• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHUN 2016 PEMBANGUNAN TAHUN 2016 TAHUN 2016 10 Terwujudnya

12. Urusan Sosial

Keberhasilan penyelenggaraan urusan sosial dengan indikator kinerja penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), yakni: anak terlantar, anak jalanan, penyandang cacat, tuna susila, pengemis, gelandangan, korban NAPZA, keluarga fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni, dan penanganan Komunitas Adat Terpencil (KAT), selama kurun waktu 2009-2013 menunjukkan progress yang baik. Berbagai pendekatan telah dilakukan terutama untuk penanganan masalah kesejahteraan sosial, baik pendekatan dalam panti milik Pemda maupun pendekatan luar panti. Pendekatan dalam panti dilakukan melalui pembinaan, bimbingan, pendidikan ketrampilan, pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi di dalam panti sosial. Sedangkan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) luar panti dilakukan melalui program dan kegiatan pemetaan lokasi, seleksi, bimbingan, pelatihan, pendampingan, pemberian bantuan, asistensi, dan pembinaan lanjutan. Di tahun 2016, urusan sosial masih menghadapi beberapa isu strategis yaitu :

1. Masih ada masyarakat terisolir yang belum mendapatkan

aksesibilitas sosial budaya dan perekonomian secara terpadu.

2. Kemiskinan, keterlantaran, pengangguran, kesenjangan sosial,

penanganan korban bencana alam dan sosial belum dilakukan secara terpadu.

3. Korban tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan serta

pekerja migrant belum mendapatkan perlindungan yang optimal.

4. Anak terlantar dan lanjut usia belum mendapatkan pelayanan dan

perlindungan optimal.

5. Belum optimalnya pembinaan kepada para penyandang cacat dan

trauma.

6. Penanganan korban bencana alam dan sosial belum dilakukan

secara terpadu.

7. Belum terbangunnya Koordinasi yang baik dengan Dinas Istansi terkait maupun dengan Kabupaten/Kota didalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Strategi pelaksanaan dan arah kebijakan dalam urusan sosial tahun 2016 diarahkan untuk :

dengan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial.

2. Mendayagunakan sarana dan prasarana yang terbatas secara

efisien dan efektif guna membantu kelancaran program kegiatan.

3. Memberikan kesempatan kepada karyawan di lingkungan Dinas

Kesejahteraan Sosial dan Pemberdyaan Perempuan Provinsi Nusa Tenggara Barat bagi yang memiliki potensi untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia.

4. Meningkatkan jaringan kerja dengan mitra kerja di bidang sosial

(PSM, Orsos, LSM) dalam upaya memperluas penanganan permasalahan kesejahteraan sosial.

5. Berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten/Kota, agar data

yang dikirim sudah berdasarkan by name by adress, sehingga program perencanaan dalam rangka penanganan PMKS tepat sasaran.

6. Meningkatkan jaringan kerja dengan mitra kerja (TKSK, Orsos, LSM, Karang Taruna) dalam upaya memperluas penanganan permasalahan kesejahteraan sosial.

7. Memberikan kesempatan kepada karyawan/karyawati lingkup

Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Prov. NTB untuk mengikuti pendidikan profesi pekerjaaan sosial dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia.

8. Memberikan kesempatan kepada PSKS untuk mengikuti

peningkatan kemampuan dalam rangka penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Program prioritas dalam urusan sosial tahun 2016 adalah :

1. Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil

(KAT) dan Penyendang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya.

2. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial.

3. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial.

4. Program pembinaan anak terlantar.

5. Program pembinaan panti asuhan/panti jompo.

6. Program pembionaan eks penyandang penyakit sosial (eks napi,

PSK, narkoba, dan penyakit sosial lainnya).

9. Penanganan tanggap darurat dan evakuasi/penyelamatan korban bencana

10. Peningkatan keberdayaan masyarakat

11. Progran Perencanaan Pembangun Daerah Rawan Bencana

12. Penanganan Darurat dan Evakuasi/Penyelamatan Korban bencana 13. Program Rehabilitasi & Rekonstruksi Penanganan Pasca Bencana Target kinerja urusan sosial tahun 2016 adalah diukur melalui Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yakni:

1. Meningkatnya Penanganan Anak Terlantar,

2. Meningkatnya Penanganan Anak Jalanan,

3. Meningkatnya Penanganan Penyandang Cacat dan Tuna Susila,

4. Meningkatnya Penanganan Pengemis dan Gelandangan,

5. Meningkatnya Penanganan Korban NAPZA,

6. Meningkatnya Penanganan Keluarga Fakir Miskin dan Keluarga

Berumah Tidak Layak Huni,

7. Meningkatnya Penanganan Komunitas Adat Terpencil (KAT).

8. Meningkatnya pelayanan yang berdayaguna berhasil guna

terhadap masalah social masyarakat Biro Kesra

13. Urusan Kearsipan

Isu strategis urusan kearsipan tahun 2016 adalah :

1. Belum optimalnya pengelolaan arsip yang sesuai dengan standar teknis pengelolaan yang seharusnya.

2. Belum dapat diaksesnya informasi yang terintegrasi secara cepat dan tepat bersumber dari lembaga-lembaga kearsipan pusat, provinsi, kabupaten/kota untuk aparatur maupun masyarakat.

3. Belum memadainyai alat penyimpanan, alat pemeliharaan, fumigasi dan lain-lain sarana dan prasarana kearsipan.

4. Minimnya tenaga fungsional arsiparis.

5. Jasa teknis pengelolaan kearsipan BPAP NTB belum dimanfaatkan secara maksimal oleh institusi pemerintah maupun swasta/perorangan.

6. Belum tegasnya pembagian kewenangan/porsi pembinaan antara lembaga kearsipan provinsi dan lembaga kearsipan kabupaten/kota terhadap pengelolaan arsip yang ada dilembaga pimpinan dan perorangan.

adalah :

1. Mengupayakan produk hukum yang mengatur pengelolaan arsip

untuk menjaga realibilitas dan autensitas arsip, agar arsip dapat dikelola secara sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan untuk tetap reliable dan otentik.

2. Melakukan koordinasi ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota

terkait penyempurnaan dan pengembangan jaringan informasi kearsipan.

3. Mengoptimalkan pengelolaan arsip melalui media elektronik

sesuai dengan intruksi Presiden No. 3 tahun 2003 tentang pengembangan E-Government sehingga arsip dapat cepat ditemukan atau diakses.

4. Mengusulkan program-program kearsipan sesuai dengan prioritas

kepada Bappeda Provinsi maupun Bappeda Kabupaten/Kota.

5. Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan

kearsipan sesuai dengan standar nasional dan internasional secara bertahap dan berkesinambungan sesuai kemampuan APBD dan APBN.

6. Mengupayakan tenaga fungsional Arsiparis dikembalikan kembali

ke Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi

7. Mengoptimalkan pemanfaatan jasa teknis kearsipan oleh SKPD

dilingkup Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota.

8. Meningkatkan usaha-usaha pembinaan pengelolaan arsip baik

dilingkup pemerintah provinsi NTB dan lembaga-lembaga kearsipan Kabupaten/Kota se NTB.

9. Melakukan koordinasi dengan ANRI tentang kewenangan

pembinaan terhadap lembaga swasta, BUMN/BUMD dan perorangan.

Program prioritas pada urusan kearsipan tahun 2016 adalah :

1. Program perbaikan sistim administrasi perkantoran.

2. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah.

3. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi.

4. Program peningkatan pengendalian kearsipan

Target kinerja urusan kearsipan tahun 2016 adalah :

daerah

3. Meningkatnya kualitas pelayanan informasi

4. Meningkatnya dan terkendalinya kearsipan dan BP3IA.

14. Urusan Perpustakaan

Capaian kinerja urusan perpustakaan sampai dengan tahun 2015 menunjukkan progress yang melampaui target yang ditetapkan, antara lain peningkatan jumlah perpustakaan dan peningkatan jumlah kunjungan ke perpustakaan. Namun demikian, urusan perpustakaan pada tahun 2016 menghadapi isu strategis yakni :

1. Membaca belum menjadi budaya masyarakat.

2. Penguatan deposit daerah menuju Digital Library.

3. Belum berfungsi secara maksimal perpustakaan yang ada di

daerah.

4. Pelestarian budaya berbasis lokal content

Untuk itu, strategi pelaksanaan dan arah kebijakan yang diambil adalah :

1. Melakukan promosi perpustakaan untuk mendorong meningkatkan

minat baca.

2. Mengupayakan sistem E-Book artinya koleksi buku sudah dapat dibaca lewat komputer atau laptop.

3. Pendampingan dan penguatan kelembagaan untuk peningkatan

jumlah perpustakaan dan kearsipan.

4. Bimbingan teknis untuk peningkatan SDM (sumber daya manusia)

5. Melakukan kebijakan mutasi pegawai untuk mempertimbangkan

kemampuan konseptual maupun teknis operasional.

