• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. PENGELOLAAN 1) Pengelolaan Limbah :

4.4. Usulan Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh industri perlu pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup dan partisipasi dari masyarakat sekitar industri. Pengawasan yang dapat berjalan yaitu melalui kewajiban pelaporan yang dilaksanakan setiap semester, untuk mengkaji kegiatan pengelolaan yang telah dilaporkan tersebut selanjutnya dilakukan verifikasi ke lapangan oleh dinas untuk memeriksa kebenaran dari laporan serta sejauhmana pengelolaan dan pemantauan lingkungan telah diterapkan oleh industri sebagaimana yang tertuang dalam laporan. Selain dengan cara verifikasi juga dilakukan inspeksi mendadak disertai pengambilan sampel air limbah, dengan dukungan laboratorium yang dimiliki oleh dinas akan memudahkan dalam pengambilan dan pengujian sampel. Verifikasi dan inspeksi mendadak ini selanjutnya dituangkan dalam sebuah laporan sebagai rekomendasi pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah dilakukan oleh industri sehingga dapat menjadi dasar bagi industri untuk meningkatkan kinerja dan sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Lingkungan Hidup untuk memberikan penghargaan atau sanksi kepada industri serta dapat menjadi dasar bagi kebijakan untuk mengelola lingkungan sekitar pabrik. Penghargaan dan sanksi tersebut dipublikasikan kepada masyarakat melalui website Kabupaten Tangerang serta dilaporkankepada dinas/instansi terkait lainnya terutama dinas/instansi yang mengeluarkan perijinan sehingga dapat menjadi dasar kebijakan bagi dikeluarkannya ijin atau perpanjangan ijin bagi industri dimaksud.

Partisipasi masyarakat diterapkan agar dapat berperanserta dalam pengawasan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh industri. Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya melaksanakan pembinaan kepada masyarakat tentang kewajiban pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh industri. Kewajiban-kewajiban ini selanjutnya disosialisasikan secara langsung dengan memberikan memberikan dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan kepada masyarakat melalui kelurahan setempat dan bila terjadi indikasi pencemaran dapat melaporkan pada kelurahan

atau langsung ke pos pengaduan pencemaran lingkungan yang telah didirikan di Kabupaten Tangerang yang berkantor di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang. Industri juga harus memberikan akses langsung untuk masyarakat menampung dan menanggapi keluhannya melalui bagian tersendiri yang dapat berhubungan langsung dengan masyarakat setempat. Dengan demikian masyarakat mendapat informasi yang cukup mengenai kegiatan disekitar tempat tinggalnya dan ada akses untuk mengeluarkan keluhannya, industri mendapatkan informasi dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan kinerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan terjalin hubungan baik antara masyarakat dan industri serta Dinas Lingkungan Hidup terbantu melalui pemantauan yang dilakukan oleh masyarakat dan terpacu untuk meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang wajib dilaksanakan oleh industri.

Keterkaitan hubungan antara instansi, masyarakat dan industri dapat dilihat pada diagram berikut :

Dinas Lingkungan Hidup : ƒ Sosialisasi tentang Kewajiban Industri Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan ƒ Memberikan Dok. Lingkungan pada Desa/Kel setempat Masyarakat : ƒ Pengetahuan tentang Kewajiban industri tentang pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (KL dan PL) ƒ Peranserta dalam pengawasan KL & PL Industri : ƒ Kewajiban menyusun Dok. Lingkungan ƒ Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan ƒ Pelaporan persemester ƒ Membuka akses bagi masyarakat

Gambar 6 : Keterkaitan Instansi, Masyarakat dan Industri dalam Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Berdasarkan diagram di atas Model Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut :

Masyarakat Industri Dinas LH Pengetahuan Kewajiban KL & PL Pelaksanaan KL dan PL Pengawasan Pelaksanaan KL dan PL Peranserta dalam Pengawasan KL dan PL Pentaatan Industri Lingkungan Kebijakan Reward & Punishment

Gambar 8 : Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dengan melibatkan Masyarakat

Industri Berwawasan Lingkungan Pembangunan Berkelanjutan Sosialisasi KL & PL Keterbukaan Informasi Keterangan : ______ : Pengawasan --- : Koordinasi Dinas terkait

lingkungan pada sektor industri di kabupaten Tangerang yang telah dilakukan terhadap 6 industri sebagai sampel maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan oleh industri masih pada tahap pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh industri belum mengarah pada kesadaran untuk kelestarian lingkungan.

2. Pelaku usaha industri masih menganggap bahwa kewajiban untuk mengimplementasikan pengelolaan dan pemantauan lingkungan masih merupakan beban yang memberatkan dari segi biaya, dan industri belum merasakan keuntungan secara langsung dari kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang telah dilakukan.

3. Pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh industri masih sebatas meredam protes atau mencegah terjadinya gejolak oleh masyarakat di sekitar lokasi industri, belum mencakup pengelolaan lingkungan secara utuh.

