• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN KHUSUS

D. URAIAN PROSES

Minyak mentah yang diolah di Pusdiklat Migas Cepu berasal dari lapangan Kawengan dan Ledok.Setelah dikurangi kandungan airnya,minyak mentah dikirim ke kilang untuk ditampung didalam tanki. Disini akan dibiarkan selama beberapa hari agar air yang masih terkandung didalamnya dapat terpisahkan secara gravitasi.

Minyak mentah merupakan campuran (mixed crude) dari sebagian besar HHPO dan sebagian kecil dan sebagian kecil dari LPPO yang telah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, terutama menghilangkan kotoran-kotoran seperti garam.

Heat exchanger adalah peralatan yang digunakan untuk pemanasan awal, sebelum minyak mentah dipanaskan didalam furnace dan juga berfungsi untuk menghemat bahan bakar pada furnace. Sedangkan sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah solar untuk HE 01 dan media pemanas residu untuk HE 02 dan HE 03. Dan kemudian barulah pemanasan di lakukan di dalam furnace,dengan bahan bakar fuel gas dan fuel oil dengan bantuan steam atomizing.

Crude oil dari pengeboran ditampung dipusat penimbunan minyak (PPM) di Menggung. Dari pusat penimbunan, crude oil dialirkan ke tanki penyimpanan crude oil T-101 (tanki penyimpanan crude oil dari lapangan Kawengan) dan tanki T-102 (dari penyimpanan crude oil dari lapangan Leedok). Crude oil dalam tanki harus dalam keadaan cair terus. Dari tanki tersebut(T-101danT-102) crude oil di tarik dengan pompa umpan, dimasukkan melalui tube alat penukar panas HE-1 dengan media pemanas solar (hasil bawah kolom C-4 yang masuk pada suhu 250˚C, suhu masuk crude oil kedalam HE-1 adalah suhu kamar(30˚C),dan akan keluar pada suhu 80˚C untuk menuju ke HE-2 dan HE-3 hingga keluar HE dengan suhu sekitar 110˚C.Media pemanas dari HE-2 dan HE-3 adalah residu yang didapat dari bottom produk stipper C-5 dengan suhu operasi 285˚Cdan keluar pada suhu 200˚C.

Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU

34 Didalam HE terjadi kontak secara langsung antara crude oil yang mangalir

pada tube dan media pemanas yang mengalir pada HE di luar tube dan dan didalam shell dengan arah berlawanan counter current untuk memperluar bidang kontak panas.Setelah mengalami pemanasan di HE, crude oil akan menuju ke furnace(F-1, F2, F3 dan F-4) dimana di Pusdiklat Migas Cepu 2 aktif dan 2 sebagai cadangan dengan bahan bakar fuel oil dan fuel gas dan bantuan steam.

Crude oil yang keluar dari furnace berupa campuran uap dan cairan dimasukkan ke dalam evaporator . Didalam evaporator terjadi pemisahan antara uap dan cairan,uap yang keluar dari oil puncak evaporator dan langsung masuk frakcinator. Sedangkan cairan fraksi berat keluar dari dasar masuk ke kolom stripper C-5.

Pemisahan uap dan cairan didalam evaporator juga dibantu dengan injeksi stripping steam, yang bertujuan untuk memperkecil tekanan uap hidrokarbon (partial) turun, maka penguapan hidrokarbon menjadi bebih besar,sehingga pemberian steam untuk pemisahan hidrokarbon dari liquid menjadi lebih sempurna. Uap yang keluar dari top kolom fraksinasi adalah sekitar suhu 320˚C dan dialirkan menuju kolom fraksinasi C-1. Sedangkan yang keluar dari bottom kolom berupa liquid dengan suhu 300˚C akan dialirkan menuju ke kolom residu stripper dan C-5 untuk memisahkan fraksi ringan yang masih terkandung didalamnya dengan bantuan injeksi steam.