6. Mengupayakan sumber sumber dana lain seperti pihak ketiga dan

swasta sehingga kebutuhan anggarn untuk pemeliharaan dapat dipenuhi.

Program prioritas urusan perpustakaan tahun 2016 adalah :

1. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

Library)

2. Jumlah alih media bahan pustaka (200 judul)

3. Pengembangan perpustakaan desa/kelurahan (>910 unit) dan

perpustakaan keliling (>185 lokasi) ;

4. Pengembangan Perpustakaan Rumah Ibadah (>910 unit);

5. Meningkatnya Angka Kunjungan Ke Perpustakaan (>931.000

orang/Tahun).

15. Urusan Ketenagakerjaan

Isu strategis Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2016 adalah:

1. Meningkatkan ketrampilan masyarakat pencari kerja/calon tenaga

kerja untuk menjadi tenaga kerja yang kompeten dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerja NTB.

2. Keterampilan /kompetensi produktivitas dan daya saing.

3. Peningkatan produktivitas dan daya saing

4. Masih minimnya sarana dan prasarana di lokasi Transmigrasi (UPT)

5. Belum optimalnya jiwa kewirausahaan masyarakat di kawasan

transmigrasi

6. Belum mantapnya kondisi sarana prasarana jalan dan jembatan di

kawasan transmigrasi.

7. Belum tersedianya tenaga pendamping pemberdayaan

masyarakat di kawasan transmigrasi.

8. Masih rendahnya insentif bagi para tenaga medis, pendidik dan

penyuluh pertanian di kawasan transmigrasi

9. Belum optimalnya koordinasi dan dukungan program/anggaran

dari instansi terkait di kawasan transmigrasi

Untuk mengatasi isu tersebut, maka strategi pelaksanaan dan arah kebijakan yang diambil Pemerintah Provinsi NTB tahun 2016 terkait urusan Ketenagakerjaan adalah:

1. Peningkatan pendidikan yang yang berkualitas untuk melahirkan

manusia unggul, melalui peningkatan kualitas lembaga pendidikan sebagai sarana dalam pengembangan Iptek.

2. Peningkatan daya saing dan produktifitas, melalui: (a)

meningkatkan efisiensi teknis melalui revitalisasi permesinan industry, pembaharuan keterampilan tenaga kerja dan pembinaan klaster industry: (b) meningkatkan penguasaan teknologi dengan merevitalisasi infrastruktur mutu dan kapasitas layanan

pelaksanaan pengembangan produk baru; (d) meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia industry; dan (e) fasilitasi perjanjian dan kerjasama internasional yang dapat meningkatkan dayasaing produk industry nasional.

3. Peningkatan dukungan Iptek bagi dayasaing produksi barang dan

jasa, dilakukan melalui: (a) penyelenggaraan Litbang: (b) layanan perekayasaan dan teknologi dengan focus pada peningkatan kapasitas dan pelayanan: (c) layanan infrastruktur mutu: (d) layanan pengawasan tenaga nuklir: dan (e) fasilitas penguatan kerjasama Swasta-Pemerintah-Perguruan Tinggi.

4. Perluasan dan peningkatan pelayanan dasar, melalui

pembangunan infrastruktur dasar wilayah perdesaan dan pemenuhan standar pelayanan minimum sesuai kondisi geografi desa.

5. Pengembangan perekonomian masyarakat.

6. Peningkatan aksesibilitas penghubung ke daerah pertumbuhan.

7. Peningkatan kualitas SDM dan Iptek.

8. Pemenuhan SPM pelayanan dasar public.

9. Pemberian Tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan,

pendidikan, dan penyuluh pertanian

10. Harmonisasi Regulasi

11. Pemberian insentif kepada pihak swasta

12. Pembinaan terhadap daerah tertinggal yang terentaskan

13. Pengembangan kawasan pedesaan dan transmigrasi

Strategi dan arah kebijakan diatas selanjutnya dijabarkan dalam bidang ketenagakerjaan yang merupakan urusan wajib yang bertujuan untuk mewujudkan tenaga kerja yang terampil dan kompeten yang memiliki daya saing dengan indikator kinerja berupa : kesempatan kerja yang diperluas dan dikembangkan, tenaga kerja yang ditingkatkan kualitas dan produktifitasnya, dan lembaga ketenagakerjaan yang di bina. Adapun program prioritas Urusan Ketenagakerjaan meliputi :

1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

2. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga