• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian Materi

Dalam dokumen modul sma kk a rev 2 (Halaman 32-171)

1. Pengertian Perkembangan

Perkembangan pada peserta didik terjadi karena adanya serangkaian perubahan baik yang tampak kasat mata maupun yang tidak tampak.Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan baik fisik maupun psikis yang bersifat progresif (maju).Perubahan progresif yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana manusia hidup.Sikap manusia terhadap perubahan berbeda-beda tergantung beberapa faktor, diantaranya pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai budaya, perubahan peran, serta penampilan dan perilaku seseorang.

Lefrancois (1975) berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang lebih luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek fisik-psikis seperti terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan.Umumnya perubahan kuantitatif disebut juga ”pertumbuhan”. Pertumbuhan pada aspek fisik seperti

Kata hikmah

Suatu target akan terealisir jika tercapai syarat-syaratnya, yaitu kepahaman ilmu dan keyakinan kebenarannya maka sajikan permasalahmu secara singkat, padat dan menarik

penambahan tinggi, berat dan proporsi badan seseorang.Sedangkan perubahan kualitatif umumnya digunakan untuk melihat perubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi, perubahan spiritual, sikap, dan lain-lain.Faktanya pada diri individu kadangkala terjadi perubahan ke arah berlawananatau berlawanan dengan penambahan atau peningkatan, tetapi mengalami pengurangan seperti gejala lupa dan pikun.Jadi perkembangan bersifat dinamis dan tidak pernah statis.

Perubahan kualitatif dari peningkatan kemampuan berpikir dapat dilihat dari perkembangan kualitas kemampuan otak.Bila dikaji lebih jauh otak manusia terbagi menjadi dua yaitu otak kiri dan otak kanan yang sebenarnya terhubung oleh corpus collosum.Pengalaman individu yang memungkinkan terlatihnya otak kanan saja, tidak berarti akan secara otomatis melatih otak kiri, begitu pula sebaliknya. Saat seseorang berpikir keadaan corpus collosum dapat terbuka atau dapat tertutup, bila

corpus collosum terbuka, maka olahan berpikir yang dihasilkan individu tersebut di atas olahan berpikir pada umumnya.Berikut adalah kemampuan yang ada pada otak kiri dan otak kanan.

Gambar 1.Komponen Otak Kiri dan Otak Kanan

Terjadinya dinamika dalam perkembangan disebabkan adanya kematangan dan pengalaman yang mendorong seseorang untuk memenuhi semua kebutuhan

OTAK KIRI OTAK KANAN

Intuitif Acak Divergen Ide/gagasan Gambar Seni Logis Urut Linier Konvergen Bahasa Membaca Menulis Kognisi

aktualisasi/realisasi diri.Kematangan merupakan faktor internal (dari dalam) yang dibawa setiap individu sejak lahir, seperti ciri khas, sifat, potensi dan bakat.Pengalaman merupakan intervensi faktor eksternal (dari luar) terutama lingkungan sosial budaya di sekitar individu.Faktor kematangan dan pengalaman ini secara bersama-sama mempengaruhi perkembangan seseorang, sebagaimana paham teori konvergensi.

Menurut teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Stern memadukan atau mengkonvergensikan teori Naturalisme dan Empirisme. Menurut teori Naturalisme, perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor alam (nature), bakat pembawaan, keturunan atau gen seseorang, termasuk di dalamnya kematangan seseorang. Sementara itu, teori Empiris berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor lingkungan tempat individu itu berada dan tumbuh kembang, termasuk di dalamnya lingkungan keluarga, sekolah dan belajar anak.

Kenyataannya, faktor pembawaan maupun lingkungan saling mempengaruhidalam perkembangan seseorang.Faktor bawaan dan lingkungan keduanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan seseorang.Faktor lingkungan akan mempengaruhi faktor bawaan begitu pula sebaliknya serta keduanya saling berinteraksi.Seorang siswa yang mempunyai bakat musik, misalnya, perkembangan bakat atau kemampuan bermain musiknya tidak akan optimal apabila tidak mendapatkan kesempatan belajar musik. Jadi, potensi yang dimiliki siswa/peserta didik yang dibawa sejak lahir akan berkembang optimal, apabila didukung oleh lingkungannya. Dukungan itu di antaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya. Begitu pula sebaliknya, seorang anak yang tampaknya tidak memiliki bakat dalam musik, apabila diberikan lingkungan yang menjadikan anak tersebut berlatih seni, akan menunjukkan kemampuan dalam bermusik.

