BAB II. URAIAN TEORITIS
2.3 Film
2.3.1 Pengertian Film
Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan
prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan pada publik
Amerika Serikat adalah The Live of an American fireman dan The Great Train
Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903 (Heibert, Ungurait,
Bohn, 1975:246). Tetapi film The Great Train Robbery yang hanya masa
putarnya hanya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama, karena telah
menggambarkan situasi secara ekspresif, dan menjadi peletak dasar teknik editing
yang baik. (Elvinaro, dkk, 2014 : 143)
Tahun 1906 sampai tahun 1916 merupakan periode paling penting dalam
sejarah perfilman di Amerika Serikat, karena pada dekade ini lahir film feature,
lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai Hollywood.
Periode ini juga disebut sebagai the age of Griffith karena David Wark Griffithlah
yang telah membuat film sebagai media yang dinamis. Diawali dengan film The
Adventure of Dolly (1908) dan puncaknya film The Birth of Nation (1915) serta
film Intolerance (1916). Griffith memelapori gaya berekting yang lebih alamiah,
organisasi cerita yang makin baik dan yang paling utama mengangkat film
sebagai media yang memiliki karakteristik yang unik, dengan gerakan kamera
yang dinamis, sudut pengambilan gambar yang baik dan teknik editing yang baik
Periode ini perlu dicatat nama Mack Sennet dengan Keystone Company,
yang telah membuat film komedi bisu dengan bintang legendaris Charlie Chaplin.
Apabila film permulaanya merupakan film bisu, maka pada tahun 1927 di
Broadway Amerika Serikat muncul film bicara yang pertama meskipun belum
sempurna (Effendy, 1993: 188)
Undang-undang nomor 33 tahun 2009 tentang perfilman pada bab 1 pasal
1 menyebutkan, yang dimaksud dengan film adalah karya seni budaya yang
merupakan prananta sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan
kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan.
Defenisi film berbeda di setiap negara; di Perancis ada perbedaan antara
film dan sinema. “Filmis” berarti berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya,
misalnya sosial politik dan kebudayaan. Kalau di Yunani, film dikenal dengan
istilah cinema, yang merupakan singkatan cinematograph (nama kamera dari
Lumiere bersaudara). Cinematograph secara harfiah berarti cinema (gerak), tho
atau phytos adalah cahaya, sedangkan graphie berarti tulisan atau gambar. Jadi,
yang dimaksud cinemathograpie adalah melukis gerak dengan cahaya. Ada juga
istilah lain yang berasal dari bahasa inggris, yaitu movies; berasal dari kata move,
artinya gambar bergerak atau gambar hidup. (Vera, 2014, 91)
Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Dikatakan sebagai
media komunikasi massa karena merupakan bentuk komunikasi yang
menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan
komunikan secara masal, dalam arti jumlah banyak, tersebar dimana-mana,
televisi memiliki kemiripan, terutama sifatnya yang audio visual, tetapi dalam
proses penyampain pada khalayak dan proses produksinya agak sedkiti berbeda
(Tan dan Wright, dalam Ardianto & Erdinaya,2005:3).
2.3.2 Fungsi Film
Tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh
hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun
edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional
sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat
digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka
nation and character building (Effendy,1981:212). Fungsi edukasi dapat tercapai
apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film
dokumenter dan film yangdiangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.
2.3.3 Karateristik Film
Karateristik film yang spesifik, yaitu layar lebar, pengambilan gambar,
konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.
• Layar yang luas. Kelebihan media film dibandingkan dengan televisi adalah layar yang digunakan untuk pemutaran film lebih
berukuran besar atau luas. Dengan layar film yang luas, telah
memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat
adegan-adegan yang disajikan dalam film.
• Pengambilan Gambar. Dengan kelebihan film, yaitu layar yang besar, maka teknik pengambilan gambarnya pun dapat dilakukan
dan panoramic shot. Pengambilan seperti gambar ini dapat
memunculkan kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya. • Konsentrasi Penuh. Karena kita menontong film di bioskop, tempat
yang memiliki ruangan kedap suara, maka pada saat kita menonton
film, kita akan fokus pada alur cerita yang ada di dalam film
tersebut. Tanpa adanya gangguan dari luar.
• Identifikasi Psikologis. Konsentrasi penuh pada saat kita menonton di bioskop, tanpa kita sadari dapat membuat kita benar-benar
menghayati apa yang ada di dalam film tersebut. Penghayatan yang
dalam itu membuat kita secara tidak sadar menyamakan diri kita
sebagai salah seorang pemeran dalam film tersebut. Menurut ilmu
jiwa sosial, gejala seperti ini disebut sebagai identifikasi psikoligis.
2.3.4 Jenis-Jenis Film
Film dikatagorikan menjadi dua jenis utama, yaitu film cerita atau disebut
juga fiksi dan film noncerita, disebut juga nonfiksi. Film cerita atau fiksi adalah
film yang dibuat berdasarkan kisah fiktif. Film fiktif dibagi menjadi dua, yaitu
film cerita pendek dan film cerita panjang. Perbedaan yang paling spesifik dari
keduanya adalah durasinya. Film cerita pendek berdurasi 60 menit, sedangkan
film cerita panjang pada umumnya berdurasi 90-100 menit, ada juga yang sampai
120 menit atau lebih.
Film nonfiksi contohnya adalah film dokumenter, yautu film yang
menampilkan tentang dokumentasi sebuah kejadian, baik alam, flora, fauna
dokumenter, muncul jenis dokumenter lain yang disebut dokudrama. Dalam
dokudrama terjadi redaksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan
cerita lebih menarik (Effendy,2009:3).
Genre adalah klasifikasi tertentu pada sebuah film yang memiliki ciri
tersendiri, dalam fiksi atau film cerita terdapat banyak genre, antara lain seperti
berikut.
i. Film drama.
ii. Film laga (action)
iii. Film komedi
iv. Film horor
v. Film animasi
vi. Film science fiction
vii. Film musikal
viii. Film kartun