• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4. Proses Produks

2.4.2. Uraian Proses Produks

Block Diagram proses produksi pembuatan daun pintu dapat dilihat pada

pada Gambar 2.2. PENGGERGAJIAN PENGERINGAN PENGETAMAN dan PEMOTONGAN PENGELEMAN PENGEBORAN PEMBUATAN PROFIL PENGEPAKAN PENYELESAIAN PERAKITAN K A Y U

Uraian mengenai proses pembuatan daun pintu dapat dilihat dibawah ini :

1. Penggergajian

Penggergajian merupakan proses pengubahan kecil dari sebelumnya, di PT. Suryamas Lestariprima kayu gelondongan yang diperoleh dari pemasok biasanya terlalu panjang untuk siap digergaji (sekitar 20-25 feet). Kayu ini dipotong atau dikurangi panjangnya menjadi 8, 10, 11 feet.

Kayu gelondongan yang telah diperpendek tersebut kemudian digergaji dengan mesin gergaji (saw mill). Cara penggergajian kayu disesuaikan dengan keadaan kayu sehingga tidak banyak kayu yang tersisa/terbuang. Jadi di saw mill juga telah dilakukan pemilihan grade untuk melihat keadaan kayu seperti : mata kayu, lubang jarum atau cacat yang disebut dengan kantong damar. Dengan melihat keadaan kayu, mutunya dapat diketahui sehingga dapat dilakukan cara penggergajian yang benar (tidak merusak mutu kayu dan tidak banyak kayu yang tersisa).

Cara penggergajian awal adalah dengan memotong sisi luar kayu gelondongan sehingga berbentuk balok yang disebut dengan kayu balok. Balok kayu ini kemudian digergaji sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses selanjutnya. Sisa-sisa kayu yang tidak dapat digunakan lagi, dipakai sebagai bahan bakar untuk tungku pengeringan (KD).

Mesin yang digunakan adalah saw mill dan cross cut. Hasil penggergajian dari mesin ini disebut dengan saw timber. Saw timber ini kemudian diangkut ke bagian pengeringan dengan menggunakan forklift.

2. Pengeringan

Dalam pengolahan kayu proses pengeringan sangat penting dilakukan untuk :

a. Memperkecil kadar air pada kayu menjadi 11-20 %

b. Mencegah serangan jamur dan serangga-serangga penggerek kayu.

c. Menaikkan kekuatan kayu dan agar kayu lebih mudah dikerjakan untuk

proses berikutnya.

PT. Suryamas Lestariprima melakukan dua jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami di lapangan dan pengeringan dalam tungku-tungku pengeringan. Pengeringan alami memang lambat dan tergantung udara sekitar yang dipanaskan oleh matahari juga sirkulasi udara di sekeliling dan di sel-sel susunan kayu. Namun pengeringan di lapangan ini sangat perlu karena selain murah biayanya, penguapan air yang terjadi tidak terlalu cepat sehingga penyusutan yag tiba-tiba dan tidak merata tidak terjadi. Pengeringan dilapangan

dilakukan selama ± 3 hari. Kaya-kayu gergajian dari saw mill atau yang langsung

dari pemasok disusun sesuai dengan gradenya dan antara kayu dipasang stik agar sirkulasi udara baik. Jadi pekerjaan di lapangan ini selain melakukan bongkar muat kayu dari truk-truk juga memilih grade dan kemudian menyusunnya. Apabila mutu kayu ada yang tidak sesuai atau rusak yang disebut dengan mutu afkir (lokal) maka kayu tersebut disusun tersendiri untuk menunggu pelelangan atau penjualan langsung dengan menegosiasikan harganya. Setelah tiga hari kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan lebih lanjut.

Di KD terdapat sembilan buah kamar dengan ukuran tiap kamar 80 m3.

Proses pengeringan di KD berguna untuk mengurangi kadar air sampai 12 % dimana hasil pengeringan dari lapangan kadar airnya masih sekitar 30 %, bahkan ada yang masih 50 %. Jumlah kadar air yang dihasilkan pada pengeringan di KD disesuaikan dengan permintaan. Semakin lama kayu dalam KD maka kadar air

semakin menurun, namun pengeringan biasanya dilakukan ± 20 hari. Untuk

mengukur kadar air digunakan alat ukur jenis ketok. Alat ukur janis tokok bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ke kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Sedangkan alat ukur jenis letak, cara pemakaiannya hanya dengan meletakkan alat tersebut diatas kayu dan kadar air kayu langsung dapat diketahui. Hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke pengetaman dan pemotongan dengan menggunakan forklift. Selain mengurangi kadar air, di KD juga dilakukan pemberian anti rayap.

3. Pengetaman dan Pemotongan

Pengetaman yang dimaksud disini adalah pengetaman kasar, dengan menggunakan mesin blanking planner, untuk menghilangkan permukaan yang kotor dan kasar. Karena sisi pengetam hanya satu, maka satu batang kayu harus dimasukkan 2 kali ke dalam mesin blanking planner.

Kayu dipotong dengan toleransi tertentu (tidak dalam ukuran sebenarnya), untuk mendapatkan panjang diinginkan. Mesin yang digunakan pada proses pemotongan adalah under cut.

4. Pengeleman

Potongan kayu yang telah dipotong lalu diberi perekat (lem) disisinya, kemudian direkatkan serta dipress satu dengan yang lain dalam mesin clamping press. Biasanya untuk pembuatan panel ini disatukan 3 buah kayu.

5. Pengeboran

Bagian yang akan dilubangi adalah bagian yang akan dimasukkan dowel (paku kayu), pada saat perakitan. Bagian ini antara lain: style (pada sisi tempat melekatnya ujung rail) dengan menggunakan mesin six head borer; rail yaitu pada kedua ujung dan tengahnya, tempat melekatnya style dan mullion. Mesin yang digunakan untuk kedua ujungnya adalah mesin double head borer dan untuk bagian tengahnya digunakan mesin chelsea borer.

6. Pembentukan profil

Setelah melalui proses pengetaman dan pemotongan, maka bahan tersebut sudah berbentuk komponen dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan ketentuan. Pembuatan profil ini menggunakan mesin single shapper.

7. Perakitan

Proses assembling (perakitan) ini dimulai dengan perakitan dowel pada

style dan rail bagian bawah dan dilanjutkan dengan komponen lain, berurutan

sampai ke bagian atas. Setelah dirakit kemudian daun pintu dipress dengan mesin door press table. Selain perakitan dengan dowel ada juga perakitan dengan

mortise namun di PT. Suryamas Lestariprima lebih banyak menggunakan

perakitan dengan dowel.

8. Proses Finishing

Pada proses finishing dilakukan penyisipan atau revisi,

pembersihan/penghalusan dengan menggunakan kertas pasir dan hand sanders. Selanjutnya adalah pembersihan debu dengan air gun dan pemberian label sekaligus karton pengaman siku dan terakhir pemberian plastik dan pemanasan plastik sebagai pembungkus daun pintu. Hasil dari bagian finishing ini kemudian dibawa ke bagian pengepakan.

9. Pengepakan

Proses pengepakan dimulai dengan pengetatan plastik menggunakan mesin hot wrapping dan kemudian sebanyak 58 pintu dibundel untuk pesanan dan grade yang sama dengan menggunakan kawat baja. Setelah itu bundelan tersebut diangkut kontainer yang telah disediakan untuk dibawa ke Pelabuhan Belawan dan kemudian diangkut ke negara-negara yang memesannya.

Dokumen terkait