BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.7 Penelitian Sebelumnya
Muhammad Isya dkk (2011) dalam Teras Jurnal, Vol 1, No. 2, menganalisis penentuan tarif angkutan umum minibus lintas Lhokseumawe – Banda Aceh. Beberapa variabel yang dianalisis meliputi: analisa biaya pokok pelayanan yang merupakan besaran Biaya Operasional Kendaraan (BOK), evaluasi terhadap kemampuan dan keinginan membayar bagi masyarakat pengguna jasa angkutan (ability to pay and
willingness to pay), dan evaluasi tarif angkutan umum.
Sri Widari (2010) dalam tugas akhirnya menganalisis tarif angkutan pedesaan berdasarkan biaya operasi kendaraan. Analisa tarif angkutan ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan dan tarif berdasarkan hasil hitungan BOK serta perbandingan tarif BOK dengan tarif yang berlaku dilapangan. Dalam tugas akhir tersebut juga diteliti mengenai kemampuan membayar Ability To Pay (ATP) dan
Willingness To Pay (WTP).
Ranto Gultom (2009) dalam tugas akhir dikemukakan bahwa sangatlah tepat kalau dikaji bagaimana tingkat pelayanan itu bisa menjadi sangat rendah sekarang ini, sehingga diperlukan peninjauan kembali tarif angkutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian tersebut juga melakukan perbandingan antara tarif yang ditetapkan oleh pemerintah dengan biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan.
Rahmatang Rahman (2012) dalam jurnalnya menganalisa biaya operasional kendaraan angkutan umum dalam propinsi rute Palu – Poso. Dalam penelitian tersebut
dihitung komponen-komponen Biaya Operasional Kendaraan (BOK) pada bus AKDP, selanjutnya ditarik kesimpulan dari perhitungan BOK apakah operator angkutan mendapat keuntungan atau merugi.
H. Sugiono (2005) dalam tesis mengevaluasi biaya operasional kendaraan untuk peningkatan kinerja angkutan umum bus sedang. Parameter yang digunakan dalam tesis tersebut yaitu perhitungan komponen-komponen BOK, efisiensi biaya operasi kendaraan, struktur tarif, pemodelan rute, fare box ratio (FBR). Analisis digunakan untuk menggambarkan kinerja dari angkutan umum bus sedang secara finansial dalam kaitannya dengan tingkat pendapatan atau jumlah penumpang yang terangkut dengan biaya operasional kendaraan.
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 UMUM
Transportasi merupakan usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Fidel Miro, 2004). Dewasa ini transportasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, manusia dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari tidak terlepas dari pergerakan. Pergerakan yang dimaksud adalah kegiatan atau aktivitas manusia seperti bekerja, belajar, berbelanja dan berlibur/berekreasi.
Dengan semakin bertambahnya penduduk akan mengacu pada aktifitas penduduk. Sarana dan prasarana transportasi akan sangat dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas penduduk. Angkutan Umum dan Jalan raya merupakan salah satu sarana dan prasarana transportasi darat yang dimaksudkan untuk menunjang pertumbuhan dan hubungan ekonomi, pendidikan, sosial budaya antar daerah.
Angkutan umum di Indonesia belum sepenuhnya mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Penggunaan kendaraan pribadi dan kendaraan bermotor roda 2 menjadi tantangan serius dalam peningkatan pelayanan transportasi dan upaya pemerintah untuk mensosialisasikan penggunaan angkutan umum. Padahal angkutan umum adalah solusi yang tepat untuk permasalahan transportasi jalan seperti kemacetan, kecelakaan, polusi udara, efisiensi penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) dan biaya transportasi.
Tarif merupakan pungutan yang dibebankan terhadap pengguna jasa atas jasa yang diberikan oleh operator (penyedia jasa). Namun yang terpenting adalah sumber-sumber daya transportasi bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan transportasi, misalnya keamanan, keselamatan, keandalan dan kenyamanan.
Tarif yang diberikan oleh operator angkutan (penyedia jasa) merupakan akumulasi dari biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator angkutan dengan tingkat daya beli masyarakat. Pada prinsipnya tarif ditetapkan secara independen dari biaya operasi dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen terkait di bidang transportasi seperti asosiasi perusahaan angkutan, pengguna jasa angkutan, pakar transportasi Perguruan Tinggi, dan organisasi kemasyarakatan.
Untuk memperbaiki kualitas pelayanan angkutan umum diperlukan sistem pentarifan yang mampu mengakomodir peningkatan kualitas pelayanan operator angkutan dan pengguna jasa angkutan, dan pemerintah diharapkan mampu untuk menjembatani sistem pentarifan tersebut. Sistem pentarifan yang cenderung datar bisa mempengaruhi sumber daya transportasi yang digunakan terlalu berlebihan pada periode sibuk dan sebaliknya pada periode sepi. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan karena pada periode puncak akan terjadi angkutan umum kejar-kejaran penumpang dan ngetem pada periode sepi (Laporan Analisis Tarif AKDP Di
Jawa Barat, Tahun 2006). Perlu kiranya untuk mengevaluasi sistem pentarifan yang
ada, untuk mencapai pelayanan yang optimal.
