• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Wajib Penanaman Modal.

Pada Urusan Wajib Penanaman Modal didukung oleh 2 program yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, meliputi :

1) Program Peningkatan Iklim Investasi.

Pelaksanaan program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : Kegiatan Pengendalian dan Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal, Kegiatan Optimalisasi Regulasi, Fasilitasi dan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Penanaman Modal, dan Kegiatan Fasilitasi Percepatan Realisasi Izin Usaha Tetap Penanaman Modal. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 83,75%.

2) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.

Pelaksanaan program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Investasi, dan Kegiatan Kerjasama Investasi. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 78,31%.

- 55 - Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a. Hambatan dan Kendala Realisasi Investasi

BKPMPT Provinsi Banten dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, dengan tujuan pencapaian visi dan misinya untuk meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing, meningkatkan daya tarik penanaman modal serta peningkatan pelayanan realisasi pelaksanaan penanaman modal secara terpadu belum dapat tercapai dengan optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor eksternal yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a) Regulasi Perizinan Penanaman Modal

Kewenangan perizinan penanaman modal belum sepenuhnya secara terpadu dapat dilaksanakan tingkat provinsi atau kabupaten/kota,

b) Ketersediaan Sumber Energi

Terjadinya krisis energi (listrik) dan kenaikan bahan bakar akan menghambat dan menambah resiko produksi.

c) Dukungan Infrastruktur Daerah

Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana jalan (darat) dan sering terjadinya kemacetan, menambah waktu tempuh dan resiko pendistribusian hasil produksi.

d) Keamanan

Masih terdapat gangguan keamanan terhadap kegiatan investasi, baik dalam proses produksi maupun distribusi, sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi para investor.

e) Insentif Daerah

Belum adanya suatu peraturan daerah tentang pemberian kemudahan tertentu kepada calon investor untuk merangsang realisasi investasi baru dan perluasan investasi.

b. Hambatan Kendala Pelaksanaan Kegiatan APBD TA. 2013 Dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang didukung anggaran daerah (APBD) Provinsi Banten Tahun 2013,

- 56 -

BKPMPT pada Tahun 2013 tidak dapat merealisasikan anggaran sesuai perencanaan, disebabkan kendala sebagai berikut :

a) Beberapa kegiatan, baik yang bersifat swakelola maupun kegiatan pengadaan barang maupun jasa mengalami efisiensi anggaran,

b) Efisiensi yang cukup besar pada kegiatan Belanja Langsung, pada kegiatan Penyelenggaraan Promosi Investasi pada tolok ukur publikasi investasi melalui media out door.

c) Pada kegiatan penyelenggaraan promosi, khususnya dalam tolok ukur Banten Investment Forum di Jakarta, Banten Investment Forum di Singapura dan promosi investasi di media cetak penerbangan mengalami perubahan target kinerja dikarenakan penyesuaian agenda kegiatan serta kenaikan biaya pemasangan iklan di media penerbangan sehingga anggaran pada tolok ukur tersebut dialihkan untuk penambahan tolok ukur baru (workshop di Kabupaten Pandeglang, FDG promosi Investasi Sektoral dan Jakvest) dan melengkapi kebutuhan tolok ukur lain yang belum teranggarkan. c. Upaya Peningkatan Realisasi Investasi

Pemerintah Provinsi Banten dalam upaya meningkatkan realisasi investasi ditahun 2013, telah mencanangkan program peningkatan iklim investasi dan program promosi dan kerjasama investasi dengan PTSP sebagai ikon dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan yang diselenggarakan oleh BKPMPT Provinsi Banten selain 3 (tiga) program penunjang lainnya. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan realisasi investasi adalah :

a) Peningkatan Pelayanan dan Fasilitasi Perizinan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap pelaku usaha, khususnya para investor yang akan menanamkan modalnya di wilayah Banten, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten

- 57 -

telah melaksanakan pelayanan perizinan terpadu baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Pelayanan Terpadu Satu di Bidang Penanaman Modal, Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 570/3727A/Sj, Nomor SE/08/M.PAN-RB/9/2010, Nomor 12 Tahun 2010 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Pelayanan Penanaman Modal di Daerah. Untuk menyempurnakan pelayanan perizinan yang efisien dengan pembentukan PTSP tersebut, dilakukan penyiapan regulasi pendukung, serta pembinaan dan advokasi terhadap SKPD kabupaten/kota penyelenggara PTSP.

