• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PT.SOELOENG LAOET

D. Unsur-unsur Biaya yang Dibebankan

Sebelumnya telah dikemukakan bahwa harga pokok mempunyai hubungan yang erat dengan biaya. Hubungan yang erat ini akan dijelaskan dengan defenisi yang akan dipaparka berikut ini:

Samryn (2001 : 27) mengatakan:

“harga pokok produksi meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka pembelian atau pembuatan produk”.

Selanjutnya M. Suarni dan J. Sopihanto (1995 : 343) menyebutkan: “haraga pokok adalah jumlah biaya seharusnya untuk memproduksikan suatub barang tambah biaya seharus lainnya sehingga barang itu sampai di pasar”.

Pendapat lain yang memberikan defenisi tentang harga pokok produksi adalah S. Hadiboroto (1987 ; 76), yaitu:

“Harga pokok produksi meliputi biaya-biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan-bahan (termasuk biaya untuk bahannya) atau barang setengah jadi sampai mencapai barang akhir untuk dijual”.

Dari ketiga pernyataan di atas maka secara umum harga pokok produksi dapat diartikan sebagai seluruh biaya yang dikorbankan dalam proses produksi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

Adapun yang menjadi unsur-unsur harga pokok produksi yang diklasifikasikan dalam biaya produksi pada PT.Soeloeng Laoet adalah sebagai berikut :

1. Biaya Produksi Langsung a. Biaya Tanaman

1) Gaji, Tunjangan .dan Bisos Pegawai Staf 2) Pengolahan tanah untuk pembibitan. 3) Pengolahan tanah untuk tanaman. 4) Menanam dan memelihara Tanaman. 5) Panen dan pengangkutan.

b. Biaya Pengolahan. 1) Pengeringan.

2) Pemeraman dan pengebalan.

2.Biaya Produksi Tidak Langsung

Adalah biaya umum adalah semua biaya yang digunakan untuk keperluan kantor selama proses produksi.

Adapun rincian dari biaya tanaman, biaya penolahan dan biaya umum dapat dilihat

Setiap perusahaan harus menyiapkan suatu perencanaan, yang merupakan suatu usaha untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun program operasi yang lengkap dalam rangka mencapai tujuan tersebut, termasuk juga proses penentuan strategi yang disusun untuk jangka panjang dan jangka pendek. Tanpa perencanaan yang baik, kemungkinan besar suatu perusahaan akan mengalami kegagalan.

Richard L. Daft (2000:7) dalam Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina menyatakan bahwa:

“ Perencanaan (planning) adalah menentukan tujuann untuk kinerja organisasi dimasa depan serta memutuskan tugaas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut”. Suatu anggaran merupakan rencana yang kuntitatif terhadap kegiatan operasi perusahan. Untuk mendefinisikan anggaran perlu diperhatikan tentang sumber daya dan adanya suatu komitmen yang penuh dari semua lapisan organisasi, sehingga anggaran dapat dipakai sebagai pedoman untuk melakukan semua kegiatan operasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Alasan dasar mengapa perencanaan dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Protective benefit

Protective benefit dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2. Positive benefit

Positive benefit dilakukan dalam peningkatan pencapaian tujuan operasi. Perencanaan menjembatani antara keadaan sekarang dan keadaan masa yang akan datang. Meskipun pada masa depan kurang dapat diprediksikan

dengan tepat dan berbagai peristiwa yang tidak diperkirakan sebelumnya mungkin mengganggu rencana yang telah disusun, namun apabila tidak ada perencanaan semua kegiatn cenderung dilakukan tanpa tujuan yang jelas dan bersifat untung-untungan.

Untuk menyusun anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai metode. Metode yang digunakan tergantung pada kondisi keinginan manajemen perusahaan yang bersangkutan. Proses penyusunan anggaran adalah tahap kegiatan yang dilakukan sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasional.

Ditinjau dari siapa yang membuat anggaran, penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara:

1. Otoriter (top down)

Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan atau keikut sertaan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terklalu lama dan tidak tepat jika diserahklan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi didalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus untuk menyusunnya.

2. Demokrasi (bottom up)

Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai atasan.

dicapainya dimasa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut-larut.

