• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur Bersekongkol 1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22,

1999 5.1 Menimbang bahwa Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

5.2.2 Unsur Bersekongkol 1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22,

persekongkolan dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu persekongkolan horizontal, persekongkolan vertikal, dan gabungan dari persekongkolan horizontal dan vertikal. --- 5.2.2.2 Bahwa berdasarkan Pedoman pasal 22, yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender (selanjutnya disebut “Pedoman

Pasal 22”) adalah kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu. --- 5.2.2.3 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, unsur

bersekongkol tersebut dapat berupa: --- a. kerjasama antara dua pihak atau lebih; --- b. secara terang-terangan maupun diam-diam

melakukan tindakan penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya; --- c. membandingkan dokumen tender sebelum

penyerahan;--- d. menciptakan persaingan semu; --- e. menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya

persekongkolan; --- f. tidak menolak melakukan suatu tindakan

meskipun mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender tertentu; --- g. pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada

SALINAN

-190 -

pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum. --- 5.2.2.4 Bahwa berdasarkan analisis tentang

Persekongkolan Horizontal sebagaimana telah diuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 3.2 Tentang Persekongkolan Horizontal, Majelis Komisi menilai sebagai berikut: --- a. Bahwa (1) eksistensi adanya hubungan

keluarga antara PT Karyatama Nagasari/Terlapor I dan PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II; serta (2) adanya persesuaian dokumen penawaran yang ditunjukkan dengan adanya kesamaan format penulisan dalam surat penawaran, kesamaan uraian dan kesalahan pengetikan pada dokumen metode pelaksanaan, kesamaan penulisan dan format Tabel Daftar Personil Inti, kesamaan Personil Inti dalam tahap prakualifikasi, Jaminan Penawaran yang diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi yang sama dengan nomor yang berdekatan, dan kesamaan metadata pada beberapa dokumen penawaran, membuktikan adanya bentuk kerjasama antara PT Karyatama Nagasari/Terlapor I dan PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II dalam keikutsertaannya pada tender a quo dalam rangka menciptakan persaingan semu yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat dan menghambat para pelaku usaha lain untuk dapat bersaing secara kompetitif. --- b. Bahwa tindakan sebagaimana diuraikan di atas merupakan bentuk unsur bersekongkol sebagaimana diatur dalam Pedoman Pasal 22 huruf: (a) kerjasama antara dua pihak atau

SALINAN

-191 -

lebih; (b) secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakan penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya; (c) membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan; (d) menciptakan persaingan semu. --- c. Bahwa dengan demikian persekongkolan horizontal terpenuhi. --- 5.2.2.5 Bahwa berdasarkan analisis tentang Persekongkolan Vertikal sebagaimana diuraikan dalam bagian Tentang Hukum butir 4 Tentang Persekongkolan Vertikal, Majelis Komisi menilai sebagai berikut: --- a. Bahwa tindakan Panitia Tender/Terlapor IV:

(1) yang tidak melakukan klarifikasi terhadap ketidaksesuaian bukti pajak antara isian kualifikasi dengan pembuktian kualifikasi PT Adhi Karya (Persero) pada tahap prakualifikasi; dan (2) yang mengabaikan adanya fakta persesuaian dan kesamaan- kesamaan dokumen penawaran PT Karyatama Nagasari/Terlapor I dan PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II dengan tidak dilakukannya klarifikasi dan crosscheck dokumen, membuktikan adanya bentuk fasilitasi dari Panitia Tender/Terlapor IV kepada PT Karyatama Nagasari/Terlapor I menjadi pemenang tender a quo. --- --- b. Bahwa tindakan sebagaimana diuraikan di atas merupakan bentuk unsur bersekongkol sebagaimana diatur dalam Pedoman Pasal 22 huruf (e) sampai dengan huruf (g) menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan; tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui atau

