• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Budidaya Sawit

Dalam dokumen Tata Kelola Perkebunan Sawit di Indonesia (Halaman 40-46)

EKONOMI PRODUKSI USAHA PERKEBUNAN SAWIT

D. Fungsi dan peran pemerintah belum optimal

2.2 Budidaya Sawit

2.2.1 Usaha Budidaya Sawit

A. Nasional

Luas kebun sawit di Indonesia tahun 2015 mencapai 11,26 juta hektar dan pada tahun 2016 diduga mencapai kurang lebih 11,9 juta hektar. Dari luasan 11,26 juta hektar tersebut, 39,1 persen diantaranya merupakan kebun sawit rakyat (PR), selebihnya merupakan kebun sawit besar swasta (PBS) yang mencapai 54,6 dan 6,3% kebun sawit besar milik negara (PBN). Perkebunan Besar Swasta sebagian kecil (0,18 juta hektar) dikelola perusahaan swasta asing, selebihnya perusahaan swasta nasional (Ditjenbun 2016). Jumlah perusahaan pengelolaa PBN tercatat 156 perusahaan, sedangkan perusahaan PBS sebanyak 1443 perusahaan (BPS 2016).

Luas kebun sawit dalam 10 tahun terakhir 2006-2016 meningkat kurang lebih 81 persen dengan pertambahan luas sebasar 5,3 juta

Tata Kelola Perkebunan Sawit di Indonesia | 23 hektar. Luas PR meningkat 2,1 juta hektar, sedangkan luas PBS dan PBN meningkat masing-masing seluas 3,1 dan 0,6 juta hektar (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Luas areal produksi sawit menurut status pengusahaan tahun 1970-2016. *2016 angka sementara (Sumber:

Ditjenbun 2016)

Kebun sawit tersebut sebagian besar (60 persen) terletak di Sumatera dan sekitar 30 persen berada di Kalimantan, sedangkan dari sisi produksi Sumatera menyumbang hamper 70 persen dari total produksi Indonesia (Kementerian Perdagangan 2015).

Produksi minyak sawit (crude palm oil, CPO) pada tahun 2015 mencapai 30,1 juta ton dan pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 33,2 juta ton (Ditjenbun 2016). Produksi CPO dalam 10 tahun terakhir (2006-2015) meningkat 15,8 juta ton (9,2 persen/tahun). Kebun Rakyat dan Kebun Besar Swasta masing-masing menyumbang 5,1 juta ton (88 persen) dan 10,7 juta ton (115 persen), sedangkan PBN hanya 0,1 juta ton (Gambar 2.4).

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

1970 1972 1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016

luas (ribu ha)

Tahun PBS

PBN PR

Sumber: Ditjenbun 2016. Keterangan: Data 2016* adalah estimasi.

Gambar 2.4 Produksi CPO menurut status pengusahaan tahun 1970-2016

Luas kebun sawit pada tahun 2015 tidak seluruhnya dalam kondisi produktif (TM), namun terdapat kebun dengan tanaman muda (immature, TBM) dan tanaman tua atau rusak (TTM/TR). Luas kebun produktif (TM) tahun 2015 hanya 8,6 juta hektar, sisanya TBM (2,5 juta hektar) dan TTM/TTR (0,17 juta hektar). Produktivitas rata-rata TM sebesar 3,6 ton/hektar. Produktivitas TM dari PR masih rendah (3,1 ton/hektar) relatif terhadap PBN (3,8 ton/hektar) dan PBS (3,9 ton/hektar).

Kebun sawit telah menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 7,6 juta pekerja. Kebun sawit rakyat (PR) seluas 4,5 juta hektar memberikan pekerjaan bagi 2,1 juta kepala keluarga (KK), PBN seluas 0,71 juta hektar dan PBS-Nasional seluas 5,8 juta hektar masing-masing menyerap tenaga kerja sebanyak 376 ribu, dan 2,9 juta orang. Kebun yang dikelola swasta asing (PBS-a) seluas 0,18 juta hektar menyerap tenaga kerja sebanyak 90.698 orang. Struktur usaha kebun sawit di Indonesia tahun 2015 secara ringkas disajikan dalam Tabel 2. 3.

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000

1970 1972 1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016

Produksi (Ribu ton)

Tahun PBS

PBN PR

Tata Kelola Perkebunan Sawit di Indonesia | 25 Tabel 2.3 Struktur usaha kebun sawit

Jenis Perkebunan Besar Swasta, TBM: Tanaman Belum Masak (immature), TM: Tanaman Masak (mature), TTM/TR: Tanaman tua/tanaman rusak.

B. Provinsi Riau dan Kalimantan Barat (Kalbar)

Provinsi Riau memiliki kebun sawit terluas di Indonesia. Luas kebun sawit di Riau pada tahun 2015 mencapai 2,40 juta hektar (21,5 persen luas sawit Indonesia), sedangkan Kalbar merupakan provinsi yang memiliki kebun terluas di pulau Kalimantan (1,14 juta hektar). Sebagian besar (87,6 persen) kebun sawit di Riau dalam kondisi TM dengan produksi 8,5 juta ton (3,5 ton/hektar). Di Kalbar, luas TM hanya 71,4 persen dari luas total kebun, dengan produksi 2,2 juta ton (2,65 ton/hektar). Perkembangan luas TM tahun 2013-2017 di Riau dan Kalbar berdasarkan jenis pengusahaan disajikan dalam Gambar 2.5.