Memperhatikan kompleksitas dari sifat perkembangan perilaku dan pribadi, para ahli telah mencoba mengembangkan model pentahapan (stage) dari proses perkembangan yang dihasilkan melalui longitudinal maupun cross section.

2. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, sistem syarat, otot, dan lain-lain) dan perubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya. Beberapa tokoh memodelkan tahap perkembangan fisik sebagai berikut.

a. Aristoteles (384-322 SM)

Tahap perkembangan individu menurut tokoh ini terdiri dari tiga tahapan berdasarkan perubahan ciri fisik tertentu.

a) masa kanak-kanak (0-7) : Ciri-ciri pergantian gigi b) masa anak sekolah (7-14): Ciri-ciri gejala purbertas c) masa Remaja (14-21) : Ciri-ciri primer dan sekunder

b. Hurlock (1952)

Hurlock membagi fase perkembangan individu secara lengkap sebagai berikut:

a) prenatal (conceptin-280 days) b) infancy (0-10 to 14 days) c) babyhood (2 weeks – 2 years) d) childhood (2 years – adolence) e) adolescence 13 (girls) – 21 years

14 (boys) – 21 years f) adulthood (21– 25 years) g) middle age (25–30 years) h) old age (30 years–death)

Apabila dikaji menurut tahapan perkembangan fisik Hurlock, siswa SMA berada pada masa remaja. Lebih lanjut Hurlock (1992) memberikan ciri-ciri remaja, antara lain :

1) Masa remaja sebagai periode pelatihan. Tahap remaja belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa, dan bukan masa kanak-kanak. Masa transisi ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

2) Masa remaja sebagai periode perubahan. Perubahan yang terjadi pada tahap remaja adalah perubahan pada emosi, perubahan tubuh, minat dan peran

(menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.

3) Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. 4) Masa remaja cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat

banyak orang tua menjadi takut.

5) Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.

6) Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Dalam kegiatan tertentu dalam proses belajar mengajar dapat dirancang kegiatan sedemikian sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik peserta didik. Salah satu implikasi bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikansarana dan prasarana, waktu istirahat, serta jam olah raga bagi siswa. Sedangkan dalam jam pelajaran matematika dapat dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian sarana dan prasana di dalam kelas, baik berkaitan dengan kursi dan meja belajar serta media yang digunakan langsung dalam pembelajaran.

3) Perkembangan Kognitif

Studi yang intensif pernah dilakukan oleh Piaget (mulai tahun 1920 sampai 1964) dan rekan-rekannya, mengenai perkembangan kognitif individui. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif sebagai berikut:

a. pensorimotor (0–2). Prestasi intelektual yang dicapai dalam periode ini adalah perkembangan bahasa, hubungan antara objek, control skema, pengenalan hubungan sebab-akibat

b. preoperational (2–7). Dalam tahap preoperational anak menunjukkan penguasaan simbol yang lebih besar. Perkembangan bahasa bertambah secara dramatis dan permainan imajinatif lebih tampak. Pada tahap ini anak

masihberpikir egosentris, yaitu memandang sesuatu dari dirinya sendiri. Pada tahap ini anak masih menggunakan intuisi dan tidak dengan logika dalam menyelesaikan masalah.

c. concrete operational (7–12). Perilaku kognitif yang tampak pada periode ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkrit. Pada tahap ini 5 hukum konservasi dikuasi, yaitu konservasi banyaknya (kuantitas), konservasi materi, konservasi panjang, konservasi luas, konservasi berat, dan konservasi volum. Ciri lain dari tahap ini adalah kemampuan

reversibility. Sebagai contoh jika anak sudah mengenal , kemudian

, dapatkah kalian menentukan bilangan pada titik-titik tersebut. d. Formal operational (12–dewasa). Periode ini ditandai dengan kemampuan

untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit. Perilaku kognitif yang tampak pada periode ini adalah: kemampuan berpikir hipotesis deduktif (hypothetical deductive thinking); kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada (a combinational analysis); kemampuan mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsi-porporsi yang diketahui (proportional thinking); kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari berbagai kategori objek yang beragam.Perkembangan kognitif digambarkan seperti pada gambar 2 berikut.

