperolah informasi seperti melihat gambar, giagram, peta, poster, grafik, dan
PPPPTK Penjas dan BK | 47
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan dan huruf.
Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya. Sebaliknya merasa sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan bentuk suara, atau gerakan.
Para pelajar visual belajar terbaik saat mereka mulai dengan
“gambaran keseluruhan”, melakukan tinjauan umum mengenai
bahan pelajaran akan sangat membantu. Membaca bahan secara sekilas, misalnya, memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum mereka terjun ke dalam perinciannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya belajar visual memperoleh informasi dengan memanfaatkan alat indera mata. Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya.
b. Gaya belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera pendengaran (telinga). Pelajar auditorial ada yang suka mendengarkan musik sambil belajar walaupun ada yang menganggapnya sebagai gangguan. Pelajar auditorial harus diperbolehkan berbicara dengan suara perlahan pada diri mereka sendiri sambil bekeja. Anak dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk
PPPPTK Penjas dan BK | 48
mendengar. Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui nada (nyanyian/lagu). Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan yang disajikan dalam bentuk suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia cepat menangkap bahan pelajaran, disamping itu kata dari teman (diskusi) atau suara radio/casette ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan gerakan yang ia mengalami kesulitan.
c. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Misalnya, ia baru memahami makna halus apabila indera perasanya telah merasakan benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Dengan kata lain pelajar-pelajar ini menyukai proyek terapan. Lakon pendek dan lucu juga terbukti dapat membantu. Para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Tunjukkan caranya kepada mereka. Banyak pelajar kinestetik menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan di sekeliling mereka.
PPPPTK Penjas dan BK | 49
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya belajar kinestetik memperoleh informasi dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Selain itu dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Perbedaan setiap peserta didik/konseli perlu dipahami oleh guru BK/konselor. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pemahaman mengenai perbedaan gaya belajar ini juga bermanfaat baik bagi peserta didik/konseli. Kesadaran bahwa dirinya memiliki gaya belajar yang berbeda dengan temannya, akan memudahkan untuk menemukan cara yang tepat untuk mengoptimalkan hasil belajarnya.
D. Aktifitas Pembelajaran
Kegiatan diklat tatap muka dilakukan melalui lima tahapan, yaitu (1) pendahuluan, (2) mengkaji materi, (3) melakukan aktivitas pembelajaran, (4) presentasi dan konfirmasi, dan (5) persiapan tes akhir. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:
1. Moda Tatap Muka Penuh
a. Peserta menyimak penjelasan tentang tugas, tujuan dan langkah kerja dari Fasilitator.
b. Peserta mengkopi file Lembar Kerja dari fasilitator. c. Peserta mempelajari isi Lembar Kerja
d. Peserta mengerjakan LK sesuai dengan langkah kerja yang disarankan dalam LK.
PPPPTK Penjas dan BK | 50
e. Peserta melaporkan hasil tugas sesuai kegiatan dalam langkah kerja. f. Peserta mendapatkan masukan dari peserta/kelompok lain dan
fasilitator.
g. Peserta menyempurnakan hasil tugas dan mengumpulkan pada fasilitator.
h. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir pembelajaran.
2. Moda Tatap Muka In, On, In
a. Peserta menyimak penjelasan tentang tugas, tujuan dan langkah kerja dari Fasilitator (In 1)
b. Peserta mengkopi file Lembar Kerja dari fasilitator (In 1) c. Peserta mempelajari isi Lembar Kerja (In 1 dan On)
d. Peserta mengerjakan LK sesuai dengan langkah kerja yang disarankan dalam LK (In 1 dan atau On)
e. Peserta melaporkan hasil tugas sesuai kegiatan dalam langkah kerja (In 1 atau In 2)
f. Peserta mendapatkan masukan dari peserta/kelompok lain dan fasilitator (In 1 atau In 2)
g. Peserta menyempurnakan hasil tugas berdasarkan masukan dari peserta/kelompok lain.
h. Peserta mengumpilkan tugas yang sudah disempurnakan pada fasilitator (In 1 atau In 2)
i. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir pembelajaran (In 1 dan In 2)
E. Tugas
a. Lembar kerja 02.1
Berikut adalah lembar kerja 02.1 (LK. 02.1) yang harus Saudara kerjakan pada awal pembelajaran jika pelatihan dilakukan dengan menggunakan moda tatap muka penuh. Jika pelatihan menggunakan moda tatap muka in on in, maka LK ini Saudara kerjakan ketika ON.
PPPPTK Penjas dan BK | 51
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
Pada saat moda tatap muka penuh Saudara diminta untuk bekerja secara berkelompok, sehingga tumbuh nilai gotong royong antar sesama peserta, saling menghormati perbedaan pendapat, serta bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang harus diselesaikan. Ketika moda in on in Saudara diminta bekerja secara mandiri, sehingga tumbuh nilai kemandirian, kerja keras, dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
LK-02.1
Mendeskripsikan gaya belajar peserta didik/konseli
Langkah Kerja:1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok.
2. Masing-masing kelompok ditunjuk ketua dan sekertaris kelompok
3. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok, yaitu mendeskripsikan gaya belajar peserta didik/konseli.