Dari evaporatorterjadi pemisahan antara uap dan cairan,uap akan keluara dari puncak akan langsung masuk fraksinator,sedangkan cairan fraksi berat akan keluar ke dasar kolom stripper residu.Di sini terjadi proses pemisahan secara fisika antar fraksi berat dan fraksi ringan. Crude oil masuk pada bagaian tengah kolom pemisah pada suhu 325˚C. Didalam kolom tersebut pemisahan dibantu dengan adanya steam stripping (dengan suhu 170˚C dan tekanan 1,25 kg/cm²), dan pemanasan ,maka senyawa hidrokarbon yang telah pada titik didihnya akan berubah menjadi fase uap

Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU

35 dan yang belum teruapkan akan tetap menjadi cairan.Fraksi ringan keluar sebagai

hasil atas kolom pemisah pada suhu 320˚C dan tekanan 0,26 kg/cm² sedangkan fraksi berat akan keluar sebagai hasil bawah pada suhu 295˚C.

Didalam kolom fraksinator terjadi pemisahan minyak bumi berdasarkan titik didih (boiling range). Sehingga didapatkan produk sebagai berikut:

a. Dari fraksinator(C-01) side stream no.tray 4, 6, 8 dan 10 sebagai fraksi solar dan masuk ke solar stipper(C-4) .Dari kolom fraksinasi C-1 dihasilkan produk berupa solar dengan suhu keluaran adalah 265˚C.Panas solar yang tinggi digunakan sebagai penukar panas pada HE-1 sehingga setelah keluar dari HE adalah 110˚C dan didinginkan lebih lanjut didalam cooler.Solar dipisahkan kandungan airnya dengan menggunakan separator S-6 pada suhu 40˚C dan kemudian akan ditampung didalam tangki.

b. Dari fraksinasi side stream no.tray 12, 14 , 16 dan 18 sebagai fraksi kerosene dan masuk ke kerosene stripper(C-3) dan dengan mengenjeksikan steam diperoleh hasil dari puncak kolom di kembalikan lagi ke menara C-1 sebagai refluk dengan suhu 170˚C.Hasil bottom yang berupa kerosene dengan suhu 165˚C dan kamudian akan didinginkan dalam cooler (CL).Dan selanjutnya dipisahkan didalam air dengan separator dengan suhu 44˚C, dan akan ditampung didalam tangki penampungan. c. Dan dari side stream fraksinasi dihasilkan produk berupa pertasol CC, yang

sebelumnya melalui cooler selanjutnya melalui separator (S-9)

d. Dan fraksi ringan dari puncak kolom akan menuju ke kolom fraksinator C-2 dan menghasilkan produk pertasol CA dan pertasol CB. Uap kolom fraksinasi yang keluar dari kolom fraksinasi C-1 uap pertasol dengan suhu 125˚C.Kemudian uap pertasol dialirkan menuju kolom fraksinasi C-2 dan dengan bantuan steam

Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU

36 diinjeksikan akan diperoleh hasil berupa pertasol 2/CA pada puncak kolom

fraksinasi C-2. Pertasol CA yang berupa uap tersebut akan diembunkan didalam kondensor (CN-1/2/3/4) dan akan didinginkan kembali dengan menggunakan box cooler (BC-3/6),dan selanjutnya akan dipisahkan dengan menggunakan separator S-1,dan hasilnya akan ditampung didalam tangki.Dari tangki penyimpanan sebagai pertasol 2 /CA digunakan sebagai refluk pada menara kolom fraksinasi C-2 dengan bantuan pompa refluk P-100 7/8.Sedangkan sisa uap yang tidak dikondensor final CN-5-12,lalu didinginkan dalam cooler CL-3/4 dan selanjutnya akan dipisahkan airnya dengan mengunakan separator S-3 dan selanjutnya hasilnya akan ditampung didalam tanki 114/115/116/117.

Hasil samping dari kolom fraksinasi C-2 berupa pertasol CB, kemudian didinginkan didalam separator S-4 pada suhu 40˚C, dan akan ditampung tanki.Hasil dasar dari kolom fraksinasi C-2 yaitu naptha kemudian menuju ke kolom separator C-9 dan akan mengalir ke cooler untuk didinginkan dan akan menuju ke separator untuk dipisahkan kandungan airnya.Tetapi ada juga dari sebagian produk dari pertasol CB dan naptha digunakan sebagai refluk pada top menara C-1.