Menurut Piaget proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif berlangsung mengikuti suatu sistem atau prinsip mencari keseimbangan (seeking equilibrium), dengan menggunakan dua cara atau teknik assimilation dan

accommodation. Teknik asimilasi digunakan apabila individu dihadapkan pada hal-hal baru yang dihadapinya dapat disesuaikan dengan kerangka berpikir atau

cognitive-structure yang dimilikinya. Sedangkan teknik akomodasi digunakan apabila individu memandang objek-objek atau masalah-masalah baru tidak dapat diselesaikan dengan kerangka berpikirnya yang ada sehingga ia harus mengubah

cognitive-structure-nya.

Tokoh lain yang melakukan penelitian terkait perkembangan kognitif adalah Jerome Bruner (1966). Bruner membagi proses perkembangan perilaku kognitif ke dalam tiga periode yaitu:

a. enactive stage, merupakan suatu masa di mana individu berusaha memahami lingkungannya; tahap ini mirip dengan sensorimotor period dari Piaget.

b. iconic stage, merupakan tahapan masa yang mendekati kepada tahapan

preoperational period dari Piaget. Kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal di mana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.

c. symbolic stage, merupakan tahapan di mana individu telah mampu memiliki idea atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam bahasa dan logika.

Berbeda dengan pandangan Piaget bahwa seorang anak yang menunjukkan tingkat tertentu dari penalaran abstrak pada soal yang diberikan akan cenderung menunjukkan bahwa tingkat yang sama dari penalaran abstrak pada banyak masalah lain. Pandangan neo-Piaget menjelaskan bahwa anak-anak (dan orang dewasa) menunjukkan berbagai tingkat penalaran abstrak pada masalah yang berbeda (Hamilton & Ghatala, 1994: 227). Di antara teori neo-Piaget antara lain adalah Case, Fischer (1980), dan Pascual-Leone (1970, 1988), masing-masing dari teori neo-Piaget memuat premis umum teori Piaget yaitu terkait dengan tahapan perkembangan kognitif selanjutnya dikombinasikan dengan ide-ide tentang

pengaruh pengalaman pada perkembangan yang lebih analitis spesifik dan lebih selaras dengan perbedaan budaya dan individu.

Case (1996: 219-223) mencoba untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam teori Piaget dengan memasukkan ide-ide lain, khususnya teori konstruktivis sosial Vygotsky, teori pemrosesan informasi, linguistik, dan neuroscience. Menurut Case ada empat tahap dari tingkatan perkembangan kognitif, yaitu :

a. sensorimotor (0–1,5 tahun), b. interrelational (1,5–5 tahun), c. dimensional (5–11 tahun), dan d. vectorial (11–19 tahun).

Berdasarkan perkembangan kognitif neo-piaget dari Case, siswa SMA berada tahap vectorial. Pada tahap vectorial ini, kemampuan yang dimiliki anak cenderung konsep-konsep abstrak dan memiliki sifat yang mirip dengan vektor. Demikian pula dalam domain sosial siswa pada tahap ini dapat menilai kepribadian seseorang dari informasi yang diberikan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk membuat prediksi tentang perilaku masa depan (Marini & Case, 1994:147-159). Menurut Case perkembangan anak-anak di tahap vectorial merupakan efisiensi fungsi penggunaan memori kerja yang menyediakan kemampuan yang lebih besar untuk memproses informasi yang lebih kompleks.