4. Keterlibatan dan kepedulian masyarakat di sekitar industri terhadap pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan industri relatif masih rendah, masyarakat masih beranggapan bahwa industri yang memberikan banyak bantuan dan menyerap banyak tenaga kerja lokal merupakan industri yang telah peduli terhadap lingkungan. Masyarakat tidak mempermasalahkan apakah industri tersebut mencemari lingkungan atau tidak. Sebagian masyarakat yang berkeinginan terlibat dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan tidak mempunyai akses untuk dapat terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

5. Pengawasan yang dilakukan oleh instansi terkait dibidang lingkungan di kabupaten Tangerang masih bersifat pasif dan reaktif, yaitu hanya menunggu pelaporan dari pihak industri dan akan terjun ke lapangan apabila terjadi kasus.

6. Mekanisme koordinasi antar instansi masih belum jelas sehingga masing- masing instansi belum dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. 7. Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang

spesifik sesuai dengan karakteristik wilayah kabupaten Tangerang.

8. Pemberian penghargaan dan sanksi baik bagi industri yang telah melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan maupun yang tidak melaksanakan belum dilaksanakan, sehingga menimbulkan kecemburuan bagi industri yang telah melaksanakan.

SARAN

1. Koordinasi dan keterpaduan dalam menetapkan kebijakan antar instansi yang membidangi masalah industri dan lingkungan perlu ditingkatkan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman oleh pelaku industri untuk mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan.

2. Mengikutsertakan aparat pada dinas/instansi dalam pendidikan dan pelatihan mengenai pengelolaan lingkungan hidup sehingga semua aparat yang bertugas mempunyai persepsi yang sama mengenai pengelolaan lingkungan.

3. Perlu adanya kajian mengenai daya tampung lingkungan yang dapat menjadi dasar kebijakan dalam penyusunan peraturan daerah.

4. Untuk meningkatkan kesadaran pelaku industri di bidang lingkungan maka pemberian penghargaan bagi industri yang telah melaksanakan dan mematuhi aturan dan pemberian sanksi bagi industri yang melanggar aturan di bidang lingkungan perlu diintensifkan.

5. Sosialisasi oleh Dinas Lingkungan Hidup tentang kewajiban pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan industri dan keterbukaan informasi oleh industri bersangkutan dengan memberikan dokumen pengelolaan lingkungan kepada kelurahan setempat sehingga dapat meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat di sekitar lokasi industri untuk mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan.

Bidang AMDAL, 2000.

Adiwibowo, Suryo, Gagasan : Penguatan AMDAL sebagai Instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, dipresentasikan pada pertemuan PPLH se- Jawa, di Yogyakarta, 2004.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 2002.

Canter, L.W, Environmental Impact Assessment, McGraw-Hill Book Co, Singapore, 1996.

Capra, Fritjop, Jaring-jaring Kehidupan, Visi Baru Epistemologi dan Kehidupan, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 1997.

Djajadiningrat, Surna T, Melia Famiola, Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan (Eco Industrial Park), Rekayasa Sains, Bandung, 2004.

Djajadiningrat, Surna T, Sustainable Future, Indonesia Center for Sustainable Development, Jakarta, 2005.

Fandeli, Chafid, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan Pemapanannya Dalam Pembangunan, Liberty : Yogyakarta, 2000.

Hadi, Sudharto P, Aspek Sosial AMDAL, Sejarah, Teori dan Metode, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1995.

______________, Dimensi Lingkungan Perencanaan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001.

______________, Dimensi Hukum Pembangunan Berkelanjutan, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.

______________, Mengapa Banyak Proyek Tanpa AMDAL, Harian Kompas, Jakarta, 2004.

Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.

Karliansyah, Prodesur dan Proses Penyusunan AMDAL, Bahan Kuliah pada Pelatihan Dosen-Dosen Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Se Jawa-Bali Dalam Bidang AMDAL, 2000.

Keraf, Sonny A, Etika Lingkungan, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2002.

Kristanto, Philip, Ekologi Industri, Penerbit ANDI Yogyakarta, 2002.

Moleong, Lexi. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.

PPLH Undip dan Biro Bina Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Tengah, Penyusunan Evaluasi PelaksanaanAMDAL di Jawa Tengah, 1997.

Prasetyo, Bambang, Metode Penelitian Kuantitatif, PT. RadjaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.

Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung, 2004.

Schimedheiny, Stephan, Mengubah Haluan, Industri Berwawasan Lingkungan, ITB, Bandung, 1992.

Siahaan, N.H.T, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004.

Soeria, A.R.E, Ilmu Lingkungan, ITB, Bandung, 1997.

Soemarwoto, Otto, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1989.

________________, Dasar-dasar Pembangunan Industri Berkelanjutan, disampaikan pada Seminar Nasional Industrialisasi Berwawasan Lingkungan.

World Comission on Environmental and Development (WCED), Hari Depan Kita Bersama: PT. Gramedia, Jakarta, 1987.

World Health Organization (WHO), Planet Kita, Kesehatan Kita, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 1989.

http://www.biznet-solution.com/, Corporate Social Responsibility, Volume 38,

Issue Number 1

http://www.financialexpress.com/, Dr. Ashoke K Roy, 2006, Corporate Social

Anonimous, Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Tangerang Tahun 2003- 2008, Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Tangerang, 2002.

Anonimous, Laporan Pemantauan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, 2005.