• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Alat Bantu Perancangan Sistem

1. Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language yang disingkat UML atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan bahasa pemodelan terpadu adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk

mendukung pengembangan sistem.[15] UML mendefinisikan diagram-diagram diantaranya:

a. Use Case Diagram

Use case diagram adalah pemodelan untuk kelakuan atau tingkah laku (behavior) dari sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang terdapat di dalam sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi tersebut.[16] Dalam konteks UML, tahap konseptualisasi dilakukan dengan pembuatan use case diagram yang sesungguhnya merupakan deskripsi peringkat tinggi bagaimana perangkat lunak (aplikasi) akan digunakan oleh penggunanya. Selanjutnya, use case diagram tidak hanya sanga penting dalam tahap analisis, tetapi juga penting dalam perancangan (design), mencari kelas-kelas yang terlibat dalam aplikasi, dan untuk melakukan pengujian (testing).[17] Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagram yaitu:

Tabel 2.1. Use Case Diagram

Gambar Keterangan

Use Case menggambarkan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang bertukar pesan antar unit dengan aktir, yang dinyatakan dengan menggunakan kata kerja

Actor atau aktor adalah Abstraction dari orang atau sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Untuk mengidentifikasikan aktir, harus ditentukan pembagian tenaga kerja dan tugas-tugas yang berkaitan dengan peran pada konteks target sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran. Perlu dicatat bahwa aktor berinteraksi dengan Use Case, tetapi tidak memiliki kontrol terhadap use case

Asosiasi antara aktor dan use case, digambarkan dengan garis tanpa panah yang mengindikasikan siapa atau apa yang meminta interaksi secara langsung dan bukannya mengindikasikan data.

Asosiasi antara aktor dan use case yang menggunakan panah terbuka untuk mengindikasikan bila aktor berinteraksi secara pasif dengan sistem

Include, merupakan di dalam use case lain (required) atau pemanggilan use case oleh use case lain, contohnya adalah pemanggilan sebuah fungsi program

Extend, merupakan perluasan dari use case lain jika kondisi atau syarat terpenuhi

Sumber: Ade Hendini. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan Stok Barang. (2016, vol. 4, no. 2), hal. 108-109

Gambar 2.4. Contoh use case diagram

Sumber: Kishorekumar, redrawn by Marcel Douwe Dekker. Use case model restaurant business. (redrawn 2009), common.wikimedia.org

b. Activity Diagram

Activity diagram digunakan untuk memodelkan aspek dinamis dari sistem. Activity diagram secara esensial mirip dengan diagram alir (flowchart) yang menampilkan aliran kendali dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. Diagram ini diperlukan untuk menggambarkan apa yang terjadi ketika aksi atau aktivitas dari suatu state diselesaikan. Diagram ini merupakan diagram yang dekat dengan tahap implementasi dimana nantinya bisa langsung diimplementasikan menjadi langkah-langkah pemrograman.[18]

Tabel 2.2. Activity Diagram

Gambar Keterangan

Start Point, merupakan tanda yang berada pada sudut kiri atas yang merupakan tanda dari awal aktivitas End Point, tanda yang diposisikan di paling akhir sebagai tanda akhir dari aktivitas

Activities atau activity, menggambarkan suatu proses atau kegiatan yang ada

Fork atau percabangan, digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk memisahkan satu kegiatan menjadi dua Join atau penggabungan, atau dikenal juga dengan rake, digunakan untuk menunjukkan adanya dekomposisi

Decision Points, menjelaskan mengenai pilihan untuk pengambilan keputusan, true atau false (benar atau salah)

Swimlane, yaitu pembagian activity diagram untuk melambangkan siapa dan sedang melakukan apa Sumber: Ade Hendini. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring

Penjualan dan Stok Barang. (2016, vol. 4, no. 2), hal. 109-110

Gambar 2.5. Contoh activity diagram

Sumber: Ade Hendini. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan Stok Barang. (2016, vol. 4, no. 2), hal. 112

c. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh sebab itu, dalam menggambar sequence diagram, harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Banyaknya sequence diagram yang harus digambar adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri, sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka sequence diagram yang harus dibuat juga semakin banyak.[16]

Tabel 2.3. Sequence Diagram

Gambar Keterangan

Entity Class, merupakan bagian dari sistem yang di dalamnya berisi kumpulan kelas berupa entitas-entitas sebagai gambaran awal sistem dan menjadi landasan untuk menyusun basis data

Boundary Class, merupakan kumpulan kelas yang menjadi tampilan atau interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem, seperti tampilan form login dan form cetak

Control Class, merupakan objek yang di dalamnya terdapat logika aplikasi yang tidak memiliki tanggung jawab kepada entitas, seperti kalkulasi dan aturan bisnis yang melibatkan berbagai objek

Message, merupakan simbol mengirim pesan antar class

Recursive atau dikenal juga dengan message to self, merupakan simbol yang menggambarkan pengiriman pesan yang dikirim untuk dirinya sendiri

Activation, simbol ini mewakili sebuah eksekusi operasi dari objek, panjang kotak ini berbanding lurus dengan durasi aktivasi sebuah operasi

Lifeline, merupkan garis titik-titik yang terhubung dengan objek, di sepanjang lifeline terdapat activation. Bisa diartikan juga sebagai penghubung antar activation

Sumber: Ade Hendini. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan Stok Barang. (2016, vol. 4, no. 2), hal. 110

Gambar 2.6. Contoh sequence diagram

Sumber: Ade Hendini. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan Stok Barang. (2016, vol. 4, no. 2), hal. 114

d. Class Diagram

Class diagram merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, serta memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Class diagram juga menunjukkan atribut-atribut dan operasi-operasi dari sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang dikoneksikan.[15] Kelas yang ada pada

struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak dapat membuat kelas-kelas di dalam program sesuai dengan perancangan class diagram.[16] Class diagram meliputi Kelas (Class), Relasi Associations, Generalitation dan Aggregation, Attribut (Attributes), Operasi (Operation atau method) dan Visibility, tingkat akses objek eksternal kepada suatu operasi atau attribut. Hubungan antar kelas mempunyai keterangan yang disebut dengan Multiplicity atau Cardinality.

Tabel 2.4. Class Diagram

Multiplicity Penjelasan

1 Satu dan hanya satu

0..* Boleh tidak ada atau 1 atau lebih 1..* 1 atau lebih

0..1 Boleh tidak ada, maksimal 1

n..n

Batasan antara. Contoh 2..4 mempunyai arti minimal 2 maksimal 4

Sumber: Ade Hendini. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan Stok Barang. (2016, vol. 4, no. 2), hal. 111

Gambar 2.7. Contoh class diagram

Sumber: Ade Hendini. Pemodelan UML Sistem Informasi Monitoring Penjualan dan Stok Barang. (2016, vol. 4, no. 2), hal. 115

Dokumen terkait