BAB II PENANGANAN PENGUNGSI WARGA NEGARA ASING
D. Upaya yang Dilakukan oleh Imigrasi dalam Penanganan
Kedatangan dan keberadaan orang asing di wilayah Indonesia yang cendrung meningkat berpotensi menimbulkan permasalahan keimigrasian, sehingga di perlukan upaya penanganan menurut Ketentuan Keimigrasian.
Mengenai tindakan pengungsian atau deportasi dari wilayah Indonesia telah sejalan dengan asas-asas Hukum Internasional. Pengusiran orang-orang asing oleh suatu negara, pada umumnya negara-negara diakui memiliki kekuasaan untuk mengusir, mendeportasi, seperti halnya kekuasaan untuk melakukan penolakan
pemberian izin masuk, hal ini dianggap sebagai suatu hal yang melekat pada Kedaulatan Teritorial suatu negara.64
Kedatangan dan keberadaan orang asing di wilayah Indonesia yang cenderung meningkat berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan keimigrasia sehingga diperlukan upaya penindakan menurut ketentuan keimigrasian. Untuk lebih mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan tugas di bidang penindakan keimigrasian diperlukan sarana dan prasarana pendukung antara lain Rumah Detensi Imigrasi.
Menurut Pasal 1 ayat (1) Perturan Menteri Hukum dan HAM RI No. M 05.IL.02.01 Tahun 2006, Rumah Detensi Imigrasi yang selanjutnya disingkat dengan RUDENIM adalah tempat penampungan sementara orang asing yang melanggar peraturan perundang-undangan yang dikenakan tindakan keimigrasian dan menunggu proses pemulangan ke negaranya.65
Rudenim yang merupakan suatu institusi baru dijajaran Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Hukum dam HAM RI di bidang Pendetensian Orang Asing.
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut Rudenim mempunyai fungsi sebagai berikut
1. Melaksanakan tugas penindakan 2. Melaksanakan tugas pengisolasian
3. Melaksanakan tugas pemulangan dan pengusiran/deportasi
64
J. G Starke, Op.Cit, hal 468. 65
Wawancara dengann Kepala Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Medan, tanggal 10 Juli 2010, Pkl.15.30 WIB
Dalam rangka pengegakan hukum di bidang keimigrasian khususnya bagi orang asing yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, tindakan keimigrasian menempatkan dan menampung orang asing pada Rumah Detensi Imigrasi dilaksanakan berdasarkan :
1. UU NO. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
2. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1994 tentang Tata Cara Pencegahan dan Penangkalan
3. Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian
4. Peraturan Presiden No.9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan tata kerja Kementerian RI.
5. Keputusan MENKEH dan HAM No. M.04.PR.07.04 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Keputusan MENKEH RI No. M.03-PR.07.04 Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi.
Tindakan keimigrasian yang dikenakan bagi orang asing dan ditempatkan di Rudenim apabila yang bersangkutan :66
1. Berada di wilayah Negara RI tanpa memiliki izin keimigrasian yang sah. 2. Menunggu keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai permohonan
keberatan yang diajukan
3. Terkena tindakan keimigrasian
4. Telah selesai menjalani hukuman dan belum dapat dipulangkan atau pengusiran/deportasi
66
Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Imigrasi Nomor F.1002.PR.02.10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pendetensian Orang Asing telah di atur di dalam pasal- pasalnya mengenai hal ihwal pertama kali orang asing ditangkap kemudian dilakukan pendetensian sampai dengan Deteni asing tersebut di deportasikan.
