• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kharakteristik umum responden

5.1.1 Umur

Untuk mengetahui data penelitian mengenai usia responden dapat dilihat pada tabel 5.1, sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Umur (tahun) Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 4 21-30 31-40 41-50 51-60 4 11 13 7 11,43 31,43 37,14 20,00 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa empat orang responden (11,43%) berumur dua puluh satu sampai dengan tiga puluh tahun, 11 responden (31,39%) berumur tiga puluh 31 dengan 40 tahun. Responden yang paling banyak jumlahnya adalah berusia 41 sampai dengan 50 tahun, mencapai 13 orang responden (38,30%). Sedangkan tujuh orang responden berumur 51 sampai dengan 60 tahun. Data ini mengindikasikan bahwa responden pada umumnya berada pada usia produktif. Secara ilmiah, penulis tidak membatasi usia dari masing-masing keluarga yang akan menjadi responden. Terdapat kemungkinan besar bahwa distribusi responden sekaligus menggamparkan distribusi kepala keluarga dari masyarakat yang ada di desa penelitian. Hal ini dinyatakan karena pada umumnya yang menjadi responden adalah kepala keluarga.

5.1.2. Jenis Kelamin

Data berkenaan dengan jenis kelamin responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner selanjutnya disajikan pada tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 Laki-laki Perempuan 24 11 68,57 31,43 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada table tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 24 orang responden (68,57%) adalah laki-laki. Sedangkan 11 orang responden (31,43%) adalah perempuan. Distribusi responden yang demikian menggambarkan bahwa mayoritas keluarga cenderung diwakili oleh laki-laki atau suami, khususnya dalam rangka memberikan suatu pendapat atau respon mengenai sesuatu ke pihak luar, yang dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan implementasi program CSR dari sebuah perusahaan yang berada di desa itu. Disamping itu, pihak laki-laki atau suami mungkin lebih tertarik terhadap masalah yang berkaitan dengan implementasi CSR dari perusahaan itu ataupun mengenai hal-hal lain yang berada di luar keluarga. Sedangkan pihak perempuan atau istri cenderung lebih asyik dengan kegiatan ekonomi keluarga dan tugas-tugas rumah.

5.1.3. Agama

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 Islam Kristen Protestan 31 4 88,57 11,43 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.3 dapat diperoleh informasi, bahwa hampir keseluruhan responden, tegasnya 31 orang (88,57%) memeluk agama Islam. Hanya empat orang responden (11,43%) yang memeluk agama lain, yakni Kristen Protestan. Kondisi ini merupakan gambaran dari distribusi penduduk berdasarkan agama yang dipeluk, dimana hampir seluruhnya memeluk agama Islam.

5.1.4. Suku Bangsa

Adapun data tentang distribusi responden berdasarkan suku bangsa disajikan pada tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa No Suku Bangsa Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 Batak Mandailing Batak Sipirok Batak Toba Jawa 25 5 3 2 71,43 14,29 8,57 5,71 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Data yang disajikan pada Tabel 5.4 menginformasikan, bahwa mayoritas responden adalah suku Batak Mandailing, yaitu sebanyak 25 orang responden (71,43%). Suku Batak Mandailing merupakan mayoritas penduduk yang bermukim di Desa Banua Rakyat. Sedangkan suku Batak Sipirok hanya lima orang responden (14,29%), disusul responden yang merupakan suku Batak Toba hanya tiga orang (8,57%), dan suku Jawa hanya dua orang responden (5,71%).

5.1.5. Pendidikan

Pendidikan merupakan aspek penting kependudukan. Hal ini merupakan konsekwensi logis atau akibat wajar dari fakta, bahwa wawasan masyarakat sedikit banyak dipengaruhi oleh pendidikan. Pada tabel 5.5 berikut akan disajikan distribusi responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

1 2 3 4 SD SLTP SLTA Sarjana 9 11 13 2 25,71 31,43 37,14 5,72 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak adalah berpendidikan SLTA, yakni 13 orang (37,14%). Jumlah ini diikuti oleh responden berpendidikan SLTP, yaitu sebanyak 11 orang responden atau 31,43%. Sedangkan Sembilan orang responden (25,71) adalah berpendidikan SD. Hanya ada dua orang responden 5,72%) yang berpendidikan Perguruan Tinggi atau sarjana. Kondisi distribusi pendidikan responden merupakan gambaran dari komposisi penduduk berdasarkan pendidikan di desa Banua Rakyat. Secara umum pendidikan masyarakat desa Banua Rakyat tergolong rendah.

