• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Strategi Level Mikro (Kecil)

Skala mikro meletakkan Badan Ekonomi Kreatif, khususnya Deputi Pemasaran Dalam Negeri untuk mendukung dan mengembangkan promosi produk kreatif Indonesia. Strategi skala mikro merupakan turunan dari skala meso, dan sifatnya teknis yang berhubungan langsung dengan pelaku industri kreatif atau konsumen. Bentuk dari usulan strategi skala mikro dapat terwujud dalam

1. Pendampingan dalam meningkatakan kemampuan dan

keterampilan SDM UMKM industry kreatif dalam merencanakan, menerapakan dan mengevaluasi kegiatan promosi produk kreatif. 2. BEKRAF atau Pemerintah Daerah

bekerjasama dengan Konsulat/ perwakilan negara asing wajib mengundang pelaku industri kreatif untuk mempromosikan produknya

3. BEKRAF meng endorse selebriti media sosial yang mempunyai

follower atau rating tinggi untuk mempromosikan produk kreatif yang sesuai

4. BEKRAF atau Pemerintah Daerah bekerjasama dengan portal berita

online nasional maupun lokal dalam rangka promosi produk kreatif dengan durasi dan space tertentu 5. BEKRAF bekerjasama dengan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan sanggar-sanggar tradisional, untuk memberikan atau membuat

event (acara) yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk tampil.

6. BEKRAF atau Pemerintah Daerah bekerjasama dengan institusi keuangan untuk mendata dan memberikan berbagai jenis bantuan dalam bentuk pendanaan atau pemodalan dalam hal promosi yang dibutuhkan pelaku industri kreatif

4. Kerjasama BEKRAF-Kementerian Koperasi dan UKM

5. Kerjasama BEKRAF-PT. KAI 6. Kerjasama BEKRAF-PT. Angkasa

Pura

7. Kerjasama BEKRAF-Depkominfo 8. Kerjasama BEKRAF-Media Cetak

dan Elektronik

Selain itu, keluaran pada level messo juga dapat berupa aktivitas koordinasi yang bersifat kontinyu antar pemangku kepentingan ekonomi kreatif, sehingga peran dan kontribusi pemangku kepentingan dalam ekosistem ekonomi kreatif lebih harmonis dan terukur dengan jelas.

27

Hal yang harus diperhatikan secara khusus adalah wilayah Indonesia bagian timur, hal yang paling utama atau prioritas yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah penyediaan infrastruktur ( jalan, komunikasi, dll) yang menunjang mobilisasi maupun produk kreatif. Dalam hal ini BEKRAF dapat memberikan rekomendasi khusus kepada Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Desa untuk mendorong percepatan infrastruktur yang merupakan penopang pelaku industri kreatif di daerah.

Dalam hal pengembangan Pariwisata, melalui lembaga terkait BEKRAF diharapkan agar mampu memaksimalkan produk kreatif kawasan yang merupakan objek pariwisata. Sehingga masyarakat sekitar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka secara ekonomi.

28

PENUT

29

Demikian paparan rekomendasi sebagai dasar untuk strategi pengembangan promosi produk kreatif yang menjadi objek utama dalam penelitian ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada Penyusun demi sempurnanya hasil penelitian dan sebagai bahan masukan buat Pemerintah dalam hal ini Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) di kesempatan berikutnya. Semoga buku usulan rekomendasi ini berguna bagi BEKRAF dan Pemerintah Daerah (Pemda), dan kepada para pihak yang membutuhkan pada umumnya.

30

L

A

MPIR

AN : KL

A

SIFIK

A

SI

PEL

AK

U INDUS

TRI KRE

A

TIF

31

Berdasarkan data data penelitian, maka kami mengusulkan pengelompokkan pelaku industri kreatif dalam kaitannya dengan pengembangan strategi promosi menjadi 3 level sebagai berikut:

Pelaku industri kreatif dasar (pemula) atau beginner

Pelaku industri kreatif pada tingkat pemula adalah pelaku industri kreatif yang dapat menjalankan proses promosi secara reaktif terhadap stimulus di pasar, belum memiliki dokumentasi proses promosi yang cukup baik, tim pengelola promosi bersifat ad hoc sehingga promosi merupakan aktivitas yang bersifat chaotic atau tidak stabil.