Tabel 1
Mekanisme kerja Pendetensian-Pendeportasian
(Dasar : Peraturan DIRJENIM No. F.1002. PR.02.10 Tahun 2006)
Tahapam I II III IV V Subjek orang asing Penangkapan dan Pengambilan Pengiriman RUDENIM Pendetensian dan pengisolasian Persiapan Deoprtasi Pendeportasian Terkena tindakan keimigrasian (Pasal42 UU No. 9 Tahun 1992) Internal Imigrasi (Pasal 1) 1.Ditjenim Up Direktur Penin- dakan. 2.Kanwil Hukum dan HAM. 3.Kantor Imigrasi Medan. Setelah 7 hari (Pasal 2) Lampiran: 1. SK Tindakan Keimigra- sian 2. Berita Acara Pemerik- saan 3. Berita Acara Pendapat Penindakan (Pasal 3 dan 4) Lampiran: 1. Berita Acara serah terima Deteni (Dokumen Perjalanan dan Barang-barang Deteni) 2. Surat Perintah Pendetensian 3. Berita Acara Pendetensian 4. Surat Pembe- ritahuan Pen- detensian dan Pendeporta- sian kepada perwakilan Negara Deteni Koordinasi (Pasal7) Lampiran: 1. Dokumen perjalanan 2. Jika tidak memiliki koordinasika n dengan perwakilan Negara Deteni untuk mendapatka n dokumen perjalanan 3. Biaya tiket dikoordina- sikan dengan eksternal (Perwakilan asing, IOM) Pelaksanaan (Pasal 7) Lampiran: 1. Surat keputusan Pendeportasian 2. BA serah terima keluar RUDENIM 3. BA serah terima Deteni deportasi 4. Surat Perintah Petugas Pengawalan ke TPI 5. Pemberian bertanda bertolak oleh Pejabat di TPI 6. Laporan pelaksanaan deportasi kepada perwakilan Negara DIRDAKIM dan KADIVIM 7. Pengusulan Penangkapan selama 1 tahun ditujukan kepada DIRDAKIM Sumber : Studi Dokumen (RUDENIM Medan)
Keterangan Tabel :
Berikut ini akan lebih dijelaskan keterangan tabel di atas dari tahap satu hingga tahap lima sebagai berikut :67
1. Subjek pelanggaran oleh Orang Asing
Kualifikasi orang asing yang dapat didetensikan dan di deportasi. Tindakan Keimigrasian adalah Tindakan Administratif (non yustisia) dalam bidang keimigrasian di luar proses peradilan (Pasal 1 Angka 14 UU No. 9 1992).
Sanksi dari Tindakan Keimigrasian (Pasal 42 UU No. 9 Tahun 1992) adalah : a. Pembatasan perubahan atau pembatasan izin keberadaan.
b. Larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah Republik Indonesia.
c. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Republik Indonesia (Pengkarantinaan dalam Rumah Detensi).
d. Pengusiaran atau Deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan masuk ke wilayah Indonesia (penangkalan).
2. Tahap Penangkapan dan Pengambilan
Penangkapan terhadap orang asing yang melanggar pasal 42 Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 dengan sanksi Tindakan Keimigrasian di lakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Kantor Imigrasi sesuai dengan wilayah kerja dari Rumah Detensi Imigrasi Medan.
67
Departemen Hukum dan HAM RI, Rumah Detensi Imigrasi RUDENIM Medan, Kantor Wilayah Sumatera Utara.
a. Tahap Pengiriman Orang Asing
Pada saat pengiriman orang asing tersebut ke Rumah Detensi Imigrasi harus dilengkapi dengan berkas atau lampiran (pasal 2 Peraturan Direktorat Jenderal Imigrasi Nomor F.1002.PR.10 Tahun 2006)
1) Direkorat Jendral Imigrasi
a) Surat Keputusan Tindakan Keimigrasian dalam rangkap 4 (empat) terdiri dari :
(1) Lembar pertama untuk orang asing yang bersangkutan.
(2) Lembar ke dua untuk keluarga dan/atau perwakilan Negara yang bersangkutan.
(3) Lembar ke tiga untuk Kepala Rumah Detensi Medan. (4) Lembar ke empat untuk arsip.
b) Berita acara serah terima Deteni dengan melampirkan : (1) Berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat. (2) Dokumen perjalanan (bagi yang memiliki).
(3) Barang-barang Deteni.
2) Kepala Divisi Keimigrasian membuat :
a) Surat keputusan Tindakan Keimigrasian dalam rangkap 5 (lima), terdiri dari :
(1) Lembar pertama untuk orang asing yang bersangkutan.
