Do you want the scores written to a file? (Y/N) Y <enter>
G. Umpan Balikdan Tindak Lanjut
1. Dengan menggunakan data dan hasil analisis data dari kegiatan open class atau pelaksanaan tindakan di sekolah masing-masing secara berkelompok peserta mencoba untuk melakukan interpretasi. Hasil interpretasi dituliskan dalam bentuk poin-poin penting.
2. Hasil interpretasi data akan digunakan untuk mengevaluasi atau merefleksi proses dan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan. 3. Setelah selesai kegiatan dia atas, setiap peserta diminta untuk
141 data, penyajian data, analisis data kualitatif, analisis data kuantitatif, serta interpretasi hasil analisis pada buku kerja masing-masing.
4. Hasil refleksi dan rencana tindak lanjutnya diuraikan dalam bentuk paragraf naratif. Perhatikan format berikut ini.
Rumusan Masalah:
(seperti yang dihasilkan dari pertemuan ke-2)
Hasil Refleksi: (beberapa paragraf)
Rencana Tindak Lanjut:
(beberapa paragraf)
5. Setelah masing-masing orang menyelesaikan refleksinya, mereka diminta berdiskusi dalam kelompok kecil atau saling berpasangan untuk mendiskusikan atau memberi masukan pada hasil refleksi dan tindak lanjut masing-masing.
142 Tabel 14 Contoh Hasil Refleksi dan Analisis Data
Tujuan Perbaikan
Refleksi diri guru Hasil Observasi Pengamat 1 Hasil Observasi Pengamat 2 Kesimpulan
1. Kegiatan awal yang dilakukan guru dapat memotivasi siswa.
Setelah saya membaca naskah Case Study saya tentang pembelajaran asam, basa, dan garam berulang-ulang , saya merasa masih belum optimal terutama pada saat penggalian pengetahuan awal siswa, yaitu mengenai sifat bahan. Saya merasa agak memaksakan siswa
Pada saat guru mengajukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan: “ Coba sebutkan bahan apa saja yang ada di rumah yang berwujud cair dan larutan?” Ada 3 siswa dalam kelompok yang saya amati, tidak paham dengan istilah bahan, dia hanya diam saja.
Sebaiknya, guru
Pada saat guru mengajukan pertanyaan untuk mengali pengetahuan prasyarat siswa, hanya 3 orang yang memberi respon, yang lain diam saja. Mungkin pertanyaan apersepsi harus diubah:
Coba sebutkan zat-zat cair yang ada di rumahmu! Kalau garam dimasukkan ke dalam air disebut apa?
Kegiatan awal kurang dapat memotivasi siswa. Istilah bahan pada pertanyaan apersepsi, masih membingungkan siswa. 2. Kegiatan awal dapat meningkatkan respons siswa.
Respon siswa untuk menjawab pertanyaan apersepsi dan motivasi tidak terlalu banyak
(10 orang dari 40 siswa) sebab guru tidak memberikan pertanyaan untuk semua anak.
Jawaban siswa:
3 orang siswa dalam kelompok yang saya amati menjawab: Zat cair dapat mengalir, menempati wadah, ada yang berwarna dan ada juga tidak berwarna
Jawaban siswa hanya pada
Kegiatan awal kurang mampu meningkatkan respon siswa. Guru kurang dapat
menggunakan teknik bertanya yang baik. Guru belum
menggunakan pertanyaan penggali.
143 Tujuan
Perbaikan
Refleksi diri guru Hasil Observasi Pengamat 1 Hasil Observasi Pengamat 2 Kesimpulan
sifat fisis dari zat cair.
