• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian 1. Diketahui:

Balok dengan ukuran:

Panjang (p) = 12 cm = 0,12 m Lebar (l) = 8 cm = 0,08 m Tinggi (t) = 3 cm = 0,03 m Gaya berat (w) sebesar = 30 N, sebagai F Posisi balok seperti pada gambar berikut:

3. Saat jantung memompa darah, darah akan mendapatkan dorongan sehingga mengalir melalui pembuluh darah. Saat mengalir dalam pembuluh darah, darah memberikan dorongan pada dinding pembuluh darah.

4. Jika gaya apung maksimum lebih besar dari berat benda maka benda akan terapung, jika gaya apung maksimum sama dengan berat benda makan benda akan melayang, jika gaya apung maksimum lebih kecil dari berat benda maka benda akan tenggelam. 5. Air dapat diangkut naik dari akar ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi dan

diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan karena adanya daya kapilaritas pembuluh xilem. Daya kapilaritas pembuluh xilem dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi. Kohesi merupakan kecenderungan suatu molekul untuk dapat berikatan dengan molekul lain yang sejenis. Melalui gaya kohesi akan terjadi ikatan antara satu molekul air molekul air lainnya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya tarik-menarik antara molekul air yang satu molekul air lainnya di sepanjang pembuluh xilem. Air yang terdapat dalam daun akan mengalami penguapan (transpirasi). Dengan adanya kohesi, menguapnya air membuat molekul-molekul air yang berada di bagian bawah tertarik ke atas menuju daun.

Kunci Jawaban Uji Kompetensi 8 A. Pilihan Ganda 1. B 2. C 3. A 4. A 5. D 6. D 7. B 8. A 9. B 10. A B. Uraian

1. Nama organ penyusun sistem pernapasan beserta fungsinya.

No. Nama Organ Fungsi

1. Hidung Untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk

bersama udara, memerangkap benda asing (bakteri, virus, dst) yang masuk terhirup saat bernapas, menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.

2. Faring Untuk jalur masuk udara dan makanan, ruang resonansi suara,

serta tempat tonsil (organ tubuh yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh).

3. Laring Mencegah masuknya makanan atau benda asing lainnya ke

dalam laring dan trakea.

4. Trakea Untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke

dalam saluran pernapasan.

5. Bronkus Untuk menyalurkan udara dari trakea ke paru-paru kanan dan

paru-paru kiri.

6. Bronkiolus Untuk menyalurkan udara dari bronkus ke alveolus

7. Paru-paru Untuk tempat pertukaran udara pernapasan, karena di

dalamnya terdapat alveolus yang merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara.

2. Mekanisme inspirasi: terjadi kontraksi otot dada dan diafragma sehingga menyebabkan rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan tekanan udara di dalam paru-paru mengecil sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru. Mekanisme ekspirasi: terjadi relaksasi otot dada dan diafragma sehingga menyebabkan rongga dada kembali normal, paru kembali normal, dan tekanan udara di dalam paru-paru besar sehingga udara dari dalam paru-paru-paru-paru keluar.

3. Beberapa contoh gangguan atau penyakit pada sistem pernapasan dan penyebabnya.

No. Nama Ganggua n

Penyebab Gangguan

1. Asma Dapat dipicu oleh masuknya zat pemicu alergi (alergen)

dalam tubuh, misalnya asap rokok, debu, bulu hewan peliharaan, dan serbuk sari. Selain itu, asma juga dapat disebabkan karena perasaan kaget, terlalu lelah,dan suhu udara dingin.

2. Pneumonia Disebabkan

pneumoniae

oleh bakteri Streptococcus

3. TBC Disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis

4. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga sistem pernapasan diantaranya ialah dengan menggunakan masker jika berada di jalan raya atau ketika sedang bersih-bersih, tidak merokok, meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah tertular bakteri atau virus penyebab penyakit sistem pernapasan dengan makan makanan bergizi, dan rajin berolahraga.

5. Struktur yang terganggu pada tubuh Beny adalah pita suara. Tubuh Beny mengalami demam sehingga pita suara Beny membengkak dan Beny kesulitan bernyanyi.