Sumber: 2013 (Statistik swit 2013-2017, Ditjenbun 2014); 2014 (Statistik sawit 2014-2016, Ditjenbun 2015); 2015-2017 (Statistik sawit 2015-2017, Ditjenbun 2016). Keterangan: Data tahun 2016 adalah angka sementara dan 2017 adalah angka perkiraan

Gambar 2.5 Luas areal tanaman menghasilkan di (a) Provinsi Riau dan (b) Provinsi Kalimantan Barat 2013-2017

Area TM Provinsi Riau didominasi oleh kebun rakyat (PR), sedangkan area TM Provinsi Kalbar lebih didominasi PBS. Luas TM perkebunan rakyat (PR) Riau tahun 2017 diperkirakan mencapai 1,13 juta hektar, sedangkan PBS dan PBN masing-masing sebesar 0,92 dan 0,083 juta hektar. Selama 5 tahun terakhir luas PBS bertambah 251.372 hektar, sedangkan PR hanya 49.836 hektar. Peningkatan luas PBS di Kalbar dalam periode yang sama hampir sama dengan di Riau, yaitu seluas 233.456 hektar, sedangkan PR bertambah seluas 65.355 hektar (Statistik Sawit 2013-2015, Ditjenbun 2014; Statistik Sawit 2014-2016, Ditjenbun 2015; Statistik Sawit 2015-2017, Ditjenbun 2016).

Petani PR di Riau tahun 2015 tercatat sebanyak 521.509 kepala keluarga, sedangkan di Kalbar tercatat 126,416 kepala keluarga. Dari data luas PR dan jumlah kepala keluarga di PR, luas pemilikan kebun sawit (PR) di Riau seluas 4,60 hektar/kepala keluarga, sedangkan di Kalbar hampir 2 kali lipat luas pemilikan di Riau, yaitu 9,05 hektar/kepala keluarga. Jumlah tenaga kerja yang terserap di PBS di Riau sebanyak 523.187 orang (setara dengan 4,6 hektar/tenaga kerja), sedangkan di Kalbar 380.950 orang (3,0 hektar/tenaga kerja) (Statistik Sawit 2014-2016, Ditjenbun 2015; Statistik Sawit 2015-2017, Ditjenbun 2016).

Produksi PBS di Riau meningkat secara nyata dalam 5 tahun terakhir, dan sejak tahun 2015 sudah lebih tinggi dibandingkan dengan PR

Tata Kelola Perkebunan Sawit di Indonesia | 27 walaupun luasannya lebih sempit. Produksi sawit tahun 2017 dari PBS diperkirakan mencapai 4,72 juta ton, meningkat 2,00 juta ton dari tahun 2013, sedangkan produksi dari PR hanya 3,68 juta ton lebih rendah dibandingkan produksi tahun 2013 (3,69 juta ton) (Gambar 2.5 a).

Produktivitas PBS mencapai 5,1 ton/hektar naik dari 4,02 ton/hektar (2013), sedangkan PR hanya 3,25 ton/hektar turun dari 3,41 ton/hektar (2013). Produksi sawit dari PBN sangat kecil dibandingkan produksi dari PR dan PBS, hanya 9 persen dari produksi PR (Statistik Sawit 2013-2015, Ditjenbun 2014; Statistik Sawit 2014-2016, Ditjenbun 2015; Statistik Sawit 2015-2017, Ditjenbun 2016).

Sumber: 2013 (Statistik sawit 2013-2017, Ditjenbun 2014); 2014 (Statistik sawit 2014-2016, Ditjenbun 2015); 2015-2017 (Statistik swit 2015-2017,Ditjenbun 2016). Keterangan:

Data tahun 2016 adalah angka sementara dan 2017 adalah angka perkiraan

Gambar 2.6 Produksi tanaman menghasilkan di a). Provinsi Riau dan b).

Provinsi Kalimantan Barat

Di Kalbar produksi sawit terus meningkat, baik dari PR maupun dari PBS, demikian juga dari PBN. Produksi sawit PR meningkat 308 ribu ton, dari 478 ribu ton (2013) menjadi 786 ribu ton (2017), sedangkan produksi sawit PBS meningkat 553 ribu ton, dari 1,19 juta ton (2013) menjadi 1,74 juta ton (2017) (Gambar 2.6b). Produktivitas PR di Kalbar meningkat menjadi 2,66 ton/hektar walaupun masih lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas PR di Riau, sedangkan produktivitas PBS menurun menjadi 2,98 ton/hektar (2017) dari 3,39 ton/hektar (2013). Produktivitas TM PBS hampir sama dengan TM PR di Riau tapi jauh lebih rendah dari produktivitas TM PBS di Riau. Perkembangan produktivitas TM di Riau dan Kalbar disajikan dalam Gambar 2.7.

Sumber: 2013 (Statistik swit 2013-2017, Ditjenbun 2014); 2014 (Statistik sawit 2014-2016, Ditjenbun 2015); 2015-2017 (Statistik sawit 2015-2017,Ditjenbun 2016). Keterangan: Data tahun 2016 adalah angka sementara dan 2017 adalah angka perkiraan

Gambar 2.7 Produktivitas sawit berdasarkan luas dan produksi tanaman menghasilkan di (a) Provinsi Riau dan (b) Provinsi Kalbar.

Dalam dokumen Tata Kelola Perkebunan Sawit di Indonesia (Halaman 40-46)