• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Dalam dokumen SKRIPSI RISKA ANRIYANTY NIM (Halaman 33-37)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah diatur

oleh undang-undang No 20 tahun 2008. Pengertian Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) adalah peluang usaha produktif milik orang

perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha

mikro sebagaimana diatur oleh undang-undang.

Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi yang

kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

Kriteria Usaha Mikro yaitu

a) memiliki asset maksimal Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

b) memiliki hasil penjualan tahunan dengan omset maksimal Rp 300

juta/ tahun.

Usaha Kecil, kriterianya sebagai berikut:

a) Kekayaan bersih Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah)sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima

ratus juta rupiah).

Usaha Menengah memiliki Kriteria sebagai berikut:

a) Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak

termasuk lahan dan bangunan tempat usaha.

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,00

(lima puluh miliar rupiah).

Definisi dan kriteria tersebut mempertegas, melengkapi,

meluruskan sekaligus mengugurkan beberapa pandangan terdahulu.

Misalnya, melengkapi kerja yang terlibat. Usaha Kecil merupakan entitas

(sembilang belas) orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas

usaha yang memiliki tenaga kerja 20 (dua puluh) sampai dengan 99

(sembilang puluh sembilang) orang.(Wilantara dan Susilawati : 2016)

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan motor

penting dari pertumbuhan ekonomi, inovasi dan progres teknologi

(Thornburg, 1993 dalam Tulus Tambunan 2009). Di Negara yang sedang

berkembang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada

memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha besar, karakteristik

yang dimiliki adalah sebagai berikut (Tulus Tambunan, 2009:2) :

a) Jumlah perusahaan sangat banyak jauh melebihi jumlah usaha

besar. Terutama dari kategori usaha mikro, dan usaha kecil. Berbeda

dengan usaha besar dan usaha menengah, usaha mikro dan usaha

kecil tersebar diberbagai tempat.

b) Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi

pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dimasukkan

sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan nasional

untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan,

terutama bagi masyarakat miskin. Hal ini juga yang bisa menjelaskan

kenapa pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

menjadi semakin penting di Negara yang sedang berkembang.

c) Banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa tumbuh

pesat. Bahkan, banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

bisa bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis

dianggap sebagai perusahaan-perusahaan yang memiliki fungsi

sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih besar. Misalnya

usaha mikro bisa menjadi landasan bagi pengembangan usaha kecil,

sedangkan usaha kecil bagi usaha menengah dan usaha menengah

bagi usaha besar.

d) Walaupun banyak barang yang diproduksi oleh Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) juga untuk masyarakat kelas menengah dan

atas, terbukti secara umum bahwa pasar utama bagi Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) adalah untuk barang-barang konsumsi

sederhana dengan harga relatif murah, seperti makanan, pakaian,

jajanan dan sebagainya. Barang-barang ini memenuhi kebutuhan

sehari-hari masyarakat miskin atau masyarakat berpendapatan

rendah. Namun demikian, banyak juga Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang membuat barang-barang nonkonsumsi,

seperti peralatan-peralatan produksi, berbagai macam mesin

sederhana dan/atau komponen-komponennya, bahan-bahan

bangunan dan barang-barang setengah jadi lainnya untuk kebutuhan

kegiatan-kegiatan dibanyak sektor, seperti industri, konstruksi,

pertanian, perdagangan, pariwisata dan transportasi.

e) Memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, relatif mampu bersaing

terhadap pesaingnya yaitu usaha besar. Berry dkk (2001) dalam

Tulus Tambunan (2009) menyatakan kelompok usaha ini dilihat

sangat penting di industri-industri yang tidak stabil atau

ekonomi-ekonomi yang menghadapi perubahan-perubahan kondisi pasar yang

beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut

laporan BPS terdapat perbedaan antara usaha mikro usaha kecil dan

usaha menengah dalam latar belakang atau motivasi pengusaha

melakukan usaha. Perbedaan motivasi pengusaha sebenarnya harus

dilihat sebagai karakteristik paling penting untuk membedakan antara

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan usaha besar,

maupun antar sub kategori didalam kelompok Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) itu sendiri. Menurut laporan itu, sebagian besar

pengusaha mikro di Indonesia mempunyai latar belakang ekonomi

yakni alasan utama melakukan kegiatan tersebut adalah ingin

memperoleh perbaikan penghasilan. Perbedaan lain antara Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan usaha besar maupun

didalam kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu

sendiri menurut status badan hukum. Jelas, semua perusahaan

didalam kelompok usaha besar berbadan hukum. Namun tidak

demikian dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Berdasarkan hasil survey BPS, terlihat bahwa sebagian besar Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak berbadan hukum yang

mencapai sekitar 95,1 persen dari jumlah unit usaha. (Hafid, I. 2014)

Dalam dokumen SKRIPSI RISKA ANRIYANTY NIM (Halaman 33-37)

Dokumen terkait