Kunci Jawaban Uji Kompetensi 9 A. Pilihan Ganda 1. D 2. C 3. C 4. A 5. C 6. D 7. B 8. B 9. B 10. B B. Uraian 1. Ginjal = urine

Hati = urea, empedu Paru-paru = CO2 dan H2O Kulit = keringat 2. Proses pembentukan urine :

Proses Tempat Bahan Hasil

Filtrasi Terjadi di

Glomerulus Darah Urine primer

Reabsorpsi Terjadi di tubulus proksimal

Urine primer Urine sekunder Augmentasi Terjadi di tubulus

distal

Urine sekunder

Urine

3. Pada otak di bagian hipotalamus, akan mengatur jumlah air di dalam darah. Ketika otak mendeteksi bahwa di dalam darah terlalu banyak air, maka hipotalamus akan melepaskan sejumlah hormon yang mendorong ginjal untuk mengurangi jumlah air yang ada di dalam darah sehingga ginjal akan meningkatkan jumlah urine yang dikeluarkan. Begitu pula ketika pada suhu udara panas di siang hari, ketika jumlah cairan di dalam darah tinggi, hipotalamus akan mengeluarkan hormon, dan memberikan sinyal pada kelenjar keringat yang ada di dalam kulit untuk memproduksi keringat yang lebih banyak.

4. Pasien menderita albuminuria (di dalam urine terdapat protein) kerusakan pada glomerulus dan menderita diabetes mellitus (di dalam urine terdapat glukosa) kerusakan pada tubulus proksimal. Tubulusproksimal merupakan bagian dari ginjal yang berfungsi dalam tahap reabsorbsi/penyerapan kembali. Artinya jika terjadi kerusakan pada organ ini akan menyebabkan gangguan-gangguan misalnya ditemukan adanya glukosa pada organ ini, karena tubulus proksimal tidak mampu mereabsorbsi urine primer, sehingga dalam urine masih mengandung glukosa.

5. Contoh pola hidup untuk menjaga kesehatan sistem ekskresi di antaranya adalah mengatur pola makan yang seimbang, meminum air mineral 2 liter per hari, olahraga teratur, dan tidak menunda jika akan buang air kecil.

Kunci Jawaban Uji Kompetensi 10 A. Pilihan Ganda 1. C 2. B 3. A 4. A 5. C 6. A 7. B 8. C 9. C 10. B B. Uraian 2. s = v × t = 320 × 1,5 = 480 m

3. Salah satu dampak negatif penggunaan sistem sonar di dalam laut adalah mengganggu aktivitas mamalia laut saat bermigrasi.

4. Bunyi sirene ambulan yang terdengar berubah-ubah karena pengaruh kecepatan gerak ambulan yang berubah-ubah. Gejala ini dikenal dengan istilah efek Doppler. Karena itulah bunyi sirene ambulan ketika jauh dan dekat berbeda keras/lemahnya bunyi yang kita dengar.

5. Apabila kita menjatuhkan benda keras (misalnya batu atau besi) ke lantai, maka timbul bunyi.

a. Pemantulan dapat terjadi karena benda yang bergerak memiliki energi. Ketika benda bergerak dan ada yang menghalangi, maka benda tersebut akan berbalik arah (memantul) dengan energi yang masih dimilikinya.

b. Jika berteriak pada dinding tebing, maka beberapa saat kemudian akan terdengar suara yang sama persis dengan suara yang diteriakkan. Suara tersebut berasal dari suara yang dipantulkan kembali karena terkena dinding tebing. Bunyi pantul yang terdengar lengkap setelah bunyi asli disebut gema. Jika berteriak di dalam ruangan kosong, maka akan terdengar suara yang akan mengikuti suara asli, sehingga suara asli tidak terdengar jelas. Suara tersebut berasal dari suara asli yang dipantulkan oleh dinding ruangan. Bunyi pantulan yang hanya terdengar sebagian dan tiba bersamaan dengan suara asli sehingga bunyi asli tidak terdengar jelas disebut gaung atau kerdam.

c. Sifat bunyi yang dapat dipantulkan dapat dimanfaatkan untuk mengukur kedalaman air, mencari reruntuhan kapal, mencari lokasi yang banyak ikannya, dan mengukur panjang lorong gua. Untuk mengukur kedalaman laut, dilakukan dengan cara memancarkan bunyi ke dasar laut. Di dasar kapal diberi detektor untuk mendeteksi bunyi pantul yang dipancarkan dari dasar laut. Dengan mengukur waktu yang diperlukan sejak bunyi dipancarkan sampai ditangkap

detektor, maka kedalaman laut dapat ditentukan. Untuk mengukur kedalaman suatu gua yang belum pernah dijamah manusia, dapat dilakukan dengan menggunakan gelombang bunyi. Gelombang bunyi tersebut dipancarkan dari mulut gua kemudian gelombang tersebut akan dipantulkan jika mengenai dinding gua. Dengan mengukur waktu yang diperlukan gelombang kembali ke pengirim dapat ditentukan panjang gua tersebut.

d. Untuk menentukan kedalaman laut dan menentukan letak benda menggunakan sifat pemantulan bunyi, digunakan alat yang disebut sonar. Sonar di kapal akan mengirimkan suara yang mengenai reruntuhan kapal atau dasar laut akan dipantulkan kembali. Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak dari sumber bunyi ke suatu benda kemudian kembali ke sumber bunyi akan dicatat oleh alat tersebut. Semakin lama waktu yang diperlukan, maka semakin jauh jarak benda tersebut.