b) Pembinaan dan Pengendalian Kegiatan Penanaman Modal

Program ini memuat kegiatan-kegiatan berupa pembinaan dan pengendalian terhadap seluruh aspek yang terkait dalam pelaksanaan penanaman modal. Kegiatan pembinaan dilaksanakan dalam rangka membentuk suatu pemahaman dari seluruh stakeholder (pemerintah, masyarakat umum, dunia usaha dan elemen masyarakat lainnya) akan pentingnya penanaman modal bagi pertumbuhan ekonomi daerah serta peningkatan kesejahteraan sosial.

Pembinaan dilakukan pula terhadap terciptanya kemitraan antara investor dengan pelaku usaha lokal (masyarakat) sekitar kegiatan investasi, dengan pengaturan pola kemitraan yang saling menguntungkan.

Sedangkan kegiatan pengendalian penanaman modal ditujukan untuk memantau perkembangan kegiatan

- 58 -

investasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri dan pelaksanaan ketentuan- ketentuan penanaman modal serta melakukan upaya preventif akan terjadinya permasalahan yang dihadapi pelaku investasi dan lingkungan sekitarnya.

Peran pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan permasalahan investasi yang terjadi yaitu dengan optimalisasi Task Force Penanganan Permasalahan Investasi Provinsi Banten yang telah dibentuk pada tahun 2011.

Tim yang beranggotakan lintas instansi ini secara aktif akan memfasilitasi dan membantu penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh para investor dan masyarakat yang berpotensi besar mengganggu kegiatan investasi yang telah ada maupun yang akan direalisasikan.

c) Promosi Unggulan Daerah yang Terintegrasi

Untuk menjadikan wilayah Banten sebagai lokasi penanaman modal yang paling diminati, BKPMPT Provinsi Banten melaksanakan strategi promosi yang mengintegrasikan potensi unggulan daerah, potensi wisata, sumber daya alam dan potensi lokasi/kawasan. Strategi promosi Trade, Tourism, and Investment (TTI) dimaksudkan agar kegiatan yang memerlukan dukungan anggaran yang cukup besar ini dapat lebih tepat sasaran, yaitu informasi tentang potensi dan peluang usaha langsung terserap oleh calon investor, pedagang dan wisatawan secara bersamaan dalam satu kegiatan promosi yang dilakukan baik di dalam dan luar negeri.

Dengan program dan kegiatan tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal di Provinsi Banten akan terus meningkat dan membawa kemanfaatan yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Banten.

- 59 - 2) Solusi

Upaya penyelesaian Permasalahan Pelaksanaan APBD TA. 2013 a. Melakukan rapat koordinasi evaluasi bulanan kegiatan

secara intensif dengan para Koordinator PPTK, dan PPTK terhadap evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dengan rencana kegiatan bulan berikutnya.

b. Terhadap adanya beberapa kegiatan yang jadwal pelaksanaannya mengikuti instansi lain baik pusat maupun daerah yang pelaksanaannya menunggu kepastian jadwal yang disesuaikan sehingga tidak sesuai dengan rencana operasional kegiatan yang telah direncanakan diantaranya kegiatan Promosi Investasi Luar Negeri adalah dengan melakukan koordinasi yang intensif terhadap panitia penyelenggara dan diupayakan untuk tahun yang akan datang kondisi tersebut dapat dihindari sehingga tidak merubah jadwal yang direncanakan serta penentuan lokasi kegiatan agar lebih fleksibel dan perhitungan anggaran perjalanan dinasnya mengikuti kurs dolar, tidak dapat diprediksi dengan pasti, sehingga dalam perencanaan kedepan diperlukan ketelitian dan proyeksi yang lebih akurat.

c. Upaya yang dilakukan adalah dengan memperketat jadwal kegiatan dan diharapkan untuk tahun yang akan datang diharapkan tidak merubah tolok ukur tetapi diusahakan melalui pergeseran kegiatan.