Teori Fischer berbeda dari teori neo-Piaget lainnya pada beberapa hal, antara lain perubahan kognitif dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan sosial, bukan hanya individu. Untuk menjelaskan perubahan perkembangan ia menggabungkan dua teori yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori sosial dari Vygotsky, yaitu, internalisasi dan zona pengembangan proksimal (Bjorklund, 2005:107). Internalisasi mengacu pada proses yang memungkinkan anak-anak untuk merekonstruksi dan menyerap produk dari pengamatan dan interaksi mereka dengan caranya mereka sendiri. Potensi kemampuan selalu lebih besar dari kemampuan yang sebenarnya, zona pengembangan proksimal mengacu pada berbagai kemungkinan yang ada antara aktual dan potensial. Tiga tingkatan perkembangan kognitif menurut Fischer (Bjorklund, 2005:107) yaitu:

a. sensori motor (sekitar 3 – 24 bulan), b. representation (sekitar 2 tahun-12 tahun),

c. abstrak (sekitar 12 tahun-26 tahun).

Perubahan progresif yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana manusia hidup.Sikap manusia terhadap perubahan berbeda-beda tergantung beberapa faktor, diantaranya pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai budaya, perubahan peran, serta penampilan dan perilaku seseorang.

4) PerkembanganPerilaku Sosial

Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan yang berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi makhluk sosial yang dewasa. Secara fitriah manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon). Namun untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam lingkungan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya.Charlotte Buhler mengidentifikasikan perkembangan sosial ini dalam term kesadaran hubungan aku-engkau atau hubungan subjektif-objektif. Proses perkembangan berlangsung secara bertahap sebagai berikut:

a. masa kanak-kanak awal (1 – 3) : subjektif, b. masa kritis I (3-4) : trotz alter (anak degil),

c. masa anak-anak akhir (4-6): subyektif menuju objektif, d. masa anak sekolah (6-12) objektif,

e. masa kritis II (12-13): pre-puber (anak-tanggung), f. masa remaja awal (13-16): subjektif menuju objektif, g. masa remaja akhir (16-18): objektif.

D. Aktivitas Pembelajaran

1.

LK 1.1. Perkembangan Karakteristik Peserta Didik (In-1)

Kerjakanlah semua soal berikut secara serius, teliti, dan cermat serta optimalkan kekuatan kerja gotong royong sehingga kerja menjadi lebih ringan dan bermakna kebersamaan.

1. Setiap siswa memiliki karateristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Teliti dengan cermat, identifikasi karakteristik siswa dan klasifikasikan karakteristik sesuai dengan tingkatan kognitifnya.

2. Berdasarkan tahap perkembangan Piaget, siswa SMA sudah berada pada tahap operasional formal. Selidiki apa saja kemampuan matematika yang sudah dapat dikuasai oleh siswa SMA?.Jika ada salah seorang guru menyajikan matematika dengan pendekatan deduktif formal, bagaimana pendapat Anda?

Jawab :

Jawab :

Kata hikmah

Kekuatan tim dalam pekerjaan menjadikan beban ringan, suasana nyaman, hasil optimal maka bergotongroyonglah dalam setiap pekerjaan yang relevan sehingga hidup menjadi lebih mudah dan bermakna kebersamaan.

LK 1.2. Perkembangan Karakteristik Peserta Didik (On)

Kerjakan soal secara mandiri, serius, jujur, teliti dan cermat sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal dan bermakna.

Dengan bahasa sendiri, lakukan analisis terhadap empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget.Kemudian, buatlah contoh implikasi pentahapan

perkembangan kognitif menurut Piaget pada pembelajaran matematika?

Jawab :

Kata hikmah

Kekuatan seseorang ditentukan oleh optimasi potensi diri, dan pertolongan Tuhan maka ambil dan gunakan semua power untuk meraih sukses dalam setiap aktivitas

E. Latihan/Kasus/Tugas

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar

1. Berikut adalah kemampuan yang ada pada belahan otak kiri, kecuali

A. Logis B. Divergen C. Menulis D. Bahasa

2. Berikut adalah kemampuan yang ada pada belahan otak kanan, kecuali

A. Intuitif B. Acak C. Gambar D. Konvergen

3. Berikut adalah tahapan perkembangan fisik beserta ciri perkembangan setiap tahapan menurut Aristoteles, kecuali

A. Masa Dewasa: Ciri-ciri sekunder

B. Masa Remaja : Ciri-ciri primer dan sekunder C. Masa anak sekolah: Gejala purbertas

D. Masa kanak-kanak: Pergantian gigi

4. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget adalah …

A. Sensorimotor, concrete operational, preoperational, formal operational. B. Sensorimotor, preoperational, formal operational, vectorical.