5.1.6. Pekerjaan

Aspek terpenting dari sosial ekonomi masyarakat adakah pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan atau dilakoni oleh masyarakat berkaitan langsung dengan pendapatan masyarakat. Sehingga pekerjaan sering dinamakan dengan sumber pendapatan masyarakat. Pada tabel 5.6 berikut disajikan distribusi reponden berdasarkan pekerjaan.

Tabel 5.6

No Pekerjaan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Petani Pedagang PNS 29 4 2 82,86 11,43 5,71 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa pada umumnya responden adalah petani, tegasnya berjumlah 29 orang (82,86%). Dengan demikian hanya ada enam orang responden yang bukan petani, yakni empat orang (11,43%) di antaranya adalah pedagang, sedangkan dua orang (5,71%) di antaranya adalah PNS. Perlu ditambahkan bahwa distribusi atau komposisi responden berdasarkan pekerjaan ini merupakan gambaran dari komposisi penduduk desa Banua Rakyat jika dilihat dari pekerjaan atau mata pencaharian penduduk.

5.2. Implementasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. Sorikmas Mining di Desa Banua Rakyat

5.2.1. Sosialisasi Program

Biasanya sosialisasi program merupakan langkah pertama dalam menjalankan program yang ditujukan untuk masyarakat. Demikian halnya dengan program CSR dari PT. Sorikmas Mining di desa Banua Rakyat. Data yang diperoleh melalui penyebaran angket menginformasikan bahwa seluruh responden (35 orang) menyatakan bahwa pihak PT. Sorikmas Mining melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa Banua Rakyat sehubungan dengan implementasi program

CSR-nya di desa Banua Rakyat. Tidak terdapat responden yang menyatakan tidak ada sosialisasi sehubungan dengan implementasi CSR dari perusahaan tersebut. Dengan demikian, pihak PT. Sorikmas Mining telah melakukan kewajiban pentingnya sehubungan dengan pengenalan program CSR mereka, yakni melalui pelaksanaan sosialisasi program.

Informasi lain yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner sehubungan dengan sosialisasi program adalah bahwa keseluruhan responden (35 orang) menyatakan diundang oleh pihak perusahaan dalam rangka sosialisasi implementasi program CSR PT. Sorikmas Mining tersebut. Tidak seorang pun dari responden yang menyatakan tidak diundang. Hal ini berarti, bahwa responden memperoleh kesempatan untuk mengetahui dan memberikan masukan sehubungan dengan pelaksanaan program CSR di desanya oleh PT. Sorikmas Mining. Dapat ditambahkan, bahwa pihak perusahaan menyerahkan undangan kepada kepala desa, seterusnya kepala desa menyerahkan undangan untuk sosialisasi implementasi CSR tersebut kepada masyarakat.

Bagaimana respon masyarakat, khususnya responden penelitian terhadap undangan yang mereka terima. Adapun data tentang kehadiran mereka disajikan pada Tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Kehadiran Pada Sosialisasi Program

No Kehadiran Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Hadir Tidak hadir 29 6 82,86 17,14 Total 35 100,00

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa, tidak semua responden mengikuti sosialisasi tentang implementasi program CSR oleh PT. Sorikmas Mining di desa mereka. Adapun jumlah respon yang menghadiri sosialisasi tersebut adalah 29 orang (82,86%). Sedangkan responden yang tidak mengadiri acara yang penting tersebut adalah enam orang (17,42%). Adapun alasan mereka yang tidak mengikuti program tersebut adalah, bahwa mereka sedang mengikuti acara lain. Sedangkan alasan mereka untuk mengikutinya pada umumnya didorong oleh rasa ingin tahu tentang program tersebut. Sebagian responden menyatakan merasa khawatir tentang ketidakmanfaatan program tersebut, sehingga merasa perlu mengikuti sosialisasi program.