4. Kelompok berdiskusi mengisi tabel deskripsi gaya belajar. Ketika moda tatap muka in on in dikerjakan ketika On secara mandiri.
5. Mempresentasikan hasil kerja di depan kelas.
6. Mencatat komentar dan saran perbaikan dari kelompok/peserta lain. 7. Melakukan perbaikan tugas berdasar saran dan masukan dari
peserta/kelompok lain.
(untuk diklat tatap muka moda in on in, kegiatan 5, 6, dan 7 dilakukan pada saat In 2)
Tugas:
Mengisi tabel deskripsi gaya belajar
Tabel 3 Deskripsi gaya belajar
No Gaya belajar Deskripsi
1 Visual 2 Auditorial 3 Kinestetik
PPPPTK Penjas dan BK | 52
LK-02.1
Mendeskripsikan gaya belajar peserta didik/konseli
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai penguatan pendidikan karakter yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran ini.
...
...
...
b. Lembar kerja 02.2
Berikut adalah lembar kerja 02.2 (LK 02.2) yang harus Saudara kerjakan pada awal pembelajaran jika pelatihan dilakukan dengan menggunakan moda tatap muka penuh. Jika pelatihan menggunakan moda tatap muka in on in, maka LK ini Saudara kerjakan ketika IN 1. Saudara diminta bekerja secara berkelompok, sehingga tumbuh nilai gotong royong antar sesama peserta, saling menghormati perbedaan pendapat, serta bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang harus diselesaikan.
LK-02.2
Mengenali gaya belajar
Langkah Kerja:1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok.
2. Masing-masing kelompok ditunjuk ketua dan sekertaris kelompok
3. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok, yaitu berlatih mengenali gaya belajar pesert didik dan berlatih membuat grafik gaya belajar.
4. Kelompok berdiskusi mengisi tabel deskripsi gaya belajar. 5. Mempresentasikan hasil kerja di depan kelas.
6. Mencatat komentar dan saran perbaikan dari kelompok/peserta lain. 7. Melakukan perbaikan tugas berdasar saran dan masukan dari
peserta/kelompok lain.
Tabel Mengenali Gaya Belajar
Tabel identifikasi gaya belajar ini digunakan untuk mengenali gaya belajar peserta didik/konseli dalam rangka membantu peserta didik/konseli
PPPPTK Penjas dan BK | 53
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
LK-02.2
Mengenali gaya belajar
menyadari dan mengoptimalkan gaya belajarnya.Berilah tanda ceklis (V) yang sesuai untuk setiap pertanyaaan. Jumlahkan nilai Anda untuk setiap bagian. Kemudian buatlah grafik untuk setiap hasilnya.
Tabel 4 Mengenali gaya belajar
VISUAL Sering Kadang-kadang
Jarang
Apakah anda rapi dan teratur?
Apakah anda berbicara dengan cepat?
Apakah anda perencana dan pengatur jangka panjang yang baik?
Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah anda melihat kata-kata dalam pikiran anda?
Apakah anda lebih ingat yang dilihat daripada yang didengar? Apakah anda menghafal dengan asosiasi visual?
Apakah anda sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan, dan apakah anda sering meminta orang mengulang ucapannya?
Apakah anda lebih suka membaca daripada dibacakan? Apakah anda suka mencoret-coret selama selama menelepon/ menghadiri rapat?
Apakah anda lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato?
Apakah anda lebih menyukai seni daripada musik?
Apakah anda tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak terpikir kata yang tepat?
Subtotal x 2
= ...
x 1=... x o=..
PPPPTK Penjas dan BK | 54
LK-02.2
Mengenali gaya belajar
AUDITORIAL Sering Kadang-kadang
Jarang
Apakah anda berbicara kepada diri sendiri saat bekerja?
Apakah anda mudah terganggu oleh keributan?
Apakah anda menggerakkan bibir/ menghafalkan kata saat membaca?
Apakah anda suka membaca keras-keras dan mendengarkan? Dapatkah anda mengulang dan menirukan nada, perubahan, dan warna suara?
Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita? Apakah anda berbicara dengan pola berirama?
Apakah menurut anda, Anda adalah pembicara yang fasih? Apakah anda lebih menyukai musik dari pada seni?
Apakah anda belajar dari mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat?
Apakah anda banyak bicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar? Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras dari pada menuliskanya?
Subtotal x 2
= ....
x 1 = ... x 0 = ...
PPPPTK Penjas dan BK | 55
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI E - PEDAGOGIK
LK-02.2
Mengenali gaya belajar
Kinestetik Sering Kadang-kadang
jarang
Apakah anda berbicara dengan lambat?
Apakah anda menyentuh orang untuk mendapat perhatiannya?
Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan seseorang?
Apakah anda berorientasi pada fisik dan banyak bergerak?
Apakah anda belajar melalui manipulasi dan praktik? Apakah anda menghafal dengan berjalan dan melihat? Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca?
Apakah anda banyak menggunakan isyarat tubuh? Apakah anda tidak bisa duduk tenang dalam waktu