(2) Lembar ke dua untuk keluarga dan/atau perwakilan negara yang bersangkutan.
(3) Lembar ke tiga untuk Kepala Rumah Detensi Medan. (4) Lembar ke empat untuk Direktorat Jenderal Imigrasi. (5) Lembar ke lima untuk arsip.
b) Berita acara serah terima Deteni dengan melampirkan : (1) Berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat. (2) Dokumen perjalanan (bagi yang memiliki).
(3) Barang-barang milik Deteni. 3) Kepala Kantor Imigrasi, membuat :
a) Surat keputusan Tindakan Keimigrasian dalam rangkap 5 (lima), terdiri dari :
(1) Lembar pertama untuk orang asing yang bersangkutan.
(2) Lembar ke dua untuk keluarga dan/atau perwakilan negara yang bersangkutan.
(3) Lembar ke tiga untuk Kepala Rumah Detensi Medan. (4) Lembar ke empat untuk Direktorat Jenderal Imigrasi. (5) Lembar ke lima untuk Kepala Divisi Keimigrasian. (6) Lembar ke enam untuk arsip.
b) Berita acara serah terima Deteni dengan melampirkan : (1) Berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat. (2) Dokumen perjalanan (bagi yang memiliki).
3. Tahap Pendetensian RUDENIM
Berdasarkan surat keputusan Tindakan Keimigrasian dan Berita Acara serah terima Deteni pada langkah III di atas Kepala Rumah Detensi Medan membuat : a. Surat Perintah Pendetensian dan Berita Acara Pendetensian (pasal 3 dan 4)
yang membuat:
1) Identitas diri Deteni. 2) Kondisi kesehatan Deteni.
3) Inventarisasi barang-barang milik Deteni.
4) Dokumen perjalanan Deteni (bagi yang memiliki) 5) Instansi pengiriman Deteni.
6) Alamat keluarga atau sponsor/penjamin Deteni yang dapat di hubungi di Indonesia dan/atau di luar negeri.
b. Deteni yang telah ditempatkan di Rumah Detensi imigrasi wajib memberitahukan kepada Perwakilan Negara yang bersangkutan dalam rangka proses pemulangan atau pendeportasian/pengusiran dengan tembusan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Up. Direktorat Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian dan Kepala Divisi Keimigrasian yang meliputi wilayah kerja Rumah Detensi Imigrasi yang bersangkutan.
c. Terhadap Deteni yang baru masuk, diberi penjelasan tentang hak, kewajiban, larangan, tata tertib dan sanksi pelanggaran tata tertib. Sanksi pelanggaran tata tertib dapat dilakukan pengisolasian dengan penempatan pada ruangan tersendiri (pasal 14).
4. Tahap Proses Persiapan Deportasi
Setelah Deteni berada di Rumah Detensi Imigrasi Medan, maka Rumah Detensi Imigrasi berkewajiban memastikan Deteni untuk mengurus segala sesuatu untuk persiapan pendeportasian yang meliputi :
a. Dokumen Perjalanan
Deteni harus memiliki dokumen perjalanan yang masih berlaku, bagi yang belum memiliki, pihak RUDENIM harus melakukan koordinasi dengan pihak perwakilan Negara Deteni untuk memajukan permohonan paspor Negara asal Deteni.
b. Tiket
Dalam hal Deteni Imigrasi tidak mempunyai biaya tiket, maka Deteni dengan didampingi oleh pihak Rumah Detensi Imigrasi Medan meminta bantuan biaya tiket kepada perwakilan Negara Deteni atau pihak-pihak lainnya seperti organisasi yang bernaung di bawah PBB (UNHCR) dan Organisasi Sosial Internasional (IOM).
c. Biaya Pengawalan
Dalam hal Deteni, keluarga dan atau paspor, tidak dapat memenuhi biaya pengawalan yang di bebankan kepada Deteni (pasal 32 angka 1), maka biaya tersebut akan di bebankan kepada Anggaran Rumah Detensi Imigrasi/Direktorat Jenderal Imigrasi.