Melalui penyebaran kuesioner juga diperoleh informasi, bahwa materi sosialisasi yang dilakukan meliputi:

1. Pengenalan CSR

2. Rencana kegiatan untuk membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat 3. Pengenalan koperasi coklat

4. Pengenalan okulasi

5. Masak-memasak untuk ibu-ibu

Bagaimana perasaan masyarakat, khususnya tentang tingkat kepuasan mereka atas sosialisasi yang dilakukan, dalam hal ini diwakili responden penelitian atas sosialisasi tentang implementasi CSR tentu sangat penting. Data tentang hal ini disajikan pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan atas Sosialisasi No Tingkat Kepuasan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 Sangat puas Puas Biasa saja 10 19 6 28,57 54,29 17,14 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan puas atas hasil sosialisasi yang dilakukan. Jumlah responden yang menyatakan puas adalah 19 orang (54,29%). Sedangkan responden yang menyatakan sangat puas mencapat 10 orang (28,57%). Namun demikian, terdapat responden yang merasa tidak menyatakan sangat puas maupun puas. Mereka menyatakan biasa saja. Jumlah responden ini sebanyak 6 orang (17,14%). Jawaban ini menunjukkan, bahwa menurut mereka sosialisasi tersebut tidak memuat hal yang cukup penting bagi mereka. Hal lain yang perlu diketahui adalah, bahwa ternyata tidak ada responden yang menyatakan kecewa dan sangat kecewa atas sosialisasi tentang implementasi program CSR dari perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan, bahwa pada masa awal tidak terdapat potensi penolakan atas program CSR yang akan dilaksanakan di desa Banua Rakyat.

5.2.2. Perencanaan Program

Semestinyalah suatu program direncanakan secara demokratis atau bottom up planning.

Bagaimana pun juga, masyarakat harus disertakan dalam perencanaan program yang ditujukan pada perbaikan hidup mereka. Pada tabel 5.9 berikut disajikan data tentang ada tidaknya perencanaan program.

Distribusi Responden Berdasarkan Adatidaknya Perencanaan Program CSR No Ada atau Tidak Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Ada Tidak ada 31 4 88,57 11,42 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Pada umumnya responden menyatakan bahwa di desa Banua Rakyat diadakan perencanaan program. Mereka yang menyatakan hal tersebut meliputi 31 orang (88,57%). Sedangkan responden yang menyatakan tidak ada perencanaan program adalah empat orang (11,42%). Tidak terdapat responden yang menyatakan tidak tahu tentang adatidaknya perencanaan program. Dalam arti kata, bahwa mereka yang tidak mengetahui perihal perencanaan program tersebut menyatakan tidak ada perencanaan program.

Informasi penting lainnya yang perlu diketahui adalah perihal apakah mereka diundang atau tidak diundang pada kegiatan perencanaan CSR tersebut. Data perihal undangan ini disajikan pada Tabel 5.10 berikut ini.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Diundang atau Tidak Dalam Rangka Perencanaan Program CSR

No Diundang atau Tidak Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 Diundang Tidak Diundang 33 2 94,29 5,71 Total 35 100,00

Data yang disajikan pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa pada umumnya, tegasnya 33 orang responden (94,29%) menyatakan bahwa mereka diundang dalam rangka pelaksanaan perencanaan program CSR dari PT. Sorikmas Mining di desa Banua Rakyat. Hanya dua orang responden (5,71%) yang menyatakan tidak diundang dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan program CSR tersebut. Mereka yang diundang pada kegiatan tersebut menambahkan bahwa mereka menerima undangan dari kepala desa untuk mengikuti kegiatan perencanaan program CSR dari PT. Sorikmas Mining desa Banua Rakyat, dimana mereka bermukim. Sedangkan responden yang menyatakan tidak diundang, menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui penyebab mengapa mereka tidak mendapatkan undangan.