3. Metode campuran

Perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan sesuai dengan arahan atasan. Metode yang terbaik tergantung pada kondisi perusahaan atau lembaga masing-masing.

Ditinjau dari segi mana menilai untuk menyusun anggaran, ada beberapa cara menyusun anggaran, yaitu sebagai berikut:

1. A. Priori

Dalam metode ini, menyusun anggaran dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemiliknya. Setelah laba ditetapkan, maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan, kemudian ditetapkan. Keuntungan metode ini adalah karena laba ditetapkan terlebih dahulu, maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan laba ini diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan itu. Hal ini akan leih baik lagi jika laba yang ditetapkan realistis.

2. Posteriori

Dalam metode ini, laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan, seperti penjualan produksi. Dari bagian masing-masing diberi kesempatan untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan,

dan setelah semua yang diperhitungkan, maka akan dapat diketahui angka laba. Tentu sebelumnya harus diberikan dahulu pengarahan, informasi, dan bahan-bahan yang perlu dalam penyusunan anggaran yang dimaksud. 3. Pragmatis

Dalam metode ini, anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman dimasa yang lalu. Penetapan anggaran yang dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Berdasarkan landasan teoritis dan hasil penelitian pada PT Soeloeng Laoet seperti yang diuraikan dalam. Bab II dan III, maka dalam bab ini penulis akan mencoba membuat analisa dan evaluasi terhadap teori dan praktek tersebut dengan perbandingankan keduanya. Untuk mempermudah pembahasan dalam bab ini maka disini hanya akan dibahas mengenai beberapa hal yang dianggap penting saja yaitu sebagai berikut :

A. Analisa dan Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan

B. Analisa dan Evaluasi Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi. C. Analisa dan Evaluasi Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi. D. Analisa Evaluasi Laporan Harga Pokok Produksi.

A. Analisa dan Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang terdapat pada PT.Soelong Laoet adalah struktur organisasi garis dan staff. Struktur organisasi ini menunjukkan dengan jelas pembagian wewenang dan tanggung jawab mulai dari pimpinan yang paling tinggi hingga kepada bawahan.

Dari struktur organisasi PT.Soeloeng Laoet tampak telah terdapat adanya pembagian fungsi yang penting yaitu antara fungsi operasi, penyimpanan, pembukuan, dan pemeriksaan intern.

Fungsi-fungsi operasi dilakukan oleh bagian umum atau personalia, bagian komersil,bagian teknik dan bagian tanaman. Bagian penyimpanan

dilakukan oleh urusan pergudangan yang berada dibawah bagian finance. Fungsi pembukuan dilakukan oleh urusan accounting yang membawahi empat seksi yaitu seksi financial, accounting, seksi cost accounting, seksi-seksi export/import,dan seksi pay roll. Pembukuan ini dilakukan di dua tempat yaitu Head Office Accounting dan Estate Accounting.

Sedangkan fungsi pemerikasaan intern dilakukan oleh bagian Internal Audit. Dari bagian organisasi yang ada memungkinkan pula terlaksananya Internal control dengan baik sebab tidak ada satu individu pun boleh sepenuhnya melaksanakan transaksi dari awal hingga akhir dan terdapat pula check dari satu bagian atau dari beberapa bagian atas aktivitas yang dilakukan.

Dengan terdapatnya bagian Internal Audit untuk memungkinkan terlaksananya Internal Control dengan baik, sebab bagian ini berfungsi bernilai efisiensi dan aktivitas atas aktivitas yang dilakukan di kantor ataupun dikebun, memeriksa penyimpangan-penyimpangan, memeriksa persediaan (stock) serta memberikan saran perbaikan guna kemajuan perusahaan. Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik bagian Internal Audit berada langsung dibawah Direktur Utama.

B. Analisa dan Evaluasi unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Salah satu persyaratan terpenting untuk pengendalian maupun penetapan harga pokok produksi yang akurat adalah mengklafikasikan biaya secara wajar. Hasil dari penelitian menunjukkan, penggolongan biaya yang ditetapkan Perusahaan tidak seperti apa yang terdapat dalam uraian teori.

