• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Dalam dokumen Seni Budaya SMP KK D Ped (Halaman 25-45)

Setelah kegiatan pembelajaran ini, ibu/bapak dapat melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut ini!

1. Apa yang ibu/bapak pahami setelah mempelajari materi ini?

2. Pengalaman penting apa yang ibu/bapak peroleh setelah mempelajari materi ini?

3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas ibu/ bapak sebagai guru?

4. Bagaimana ibu/bapak mendiseminasikan materi ini kepada teman sejawat? 5. Apa rencana tindak lanjut yang akan ibu/ bapak lakukan setelah kegiatan

Penilaian

PENILAIAN KETERAMPILAN

No Nama Instansi

Tagihan Penilaian

Keterampilan Rerata Predikat

LK 1 LK 2 LK 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penatar

____________________

PENILAIAN SIKAP

No Nama Instansi

Nilai Setiap Aspek 0-100

Rerata

Kerjasama Disiplin Tanggung

jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penatar

____________________

REKAPITULASI PENILAIAN SIKAP

No Nama Instansi PB 1 PB2 PB3 Rerata Predikat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penatar

____________________

REKAPITULASI NILAI AKHIR PELATIHAN

Program Pelatihan :

Mata Diklat :

Tanggal :

NO NAMA INSTANSI NILAI

PRETEST

NILAI PROSES 70% NILAI PENGETAHUAN

30% NILAI AKHIR RERATA NILAI SIKAP 40% RERATA NILAI KETERAMPILAN 60%

NILAI TES AKHIR (post) Skor Terbobot Skor Terbobot Skor Terbobot

Perencanaan pembelajaran merupakan proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu baik berupa penyusunan materi pengajaran, peggunaan media, maupun model pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya berjalan optimal.

Pembelajaran yang mendidik, yaitu pembelajaran yang membuahkan bukan saja dasar-dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga sekaligus menumbuhkan karakter yang kuat serta penguasaan kecakapan hidup (soft skills), sehingga tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama (compassion) serta menjunjung tinggi etika di samping trengginas dalam bekerja

Di dalam penerapannya menekankan aspek-aspek yang terdapat di dalam Kompetensi Inti, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berbagai metode dapat digunakan oleh guru di dalam penerapannya. Lebih jelasnya adalah bahwa dalam proses pembelajaran guru harus mampu menguasai berbagai metode yang paling tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Abdurrakhman, M.Si.,Phd.,Prof. 2010. Esensi Praktis Belajar &

Pembelajaran. Bandung: Humaniora .

Aunurrahman, M.Pd. Dr. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta

Hamalik, Oemar, Prof. Dr. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

Bumi Aksara .

Sadulloh, Uyoh, Drs.,dkk. 2010. Pedagogic (Ilmu Mendidik). Bandung:

Alfebata

Suryosubroto, B. Drs. 2010.Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan.

Jakarta; Rineka Cipta.

Wijanarko, Jarot. 2005. Mendidik anak: untuk meningkatkan

kecerdasan emosional dan spiritual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

http://edukasi.kompasiana.com. Pengertian, prinsip dan tujuan

dalam-pembelajaran (diunduh tanggal 4-03-2016)

31 No Kasus Siapa yang dirugikan Bagaimana dia dirugikan

Apa yang sebaiknya dilakukan dalam

pembelajaran

1. Guru memberi hukuman pada peserta didik yang dianggap salah dengan menyuruh lari jongkok. Semua peserta didik . Hukuman yang diberikan tidak mendidik dan cenderung mempermalukan yang bersangkutan.

Hukuman yang guru berikan bertujuan untuk menunjukkan kesalahan siswa. Peserta didik yang mendapat hukuman dapat mengetahui kekeliruannya dan memperbaiki diri dalam pengalaman belajar selanjutnya. Motivasi belajar dapat timbul melalui hukuman yang tidak berlebihan dan diterapkan pada waktu yang tepat. Dalam hal ini yang terpenting ialah menunjukkan kepada peserta didik jalan keluar untuk mengatasi hukuman itu.

2. Mendidik para perempuan tidak sepenting mendidik laki-laki oleh karena peran utama perempuan adalah sebagai ibu rumah tangga Peserta didik Perempuan Peserta didik Perempuan tidak memiliki banyak alternatif pilihan profesi. Menjadi ibu rumah tangga merupakan salah satu alternatif profesi.