Guru tidak mengejar jawaban siswa untuk menyebutkan sifat lainnya
144
PENUTUP
Setelah mempelajari serangkaian materi yang terdiri atas statistika deskriptif, pembentukan permukaan bumi, perubahan iklim global, perairan laut, permasalahan lingkungan dan roadmap pembangunan Indonesia, planet bumi untuk kehidupan, analisis model-model pembelajaran, analisis kebutuhan media pembelajaran, penyusunan instrument penilaian, implementasi RPP dalam pembelajaran geografi, dan analisa data PTK dengan berbagai aktivitas pembelajaran, maka untuk memperkuat dan memperkaya pemahaman Ibu/bapak dipersilakan membaca referensi dari berbagai sumber. Kegiatan tersebut juga merupakan bagian penting untuk mempelajari modul selanjutnya.
145
DAFTAR PUSTAKA
Albanese, M.A. & Mitchell, S. 1993. Problem Based Learning: a Review of The Literature on Outcomes and Implementation Issues. Journal of Academic Medicine
Anonymous. 2006. Model Penilaian Kelas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA/MA. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Atwi, Suparman 2004. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Badrun Kartowagiran. 2005. Item and Test Analysis (ITEMAN); Makalah Penyegaran Metodologi Penelitian Pascasarjana UNY Yogyakarta 21-30 Mart 2005.
Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem Based Learning: an Approach to Medical Education. New York: Springer Publishing
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching. Model-Model Pengajaran. Edisi kedelapan. Jogyakarta: Pustaka Peserta Didik.
Calhoun, E.F. 1993. Action Research: Three Approaches. Educational Leadership 51, 2. Hlm. 62-65.
Dayan, Anto, 2005, Pengantar Metode Statistik, jilid I, Jakarta, Penerbit LP3ES. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal PMPTK. 2009.
Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran. Bahan TOT Calon Pengawas dan Kepala Sekolah. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2003, Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching and Learning – CTL), Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Deti, Hendarni. 2012. Modul Model-model Pembelajaran Sosiologi. Malang: PPPPTK PKn dan IPS.
Direktorat Bindiklat, 2008. Panduan Generik 5 , Analisis dan Interpretasi Data . Jakarta : Direktorat Bindiklat.
146 Faisal, Sanapiah, 2001, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta, Penerbit PT
Raja Grafindo Persada.
Gall, M.D., Gall,J.P., and Borg, W.R. 2003. Education Research, an Introduction. 7th ed.. USA: Pearson Education, Inc.
Glazer, Evan. 2001. Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and Technology [Online]. Tersedia: http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005]. Gulo, W, 1989, Dasar-Dasar Statistika Sosial, Semarang, Penerbit Satya
Wacana.
Karim, S., et al. 2007. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan.
Kemmis, S. dan McTaggart, R. 1988. The Action Research Planner. Geelong, Victoria: Deakin University Press.
Madya, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Bagian I, II, III. Jakarta: Dirjen PMPTK.
McNiff, J. 1991. Action Research: Principles and Practices. New York: Routledge. Mel Silberman, 2002, Active Learning, Yogyakarta : Yappendis.
Muhadjir, N. 1997. Analisis dan Refleksi. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas, Bagian Keempat. Yogyakarta. UP3SD BP3GSD-UKMP. SD.
Mustaji. 2005. Teori, Model-Model dan Penelitian Pengembangan dalam Perspektif Teknologi Pembelajaran. http://pasca.tp.ac.id/site/teori-model-dan-penelitian-pengembangan-dalam-perspektif-teknologi-pembelajaran
Proyek DUeLike Universitas Indonesia. 2002. Panduan Pelaksanaan Collaborative Learning & Problem Based Learning. Depok: UI
Raka Joni, T. (Ed). 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pengajaran. Jakarta: BP3GSD Ditjend Dikti. Depdikbud.
Sanusi, A. 2003. Metodologi Penelitian Praktis, Untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi. Buntara Media. Malang.
Sedarmayanti dan Hidayat, S. 2002. Metodologi Penelitian. CV Mandar Maju. Bandung.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta.
147 Sugianto, 2003, Pengantar Statistika Sosial, Malang, Penerbit Lembaga
Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Sunata, Wayan, I. 2002. Evaluasi Pembelajaran Geografi. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsudin, 2002, Statistik Deskriptif, Surakarta, Penerbit Muhamadiyah. University Press.