5. Tahap Pelaksanaan Pendeportasian
Setelah tahap-tahap di atas di lewati maka dapat segera di lakukan pendeportasian dengan membuat langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat surat Keputusan Deportasi yang di dalamnya membuat dasar hukum pendeportasian, nama Deteni yang akan di deportasikan, kewarga negaraannya, dan perintah meninggalkan wilayah Indonesia dalam waktu 3 (tiga) hari sejak surat di tanda tangani oleh Kepala Rumah Detensi Imigrasi Medan.
b. Membuat surat berita serah terima keluar Rumah Detensi Imigrasi Medan yang dilakukan memuat hari, tanggal, bulan dan tahun serta data-data pejabat yang ditunjuk untuk melakukan serah terima dan melakukan pengawasan dan pengawalan ke Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) atas nama Deteni yang akan dideportasi, berikut pencantuman serah terima paspor Deteni berikut data-data pemegangannya.
c. Membuat berita acara serah terima Deteni untuk deportasi yang isinya sama dengan huruf b di atas, tetapi bukan untuk melakukan pengawasan dan pengawalan, melainkan perintah untuk dilakukan pengusiran atau deportasi. d. Membuat surat pengawasan yang di tujukan untuk TPI tempat
pemberangkatannya.
e. Setelah deportasi di laksanakan, laporkan pelaksanaan deportasi kepada perwakilan negara Deteni, Direktur Penindakan Keimigrasian dan Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Medan.
f. Membuat pengusulan pengangkutan selama 1 (satu) tahun di ajukan kepada Direktur Penindakan Keimigrasian.
Analisa penjelasan di atas adalah tata cara Pendetensian orang asing sampai pendeportasiannya pada RUDENIM telah terlaksana dengan baik. Subjek orang asing terkena tindakan keimigrasian apabila melanggar Pasal 42 UU No.9 Tahun 1992.
Implementasinya melalui tahap-tahap yaitu: tahap I penangkapan dan pengambilan, tahap II pengiriman ke RUDENIM, tahap III pendetensian dan pengisolasian, tahap IV persiapan deportasi, tahap V pendeportasian. Contoh : Data Irregular Migrant (Pendatang Gelap) yang di Tangani RUDENIM di Kota Medan.
Analisa: Para pengungsi yang melanggar peraturan pada Pasal 24, 39,42, 48,51, 52, 53 UU No. 9 tahun 1992 kebanyakan warga Afghanistan
Tabel 3. Irregular Migrant (IMs) Under Iom Indonesia In Medan
No. IOM ID First name Last
name
Sex Age Date of birthday Nationality Location
(hotel,wisma,etc) UNHCR_st atus DOE MEDAN 1. KPG08- 06-005
Rahman M 34 01/01/1976 Myanmar YPAD-Medan Refugee
2. TBA09-
03-020
Watheq M 23 01/01/1987 Iraq Rudenim Belawan Asylum
Seeker
3. TBA09-
03-032
Abdul M 44 01/01/1966 Afghanistan YPAD-Medan Refugee
4. DMP08-
01-006
Shahab M 45 12/10/1964 Iraq P4TK-Medan Refugee
5. DMP08-
01-007
Bushra F 43 01/01/1967 Iraq P4TK Refugee
6. DMP08-
01-010
Musthofa M 26 18/06/1984 Iraq P4TK Refugee
7. DMP08-
01-011
Rasul Shahab
M 24 10/07/1986 Iraq P4TK Refugee 28 Mei 09
8. DMP08-
01-008
Amirah F 21 04/11/1988 Iraq P4TK Refugee
9. DMP08-
01-009
Hassan M 15 03/12/1994 Iraq P4TK Refugee
10. DMP08-
01-012
Yaser M 36 24/03/1974 Iraq P4TK Asylum
Seeker
11. DMP08-
01-017
Farya F 32 01/01/1977 Iraq P4TK Asylum
Seeker
12. DMP08-
01-023
Haniyah F 14 21/12/1995 Iraq P4TK Asylum
Seeker
13. DMP08-
01-016
Mhd Amin M 5 03/03/2005 Iraq P4TK Asylum