SALINAN

-192 -

sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender tertentu; pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum.- --- c. Bahwa dengan demikian persekongkolan vertikal oleh Panitia Tender/Terlapor IV terpenuhi.--- --- 5.2.2.6 Bahwa dengan demikian unsur bersekongkol terpenuhi. --- 5.2.3 Unsur Pihak Lain ---

5.2.3.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, yang dimaksud dengan unsur Pihak Lain adalah: ---

“para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat dalam proses tender yang melakukan persekongkolan tender baik pelaku usaha sebagai peserta tender dan atau subjek hukum lainnya

yang terkait dengan tender tersebut”

5.2.3.2 Bahwa yang dimaksud dengan pihak lain dalam perkara a quo adalah para pihak secara horizontal dan atau vertikal yang dalam perannya masing-masing bersekongkol satu sama lain untuk memenangkan tender dalam perkara a quo, yang diuraikan sebagai berikut: --- 1. Bahwa yang menjadi pihak lain secara

horizontal adalah PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II sebagaimana telah diuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 1.2. --- 2. Bahwa yang menjadi pihak lain secara vertikal adalah Hj. Syarifah Rositah, S.T. selaku Pejabat Pembuat Komitmen Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Jongkang Menuju Jalan

SALINAN

-193 -

Jakarta Samarinda Karang Paci (Ring Road III) Kecamatan Tenggarong Seberang)/Terlapor III dan Panitia Tender Peningkatan Jalan Jongkang Menuju Jalan Jakarta Samarinda Karang Paci (Ring Road III) Kecamatan Tenggarong Seberang/Panitia Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi serta Peneliti Pelaksanaan Kontrak Kegiatan APBD Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air/Terlapor IV sebagaimana telah diuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 1.3 dan 1.4. --- 5.2.3.3 Bahwa dengan demikian unsur pihak lain terpenuhi. --- 5.2.4 Unsur Mengatur dan/atau Menentukan Pemenang

Tender --- 5.2.4.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, mengatur

dan atau menentukan pemenang tender adalah: --

“suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam

proses tender secara bersekongkol yang bertujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai pesaingnya dan/atau untuk memenangkan peserta tender tertentu dengan berbagai cara. Pengaturan dan atau penentuan pemenang tender tersebut antara lain dilakukan dalam hal penetapan kriteria pemenang, persyaratan teknik, keuangan, spesifikasi, proses

tender dan sebagainya.” --- 5.2.4.2 Bahwa tindakan mengatur dan/atau

menentukan pemenang tender dibuktikan antara lain sebagai berikut: --- a. Bahwa kerjasama horizontal yang dilakukan

oleh PT Karyatama Nagasari/Terlapor I dan PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II ditunjukkan dengan adanya tindakan PT Jasin Effrin

SALINAN

-194 -

Jaya/Terlapor II yang memberikan dukungan teknis kepada PT Karyatama Nagasari/Terlapor I baik berupa dukungan peralatan tender yaitu slipform paver maupun personil inti dalam keikutsertaan keduanya pada tender yang sama. --- b. Bahwa perilaku sebagaimana disebutkan dalam Bagian Tentang Hukum butir 5.2.4.2 huruf a tersebut dikuatkan dengan adanya tindakan Panitia Tender/Terlapor IV yang dengan sengaja mengabaikan adanya fakta kesamaan-kesamaan sebagaimana diuraikan dalam Bagian Tentang Hukum butir 4 dengan tidak melakukan klarifikasi dan crosscheck dokumen peserta tender membuktikan adanya bentuk fasilitasi dari Panitia Tender/Terlapor IV terhadap PT Karyatama Nagasari/Terlapor I untuk menjadi pemenang tender a quo. --- 5.2.4.3 Bahwa dengan demikian unsur mengatur dan

atau menentukan pemenang tender terpenuhi. --- 5.2.5 Unsur dapat Mengakibatkan Terjadinya Persaingan

Usaha tidak Sehat --- 5.2.5.1 Bahwa menurut pasal 1 angka 6 dan Pedoman Pasal 22, persaingan usaha tidak sehat adalah: ---

“persaingan antar pelaku usaha dalam

menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum

atau menghambat persaingan usaha” --- 5.2.5.2 Bahwa tindakan yang mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat dilakukan dengan cara sebagai berikut: --- 1. Adanya tindakan persekongkolan horizontal

SALINAN

-195 -

Nagasari/Terlapor I dan PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II menciptakan persaingan semu dan mengurangi tingkat persaingan dalam tender a quo sebagaimana telah diuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 3 tentang Persekongkolan Horizontal. --- 2. Bahwa adanya tindakan Panitia

Tender/Terlapor IV yang tidak melakukan klarifikasi secara cermat terhadap ketidaksesuaian data isian kualifikasi dan hasil pembuktian kualifikasi serta adanya tindakan yang dengan sengaja mengabaikan adanya fakta hubunagn keluarga di antara PT Karyatama Nagasari/Terlapor I dan PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II serta fakta adanya kesamaan dokumen penawaran sebagaimana diuraikan dalam Bagian Tentang Hukum butir 3 dan butir 4 dengan tidak melakukan klarifikasi dan kroscek dokumen peserta tender membuktikan adanya bentuk fasilitasi dari Panitia Tender/Terlapor IV terhadap PT Karyatama Nagasari/Terlapor I untuk menjadi pemenang tender a quo. --- 5.2.5.3 Bahwa dengan demikian, unsur dapat

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat terpenuhi. --- 3. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus --- 6.1 Menimbang bahwa sebelum memutus, Majelis Komisi

mempertimbangkan hal-hal yang meringankan bagi para Terlapor sebagai berikut: --- 6.1.1 Bahwa Majelis Komisi menilai PT Karyatama

Nagasari/Terlapor I, PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II, PPK/Terlapor III, dan Panitia Tender/Terlapor IV telah bersikap baik dan kooperatif dengan hadir dalam proses persidangan. ---

SALINAN

-196 -

6.1.2 Bahwa Majelis Komisi menilai dengan adanya tindakan Terlapor yang telah bersikap baik dan kooperatif dengan hadir dalam proses persidangan tersebut maka Majelis Komisi mengurangi denda sebesar 15% (lima belas per seratus). --- 4. Tentang Rekomendasi Majelis Komisi --- Bahwa Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk memberikan saran pertimbangan kepada: --- 7.1 Bupati Kutai Kertanegara untuk memberikan instruksi kepada instansi terkait agar mempercepat penyelesaian proses pembayaran kompensasi ganti rugi atas pembebasan lahan warga masyarakat sekitar lokasi proyek a quo, sehingga Proyek Peningkatan Jalan Jongkang Menuju Jalan Jakarta Samarinda Karang Paci (Ring Road III) Kecamatan Tenggarong Seberang dapat segera diselesaikan. --- 7.2 Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kertanegara

untuk: --- 7.2.1 Melanjutkan pekerjaan Peningkatan Jalan Jongkang

Menuju Jalan Jakarta Samarinda Karang Paci (Ring Road III) Kecamatan Tenggarong Seberang yang terhenti, sehingga pekerjaan peningkatan jalan yang telah dilakukan tidak terhenti dan Jalan Jongkang Menuju Jalan Jakarta Samarinda Karang Paci (Ring Road III) dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. --- 7.2.2 Memberi sanksi administratif kepada Panitia Tender Peningkatan Jalan Jongkang Menuju Jalan Jakarta Samarinda Karang Paci (Ring Road III) Kecamatan Tenggarong Seberang/Panitia Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi serta Peneliti Pelaksanaan Kontrak Kegiatan APBD Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air selaku Terlapor IV karena terbukti melanggar Pasal 22 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999. --- 7.2.3 Melakukan pembinaan terutama dalam proses pengadaan

SALINAN

-197 -

memberikan bimbingan teknis secara intensif kepada seluruh pejabat perencana, pelaksana, dan pengawas di lingkungan instansi terkait sehingga tender berikutnya dapat dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip- prinsip persaingan usaha yang sehat sesuai dengan ketentuan dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya. --- 7.2.4 Merencanakan tender pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Kutai Kertanegara dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya manusia yang bersertifikat dan distribusi beban kerja yang rasional.--- 7.2.5 Melakukan proses pengadaan barang dan/atau jasa

dengan memperhatikan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. --- 7.3 Pejabat di lingkungan instansi pemerintah yang menjadi Pejabat

Pembuat Komitmen untuk lebih memperhatikan mengenai segala bentuk permasalahan pembebasan lahan pada setiap Pengadaan Barang dan/atau Jasa Pemerintah. --- 5. Tentang Perhitungan Denda ---

Menimbang bahwa dalam mengenakan sanksi denda bagi para Terlapor, Majelis Komisi memperhitungkan hal-hal sebagai berikut: --- 8.1 Bahwa berdasarkan Pasal 36 huruf l jo. Pasal 47 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1999, Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. --- 8.2 Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 47 ayat (2) huruf g,

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Komisi berwenang menjatuhkan sanksi tindakan administratif berupa pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 (Satu Miliar Rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.000,00 (Dua Puluh Lima Miliar Rupiah). --- 8.3 Bahwa menurut Pedoman Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5

SALINAN

-198 -

Tindakan Administratif, denda merupakan usaha untuk mengambil keuntungan yang didapatkan oleh pelaku usaha yang dihasilkan dari tindakan anti persaingan. Selain itu denda juga ditujukan untuk menjerakan pelaku usaha agar tidak melakukan tindakan serupa atau ditiru oleh calon pelanggar lainnya. --- 8.4 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 47, Majelis Komisi

menentukan besaran denda dengan menempuh dua langkah, yaitu pertama, penentuan besaran nilai dasar, dan kedua, penyesuaian besaran nilai dasar dengan menambahkan dan/atau mengurangi besaran nilai dasar tersebut. --- 8.5 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 47, penentuan besaran nilai

dasar, dihitung berdasarkan nilai tender yang dimenangkan oleh masing-masing Terlapor di setiap area yang dimenangkan, dengan dikurangi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% (sepuluh per seratus), dikalikan dengan jumlah tahun pelanggaran. --- 8.6 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 47, jenis pelanggaran

persekongkolan tender adalah pelanggaran yang paling berat dalam perkara persaingan usaha. --- 8.7 Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas,

Majelis Komisi menentukan nilai dasar denda sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari harga penawaran pemenang tender pada masing-masing paket tender. --- 8.8 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 47, Majelis Komisi dapat

mengenakan tambahan denda karena hal-hal yang memberatkan dengan perhitungan nilai dasar akan ditambah sampai dengan maksimal 100% (seratus per seratus). --- 8.9 Bahwa uraian mengenai rincian denda untuk masing-masing

Terlapor dapat disampaikan sebagai berikut: --- 8.9.1 Bahwa PT Karyatama Nagasari/Terlapor I dikenakan nilai

dasar denda sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari harga penawaran pemenang tender untuk kemudian dikenakan sanksi sesuai pertimbangan Majelis Komisi. --- 8.9.2 Bahwa PT Jasin Effrin Jaya/Terlapor II dikenakan nilai

SALINAN

-199 -

penawaran pemenang tender untuk kemudian dikenakan sanksi sesuai pertimbangan Majelis Komisi. --- 8.10 Bahwa dalam menetapkan denda, Majelis Komisi

mempertimbangkan aspek keadilan dan kemampuan membayar dari Terlapor baik dalam konteks sosial dan ekonomi. --- 6. Tentang Diktum Putusan dan Penutup --- Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta, penilaian, analisis dan Kesimpulan di atas, serta dengan mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ---

MEMUTUSKAN

1. Menyatakan bahwa PT Karyatama Nagasari selaku Terlapor I, PT

Dokumen terkait