I. 2 LATAR BELAKANG
Guna mendukung kegiatan masyarakat Sumatera Utara dengan wilayah yang luas dan penduduk yang tersebar sangat diperlukan sarana dan prasarana
transportasi. Dengan kondisi tingkat ekonomi masyarakat dalam pemenuhan sarana transportasi yang berbeda, maka salah satu sarana yang dibutuhkan adalah angkutan umum.
Sampai sekarang kebutuhan angkutan umum penumpang yang ada di Provinsi Sumatera Utara telah dilayani oleh beberapa jenis kendaraan dengan beberapa trayek. Salah satu trayek yang dikembangkan adalah angkutan umum dengan menggunakan bus jurusan Medan - Doloksanggul.
Doloksanggul merupakan ibukota kabupaten Humbang Hasundutan yang sebagian penduduknya bergelut di sektor pertanian. Sektor pertanian di kabupaten Humbang Hasundutan merupakan sektor andalan yang sangat potensial, karena sektor ini adalah tulang punggung dalam perekonomian daerah. Kontribusi sektor pertanian bagi pendapatan daerah kabupaten Humbang Hasundutan mencapai 59,08% (www.humbanghasundutan.go.id).
Berbagai kepentingan mendasari seseorang untuk perjalanan ke Doloksanggul, mulai dari kepentingan pribadi, jalan-jalan, bisnis/berdagang, dan kegiatan lainnya. Dalam hal melakukan perjalanan seseorang dihadapkan pada pemilihan moda yang akan mengantarkan seseorang ke tempat tujuannya dengan mempertimbangkan aspek keselamatan, kenyamanan, keamanan, dan biaya yang dikeluarkan (tarif). Beberapa bus yang melayani trayek Medan – Doloksanggul adalah Po.Sampri, Po. Sentosa Transport, CV. Karya Agung, Po.KBT (Koperasi Bintang Tapanuli), dan CV.Tao Toba Indah.
Adapun yang menjadi alasan penulis memilih trayek Medan – Doloksanggul sebagai bahan studi adalah karena perusahaan angkutan bus yang melayani Medan – Doloksanggul memiliki persaingan yang kompetitif dalam melayani pengguna
angkutan bus. Sehingga semua pelayanan yang diberikan angkutan bus diusahakan seoptimal mungkin dalam menjaga pelanggan pengguna angkutan bus itu sendiri. Pengguna angkutan bus akan selalu berusaha mencapai efisiensi transportasi dimana pengangkutan akan memakan waktu yang secepat mungkin dan dengan pengeluaran biaya yang sekecil mungkin. Mengevaluasi tarif yang berlaku dengan adanya tingkat persaingan yang kompetitif apakah tarif yang ditetapkan menutupi Biaya Operasional Kendaraan. Berdasarkan hal inilah tulisan ini diangkat dalam tugas akhir (TA) dengan judul “Evaluasi Tarif Bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan Trayek Medan-Doloksanggul“.
I. 3 PERUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini meliputi :
1. Tarif yang diberlakukan di lapangan apakah sesuai dengan yang diharapkan operator angkutan ?
2. Apakah tarif yang ditetapkan menutupi biaya operasi kendaraan ?
I. 4 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk :
1. Mengetahui kondisi sistem pentarifan bus CV. Karya Agung dan bus PO. SENTOSA Transport yang diberlakukan di lapangan oleh operator angkutan umum.
2. Mengetahui permasalahan dari kebijakan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. 3. Mengevaluasi tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan.
I. 5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :.
1. Memberikan sistem pentarifan yang fleksibel antara operator angkutan umum dengan pengguna angkutan umum.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait dalam penanganan tarif pada angkutan umum.
3. Menambah wawasan bagi penulis maupun pihak-pihak lain yang membaca tulisan ini, khususnya wawasan mengenai sistem pentarifan transportasi angkutan umum.
I. 6 PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi pada :
1. Penelitian ini membahas tarif bus berdasarkan biaya operasional kendaraan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan penelitian ini ditinjau dari segi pengusaha angkutan, dari segi penumpang tidak ditinjau.
2. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada bus trayek Medan – Doloksanggul.
3. Objek penelitian hanya dilakukan hanya pada transportasi darat yaitu bus, PO. SENTOSA Transport, dan CV. Karya Agung.
4. Analisa yang digunakan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 89 tahun 2002 tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkuatan Penumpang dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas Ekonomi.
5. Harga BBM dan Spare Part lainnya dianggap tidak mengalami perubahan selama penelitian.
I. 7 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan digunakan untuk memperjelas alur pengerjaan penulisan. Sistematika penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan..
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas teori mengenai pelayanan transportasi khususnya angkutan umum ditinjau dari aspek pentarifan berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan.