• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNSUR PELAKSANA ADMINISTRASI, DAN UNSUR PENUNJANG Bagian Pertama

Dalam dokumen STATUTA Draft 5 UNIV BENGKULU 2011.docx (Halaman 36-63)

Rektor adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan sebagai pimpinan Unib.

Pasal 75

(1) Pengangkatan Rektor dilakukan apabila terdapat lowongan jabatan Rektor. (2) Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi dalam hal pejabat

lama:

a. meninggal dunia;

b. berhenti dari pegawai negeri sipil atas permohonan sendiri;

c. pensiun;

d. masa jabatannya berakhir;

e. diangkat dalam jabatan lain;

f. dibebaskan dari jabatan akademik; atau

g. diberhentikan dari pegawai negeri sipil sebelum masa jabatan berakhir karena berbagai sebab.

Pasal 76

(1) Persyaratan untuk diangkat sebagai Rektor meliputi persyaratan umum dan

persyaratan khusus.

(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. dosen pegawai negeri sipil;

b. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat berakhirnya masa

jabatan Rektor yang sedang menjabat;

d. memiliki pengalaman manajerial selingkung perguruan tinggi paling rendah

sebagai ketua departemen sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

e. bersedia dicalonkan menjadi pemimpin perguruan tinggi yang dinyatakan

secara tertulis;

f. memiliki setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) bernilai baik

dalam 2 (dua) tahun terakhir;

g. tidak sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang

dinyatakan secara tertulis;

h. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki

kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan; dan

i. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Rumah

Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa.

(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. berpendidikan Doktor (S3);

b. menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala dan telah mendapat Sertifikat Pendidik;

d. persyaratan lainnya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Pasal 77

(1) Pengangkatan Rektor dilakukan melalui tahapan:

a. penjaringan bakal calon;

b. penyaringan calon;

c. pemilihan calon; dan

d. pengangkatan.

(2) Penjaringan bakal calon dan penyaringan calon sebagaimana pada ayat (1) huruf a dan huruf b dilakukan oleh Senat Unib setelah mendapat penugasan dari Menteri.

(3) Tata cara proses penjaringan bakal calon Rektor dan proses penyaringan calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Senat Unib.

Pasal 78

(1) Penjaringan bakal calon Rektor dan penyaringan calon Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) huruf a dilakukan paling lama 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor yang sedang menjabat.

(2) Senat Unib menetapkan 3 (tiga) orang calon Rektor paling lama 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor yang sedang menjabat.

Pasal 79

Tatacara pemilihan calon Rektor dan pengangkatan Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) huruf c dan huruf d adalah:

a. Menteri dan Senat Unib melakukan pemilihan Rektor dalam rapat Senat Tertutup; b. pemilihan Rektor dilakukan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa

jabatan Rektor yang sedang menjabat;

c. paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pemilihan, Senat Unib menyampaikan daftar

riwayat hidup dan program kerja para calon Rektor kepada Menteri;

d. pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan melalui pemungutan suara secara tertutup dengan ketentuan:

1. Menteri memiliki 35% (tiga puluh lima persen) hak suara dari total pemilih; 2. Senat memiliki 65% (enam puluh lima persen) hak suara dan masing-masing anggota

Senat Unib memiliki hak suara yang sama;

3. Suara Menteri sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah 35/65 dari jumlah anggota Senat Unib yang memberikan suara sah;

e. Rektor terpilih adalah calon Rektor yang memperoleh suara terbanyak;

f. apabila terdapat 2 (dua) orang calon Rektor yang memperoleh suara terbanyak

dengan jumlah suara yang sama, dilakukan pemilihan putaran kedua pada hari yang sama untuk memilih suara terbanyak dari kedua calon Rektor tersebut;

h. dalam hal Rektor terpilih sebelum ditetapkan dalam Keputusan Pengangkatan oleh Pejabat Berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhalangan tetap, maka dilakukan pemilihan ulang dengan prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77.

Pasal 80

(1) Dalam hal Rektor berhalangan tetap, Wakil Rektor Bidang Akademik ditetapkan sebagai pelaksana tugas Rektor.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri.