Perusahaan melakukan penggolongan biaya secara sederhana, yaitu field estate cost, transport cost from estate to factory dan manufacturing cost. Penggolongan biaya yang diterapkan tidak komprehensif karena unsur-unsur biaya tidak disajikan secara rinci. Akibatnya pada unsure-unsur biaya yang tidak dapat diidentifikasikan dengan jelas dengan kata lain penggolongan jenis ini tidak lazim digunakan.

Uraian teoritis menyebutkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Analisa dan evaluasi terhadap unsur-unsur biaya produksi dijabarkan sebagai berikut:

1. Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah biaya produksi setelah memperhitungkan biaya bahan, tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Berikut akan dijelaskan tentang pengertian harga pokok produksi, diantaranya :

Menurut S. Hadibroto :

“ Harga Pokok Produksi (Cost of production) meliputi biaya-biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan ( termasuk biaya untuk bahan-bahannya ) atau barang setengah jadi, sampai mencapai barang akhir untuk dijual”.

Menurut Firdaus Akhmad Dunia ;

“ Biaya produksi adalah biaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, biaya tersebut termasuk biaya bahan, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik “.

Unsur-unsur biaya produksi yang lazim adalah :

1. Biaya bahan langsung

2. Biaya tenaga kerja langsung.

3. Overhead pabrik

Ad.1. Biaya bahan langsung

Bahan langsung adalah bahan utama dan merupakan bagian terbesar dari hasil produksi serta dapat dilihat langsung pada produk yang dihasilkan. Biaya bahan langsung meliputisemua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan tersebut siap diolah. Apabila bahan tersebut doperoleh dengan cara membuat sendiri maka biaya bahan baku meliputi semua pengeluaran yang dikeluarkan

Ad 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah langsung yang dibayarkan kepada karyawan yang terlibat secara langsung dipabrik dalam mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.

Ad.3. Overhead Kebun

Overhead Kebun meliputi keseluruhan biaya kebun selain daripada biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Jenis biaya overhead beraneka ragam, tergantung pada aktivitas produksi yang terjadi di perusahaan.

Unsur-unsur harga pokok produksi perkebunan pada PT. SOELOENG LAOET diatas ada 4 unsur yaitu :

a. Biaya Tanaman .

Biaya tanaman adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kebun sejak kebun ditanam hingga selesai. Biaya tanaman terdiri dari :

1. Gaji, Tunjangan dan Bisos Pegawai Staf

2. Pengolahan tanah untuk memelihara pembibitan

3. Membuat dan Memelihara pembibitan.

4. Pengolahan tanah untuk tanaman.

5. Menanam dan Memeliharaan tanaman.

Dari data diatas diketahui bahwa perusahaan telah menggolongkan biaya tanaman sebagai biaya bahan langsung dna biaya tenaga kerja langsung dengan benar dan seluruh biaya yang berhubungan dengan produk yang dihasilkan dimasukkan kedalam biaya bahan baku sehingga menambah perolehan.

b. Biaya Pengolahan

Biaya pengolahan adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Dari uaraian diatas dapat diketahui bahwa dalam biaya pengolahan perusahaan dapat digolongkan sebagai biaya Overhead kebun, karena biaya pengolahan tidak berhubungan langsung untuk menghasilkan produk.

c. Biaya umum

Biaya umum adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan kantor, rincian dari biaya umum dapat dilihat pada tabel 3 pada skripsi ini.

Secara teoritis biaya umum termasuk dalam biaya golongan biaya operasi yang mengurangi laba kotor. Dari data diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memasukkan unsur biaya umum kedalam elemen biaya produksi. Hal ini mengakibatkan harga pokok terlalu besar dan laba kotor perusahaan menjadi kecil.

d. Biaya Penyusutan

Dalam hal ini perusahaan memisahkan biaya penyusutan sebagai unsur biaya produksi tersendiri. Sedangkan dalam teori biaya penyusutan dimasukkan ke

