• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PTPN 2 (PERSERO)TANJUNG MORAWA KEBUN

D. Unsur-unsur Biaya Produksi

Seperti yang telah penulis kutip di atas, biaya produksi atau sering disebut biaya pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya proses pengolahan.

Adapun biaya produksi PTPN II (persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang ini dikelompokkan atas 3 (tiga) golongan, yaitu:

2. Biaya Tenaga Kerja 3. Biaya Overhead Pabrik

1. Biaya Bahan Baku

Untuk menentukan jumlah biaya bahan baku langsung dilakukan dengan menghitung jumlah pemakian dalam proses produksi. Penghitungan jumlah tersebut pada umumnya dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:

1. Metode FIFO (First In First Out) yaitu metode yang mendasarkan anggapanya bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan yang pertama kali masuk ke pabrik bahan atau harga perolehan persatuan bahan yang dipakai, disusul harga perolehan persatuan yang masuk berikutnya.

2. Metode LIFO (Last In First Out) yaitu metode yang mendasarkan anggapannya bahwa bahan yang pertama kali dipakai di bebani dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya. 3. Metode Average yaitu metode yang didasarkan pada anggapan bahwa

yang dikonsumsi dibebani dengan harga pokok persatuan bahan rata-rata. Dalam metode ini, aliran harga perolehan juga tidak harus sesuai dengan aliran phisik bahan, karena aliran phisik harus mempertimbangkan keadaan/kondisi phisik dan persediaan.

Biaya transportasi juga biaya yang dikeluarkan dalam persediaan bahan bak, agar bahan baku yang diambil sampai ke pabrik. Biaya transportasi ini merupakan salah satu unsur biaya yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan

baku, angkutan ini kemudian dibagi dengan dasar yang akan digunakan untuk mengalokasikan angkutan tersebut.

2. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja pada umumnya dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Yang dimaksud dengan tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku langsung menjadi barang jadi atau dengan kata lain tenaga kerja langsung ini berhubungan dengan produksi yang akan berjalan. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya upah langsung adalah biaya memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi/barang jadi.

Sinuraya dkk (2002) mendefinisikan biaya upah langsung sebagai berikut : “Direct labour cost adalah upah yang dibayarkan kepada buruh-buruh yang secara langsung bekerja dalam proses produksi.”

Pada umumnya unsur-unsur terdiri dari upah yang dibayar kepada buruh pabrik dalam bentuk uang atau barang. Pembayaran upah berbentuk uang terdiri dari :

a. Gaji pokok (Original wages)

yaitu upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja/buruh dengan suatu dasar tertentu dalam suatu periode yang telah ditentukan sesuai dengan kontrak kerja, yang dapat dinyatakan perjam, perhari, perminggu atau perbulan. b. Uang lembur (Overtime)

yaitu upah yang dibayarkan kepada buruh yang bekerja melebihi waktu jam kerja normal yang ditetapkan menurut undang-undang perburuhan.

Perlu dijelaskan disini, uang lembur ini dipisahkan dari upah biasa dan dibebankan kepada biaya overhead pabrik.

c. Bonus (Incentive)

yaitu upah tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menunjukan prestasi melebihi yang telah ditetapkan. Pemberian bonus ini mempunyai tujuan untuk mendorong karyawan supaya lebih meningkatkan prestasinya sehubungan dengan kewajiban yang akan dicapai perusahaan.

Pada perusahaan yang relatif besar, sifat produksinya biasa dan memiliki jumlah karyawan yang relatif banya, sistem penggajian dapat digunakan dasar kontrak perjanjian kerja dengan organisasi karyawan, penelitian atas produktifitas, evaluasi jabatan atau pekerjaan, program pembagian laba, program insentiv, program jaminan upah minimum dan sebagainya.

Besarnya biaya tenaga kerja langsung yang dipakai dalam proses produksi dapat dilihat pada daftar upah. Berdasarkan daftar upah tersebut, bagian akuntansi membuat pencatatan dalam jurnal sebagai berikut :

Pencatatan gaji dan upah

Gaji dan upah Rp XXX

Hutang gaji dan upah Rp XXX

Pembebanan

Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung Rp XXX

Gaji dan Upah Rp XXX

Produksi selesai

Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung Rp XXX Pembayaran gaji dan upah

Hutang gaji dan upah Rp XXX

Kas Rp XXX

Untuk memproduksi barang, biasanya juga mempekerjakan tenaga kerja tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi, tetapi tenaga kerja ini bersifat menunjang jumlahnya proses produksi, misalnya penjaga malam, mandor pabrik, dan lain sebagainya. Oleh karena tenaga kerja ini secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang setengah jadi/barang jadi, maka biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja ini merupakan upah tidak langsung dan dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan semua biaya-biaya dalam proses produksi selain dari bahan baku dan upah langsung. Biaya ini sering juga disebut biaya tidak langsung, karena biaya-biaya ini tidak dapat secara mudah didefenisikan secara fisik pada hasil produksi. Overhead pabrik disebut juga dengan beban pabrik, biaya pabrikasi atau manufacturing overhead. Biaya overhead pabrik dibebankan pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka.