(3) Senat Unib menyampaikan nama-nama Wakil Rektor kepada Menteri paling lama 1 (satu) bulan sejak Rektor dinyatakan berhalangan tetap.

(4) Menteri menetapkan salah satu Wakil Rektor sebagai Rektor definitif melanjutkan sisa masa jabatan Rektor sebelumnya.

(5) Dalam hal sisa masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) lebih dari 2 (dua) tahun dihitung sebagai satu masa jabatan.

Pasal 81

Masa jabatan Rektor adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Pasal 82

(1) Rektor diberhentikan dari jabatan karena: a. telah berusia 65 (enam puluh lima) tahun; b. berhalangan tetap;

c. permohonan sendiri; d. masa jabatannya berakhir;

e. diangkat dalam jabatan negeri yang lain;

f. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan;

g. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; h. dibebaskan dari jabatan akademik;

i. menjalani tugas belajar; dan/atau i. cuti di luar tanggungan negara.

(2) Pemberhentian Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(1) Wakil Rektor adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan membantu Rektor.

(2) Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Rektor.

Pasal 84

(1) Pengangkatan Wakil Rektor dilakukan apabila terdapat lowongan jabatan Wakil Rektor.

(2) Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi dalam hal pejabat lama:

a. meninggal dunia;

b. berhenti dari pegawai negeri sipil atas permohonan sendiri; c. pensiun;

d. masa jabatannya berakhir; e. diangkat dalam jabatan lain;

f. dibebaskan dari jabatan akademik; atau

g. diberhentikan dari pegawai negeri sipil sebelum masa jabatan berakhir karena berbagai sebab.

Pasal 85

(1) Persyaratan untuk diangkat sebagai Wakil Rektor meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus.

(2) Persyaratan umum sebagaimama dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. dosen pegawai negeri sipil;

b. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat berakhirnya masa jabatan Rektor yang sedang menjabat;

d. memiliki pengalaman manajerial selingkung perguruan tinggi paling rendah sebagai ketua departemen atau sebutan lain sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; e. bersedia dicalonkan menjadi pemimpin perguruan tinggi yang dinyatakan secara

tertulis;

f. memiliki setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

g. tidak sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang dinyatakan secara tertulis;

h. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan; dan

i. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa.

b. menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala dan telah mendapat Sertifikat Pendidik;

c. menguasai sekurang-kurangnya satu bahasa internasional; dan d. persyaratan lainnya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Pasal 86

(1) Masa jabatan Wakil Rektor adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan pada jabatan yang sama.

(2) Dalam hal Wakil Rektor berhalangan tetap, Rektor dapat mengangkat Wakil Rektor pengganti antar waktu.

Pasal 87

(1) Wakil Rektor diberhentikan dari jabatan karena: a. telah berusia 65 (enam puluh lima) tahun; b. berhalangan tetap;

c. permohonan sendiri; d. masa jabatannya berakhir;

e. diangkat dalam jabatan negeri yang lain;

f. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan;

g. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; h. dibebaskan dari jabatan dosen;

i. menjalani tugas belajar; dan/atau j. cuti di luar tanggungan negara.

(2) Pemberhentian Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Rektor.

Bagian Kedua Senat Unib

Pasal 88

(1) Senat Unib diketuai oleh Rektor, dibantu oleh seorang Sekretaris Senat yang dipilih di antara anggota senat dari unsur wakil dosen.

(2) Apabila Sekretaris Senat belum terpilih, Wakil Rektor Bidang Akademik melaksanakan tugas Sekretaris Senat.

(4) Anggota Senat Unib dari unsur wakil dosen sebagaimana dimaksud ayat (3) telah menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala dan telah memperoleh Sertifikat Pendidik.

(5) Setiap fakultas diwakili oleh 3 (tiga) orang dosen untuk duduk sebagai anggota Senat Unib dari unsur wakil dosen.

(6) Anggota Senat Unib dari unsur wakil dosen dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.

(7) Keanggotaan Senat Unib mengikat terhadap orang, terhadap jabatan dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

(8) Keanggotaan Senat Unib sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

(9) Masa bhakti Senat Unib 2 (dua) tahun.

(10)Anggota Senat Unib wajib mengucapkan sumpah/janji sebelum melaksanakan tugas di hadapan rohaniawan yang ditunjuk.

(11)Tatacara pengucapan sumpah dan lafaz sumpah diatur dalam Peraturan Tata Tertib Senat Unib.

(12)Anggota Senat Unib yang belum mengucapkan sumpah/janji tidak diperbolehkan mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Senat Unib.

Pasal 89

(1) Penggantian antarwaktu anggota senat unsur wakil dosen dapat dilakukan dalam hal: a. mengundurkan diri;

b. tidak menghadiri rapat senat 3 kali berturut-turut tanpa pemberitahuan tertulis; atau c. berhalangan tetap.

(2) Pergantian antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 88 ayat (4) dan ayat (5).

(3) Masa bhakti anggota senat dari unsur wakil dosen pengganti antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meneruskan sisa waktu anggota senat yang digantikan.

(4) Pengangkatan anggota senat pengganti antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

Pasal 90

(2) Sanksi terhadap pelanggaran kode etik anggota senat Unib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Senat Unib sendiri.

Pasal 91

(1) Senat Unib mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan. (2) Rapat Senat Unib dipimpin oleh Ketua Senat.

(3) Dalam hal Ketua Senat Unib berhalangan tidak tetap, rapat senat dipimpin oleh Sekretaris Senat Unib.

(4) Dalam hal Ketua Senat Unib berhalangan tetap, rapat senat dipimpin oleh Penjabat Rektor.

(5) Jika diperlukan anggota Senat Unib dapat mengusulkan Rapat Senat kepada Ketua untuk membahas dan mencari penyelesaian masalah-masalah penting dan mendesak yang berkaitan dengan kepentingan Unib.

(6) Usulan untuk mengadakan Rapat Senat Unib sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditandatangani oleh paling rendah 30% (tiga puluh persen) anggota Senat Unib, kecuali rapat khusus perubahan statuta.

(7) Rapat khusus perubahan statuta sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur dalam bab perubahan statuta.

(8) Ketua Senat Unib wajib menyelenggarakan Rapat Senat Unib sebagaimana dimaksud pada ayat (6), paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah usulan rapat diterima.

(9) Undangan rapat Senat Unib ditandantangani oleh Ketua atau Sekretaris dan telah diterima anggota senat sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan.

(10)Tenggang waktu 3 (tiga) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tidak berlaku dalam hal rapat Senat Unib tersebut merupakan rapat lanjutan dari rapat sebelumnya atau rapat senat sebagaimana dimaksud pada ayat (8).

Pasal 92

(1) Jenis Rapat Senat Unib terdiri atas:

a. rapat terbuka; dan

b. rapat tertutup.

(2) Rapat terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi rapat wisuda,

dies natalis, pengukuhan guru besar, pemberian gelar doktor kehormatan (honoris

(3) Rapat terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dilaksanakan tanpa memerlukan syarat minimal kuorum rapat.

(4) Rapat tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diselenggarakan dalam rangka pemberian pertimbangan terhadap suatu hal yang dianggap penting.

(5) Rapat tertutup dalam rangka pemberian pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum yakni dihadiri oleh paling rendah 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota senat ditambah 1 (satu) orang anggota senat dengan pembulatan ke bawah.

(6) Apabila ketentuan sebagaimana pada ayat (5) tidak terpenuhi, maka rapat ditunda selama 2 (dua) jam dihitung sejak waktu yang tertulis pada undangan rapat.

(7) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) belum terpenuhi, rapat Senat ditunda paling singkat 1 (satu) hari dan paling lama 5 (lima) hari dan dilakukan undangan rapat kedua secara tertulis.

(8) Pengambilan keputusan dalam Rapat Tertutup dilaksanakan dengan asas musyawarah, mufakat, dan kekeluargaan.

(9) Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tidak dapat mencapai kesepakatan, pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak.

(10)Suara abstain atau blangko dalam pemungutan suara tidak diperhitungkan dalam penentuan suara terbanyak.

(11)Keputusan rapat senat yang diambil dalam situasi apapun sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dan ayat (9) tetap sah dan mengikat.

Bagian Ketiga

Satuan Pengawasan Internal Pasal 93

(1) SPI dipimpin oleh seorang ketua merangkap anggota dan dibantu oleh anggota yang diangkat dengan Keputusan Rektor.

(2) Anggota SPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 3 (tiga) atau 5 (lima) orang. (3) Anggota SPI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat untuk masa jabatan 2

(dua) tahun dan dapat diangkat kembali. (4) Persyaratan menjadi anggota SPI:

c. pendidikan paling rendah S2 (master) atau setara S2;

d. dosen yang telah menduduki jabatan Lektor Kepala dan telah memperoleh

Sertifikat Pendidik;

e. memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai di bidang audit dan/atau di

bidang kegiatan Unib untuk dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; dan

f. persyaratan lainnya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

(5) Ketentuan pengangkatan dan pemberhentian anggota Auditor dan Penyelia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (4) diatur dengan Peraturan Rektor.

Pasal 94

(1) Kepala dan anggota SPI diberhentikan dari jabatan karena: a. berhalangan tetap;

b. permohonan sendiri; c. masa jabatannya berakhir;

d. diangkat dalam jabatan negeri yang lain;

e. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan;

f. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; g. dibebaskan dari jabatan dosen;

h. menjalani tugas belajar; dan/atau i. cuti di luar tanggungan negara.

(2) Kepala dan anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberhentikan dengan Keputusan Rektor.

Bagian Keempat Dewan Pertimbangan

Pasal 95

(1) Dewan Pertimbangan terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat terpilih, wakil alumni, dan wakil dosen.

(2) Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh seorang sekretaris.

(3) Ketua dan Sekretaris Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dari dan oleh anggota.

(4) Anggota Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dengan Keputusan Rektor.

(6) Tata tertib, mekanisme persidangan, dan pengambilan keputusan Dewan Pertimbangan diatur oleh Dewan Pertimbangan sendiri.

Pasal 96

(1) Anggota Dewan Pertimbangan diangkat untuk masa jabatan 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali.

(2) Persyaratan menjadi anggota Dewan Pertimbangan:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. umur maksimal 65 tahun ketika berakhir masa jabatannya;

c. memiliki komitmen dalam pengembangan Unib;

d. tidak pernah dijatuhi pidana kurungan dan penjara;

e. tidak pernah melakukan perbuatan tercela; dan

f. persyaratan lainnya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Pasal 97

(1) Anggota Dewan Pertimbangan diberhentikan dari jabatan karena: a. berhalangan tetap;

b. permohonan sendiri;

c. masa jabatannya berakhir; atau

d. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan.

(2) Pemberhentian anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

Bagian Kelima

Unsur Pelaksana Akademik

Pasal 98

(1) Pengangkatan Dekan dilakukan apabila terdapat lowongan jabatan dekan. (2) Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi dalam hal pejabat

lama:

a. meninggal dunia.

b. berhenti dari pegawai negeri sipil atas permohonan sendiri; c. pensiun;

d. masa jabatannya berakhir; e. diangkat dalam jabatan lain;

f. dibebaskan dari jabatan akademik; atau

h. menjalani studi bergelar dan non gelar lebih dari 6 (enam) bulan; atau i. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum

tetap yang diancam pidana kurungan.

Pasal 99

(1) Persyaratan untuk diangkat sebagai Dekan meliputi persyaratan umum dan

persyaratan khusus.

(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. dosen pegawai negeri sipil;

b. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. berusia paling tinggi 60 (enam puluh ) tahun pada saat berakhirnya masa jabatan Dekan yang sedang menjabat;

d. memiliki pengalaman manajerial selingkung Unib paling rendah sebagai ketua departemen atau sebutan lain sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

e. bersedia dicalonkan menjadi pemimpin fakultas yang dinyatakan secara tertulis; f. memiliki setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) bernilai baik dalam 2

(dua) tahun terakhir;

g. tidak sedang menjalani studi bergelar dan non gelar lebih dari 6 (enam) bulan yang dinyatakan secara tertulis;

h. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan; dan

i. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa.