Hal yang cukup penting adalah keikutsertaan atau kehadiran responden dalam kegiatan perencanaan program. Data tentang hal ini disajikan pada tabel 5.11 berikut ini.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Hadir Tidaknya Mereka Pada Kegiatan Perencanaan Program CSR

No Kehadiran Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Hadir Tidak Hadir 31 4 88,57 11,42 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Data yang disajikan pada Tabel 5.11 menunjukkan bahwa pada umumnya, yaitu 31 orang responden (88,57%) menyatakan bahwa mereka Hadir dalam pertemuan yang secara khusus dilakukan dalam rangka perencanaan program CSR dari PT. Sorikmas Mining di desa Banua

pelaksanaan kegiatan perencanaan program CSR tersebut. Mereka yang menghadiri perencanaan kegiatan tersebut menambahkan bahwa mereka hadir atas undangan yang mereka terima dari perusahaan melalui kepala desa untuk mengikuti kegiatan perencanaan program CSR dari PT. Sorikmas Mining desa Banua Rakyat, dimana mereka bermukim. Sedangkan responden yang menyatakan tidak hadir dalam kegiatan perencanaan program CSR, dua orang di antara responden menyatakan tidak menghadiri karena memang tidak menerima undangan, sedangkan dua orang lainnya menyatakan, bahwa mereka tidak menghadiri kegiatan yang dilakukan secara khusus untuk merencanaan program CSR karena mereka sendiri memang tidak mendapatkan undangan.

Aspek terpenting dari kehadiran masyarakat dalam kegiatan yang dilakukan secara khusus untuk membuat perencanaan program CSR adalah partisipasi mereka dalam pembuatan perencanaan tersebut.Masyarakat diharapkan memberikan masukan atau pendapat tentang program yang direncanakan agar nantinya sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pada Tabel 5.12 ini disajikan perihal keaktifan mereka dalam memberikan usulan program.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Mereka Memberikan Usul Pada Kegiatan Perencanaan Program CSR No Pemberian Usul Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Memberikan Usul Tidak Memberikan Usul

11 24

31,43 68,57

Total 35 100,00

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa hanya 11 orang responden (31,43%) yang menyatakan bahwa mereka memberikan usul pada perencanaan program tersebut. Sebagian memberikan usulan jenis kegiatan, sebagian lagi memberikan usulan bagaimana pelaksanaan kegiatan. Tujuan dari usul mereka adalah agar nantinya program CSR yang akan dilakukan benar-benar bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Sedangkan sebagian besar dari responden, yakni 24 orang (68,57%) justru menyatakan tidak memberikan usul pada kegiatan perencanaan program yang mereka hadiri. Sebagian dari mereka menyatakan alasan, bahwa apa yang direncanakan oleh PT. Sorikmas Mining di desa Banua Rakyat sudah sesuai dengan keinginan mereka. Sedangkan lainnya cenderung menyatakan keengganan mereka mengajukan usul, karena mereka tidak mengetahui apa yang akan diusulkan.

Kualitas pertemuan yang secara khusus diadakan dalam rangka perencanaan program antara lain dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat, khususnya responden atas pertemuan tersebut. Data tentang tingkat kepuasan responden sehubungan dengan hasil kegiatan perencanaan program disajikan pada Tabel 5.13 berikut.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan atas Perencanaan Program

No Tingkat Kepuasan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 4 Sangat puas Puas Biasa saja Kecewa 8 19 6 2 22,86 54,29 17,14 5,71 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa mayoritas responden atau lebih separuh menyatakan puas atas hasil kegiatan perencanaan program CSR di desa mereka. Adapun jumlah responden yang menyatakan puas adalah 19 orang (54,29%). Selanjutnya, responden yang menyatakan sangat puas mencapat 8 orang (22,86%). Namun demikian, ternyata masih terdapat responden yang justru tidak menyatakan sangat puas maupun puas. Mereka menyatakan biasa saja. Adapun jumlah responden yang menyatakan biasa saja atas perencanaan program CSR di desa mereka adalah sebanyak 6 orang (17,14%). Tentu jawaban mereka menunjukkan, bahwa menurut mereka perencanaan program CSR tersebut tidak memuat hal-hal yang sangat penting bagi mereka. Hal lain yang perlu diketahui adalah, bahwa ternyata ada responden yang menyatakan kecewa atas kegiatan perencanaan program yang dilakukan. Adapun jumlah responden yang menyatakan kecewa adalah dua orang (5,71%). Hal ini menunjukkan, bahwa pada masa awal program terdapat potensi penolakan atas program CSR yang akan dilaksanakan di desa Banua Rakyat. Hasil penelusuran penulis atas jawaban yang menunjukkan kekecewaan atas perencanaan program sesungguhnya mereka bukan kecewa atas program yang direncanakan, tetapi keduanya menyatakan bahwa masih terdapat masyarakat yang menolak kehadiran PT. Sorikmas Mining di lingkungan mereka.

