• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN

1. Kinerja Guru a. Quantity of work

4.3.2. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Di S MK Nawa Bhakti Kebumen

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru di SM K Nawa Bhakti Kebumen berdasarkan hasil wawancara dan analisis SWOT adalah sebagai berikut :

1. M eningkatkan Kinerja Berdasarkan Kuantitas Kerja

memotivasi guru meningkatkan tanggung jawab yang berhubungan dengan beban kerjanya, membuat pelaporan beban kerja tidak hanya untuk guru bersertifikasi namun juga guru honorer.

2. M eningkatkan Kinerja Berdasarkan Peningkatan Kualitas Kerja

meningkatkan kompetensi guru dengan mengikuti pelatihan/workshop/seminar

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

atau bahkan memotivasi untuk studi lanjut, mengikuti pertemuan dan diskusi KKG (Kelompok Kerja Guru), Kepala sekolah dan Pengawas meningkatkan supervisi dan pembinaan berkelanjutan yang terencana dan terprogram.

3. Peningkatan Kinerja yang berhubungan dengan Pengetahuan Kerja

Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan supervisi, koordinasi dan sosialisasi mengenai tupoksi atau gambaran pekerjaan guru, kurikulum, sehingga guru dapat berdiskusi mengenai permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaannya.

4. Peningkatan Kinerja Guru berdasarkan Peningkatan Kreatifitas

Dikarenakan adanya kendala sarana dan prasarana terutama IT (Information Technology) yaitu LCD dan Laptop karena dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) belum mencukupi maka Kepala Sekolah berupaya meningkatkan kreatifitas guru dengan melakukan modifikasi media pembelajaran.

5. Peningkatan Kinerja Guru berdasarkan Peningkatan Kerjasama

meningkatkan kerja sama dan kekompakan, membentuk dan melaksanakan kelompok kerja guru bidang studi dan musyawarah guru bidang studi sejenis (M GM P) sebagai wadah bagi guru untuk berdiskusi merencanakan masalah dan memecahkan masalah yang terjadi di kelas, membentuk ikatan keluarga di sekolah masing-masing dengan pertemuan dilaksanakan di rumah anggota ikatan keluarga.

6. Peningkatan Kinerja Guru Berdasarkan Peningkatan Inisiatif

M engajak guru untuk rapat koordinasi setiap pagi 10 menit supaya ada ide-ide yang bisa disampaikan demi kemajuan sekolah, melakukan kegiatan koordinasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

dengan komite sekolah dan wali murid untuk membicarakan program-program peningkatan mutu sekolah.

7. Peningkatan Kinerja dengan Peningkatan Kualitas Pribadi

meningkatkan kualitas individu selain dengan diklat, supervisi juga acara keagamaan dan berperan serta dalam perlombaan.

Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan di SM K Nawa Bhakti Kebumen, disadari oleh warga sekolah bahwa guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus.Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan.Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified, namun potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. (Sucipto, 2003)

Disisi lain kinerja guru juga perlu ditingkatkan dalam hal rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan

hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Sehingga upaya yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu: (M ulyasa, 2007)

1. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran, kemampuan penggunaan metode pembelajaran.

3. Kemampuan Guru Dalam Evaluasi/ Penilaian Pembelajaran

Dalam Penilaian dalam Kurikulum 2013 berdasarkan Panduan Teknis Penilaian Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, memiliki karakteristik belajar tuntas, otentik dan berkesinambungan, serta menggunakan teknik penilaian yang bervariasi berdasarkan acuan kriteria. Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM ), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik. KKM diperlukan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya. Namun ketuntasan belajar minimal tidak perlu dicantumkan dalam buku rapor, hanya menjadi catatan guru.

M asyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan potensinya secara professional.Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru.Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai.Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan pendidikan.Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.

Hal diatas juga menunjukkan bahwa perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu.

Selain itu komunikasi yang berkesinambungan juga harus dilakukan karena komunikasi merupakan proses di mana kepala sekolah dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan kerja, hambatan dan permasalahan yang mungkin timbul, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala sekolah dapat membantu guru. Arti pentingnya terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu menjadi besar.

Akhirnya Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja yang sangat penting, yang merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi sehingga kinerja guru SM K Nawa Bhakti Kebumen semakin baik.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Plagiat

BAB V

Dokumen terkait