 Guru mempromosikan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan dan laki-laki  Guru menciptakan kesempatan bagi peserta didik untuk membahas pekerjaan-pekerjaan ‘non-tradisional’ seperti dokter perempuan, pengusaha, kepala sekolah, spesialis komputer, politisi, pria

perawat, sekretaris, pengacara, dan lain-lain. 3. Dalam kelas biasanya perempuan yang menyusun laporan sementara laki-laki yang menangani peralatan dan melakukan eksperimen Peserta didik Perempuan Peserta didik Laki-laki Peserta didik Perempuan menjadi tidak terampil menangani peralatan eksperimen Peserta didik Laki-laki tidak terampil mengungkapkan gagasan secara tertulis dan sistematis

 Para peserta didik mendiskusikan bersama, cara-cara mengerjakan tugas.

 Tanggung jawab dan kepemimpinan serta peran-peran

pembantu dibahas dan dibagi secara adil di antara peserta didik .

 Topik-topik bahasan sebaiknya dipilih yang sesuai dengan minat baik anak perempuan maupun laki-laki.

4. Biasanya lebih banyak anak perempuan dari pada laki-laki yang bermain olahraga di sekolah Peserta didik Perempuan Peserta didik perempuan kurang memiliki kesempatan mengembangkan kesehatan fisik di masa pertumbuhan (misalnya membangun otot dan tulang yang kuat)

Tawarkan aktivitas yang mendorong anak-anak perempuan untuk aktif secara fisik (kegiatan di luar ruangan)

Promosikan kegiatan olah raga yang populer untuk anak laki-laki maupun perempuan. Jamin bahwa olah raga tersebut aman bagi anak perempuan. Sampaikan kepada orang

tua agar memberikan makanan yang sehat bagi anak laki-laki maupun perempuan

5. Guru kurang mendukung para peserta didik

33 perempuan untuk menjadi pemimpin karena kepemimpinan dianggap sebagai peran laki-laki.

6. Para peserta didik laki-laki kurang dianjurkan untuk belajar melakukan pekerjaan domestik (memasak, mencuci) oleh karena ini dianggap sebagai bagian dari peran perempuan.

7. Biasanya di dinding ruang kelas lebih banyak dipajangkan gambar laki-laki daripada perempuan

8. Guru sering memuji anak perempuan untuk perilaku yang lemah lembut, penampilan yang cantik, dan pekerjaan yang rapi; sedangkan anak laki-laki dipuji atas kepandaian dan pekerjaan yang baik.

9. Sejumlah buku teks yang diterbitkan swasta maupun

pemerintah

mengandung bias jender. Dalam beberapa buku, misalnya, disebutk an tugas ibu lebih mengurus rumah dan bapak berkerja mencari nafkah. Atau, dalam menceritakan profesi perawat selalu digambarkan perempuan, tetapi untuk dokter digambarkan laki-laki. 10. Para laki-laki mendapat lebih banyak perhatian dan waktu dari guru dari pada perempuan oleh karena mereka lebih ribut atau duduk lebih dekat dengan guru

35 FORMAT DISKUSI UNTUK PESERTA

No. Kasus Siapa yang dirugikan Bagaimana dia dirugikan

Apa yang sebaiknya dilakukan dalam

CONTOH LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK

1. Catatlah kegiatan kelompok yang memperlakukan perbedaan peserta laki-laki dan perempuan.

...

...

...

...

2. Perlakuan apa saja yang dilakukan peserta laki-laki/perempuan ketika melakukan kegiatan kelompok. ...

...

...

...

3. Catatlah permasalahan yang mengarah diskriminasi yang Anda temukan ketika PBM berlangsung. ...

...

...

...

4. Apakah dalam proses kegiatan kelompok Anda sudah dapat mendesain pembelajaan yang mendidik untuk mengembangkan potensi diri peserta didik? ...

...

...

37

...

...

...

5. Menurut Anda, pihak mana yang sering dirugikan saat pembelajaran berlangsung. ...

...

...

...

Tulis kesan Anda. ...

...

...

Dalam dokumen Seni Budaya SMP KK D Ped (Halaman 25-45)

Dokumen terkait