Proses ini bertujuan untuk mengubah fase uap dan juga fase cair yang dilanjutkan dengan pendinginan untuk menurunkan temperatur produk.Hasil pemisahan kolom fraksinasi yang berupa uap dimasukan kedalam kondensor, sedangkan yang berupa cairanakan dimasukkan kedalam cooler. Kondensor berfungsi unntuk mengembunkan uap hidokarbon sehingga berupa fase manjadi cairan.Sedangkan cooler digunakanuntuk mendinginkan produk-produk sebelum masuk kedalam tangki penampungan.Keduanya menggunakan air yang berasal dari cooling tower.Adapun proses pengembunan dan pendinginan sebagai berikut :

Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU

37 a. Residu dari hasil bawah residu stripper

Residu setelah melewati HE-2,masuk kedalam box cooler BC-1 pada suhu 125˚C.Di box cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan tersebu .Di sini residu mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian panasnya kepada air,sedangkan suhu air akan naik.Residu dari box cooler BC-1 pada suhu 75˚C,dan air pada suhu 32˚C.

b. PH Solar dari hasil bawah kolom fraksinasi (C-1)

PH Solar masuk kedalam box cooler BC-2 pada suhu 290˚C.Di dalam box cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air dengan suhu 26˚C.Sehingga terjadi proses perpindahan panas secara konduksi antara kedua bahan.PH Solar keluar dari box cooler dengan suhu 78˚C, sedangkan air pada suhu 30˚C.

c. Solar dari hasil bawah kolom stripper (C-4)

Solar setelah melewati HE-1 masuk kedalam cooler CL-6 pada suhu sekitar 110˚C.Di dalam cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Solar akan mengalami proses pengurangan panas,karena sebagian panasnya diberikan kepada air,sehingga suhu air menjadi naik.Solar keluar pada cooler pada suhu 40˚C, sedangkan air pada suhu 32˚C.

d. Kerosin dari hasil bawah kolom kerosin stripper

Kerosin masuk kadalam cooler CL-7,8,12 pada suhu 160˚C.Didalam cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka akan terjadi perpindahan panas secara konduksi antara kedua bahan tersebut. Di sini kerosin mengalami pengurangan panas karena

Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU

38 memberikan sebagian panasnya kepada air,sedangkan suhu air naik.Kerosin keluar

dari cooler pada suhu 44˚C,sedangkan air pada suhuu 30˚C.

e. LAWS 4 dari hasil samping kolom fraksinasi C-1

LAWS 4 masuk kedalam cooler pada suhu 100˚C.Di cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan tersebut.Di sini LAWS 4 mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.LAWS 4 keluar dari cooler pada suhu 45˚C, sedangkan air pada suhu 32˚C.

f. Naftha dari hasil bawah kolom fraksinasi (C-2).

Naftha 3 masuk ke dalam cooler CL-13,14 pada suhu 122˚C.Di cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan tersebut.Di sini naftha mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.Naftha keluar dari cooler pada suhu 60˚C, sedangkan air pada suhu 32˚C.

g. LAWS 3 dari hasil samping kolom fraksinasi

LAWS 3 masuk kedalam cooler CL-5,9 pada suhu 111˚C. Di cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan tersebut.Di sini LAWS 3 mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.LAWS 3 keluar dari cooler pada suhu 56˚C, sedangkan air pada suhu 30˚C.

Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU

39 h. Pertasol 2 dari hasil atas kolom fraksinasi (C-2)

Pertasol 2 masuk ke dalam kondensor CN-1-4 pada suhu 90˚C.Didalam kondensor terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan tersebut.Di sini Pertasol 2 mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.Pertasol dua keluar dalam bentu cairan pada suhu 46˚C kemudian akan dialirkan menuju ke dalam box cooler (BC 3-6)dan cooler (CL-15,16) sedangkan air keluar dari kondensor dengan suhu 32˚C.Dalam kondensor ,uap dari pertasol 2 berubah menjadi cair dan didinginkan dalam cooler (CL-4).Pertasol 2 keluar dari cooler pada suhu 39˚C, sedangkan air pada suhu 30˚C.Walaupun sudah beberapa kali mengalami kondensasi, masih ada uap dalam jumlah relatif kecil yang tidak dapat berubah menjadi cair dan uap.Hal ini akan dibuang sebagai gas flare.

Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU

40

Dokumen terkait