(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. berpendidikan Doktor (S3);

b. menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala dan telah memperoleh Sertifikat Pendidik;

c. menguasai sekurang-kurangnya satu bahasa internasional; dan d. persyaratan lainnya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

(4) Dalam hal persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak

terpenuhi, ketentuan persyaratan khusus diatur dengan peraturan Rektor.

Pasal 100

(1) Pengangkatan Dekan dilakukan melalui tahapan:

a. penjaringan bakal calon;

b. penyaringan calon;

c. pemilihan calon; dan

d. pengangkatan.

(2) Penjaringan bakal calon dan penyaringan calon sebagaimana pada ayat (1) huruf a dan huruf b dilakukan oleh Senat Fakultas setelah mendapat penugasan dari Rektor.

(3) Tata cara proses penjaringan bakal calon Dekan dan proses penyaringan calon Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Senat Fakultas.

Pasal 101

(1) Penjaringan bakal calon Dekan dan penyaringan calon Dekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (1) huruf a dan huruf b dilakukan 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Dekan yang sedang menjabat.

(2) Senat Fakultas menetapkan 3 (tiga) orang calon Dekan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Dekan yang sedang menjabat.

Pasal 102

Tata cara pemilihan calon Dekan dan pengangkatan Dekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (1) huruf c dan huruf d adalah:

a. Senat Fakultas melakukan pemilihan Dekan dalam rapat Senat Tertutup;

b. pemilihan Dekan dilakukan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa

jabatan Dekan yang sedang menjabat;

c. paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pemilihan, Senat Fakultas menyampaikan daftar

riwayat hidup dan program kerja para calon Dekan kepada Rektor;

d. pemilihan Dekan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan melalui pemungutan

suara secara tertutup dengan ketentuan setiap anggota Senat Fakultas yang hadir memiliki 1 (satu) hak suara;

e. Dekan terpilih adalah calon Dekan yang memperoleh suara terbanyak;

f. apabila terdapat 2 (dua) orang calon Dekan yang memperoleh suara terbanyak

dengan jumlah suara yang sama, dilakukan pemilihan putaran kedua pada hari yang sama untuk memilih suara terbanyak dari kedua calon Dekan tersebut;

g. pengusulan calon Dekan yang memperoleh suara terbanyak disampaikan kepada Rektor

paling lama 3 (tiga) hari kerja; dan

h. Dekan terpilih ditetapkan dengan Keputusan Rektor paling lama 30 (tiga puluh) hari

sejak menerima usul dari Dekan.

i. Dalam hal dekan terpilih sebelum ditetapkan dalam Keputusan Rektor berhalangan

tetap, maka dilakukan pemilihan ulang dengan prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100.

Pasal 103

(1) Dalam hal Dekan berhalangan tetap, maka untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ditetapkan sebagai pelaksana tugas Dekan.

(2) Pengangkatan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan sebagai pelaksana tugas Dekan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

(3) Pelaksana Tugas Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak pengangkatannya, memimpin pemilihan calon Dekan Pengganti Antarwaktu sesuai mekanisme yang diatur dalam Pasal 100.

(4) Senat Fakultas menyampaikan nama Dekan Pengganti Antarwaktu terpilih kepada Rektor paling lama 1 (satu) bulan.

(5) Rektor menetapkan Dekan Pengganti Antarwaktu sebagai Dekan definitif melanjutkan sisa masa jabatan Dekan sebelumnya.

(6) Dalam hal sisa masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) lebih dari 2 (dua) tahun dihitung sebagai satu masa jabatan.

Pasal 104

Masa jabatan Dekan adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Pasal 105

(1) Dekan diberhentikan dari jabatan karena: a. berhalangan tetap;

b. permohonan sendiri; c. masa jabatannya berakhir;

d. diangkat dalam jabatan negeri yang lain;

e. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan;

f. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; g. dibebaskan dari jabatan akademik;

h. menjalani studi bergelar atau non gelar; dan/atau i. cuti di luar tanggungan Negara.

(2) Pemberhentian Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

Pasal 106

(1) Wakil Dekan adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan membantu Dekan.

(2) Wakil Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Rektor.

Pasal 107

Dekan.

(2) Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi dalam hal pejabat lama:

a. meninggal dunia;

b. berhenti dari pegawai negeri sipil atas permohonan sendiri; c. pensiun;

d. masa jabatannya berakhir; e. diangkat dalam jabatan lain;

f. menjalani studi bergelar dan non gelar lebih dari 6 (enam) bulan yang dinyatakan secara tertulis;

g. dibebaskan dari jabatan akademik; atau

h. diberhentikan dari pegawai negeri sipil sebelum masa jabatan berakhir karena berbagai sebab.

Pasal 108

(1) Persyaratan untuk diangkat sebagai Wakil Dekan terdiri atas persyaratan umum dan persyaratan khusus.

(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. dosen pegawai negeri sipil;

b. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat berakhirnya masa jabatan Dekan yang sedang menjabat;

d. memiliki pengalaman manajerial selingkung Unib paling rendah sebagai ketua departemen atau sebutan lain sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

e. bersedia dicalonkan menjadi pemimpin fakultas yang dinyatakan secara tertulis; f. memiliki setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) bernilai baik dalam 2

(dua) tahun terakhir;

g. tidak sedang menjalani studi bergelar dan non gelar lebih dari 6 (enam) bulan;

h. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan; dan

i. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa.

(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. berpendidikan paling rendah Magister (S2);

b. menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala dan telah memperoleh Sertifikat Pendidik;

c. menguasai sekurang-kurangnya satu bahasa internasional; dan d. persyaratan lainnya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Pasal 109

(2) Dalam hal Wakil Dekan berhalangan tetap, Dekan dapat mengangkat Wakil Dekan pengganti antarwaktu.

Pasal 110

(1) Wakil Dekan diberhentikan dari jabatan karena: a. berhalangan tetap;

b. permohonan sendiri; c. masa jabatannya berakhir;

d. diangkat dalam jabatan negeri yang lain;

e. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan;

f. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; g. dibebaskan dari jabatan dosen;

h. menjalani studi bergelar dan non gelar lebih dari 6 (enam) bulan; dan/atau i. cuti di luar tanggungan negara.

(2) Pemberhentian Wakil Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Rektor.

Pasal 111

(1) Senat Fakultas diketuai oleh Dekan, didampingi oleh seorang Sekretaris Senat Fakultas yang dipilih diantara anggota senat fakultas dari unsur wakil dosen.

(2) Dalam hal Sekretaris Senat Fakultas belum terpilih, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan melaksanakan tugas Sekretaris Senat Fakultas.

(3) Wakil dosen yang duduk sebagai anggota Senat Fakultas diusulkan oleh Ketua Departemen kepada Dekan yang selanjutnya diusulkan kepada Rektor.

(4) Anggota Senat Fakultas dari unsur wakil dosen sebagaimana dimaksud ayat (3) telah menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor dan telah memperoleh Sertifikat Pendidik.

(5) Setiap Departemen diwakili oleh 2 (dua) orang dosen untuk duduk sebagai anggota Senat Fakultas dari unsur wakil dosen.

(6) Anggota Senat Fakultas dari unsur wakil dosen dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.

(7) Keanggotaan Senat Fakultas mengikat terhadap orang, terhadap jabatan dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

(8) Keanggotaan Senat Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

(9) Masa bhakti Senat Fakultas adalah 2 (dua) tahun.

(10) Anggota Senat Fakultas wajib mengucapkan sumpah/janji sebelum melaksanakan tugas di hadapan rohaniawan yang ditunjuk.

(11) Tatacara pengucapan sumpah dan lafaz sumpah diatur dalam Peraturan Tata Tertib Senat Fakultas.

(12)Anggota Senat Fakultas yang belum mengucapkan sumpah/janji tidak diperbolehkan mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Senat Fakultas.

Pasal 112

(1) Penggantian antarwaktu anggota senat Fakultas unsur wakil dosen dapat dilakukan dalam hal:

a. mengundurkan diri;

b. tidak menghadiri rapat senat 3 kali berturut-turut tanpa pemberitahuan tertulis; atau c. berhalangan tetap.

(2) Pergantian antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara dan persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 111 ayat (4) dan ayat (5).

Dalam dokumen STATUTA Draft 5 UNIV BENGKULU 2011.docx (Halaman 36-63)

Dokumen terkait