2. Metode Penetapan Harga Pokok Produksi

1. Metode Pembiayaan Penuh

Metode pembiayaan penuh disebut juga Full Costing atau Absorption Costing, atau Conventioned Costing , yaitu metode pembebanan biaya produksi yang memeberlakukan seluruh biaya yang berkaitan dalam menghasilkan produk, baik yang bersifat tetap maupun variable. Dalam konsep ini semua elemen biaya produksi baik tetap maupun varabel dibebankan kedalam harga pokok produksi. Dengan demikian elemen biaya produksi adalah :

a. Biaya bahan baku

b. Biaya tenaga kerja langsung

c. Biaya Overhead variable

d. Biaya overhead tetap

2. Metode Pembiayaan Variabel

Metode pembiayaan variabel hanya memasukkan biaya yang sifatnya variabel saja sebagai harga pokok produksi. Apabila diperhatikan maka metode pembiayaan variabel mempunyai keuntungan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan dan juga untuk keperluan pengendalian biaya. Misalnya, dalam menentukan penerimaan pesanan khusus. Tetapi diluar kebutuhan manajemen tersebut, konsep ini masih diragukan, terutama dalam penilaian harta (asset) dan penentuan laba periode. Adapun unsur biaya produksi menurut konsep pembiayaan variabel adalah :

a. Biaya bahan baku

b. Biaya tenaga kerja langsung

c. Biaya Overhead variabel

Metode yang digunakan oleh kebun PT.Soeloeng Laoet dalam perhitungan harga pokok produksinya adalah metode pembiayaan penuh (Full Costing Method) dimana semua biaya yang terjadi selama proses produksi dimasukkan kedalam harga pokok produksi tanpa membedakan biaya yang variabel.

HARGA POKOK PRODUKSI HARGA POKOK PRODUKSI TOTAL

Biaya bahan baku xxx Biaya tanaman xxx

Biaya upah langsung xxx Biaya pengolahan xxx

Biaya overhead xxx Biaya umum xxx

Perusahaan sebenarnya menentukan harga pokok dalam proses produksi, sebab dalam elemen biaya produksi terdapat biaya umum. Harga pokok produksi ditambah dengan biaya umum adalah harga pokok total barang yang akan dijual. Table berikut ini akan memberikan perbedaan antara harga pokok produksi dan

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Biaya-biaya yang tidak dapat ditentukan secra langsung dalam proses produksi tidak dapat dimasukkan kedalam biaya upah langsung.

Pada PT.Soeloeng Laoet belum terlihat adanya pemisahan yang jelas antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Untuk biaya tenaga kerja hanya dibuat pos sendiri yaitu Labour, sementara tidak dijelaskan yang mana yang merupakan biaya tenaga kerja langsung dan yang mana yang merupakan biaya tenaga kerja tidak langsung. Sedangkan menurut teori harus terdapat pemisahan yang jelas antara upah tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Pencatatan seperti ini muncul dalam perusahaan disebabkan tidak ada pemisahan yang jelas antara bagian kebun dan bagian pabrik.

3. Biaya Overhead Pabrik

Overhead pabrik merupakan biaya yang berhubungan dengan proses produksi pada suatu perusahaan, akan tetapi tidak mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksinya.

Dengan kata lain biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

Secara teoritis, perhitungan biaya overhead pabrik biasanya dilakukan dengan cara penaksiran berdasarkan unit yang diproduksi, biaya bahan langsung, jam kerja mesin dan sebagainya.

Akan tetapi perusahaan tidak menggunakan penaksiran terhadap biaya overheadnya. Perusahaan menganggap seluruh pengeluaran aktual yang berhubungan dengan bahan pelengkap dalam proses produksi dianggap sebagai biaya overhead.

Dalam hal melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan mesin perusahaan tidak membedakan antara capital expenditure dan revenue expenditure. Ada biaya yang seharusnya dicapitalisasi sebagai biaya perbaikan mesin yang bersifat menambah umur mesin tetapi diakui sebagai biaya produksi untuk menciptakan pendapatan dalam satu periode saja.

Depreciation expenses pada perusahaan sudah tepat dimasukkan sebagai salah satu unsur biaya overhead pabrik. Akan tetapi disini tidak dijelaskan berapa besar penyusutan gedung pabrik dan berapa besar penyusutan mesin pabrik.

penyajian unsur-unsur biaya produksi masih terdapat ketidaksesuian dengan teori dalam pengklasifikasiannya sehingga ada komponen biaya yang sulit diidentifikasikan.