Pelaku industri kreatif menengah atau intermediate

Pelaku industri kreatif pada level menengah adalah pelaku industri

kreatif yang telah menjalankan promosi dengan metode pengelolaan promosi yang lebih rapi, mulai memiliki perencanaan promosi dengan proses yang terdokumentasi, walaupun belum memiliki standar operasional prosedur dalam promosi yang baik, tapi sudah mampu untuk melakukan perbaikan atau evaluasi terhadap proses promosi yang dilakukan.

Pelaku industri kreatif lanjut atau

advanced

Pelaku industri kreatif pada level ini telah mampu untuk merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi kegiatan promosi dengan baik. Kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh pelaku industri pada level ini telah terdokumentasi, terukur dan mampu beredaptasi pada perubahan lingkungan bisnis dan disrupsi teknologi dengan baik.

32

Beginner Intermediate Advanced

Kanal promosi Promosi dilakukan melalui 1 atau 2 kanal saja, konten dalam kanal promosi tidak terawat dengan baik.

Promosi sudah dilakukan melalui lebih dari 2 kanal promosi dan sudah ada update konten secara regular. Belum ada perencanaan dan evaluasi kanal promosi terhadap konversi penjualan.

Kanal promosi dipilih berdasarkan perencanaan yang matang sehingga strategi optimasi tiap kanal telah ada.

Kemampuan SDM Belum ada SDM yang khusus didedikasikan untuk kegiatan promosi atau SDM promosi bersifat ad hoc

Sudah mulai ada SDM yang didedikasikan untuk kegiatan promosi. SDM yang ada telah memiliki pemahaman yang cukup tentang promosi melalui beberapa kanal yang dianggap relevan. Atau minimal ada upaya untuk melakukan outsourcing terhadap keperluan promosi.

SDM untuk promosi telah mampu untuk merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi aktivitas promosi.

Anggaran Belum ada anggaran yang dikhususkan untuk promosi

Anggaran untuk promosi sudah mulai dialokasikan, namun belum ada evaluasi terhadap investiasi promosi yang telah dilaksanakan.

Anggaran untuk promosi telah terrencana dengan baik dan ada perhitungan terhadap ROI promosi. Pengorganisasian promosi Bersifat reaktif terhadap situasi pasar.

Promosi mulai dikelola melalui perencanaan dan pengelolaan kegiatan promosi.

Promosi merupakan bagian dari integrated marketing strategic pelaku industri. Organisasi memiliki perencanaan, penerapan dan evaluasi terhadap strategi promosi dengan baik. Organisasi telah memiliki metriks dan standar oprasional prosedur dalam menjalankan promosi.

Tabel berikut ini merupakan usulan karakteristik yang dapat dijadikan tolok ukur klasifikasi level promosi dari sebuah industri kreatif.

34

D

AF

T

AR P

US

T

AK

A

35

Centeno, E., Hart, S., & Dinnie, K. (2013). The five phases of SME brand-building. Journal of Brand Management, 20(6), 445-457.

Fahmi, F. Z., Koster, S., & Van Dijk, J. (2016). The location of creative industries in a developing country: The case of Indonesia. Cities, 59, 66-79.

Krake, F. B. (2005). Successful brand management in SMEs: a new theory and practical hints. Journal of Product & Brand Management, 14(4), 228-238.

Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. (2008). Departemen Perdagangan Republik Indonesia.

Rusiawan, W., Pamungkas, S. A., Hariwan, P., Wijayanti, S. C., Pajriyah, A. N., Parasian, W., Mafiroh, R. S. (2017). Data Statistik dan Hasil Survei Ekonomi Kreatif. Jakarta: Badan Ekonomi Kreatif.

Spence, M., & Hamzaoui Essoussi, L. (2010). SME brand building and management: an exploratory study. European Journal of Marketing, 44(7/8), 1037-1054.

Dokumen terkait