5.2.3. Implementasi Program CSR

Setelah program dalam berbagai bentuk kegiatan direncanakan, maka tahap berikutnya adalah implementasi program. Bermanfaat tidaknya program CSR yang direncanakan, tentu sangat tergantung pada implementasi program. Penulis mencoba menyajikan implementasi program CSR yang dilakukan oleh PT. Sorikmas Mining berdasarkan bidang pelaksanaan, seperti bidang

peningkatan sosial ekonomi, bidang keagamaan, bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang lingkungan, dan bidang infrastruktur.

5.2.3.1. Program Peningkatan Sosial Ekonomi

Bidang atau aspek sosial ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Hal mana aspek ini sangatlah mudah dirasakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pada Tabel 5.14 berikut penulis menyajikan jenis-jenis kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan implementasi program di bidang peningkatan sosial ekonomi masyarakat.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kegiatan yang Diimplementasikan di Bidang Peningkatan Sosial Ekonomi No Jenis Kegiatan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemberdayaan masyarakat Pertanian sayur mayor Pertanian buah-buahan Peternakan Pembuatan kompos Budidaya coklat Pengembangan karet Perikanan Olahan makanan 26 30 32 29 34 31 29 29 19 74,29 85,71 91,43 82,86 97,14 88,57 82,86 82,86 54,29 Sumber: Data Primer 2013

Melalui penyebaran kuesioner penulis memberikan kebebasan secara mutlak kepada responden untuk menuliskan jenis program apa yang mereka ketahui yang diimplementasikan atau dilaksanakan di bidang peningkatan sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa

PT. Sorikmas Mining melaksanakan berbagai program CSR di desa Banua Rakyat. Hal yang paling menonjol dalam sajian jenis kegiatan yang diimplementasikan adalah bahwa terdapat variasi tentang jenis dan jumlah kegiatan yang disebutkan responden. Selain itu, penulis menyortir jawaban responden, karena ada kalanya tumpang tindih. Misalnya, ada yang menyebutkan budidaya coklat dan pembibitan coklat secara terpisah, padahal kegiatan itu sama, yakni berkenaan dengan budidaya coklat. Hal yang utama dari informasi tentang jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam bidang peningkatan sosial ekonomi masyarakat adalah bahwa pihak perusahaan berupaya mengembangkan jenis-jenis kegiatan sosial ekonomi yang selama ini sudah dilakukan masyarakat. Dengan kata lain, perusahaan mencoba mengembangkan apa yang selama ini sudah memasyarakat di sana. Hal ini dapat dipahami, karena akan lebih mudah mengembangkan apa yang selama ini sudah dikenal masyarakat.

Hal yang sangat penting dalam pengembangan suatu kegiatan dalam masyarakat adalah kesesuaian kegiatan yang diimplementasikan. Tentu sangat lebih mudah mengimplementasikan program jika program itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bagaimanapun juga, masyarakat akan lebih mudah menerima suatu kegiatan atau program jika memang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pada Tabel 5.15 ini akan disajikan perihal kesesuaian kegiatan yang dilakukan dengan kebutuhan masyarakat.

Distribusi Responden Berdasarkan Sesuai Tidaknya Kegiatan Bidang Peningkatan Sosial Ekonomi dengan Kebutuhan Mereka

