• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Pemberian Pembebasan bersyarat dalam kewenangan BAPAS Kelas I Medan

1. Unsur-unsur Pembimbingan

Untuk menjelaskan pemberian pembebasan bersyarat di dalam kewenangan BAPAS Kelas I Medan, akan diuraikan dalam hal-hal berikut :

a. Pembimbing Kemasyarakatan (P.K) BAPAS

Istilah Pembimbing kemasyarakatan dapat ditemukan dalam beberapa peraturan perundang-undangan, salah satunya pengertian pembimbing kemasyarakatan disebutkan dalam Undang-undang No.3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak, bahwa pembimbing kemasyarakatan adalah petugas pemasyarakatan pada balai pemasyarakatan yang melaksanakan bimbingan warga binaan pemasyarakatan. Namun demikan perlu pula diketahui bahwa denga sahnya Undang-undang No.11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak (SPPA) pada tanggal 30 Juli 2014 maka Undang-undang No.3 Tahun 1997 akan digantikan dan dinyatakan tidak berlaku. Dengan demikian pengertian P.K telah mengalami perubahan menjadi Pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan terhadap anak di dalam dan di luar proses peradilan pidana (Pasal 1 angka 13 UU No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak)

Pembimbing kemasyarakatan dalam melaksanakan wewenangnya harus memiliki fungsi yang jelas. Hal ini dapat mendorong mencapai titik maksimal dalam kinerjanya, karena pembimbing kemasyarakatan memiliki

36

program yang harus dijalankan sebagaimana yang dihasilkan dalam sidang TPP. Fungsi pembimbing kemasyarakatan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 37

a. Berusaha menyadarkan klien untuk tidak melakukan kembali pelanggaran hukum/tindak pidana;

b. Menasehati klien untuk selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang positif/baik;

c. Menghubungi dan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga / pihak tertentu dalam rangka menyalurkan bakat dan minat klien sebagai tenaga kerja, untuk kesejahteraan masa depan dari klien tersebut.

Secara rinci fungsi pembimbing kemasyarakatan dapat disebutkan sebagai berikut :38

a. Melaksanakan pelayanan penelitian kemasyarakatan tahanan (untuk menentukan pelayanan dan perawatan) dan narapidana (menentukan program pembinaan) yang menghasilkan laporan hasil penelitian kemasyarakatan yang digunakan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan persidangan dalam perkara anak. Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 disebutkan bahwa laporan hasil penelitian kemasyarakatan dapat dilakukan untuk kepentingan diversi. b. Melakukan registrasi klien pemasyarakatan.

37

MODUL PEMBIMBING KEMASYARAKATAN. Modul I BAB III, tentang tugas dan fungsi pembimbing kemasyarakatan. Hlm.16-17.

38 Ibid.

c. Melakukan pengawasan, bimbingan, dan pendampingan bagi klien pemasyarakatan / anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau dikenai tindakan.

d. Mengikuti sidang anak di pengadilan negeri dan sidang tim pengamat pemasyarakatan (TPP).

e. Melaksanakan pencegahan terhadap timbul dan berkembangnya masalah-masalah yang mungkin akan terjadi kembali.

f. Melaksanakan pengembangan kemampuan individu, kelompok dan martabat dalam meningkatkan taraf klien dan mendayagunakan potensi dan sumber-sumber.

g. Memberikan dukungan terhadap profesi dan sektor-sektor lain guna peningkatan kualitas pelayanan terhadap klien pemasyarakatan.

h. Membantu klien memperkuat motivasi; posisi klien sebagai narapidana memerlukan sesorang yang dapat membangkitkan semangat klien agar tetap memliki motivasi kuat dalam menjalani kehidupan.

i. Memberikan kesempatan pada klien menyalurkan perasaannya; klien membutuhkan seorang teman sebagai tempat menyalurkan perasaan, hal tersebut akan meringankan beban yang dirasakan klien.

j. Memberi informasi kepada klien; dalam menjalani masa pidananya klien sangat membutuhkan informasi-informasi dari luar yang mungkin sangat jarang dia dapatkan, peran pembimbing kemasyarakatan diharapkan dapat menjadi sumber media bagi klien.