Matz dan Usry (2004) mendefenisikan biaya overhead pabrik sebagai berikut :

“Biaya overhead pada umumnya didefenisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya pabrik lain yang tidak secara mudah didefenisikan tau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan hasil produksi”.

Penentuan tarif tersebut dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan berikut :

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.

Untuk menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan atau kapasitas yang akan dicapai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik, seperti kapasitas normal.

2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada pabrik.

Ada berbagai macam dasar yang dapat digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk :

- Berdasarkan taksiran jumlah produksi

- Berdasarkan taksiran biaya tenaga kerja langsung - Berdasarkan taksiran biaya bahan baku langsung - Berdasarkan taksiran jam kerja langsung

- Berdasarkan taksiran jam kerja mesin

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.

Ini berhubungan dengan adanya selisih antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan yang dibebankan karena produk atas dasar tarif, maka untuk kepentingan analisa selisih tarif tersebut biaya overhead pabrik tersebut harus dipecah menjadi 2 (dua) macam, yaitu tarif biaya overhead tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Oleh karena itu tiap-tiap elemen biaya overhead pabrik yang dianggarkan harus sudah digolongkan sesuai dengan perilaku dalam hubungannya dengan volume kegiatan.

Penentuan overhead pabrik dengan tarif ditentukan di muka dapat memberikan manfaat bagi manajemen, yaitu sebagai berikut :

a. Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dengan teliti, adil dan cepat dalam rangka menghitung biaya produksi.

b. Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya overhead pabrik, khususnya apabila tarif biaya tersebut dipisahkan kedalam tarif tetap dan tarif variabel.

Selain itu juga dalam mekanisme pembebanan overhead pabrik mengenai kartu biaya produksi pesanan atau job order last sheet atau laporan biaya produksi, departemen menerima pembukuan atau posting segera setelah data-data pemakaian bahan langsung atau buruh langsung tersedia. Overhead dibebankan pada pekerjaan yang dilaksanakan setelah biaya-biaya bahan langsung dan buruh langsung dicatat. Bila jam kerja buruh langsung juga diberikan kepada departemen biaya, karena maksud digunakannya perkiraan overhead yang dibebankan yaitu untuk dapat memisahkan antara biaya yang dibebankan dengan biaya yang sebenarnya.

Matz dan Usry (2004) mendefenisikan biaya overhead pabrik sebagai berikut :

“Biaya overhead pabrik pada umumnya didefenisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya pabrik lain yang tidak secara mudah didefenisikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi”.

Adapun ciri-ciri yang membedakan biaya overhead pabrik dengan biaya bahan baku langsung yaitu menyangkut hubungan antara biaya overhead pabrik dengan barang dan volume produksi. Overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya surat permintaan barang untuk bahan baku tidak langsung maupun kartu jam kerja tidak langsung, oleh karena biaya overhead pabrik ini sukar didefenisikan secara fisik.

Pada dasarnya biaya overhead pabrik juga dikatakan sebagai biaya umum, karena semua biaya yang dikeluarkan untuk hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.

Biaya umum terdiri dari :

- Gaji tunjangan dan biaya sosial pegawai staf yang bertugas dibagian umum

- Gaji karyawan dan biaya sosial - Biaya lingkungan

- Pemeliharaan bangunan rumah - Pemeliharaan bangunan perusahaan - Mesin

- Pemeliharaan jalan - Iuran dan sumbangan - Biaya pembangkit listrik - Pajak

Biaya overhead pabrik dibagi tiga kelompok menurut sifatnya, yaitu : 1. Biaya Overhead pabrik

Total biaya overhead pabrik variabel adalah biaya yang berubah-ubah sebanding dengan unit yang diproduksi, yaitu semakin besar unit yang diproduksi semakin tinggi total biaya variabel. Biaya variabel perunit tetap konstan walaupun produksi berubah. Contoh dari biaya overhead pabrik variabel adalah bahan tidak langsung dan upah buruh tidak langsung.

2. Biaya Overhead Tetap

Total biaya overhead pabrik tetap adalah jumlahnya konstan, tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil tertentu. Contoh biaya overhead tetap adalah pajak real estate dan sewa gedung pabrik.

3. Biaya Overhead Semi Variabel

Biaya overhead pabrik semi variabel adalah biaya yang sifatnya semua tidak tetap dan juga semuanya tidak variabel, tetapi mempunyai karakteristik keduanya. Biaya overhead semi variabel akhirnya harus dipisahkan ke komponen biaya tetap atau biaya variabel untuk keperluan perencanaan dan pengendalian. Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik dan air.

Biaya overhead pabrik tidak digunakan seluruhnya pada suatu periode, karena itu perlu estimasi biaya overhead pabrik dan tarif untuk membebankan biaya overhead pabrik ke masing-masing pekerjaan atau kesetiap unit yang dihasilkan oleh masing-masing departemen.

Dokumen terkait