No Tingkat Kesesuaian Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Sangat sesuai Sesuai Biasa saja 3 28 4 8,57 80,00 11,43 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.15 dapat diketahui bahwa hanya tiga orang responden (8,57%) yang menyatakan bahwa berbagai kegiatan peningkatan sosial ekonomi sehubungan dengan implementasi program CSR di desa mereka sangat sesuai dengan kebutuhan mereka. Sedangkan mayoritas responden, yakni 28 orang (80,00%) menyatakan bahwa berbagai program atau kegiatan di bidang peningkatan sosial ekonomi tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun terdapat empat orang responden (11,43%) yang menyatakan bahwa berbagai kegiatan bidang sosial ekonomi yang dilakukan biasa saja. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan itu tidak terlalu sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal yang juga perlu diketahui adalah, bahwa tidak ada responden yang menyatakan bahwa berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan sosial ekonomi yang dilakukan itu kurang sesuai maupun tidak sesuai. Berdasarkan distribusi jawaban responden tersebut, menurut penulis bahwa secara umum berbagai kegiatan yang disajikan pada Tabel 5.14 sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sudah barang tentu tingkat kesesuaian dari berbagai jenis kegiatan yang dilakukan itu berbeda-beda. Hal ini dimungkinkan jika terdapat kebutuhan yang berbeda-beda dari masyarakat, yang

penulis menyajikan data atau informasi tentang pernyataan responden tentang kegiatan sosial ekonomi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dari berbagai kegiatan tersebut.

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kegiatan Bidang Peningkatan Sosial Ekonomi yang “Paling Sesuai” dengan Kebutuhan Mereka

No Jenis Kegiatan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Pertanian Peternakan Perikanan 29 5 1 82,86 14,28 2,86 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Melalui kuesioner, penulis mengharuskan responden untuk menuliskan hanya satu jenis kegiatan yang telah dilakukan sehubungan dengan upaya peningkatan sosial ekonomi masyarakat yang oleh mereka dianggap paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.16 dapat diketahui bahwa pada umumnya, tegasnya 29 orang responden (82,86%) yang menyatakan bahwa jenis kegiatan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka adalah di bidang pertanian. Selanjutnya terdapat responden lima orang responden (14,28%) yang menyatakan bahwa kegiatan yang paling sesuai dari apa yang sudah diimplementasikan di desa

mereka adalah kegiatan di bidang peternakan. Hanya ada satu orang responden (2,86%) yang menyatakan bahwa kegiatan yang paling sesuai adalah kegiatan perikanan. Distribusi jawaban responden tersebut tentu sesuai dengan jenis kegiatan sosial ekonomi atau tegasnya, mata pencaharian atau pekerjaan yang dilakoni mayoritas masyarakat di desa tersebut. Dengan demikian jawaban tersebut adalah bersifat prioritas.

Setelah diarahkan memilih hanya satu kegiatan yang mereka anggap paling sesuai, penulis mencoba mengarahkan responden untuk memilih hanya satu kegiatan yang telah dilakukan sehubungan dengan implementasi CSR oleh PT PT. Sorikmas Mining di desa Banua Rakyat yang menurut mereka berada pada tingkat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Data perihal kegiatan yang sesuai ini disajikan pada tabel 5.17 berikut.

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kegiatan Bidang Peningkatan Sosial Ekonomi yang “Sesuai” dengan Kebutuhan Mereka

No Jenis Kegiatan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Peternakan Pertanian Perikanan 28 5 2 80,00 14,29 5,71 Total 35 100,00

Sumber: Data Primer 2013

Melalui kuesioner yang dibagikan, penulis mengharuskan responden untuk menuliskan hanya satu jenis kegiatan yang telah dilakukan sehubungan dengan upaya peningkatan sosial ekonomi masyarakat yang oleh mereka dianggap “sesuai” dengan kebutuhan mereka atau masyarakat di

tegasnya 28 orang responden (80,00%) yang menyatakan bahwa jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka adalah di bidang peternakan. Selanjutnya terdapat responden lima orang responden (14,28%) yang menyatakan bahwa kegiatan yang paling sesuai dari apa yang sudah diimplementasikan di desa mereka adalah kegiatan di bidang pertanian. Hanya ada dua orang responden (5,71%) yang menyatakan bahwa kegiatan yang sesuai adalah kegiatan perikanan. Distribusi jawaban responden tersebut tentu sesuai dengan jenis kegiatan sosial ekonomi atau tegasnya, mata pencaharian atau pekerjaan yang dilakoni mayoritas masyarakat di desa tersebut. Dengan demikian jawaban tersebut adalah bersifat prioritas. Jika dikaitkan dengan

Dokumen terkait