• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guru dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Peserta didik di SMA Negeri 2 Palopo

Proses Pembelajaran

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Upaya Guru dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Peserta didik di SMA Negeri 2 Palopo

Abd. Muis mengatakan bahwa ciri peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional dan spiritual dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya dilingkungan sekolah, misalnya ketika bertemu dengan guru peserta didik suda mulai muncul sifat tawaddu dan bahkan bersalaman dan jabat tangaan dengan guru.40

Berkaitan dengan peningkatan kecerdasan emosional dan spiritual maka yang perlu dikaji lebih lanjut ialah upaya pendidikan agama Islam, sebagaimana dirumuskan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan merupakan salah satu bahan kajian dalam semua kurikulum pada semua jenjang pendidikan, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, upaya pendidik sanagat penting dalam meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual pesrta didik. Bapak Basman mengatakan bahwa upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik di SMA Negeri 2 Palopo adalah selalu memberikan motivasi, bimbingan dan arahan kepaada peserta didik agar melaksanakan tuntunan agama dan mentaati aturan tata

40Abd. Muis, Guru PAI di SMA Negeri 2 Palopo, Wawancara di SMAN 2 Palopo Pada tanggal 18 Oktober 2017.

tertib yang berlaku di sekolah terutama dalam pelaksanaan ibadah shalat baik shalat wajib maupun sunnat.41

Selain itu, Basman menambahkan bahwa dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik, usaha yang dapat dilakukan oleh guru adalah memberikan pembinaan khusus kepada peserta didik yang tidak tahu atau tidak lancar membaca Al-Qur’an maupun hokum-hukum bacaan dalam al-Qur’an.42

Hal ini penting karena membacaan Al-Qur’an butu kementalan dan ketelitian berbeda dengan bacaan yang lain, karena isinya merupakan kalam Allah, ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara terperinci, yang berasal dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, terjamin kebenaran dan keasliannya.

Kegiatan membacanya hendaknya tidak lepas dari adab yang bersifat dzahir maupun batin, diantaranya adab yang bersifat dzahir yaitu fasih dan tartil. Makna tartil dalam bacaan ialah pelan-pelan dan perlahan-lahan, memperjelas huruf dan harakatnya. Sedangkan fasih adalah berbicara dengan terang sesuai makhorijul hurufnya, karena membaca secara fasih dan tartil dimaksudkan untuk pendalaman makna yang terkandung di dalam ayat Al-Qur’an tersebut. Supaya yang demikian itu lebih dekat dengan pengagungan dan dapat berpengaruh di dalam hati.

Membaca Al-Qur’an merupakan ekspresi dari orang yang bukan hanya cerdas secara emosional, tetapi juga cerdas secara spiritual. Hal ini karena membaca

41Basman, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Palopo Wawancara di SMAN 2 Palopo Pada tanggal 20 November 2017.

42Basman, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Palopo Wawancara di SMAN 2 Palopo Pada tanggal 20 November 2017.

Qur’an mengantarkan pelakunya menuju pribadi yang bertakwa terhadap Allah swt dan membingkainya dalam prilaku yang positif seperti sabar, empati dll. Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan tertinggi manusia karena akan memiliki Emotional Kecerdasan Emosional (EQ) tinggi. Para akademis dan teknisi, hampir dipastikan memiliki prospek kerja dan masa depan yang cerah. Tetapi itu belum cukup menjadi manusia seutuhnya (baik dan benar). Dalam kaitannya yang dimaksudkan pada manusia tersebut adalah untuk memiliki amal dan pribadi yang terpuji itu haruslah memiliki (IQ) atau akal yang sehat dan harus bertumpu pada kecerdasan emosional (EQ) yang jernih.

Kecerdasan intelektual (IQ) hanyalah ibarat seekor kuda tunggang, sedangkan kecerdasan emosional (EQ) adalah orangnya, tetapi itu semua belum cukup untuk mencapai kebahagiaan sejati ada pada kecerdasan spiritual. Dengan demikian agar mencapai manusia seutuhnya, potensi manusia tersebut haruslah dapat di aktualisasikan dengan baik dan benar, dengan senantiasa berpedoman pada Al-Qur’an. Menurut Abd. Muis upaya lain yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik adalah membuat program kegiatan kerohanian lewat rohis:

a. Pembinaan peserta didik yang kurang mengerti baca tulis ayat suci Al-Qur’an baik itu tajwid atau hukum bacaan dalam al-Qur’an, dalam prakteknya para peserta didik dilatih untuk memperbaiki bacaan al-Qur’an di sela-sela aktifitas belajar dan pada saat selesai sholat berjemaah baik setelah dilakukan sholat dhuha maupun sholat dhuhur secara bersama.

b. Kegiatan sekolah rohis

Adapun kegiatan sekolah rohis yaitu mentarbiyah peserta didik yang ikut dalam anggota rohis melalui liqoat, kajian-kajian keagamaan

c. Memperingati hari-hari besar Islam.43

Faktor yang berperan dalam keberhasilan kecerdasan emosional antara lain sebagai berikut :

1. Jujur kepada semua orang.

Segala tindakan hendaknya di dasarkan pada perilaku jujur, sehingga setiap tindakan dan perilaku menjadi hal yang terbaik dan menjadi teladan dan panutan semua orang. Adapun cara yang dilkukan guru PAI ialah dengan banyak mengarahkan peserta didik untuk tidak menyontek pada saat pemberian tugas baik tugas di sekolah maupun tugas di rumah.

2. Penerapan Disiplin.

Penerapan disiplin menjadi hal yang menjdai faktor pendukung pencapaian visi atau tujuan yang diinginkan oleh seseorang atau lembaga dalam mengembangkan apa yang menjadi visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun yang dilakukan oleh guru PAI ialah dengan mengarahkan para peserta didik untuk datang tepat waktu di sekolah dan mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh para peserrta didik.

3. Bergaul baik dengan orang lain.

43Abd. Muis, Guru PAI di SMA Negeri 2 Palopo, Wawancara di SMAN 2 Palopo Pada tanggal 18 Oktober 2017.

Hal ini merupakan faktor yang mampu mempengaruhi proses dan visi misi sebuah pencapaian yang akan dicapai, karena dengan bergaul baik dengan orang lain akan menambah peluang untuk mempercepat pencapaian yang akan dicapai. Adapun yang dilakukan oleh guru ialah dengan mengarahkan para peserta didik untuk bergaul dengan cara yang baik dan berusaha menghindari adanya perkelahian dan keributan yang terjadi baik di sekolah maupun di luar sekolah.

4. Memiliki Patner atau teman seperjuangan yang saling mendukung.

Pemilihan teman seperjuangan menjadi hal yang mutlak dalam mencapai tujuan yang dicapai, sehingga dengan adanya teman yang mempunyai visi misi yang sama akan menjadi mempermudah pencapaian yang akan dicapai secara benar dan cepat. Adapun upaya guru dengan melihat personal peserta didik yang mempunyai permasalahan dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

D. Kendala dan Solusi yang dihadapi oleh Guru PAI dalam meningkatkan