C. Analisa Dan Evalusi Penentuan Harga Pokok Produksi

Proses Produksi yang dilakukan diperusahaan adalah proses produksi yang bersifat kontiniu. Tidak tergantung pada permintaan pelanggan atau pembeli melainkan berdasarkan standar produksi yang telah dimiliki perusahaan dengan schedule dan budget produksi yang telah dirancang sebelumnya.

Secara konseptual perusahaan menggunakan konsep full costing dalam menghitung harga pokok produksinya dimana perusahaan memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terjadi tanpa membedakan biaya yang variabel dan biaya yang tetap.

D. Analisa Dan Evaluasi Laporan Harga Pokok Produksi

Perusahaan mengeluarkan laporan harga pokok produksi secara berkala dan biasanya dalam bulanan dan tahunan. Menejer setiap estate membuat laporan biaya produksi ditempat mereka msing-masing dan kemudian dikirim kekantor besar (head office), kemudian dikantor besar bagian accounting menyusun laporan

biaya produksi konsolidasi semua estate. Kemudian dibandingkan dengan rencana anggaran kebun yang telah dibuat sebelumnya.

Dari laporan harga pokok produksi perusahaan dapat dilihat bahwa pelaporan tersebut sangat sederhana. Data-data yang disajikan dalam laporana biaya produksi tidak merinci pos-pos yang sebenarnya harus diketahui oleh pihak manejemen. Penyajian dan pengklasifikasian biaya pada perusahaan akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan analisa. Akibatnya, informasi yang diperoleh tidak lengkap sehingga pengambilan keputusan tidak didasarkan kepada informasi yang jelas. Dampak paling akhir keputusan tersebut tidak berdasarkan atas situasi yang semestinya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian langsung ke lapangan dan membandingkan antara kegiatan yang berlangsung diperusahaan dengan teori yang terdapat dalam literatur yang menjadi referensi perkuliahan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT.Soeloeng Laoet adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan

2. Struktur organisasi PT. Soeloeng Laoet menunjukkan tugas dan wewenang masing-masing beserta tanggung jawabnya terhadap kegiatan operasional perusahaan.

3. Pengertian perencanaan sebenarnya merupakan menetapkan kegiatan-kgiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan. Biasanya perusahaan menentukan mengenai apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, dan bagaimana cara mencapai tujuannya.

4. Pengertian pengawasan adalah usaha sistematis yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk membandingkan hasil-hasil yang dicapai dengan rencana yang telah dilakukan. Kebutuhan untuk melakukan pengawasan akan meningkat dengan semakin besar dan kompleksnya organisasi perusahaan.

5. Perencanaan yang dibuat oleh PT.Soeloeng laoet merupakan perencanaan yang dibuat oleh masing-masing bagian yang disetujui oleh atasan dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya kegiatan operasi perusahaan.

6. Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan harus sesuai dengan rencana yang telah disusun, dan dilakukan pengawasan agar tidak terjadi kesalahan atau penyimpangan yang besar.

7. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan, terutama dalam penggunaan biaya telah dilakukan dengan baik oleh perusahaan dengan mengetahui catatan setiap penggunaan biaya sehingga biaya dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

8. Bila terjadi penyimpangan terhadap perencanaan dalam bentuk anggaran biaya yang disusun berbeda dengan realisasi dan menunjukkan angka yang cukup material, maka bagian yang bersangkutan harus memberitahukan penyebab perbedaan disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung.

B. SARAN

1. Untuk tujuan pengawasan yang lebih baik, sebaiknya perusahaan membentuk bagian pengawasan anggaran agar setiap penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa, bagaimana yang bertanggung jawab atas

penyimpangan-penyimpangan tersebut. Dengan demikian, dapat dilakukan perbaikan agar penyimpangan tidak semakin besar.

2. Mengingat pentingnya peranan anggaran, sebaiknya nggaran disusun secara teliti dengan membentuk suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya, sehingga anggaran merupakan program kerja.

3. Agar dapat memenuhi fungsinya sebagai alat perencanaan dan pengawasan masih perlu diadakan peningkatan dalam hal kegiatan penelitian dan analisa.

4. Aspek pengawasan adalah membandingkan antara realisasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dan mengelola perusahaan karena tujuan pengawasan bukanlah untuk mencari pengawasan tetapi untuk mencegah dan memperbaiki.

Dokumen terkait