Kunci Jawaban Uji Kompetensi 11 A. Pilihan Ganda 1. B 2. C 3. A 4. C 5. D 6. C 7. D 8. A 9. A 10. B

Cara Pengerjaan No. 10

Jika benda berada di tempat yang jauh tak berhingga maka sinar dari benda akan sejajar sumbu lensa dan difokuskan oleh mata di retina, dan memberikan panjang fokus untuk sistem lensa kornea sebesar 2,5 cm. Untuk melihat benda yang berjarak 25 cm di depan mata, benda terlihat paling jelas jika bayangan terbentuk di retina.

Jadi, panjang fokus lensa adalah 2,24 cm

B. Uraian

1. Mata dapat melihat benda dengan jelas pada jarak dekat ataupun jauh karena lensa mata memiliki kemampuan untuk mengubah bentuknya. Pada saat mata melihat benda yang berada pada jarak jauh, otot siliar akan berkontraksi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih datar atau mata melihat tanpa berakomodasi. Ketika kalian melihat benda yang berada pada jarak dekat, otot siliar akan relaksasi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih cembung. Pada kondisi ini mata dikatakan berakomodasi maksimum.

2. Lensa mata Badu yang berpenglihatan normal dapat membentuk bayangan tepat pada retina. Oleh karena itu, dia tidak membutuhkan kacamata agar dapat melihat benda dengan jelas. Berbeda dengan Roni, bayangan yang dibentuk oleh lensa mata Roni jatuh di depan retina karena dia menderita rabun dekat (hipermetropi). Dengan kondisi yang demikian Roni membutuhkan lensa mata negatif (cekung) agar bayangan yang dihasilkan dapat jatuh tepat pada retina sehingga dia dapat melihat benda dengan jelas. Penglihatan Badu menjadi kabur ketika memakai kacamata Roni karena dengan adanya lensa tambahan (kacamata) akan menyebabkan bayangan benda tidak dapat jatuh tepat pada retina.

4. Hal ini dikarenakan cahaya yang dibiaskan oleh lensa cembung adalah mengumpul, sedangkan cahaya yang dibiaskan oleh lensa cekung menyebar.

5. Dalam soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata saja. Namun, ini tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata. Jadi tinggi badan dari mata ke atas tak perlu dipersoalkan. Untuk menyelesaikan soal ini kita membutuhkan bantuan gambar seperti gambar berikut.

Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari mata ke bawah. Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan gambar di atas.

Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal adalah 30 cm sama dengan tinggi DE). Tinggi orang dihitung dari ujung kaki sampai mata sama dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi CD.

Tinggi DA = BA – BD

= 150 cm – 80 cm = 70 cm

Jadi DA = CD = 70 cm.

Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2, CD = 2, DA = 140 cm sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:

Tinggi BC = BA – CA =10 cm

Selanjutnya kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat tentukan tinggi FD, yakni:

Tinggi FD = BD – BF = 80 cm – 70 cm = 10 cm.

Akhirnya tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni Tinggi CF = BD – BC – FD

= 80 cm – 10 cm – 10 cm = 60 cm

Jadi bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di atas, orang tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut sampai lutut). 6. Peristiwa yang terjadi adalah Pembiasan: Jika cahaya yang merambat pada suatu

medium berpindah ke medium yang lain, maka pada batas kedua medium tersebut akan terjadi pembiasan atau pembelokan arah. Hal ini disebabkan karena kecepatan cahaya dalam kedua medium tersebut tidak sama. Semakin besar kerapatan suatu medium, makin kecil kecepatan cahaya yang melewatinya. Dasar kolam tampak dangkal karena sinar datang yang berasal dari dasar kolam dibiaskan menjauhi garis normal. Yang kita lihat sebagai dasar kolam adalah bayangan dari dasar kolam tersebut, bukan dasar kolam yang sebenarnya.

7. Ikan yang berada di dalam air, juga mengalami fenomena yang sama. Posisi bayangan ikan yang kita lihat bukanlah merupakan posisi ikan yang sesungguhnya karena cahaya yang terpantul dari ikan tersebut telah berbelok. Oleh sebab itu, jika kita hendak menombak ikan, maka arahkanlah tombak tersebut sedikit ke bawahnya, supaya dapat mengenai ikan dengan lebih akurat.

Semester 1

Dokumen terkait