C. Sensorimotor, preoperational, concrete operational, formal operational.

D. Sensorimotor, preoperational, vectorical, formal operational.

5. Tahap perkembangan kognitif menurut J. Bruner adalah … A. Symbolic , enactive, econic

B. Econic, enactive, symbolic C. Enactive, econic, symbolic

Kata hikmah

Setiap masalah pasti ada penyelesaian dan setiap usaha untuk menyelesaikan merupakan proses menuju sukses maka jangan berhenti berusaha karena sukses menunggu Anda

D. Enactive, vectorical, symbolic

6. Tahapan perkembangan kognitif siswa SMA menurut Robi Case adalah ... . A. Operasional formal

B. Symbolic C. Interelasional D. Vectorical

7. Menurut Piaget perkembangan mental anak terjadi secara ….

A. Bertahap

B. Berkesinambungan

C. Bertahap dan Berkesinambungan D. Terstruktur dan terarah

8. Menurut tahapan kognitif Piaget, cara berpikir anak yang belum sistematis, belum konsisten, belum logis tetapi sudah mampu memahami realitas di

lingkungan dengan menggunakan symbol terjadi pada tahap … .

A. Sensorimotor B. Pre-operasional C. Concrete-operational D. Formal operational

9. Tiga tingkatan perkembangan kognitif menurut Fisher adalah ….

A. Sensorimotor, Econic, Abstrak

B. Sensorimotor, Representation, dan abstrak C. Econic, Representation, abstrak

D. Representation, econik, dan abstrak

10. Tahapan perkembangan kognitif menurut Case adalah….

A. Dimensional, sensorimotor, interrelational, dan vectorial

B. Sensorimotor, interrelational, dimensional, dan vectorial

C. Dimensional, sensorimotor, vectorial, dan interrelational

F. Rangkuman

Perkembangan perilaku dan pribadi sangat komplek, oleh sebab itu beberapa ahli mencoba mengembangkan model pentahapan (stage) dari proses perkembangan yang dihasilkan melalui longitudinal maupun cross section.

1. Tahapan perkembangan fisik menurut Aristoteles a. masa kanak-kanak (0-7) : Ciri-ciri pergantian gigi b. masa anak sekolah (7-14): Ciri-ciri gejala purbertas c. masa Remaja (14-21) : Ciri-ciri primer dan sekunder 2. Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget

a. sensorimotor (0-2). b. preoperational (2-7). c. concrete operational (7-12). d. formal operational (12-dewasa).

3. Tahapan perkembangan kognitif menurut J.Bruner adalah

a. enactive stage,

b. iconic stage,

c. symbolic stage.

4. Tahapan perkembangan kognitif menurut Case adalah: a. sensorimotor (0–1,5 tahun),

b. interrelational (1,5–5 tahun), c. dimensional (5–11 tahun), dan d. vectorial (11–19 tahun)

5. Tiga tingkatan perkembangan kognitif menurut Fisher adalah: a. sensorimotor (sekitar 3 bulan -24 bulan),

b. representation (sekitar 2 tahun-12 tahun), c. abstrak (sekitar 12 tahun-26 tahun)

Kata hikmah

Rangkuman adalah inti yang merupakan representasi dari materi induknya dan produk rangkuman menunjukkan kualitas kompetensi seseorang maka buatlah rangkuman yang menarik dan representatif

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda mempelajari materi dalam kegiatan pembelaran 1 ini maka lakukan refleksi diri dan tindak lanjut.Refleksi yang dilakukan terhadap perubahan yang meningkat dan lebih baik dari sebelumnya.Ranah refleksi terdiri atas sikap positif dalam belajar dan sikap positif penguatan karakter sehingga mulai tumbuh kepribadian unggul.Silahkan Anda baca dan lakukan perintahnya, pada Umpan Balik dan Tindak Lanjut berikut.

