LANDASAN TEORI
C. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan
bahwa sebuah perusahaan yang di golongkan sebagai UMKM adalah
perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki
oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan
tertentu.
Di Indonesia, usaha mikro kecil dan menengah sering disingkat
(UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam
pengentasan kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM
mewakili jumlah kelompok usaha terbesar. UMKM merupakan kelompok
pelaku terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi
dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi
sector usaha yang paling besar konstribusinya terhadap pembangunan
nasional. UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi
tenaga kerja dalam negeri, sehingga membantu upaya mengurangi
pengangguran.15
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan berikut:
15
Titik Sartika Partono dan Abd. Rochman Soejono, Ekonomi Skala Kecil dan Kecil
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kritria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasi, atau menajdi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah dan Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagimana dimakud dlam Undang-undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil dan Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualaan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-undang ini.16
1. Landasan hukum Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Landsan hukum tentang usaha kecil dan menengah (UKM)
tercantum dalam undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha
Kecil. Untuk memperkuat permodalan, dikeluarkan peraturan menteri
Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 10/PER/M.KUKM/VI/2006
16
tentang petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan
usaha mikro (P3KUM) Pola Syariah.17
Ada beberapa perintah ajaran agama Islam agar umatnya
melakukan usaha bisnis yaitu:
a. Berbisnis bagian dari kehidupan
Sebagimana firman Allah dalam surat Al-jumu’ah ayat 10 yang
mengatakan:
Artinya: “Apabila telah ditunaikan sholat, Maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
b. Berbisnis mencari ridha Allah, bukan untung
Kegiatan bisnis bagi umat Islam ditunjukan tidaklah untuk mencari
untung yang besar semata sebab bila pelaku bisnis hanya
mengutamakan untung yang besar, maka yang bersangkutan akan
terjebak pada mengejar laba baik halal maupun haram atau tidak sah.
Berbisnis dalam Islam tidaklah mengutamakan untung besar, tetapi
berusaha untuk menyenangkan pelanggan dalam membeli produk
kita. Oleh karena itu seorang muslim dalam berbisnis harus ikhlas,
dan member kesan baik kepada pembeli.
c. Berbisnis sama dengan manifestasi kerja keras.
17
Euis Amalia, Keadilan Distribusi Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 48.
Suatu hasil usaha yang diperoleh dengan cara bekerja keras
membanting tulang, mandi keringat merupakan rezeki yang halal
dalam ajaran Islam. Suatu kegiatan bisnis merupakan suatu kerja
keras, karena ia didahului oleh kepercayaan pada diri sendiri,
membuat prestasi dengan sepenuh hati, keberanian menerima resiko,
serta memasang niat untuk hanya mencari ridha Allah semata.
Dalam kerja keras ini tersembunyi adanya Islam tidak hanya
menekankan kerja keras untuk dunia semata, atau untuk akhirat saja,
tetapi untuk kedua-duanya. Artinya dalam mencari kehidupan dunia
jangan sampai melupakan bekal untuk akhirat.18
2. Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Sulistyastuti (2004) menyebutkan ada empat alasan yang
menjelaskan posisi strategis UMKM di Indonesia.
a. UMKM tidak memerlukan modal yang besar sebagaimana
perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha
besar.
b. Tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan formal
tertentu.
c. Sebagian besar berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan
infrastruktur sebagaimana perusahaan besar.
18
Irfadilla, Peran Perbankan Syariah Dalam Mendorong Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Tinjauan Ekonomi Islam, (Medan: Universitas Muhammadia Sumatera Utara, 2014), hal.
d. UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia di
landa krisis ekonomi.19
3. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 pasal 6 :
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus uta rupiah).
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kekayaam bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.5000.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
19Oskar Raja, Ferdy Jalu dan Vincent D’ral, Kiat Sukses Mendirikan dan Mengelola
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).20
4. Jenis-jenis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM)
Saat ini banyak ragam jenis usaha kecil dan menengah di
Indonesia, tetapi secara garis besar dikelompokkan dalam 4 kelompok
diantaranya:
a. Usaha Perdagangan
Meliputi keagenan seperti agen koran atau majalah, sepatu, pakaian
dan lain-lain. Ekspor atau impor seperti produk local dan
Internasional. Sector informasi seperti pengumpulan barang bekas,
pedagang kaki lima, dan lain-lain.
b. Usaha Pertanian
Meliputi perkebunan yaitu pembibitan dan kebun buah-buahan,
sayur-sayuran, dan lain-lain. Pertenakan yaitu ternak ayam petelur,
susu sapi. Serta perikanan yaitu darat atau laut seperti tambak udang,
kolam ikan, dan lain-lain.
20
Irvan Hartono, “Peran Perbankan Syariah Dalam Mengembangkan UMKM” (Skripsi, Fakultas Ekonomi UNY, 2016), hal. 23.
c. Usaha Industri
Industri makanan atau minuman, pertambangan, pengrajinan,
konveksi, dan lain-lain.
d. Usaha Jasa
Jasa konsultan yaitu perbangkelan, restoran, jasa. Jasa konstruksi,
jasa transportasi, jasa telekomunikasi, jasa pendidikan dan lain-lain.21
BAB III