k. Membantu klien membuat keputusan-keputusan; posisi klien membutuhkan seorang yang dapat membantu ketika klien akan mengambil suatu keputusan.

l. Membantu klien merumuskan situasi; seorang narapidana membutuhkan seorang yang mampu menjelasakan situasi dirinya secara utuh.

m. Membantu klien untuk memodifikasi/ merubah lingkungan keluarga dan lingkungan terdekat.

n. Membantu klien mengorganisasikan pola perilaku. o. Memfasilitasi upaya rujukan.

b. Klien Pemasyarakatan

Pengertian dari klien pemasyarakatan telah diuraikan dalam pembahasan di dalam BAB I, oleh karena itu substansi yang dibahas disini merupakan pembahasan yang memiliki hubungan dengan sebelumnya. Seiring dengan berlakunya undang-undang yang memiliki kaitan dengan proses pembimbingan dan pengawasan di luar lapas, maka banyak juga hal-hal yang dijadikan landasan dalam pembentukan undang-undang atau peraturan tersebut. Seperti halnya di dalam Undang No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, mengartikan klien sebagai pihak yang dibimbing di luar lapas, atau dalam pengertian secara umum, berbeda dengan apa yang disajikan dalam Undang-undang No.11 tahun 2012 tentang SPPA yang membuat pengertian klien adalah anak yang berhadapan dengan hukum.

Perbedaan itu bukanlah sebagai hal yang harus dipermasalahkan, tetapi sebaliknya. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan

pembimbingan pihak-pihak yang berhadapan hukum. Jika diperhatikan hak dan kewajiban klien pemasyarakatan tetaplah sama, yakni mengacu kepada hak dan kewajiban warga binaan pemasyarakatan sebagai berikut39

a. Mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam proses pembimbingan.

:

Kewajiban-kewajiban klien adalah sebagai berikut :

b. Wajib mengikuti semua program pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan.

Hak-hak klien adalah sebagai berikut :

a. Perlakuan non-diskriminasi b. Perlindungan HAM

c. Tidak dianiaya, disiksa, atau dihukum secara tidak manusiawi d. Tidak dirampas kemerdekaannya secara melawan hukum. e. Diperlakukan secara manusiawi dalam proses peradilan pidana. f. Hak atas bantuan hukum, untuk membela diri dan memperoleh

keadilan yang bebas dan tak memihak.

g. Proporsionalitas perlakuan terhadap klien dengan perbuatannya. h. Mendapatkan pembinaan diluar lembaga (non-institutional

treatment) c. Keluarga Klien

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keluarga didefinisikan sebagai satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat. Defenisi ini lebih

39

MODUL PEMBIMBING KEMASYARAKATAN. Modul III Bab II, tentang Unsur-unsur Pembimbingan. Hlm. 107.

detail tentang keluarga dalam UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, yang mendefenisikan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayahnya dan anaknya, atau ibu dan anaknya.40

d. Penjamin

Keluarga, dalam hal ini keluarga klien merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembimbingan. Dalam konteks pembimbingan, setidaknya terdapat 2 (dua) fungsi dari keluarga. Pertama, keluarga dapat berperan sebagai penjamin, seperti yang diatur dalam pasal 36 PP No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP. Kedua, keluarga dapat berperan dalam keberhasilan proses pembimbingan. Pembimbingan merupakan suatu kegiatan pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap, perilau, profesionalitas, kesehatan jasmani dan rohani klien pemasyarakatan. Dalam hal ini peran keluarga sangat diperlukan guna menunjang proses pembimbingan tersebut. keluarga dapat menjadi agen pengawasan atau agen kontrol terhadap perilaku anggota keluargan-nya yang menjadi klien pemasyarakatan agar tidak melakukan pengulangan atas perbuatan menlanggar hukum yang pernah dilakukannya.