Kerjakan semua soal yang terdapat pada Latihan tanpa melihat kunci jawaban.Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban kegiatan pembelajaran 1 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara memberi skor masing-masing soal dengan rentangan 0–10. Kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100 = Baik sekali

80 – 89 = Baik 70 – 79 = Cukup < 70 = Kurang

Jika tingkat penguasaan Anda minimal 80%, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik.Anda dapat melanjutkan untuk mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya.Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80%, silahkan pelajari kembali uraian yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran ini, khususnya bagian yang belum Anda kuasai.

Kata hikmah

Suatu pembelajaran sukses jika menjadikan targetmampu berubah, meningkat dan lebih baik maka perhatikan respon dan umpan baliknya

Kegiatan Pembelajaran 2

Keragaman dalam Kemampuan dan Kepribadian Peserta

Didik

A. Tujuan

Setelah membaca materi dalam kegiatan pembelajaran 2 diharapkan peserta diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau pembaca dapat memahami keragaman dalam kemampuan dan kepribadian peserta didik khususnya peserta didik pada level SMA. Kefahaman tersebutterintegrasisecara utuh dengan penguatan pendidikan karakter. Secara rinci,peserta diklat atau pembacamemiliki kemapuan dalam :

1. menjelaskan keragaman fisik individu, 2. menjelaskan inteligensi individu,

3. menjelaskan model struktur intelektual Guilford, 4. menjelaskan inteligensi jamak individu,

5. menjelaskan gaya belajar peserta didik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi dalam kegiatan pembelajaran 2 ini peserta diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau pembaca dapat memiliki kompetensi diri yang dilengkapi dengan kepribadian agung untuk menerapkannya dalam pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu. Secara rinci, peserta diklat atau pembaca mampu menerapkan materi-materi, sebagai berikut :

1. keragaman fisik individu, 2. inteligensi individu, 3. tipe inteligensi Sternberg,

4. model struktur intelektual Guilford, 5. inteligensi jamak individu,

C. Uraian Materi

Peserta didik merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar. Peserta didik sebagai individu, masing-masing memiliki perbedaan dan keunikan individu (individual differences).Guru perlu mempertimbangkan perbedaan dan keunikan individu pada proses belajar mengajar. Pada sisi lain terdapat perbedaan keragaman yang melekat pada kelompok tertentu. Siswa mempunyai latar belakang keluarga yang bervariasi.Ada beberapa sumber variasi yang cukup berperan besar yaitu etnis-budaya-bahasa-agama, dan status sosial ekonomi.Kebhinekaan Indonesia tak dapat disangkal lagi.Selalu ada kemungkinan pertemuan antaretnis di ruang kelas.Etnis budaya membawa kemajemukan tata perilaku akibat pengaruh dari kebudayaan.Status sosial ekonomi orang tua ditinjau dari penghasilan, pekerjaan, dan latar belakang pendidikan. Berdasarkan hal tersebut pengelompokkan siswa dapat ditinjau dari aspek jenis kelamin, jasmaniah, status sosial ekonomi, etnis-ras, budaya, perilaku, gaya belajar, dan lain-lain.

Begitu banyak keragaman dan keunikan peserta didik, namum perfektif utama tentang keberagaman yang perlu dipertimbangkan guru kelas adalah kemampuan siswa, talenta, dan gaya belajar.

1. Intelegensi

Teori tradisional menyatakan bahwa individu memiliki kemampuan mental seperti yang diukur oleh kinerja pada tugas kognitif tertentu.Abad kedua puluh Alfred Binet di Perancis dan Lewis Terman di Amerika mengembangkan tes pertama untuk mengukur inteligensi/kecerdasan manusia sebagai kemampuan tunggal.Dari hasil kerja Binet muncul ide tentang umur mental. Seorang anak yang dapat melewati sejumlah pertanyaan tes yang sama seperti yang dilewati oleh anak-anak lain di

Dalam dokumen modul sma kk a rev 2 (Halaman 32-171)

Dokumen terkait