Jaminan dapat berupa orang, jaminan orang inilah yang disebut Jaminan (Pasal 36 PP No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP) Penjamin adalah pihak yang akan sanggup bertanggungjawab untuk menjamin warga

40

binaan pemasyarakatan yang akan diajukan pembebasan bersyarat, penjamin dapat berasal dari perorangan maupun dari lembaga / organisasi.41

a. Penjamin perorangan

Penjamin perorangan berasal dari keluarga atau kerabat warga binaan, namun apabila warga binaan tidak memiliki kerabat dan keluarga, penjamin dapat berasal dari pihak lain yang ditunjuk oleh warga binaan seperti pengacara klien, pemerintah setempat (Kepala desa, RT, RW, Camat), maupun pihak lainnya. Penjamin dari pihak keluarga contohnya orang tua (ayah atau ibu kandung), istri / suami, kakak atau adik, dan seterusnya sesuai hubungan kekerabatan baik secara vertical maupun horizontal, juga hubungan kekeluargaan yang terjadi akibat pernikahan contohnya adik ipar.

b. Penjamin dari Organisasi / Lembaga

Penjamin dari organisasi / lembaga diperbolehkan sama seperti penjamin dari pihak keluarga, yakni hanya apabila warga binaan tidak memiliki keluarga atau kerabat, namun khusus untuk penjamin bagi warga binaan yang diusulkan untuk program Asimilasi luar lembaga, penjamin harus berasal dari 2 (dua) pihak yakni penjamin dari keluarga klien serta penjamin dari pihak ke tiga tempat warga binaan akan melaksanakan program asimilasi.

Penjamin berkewajiban membuat pernyataan dan mematuhi seluruh pernyataan jaminan yang dibuat pada saat pengusulan pembinaan di luar lembaga bagi warga binaan, diantaranya : Bertanggung jawab atas

41

MODUL PEMBIMBINGAN KEMASYARAKATAN. Modul III Bab II, tentang Unsur-unsur Pembimbingan. Hlm. 108.

program pengawasan dan pembimbingan klien, membantu klien untuk melapor, dan membantu klien dalam melakukan kegiatan lainya.

e. Masyarakat

Masyarakat menjadi unsur penting dalam pembimbingan, masyarakat yang maksud adalah masyarakat yang berada dilingkungan sekitar tempat klien menjalani pembinaan luar lembaga. Salah satu indikator keberhasilan program pembimbingan klien adalah bahwa masyarakat telah dapat menerima klien, dan ikut berperan serta dalam mengawasi serta mebimbing klien agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum lagi.

f. Pemerintah Setempat

Pembimbingan klien tidak akan luput dari peran serta pemerintah setempat, dalam hal ini khususnya tingkatan terdekat dengan tempat tinggal klien seperti RT, RW, dan Kepala Desa. Peran serta pemerintah setempat khususnya dalam mengawasi klien mengingat klien telah diintegrasikan ke masyarakat berbeda dengan warga binaan yang berada di lapas/Rutan yang bisa diawasi oleh petugas setiap saat. Pemerintah setempat juga merupakan sumber informasi bagi pembimbing kemasyarakatan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perilaku klien di masyarakat. Pemerintah setempat pada tingkatan yang lebih tinggi diantarannya adalah dinas-dinas yang memiliki tugas yang dapat membantu klien diantaranya untuk penyaluran kerja dan latihan kerja serta penyediaan dukungan sarana dan prasarana dalam bentuk modal dan fasilitas lainnya, seperti Dinas Tenaga Kerja, BBLKI (Balai Besar Latihan Kerja Industri), Dinas Sosial, Kementrian Agama dan lain sebagainya sebagaimana yang diuraikan dalam

PP No. 21 Tahun 1999 tentang pelaksanaan kerjasama pembimbingan dan pembinaan warga binaan pemasyarakatan.

g. Pihak lainnya

Pihak lainnya juga ikut memilki peran dalam pembimbingan adalah pihak ketiga yang berasal dari swasta, tenaga professional seperti tenaga pendidik, psikologi, pemuka agama, dan pihak lainnya yang masing-masing memilki peran sesuai dengan bidang-bidang.

1. Swasta : Perusahaan, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) berperan dalam menyediakan pelatihan atau penyaluran kerja.

2. Tenaga professional : Tenaga Pendidik, Psikolog, Pemuka Agama, memberikan pelayanan pembimbingan yang dibutuhkan.

Dokumen terkait