• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skor 3 : Jika ketiga aspek muncul semua

G. VALIDASI DATA

Berdasarkan analisis di atas, maka validasi data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu member check, triangulasi, dan expert opinion.

1. Member Check

Member check adalah kegiatan memeriksa kembali data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara bersama guru dan siswa untuk mengetahui kesesuaian yang diperoleh dari hasil observasi dengan data hasil wawancara. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian data yang

diperoleh. Hal tersebut senada dengan Hopkinds (Wiriaatmadja, 2005) yang menyatakan bahwa member check merupakan teknik validasi data yang dilakukan dengan cara memeriksa kembali semua informasi yang diperoleh dalam kegiatan observasi dan wawancara dari narasumber.

Member check dilakukan dengan cara berdiskusi antara peneliti dengan observer atau dengan siswa untuk mengecek kembali kebenaran data yang diperoleh selama pembelajaran menulis karangan berlangsung dengan menerapkan metode misi. Diskusi yang dilakukan dalam member check misalnya mengenai perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang diperoleh setelah pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan menerapkan metode misi. Dalam proses ini data atau informasi yang diperoleh peneliti tentang seluruh pelaksanan tindakan dikonfirmasikan pada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran melalui diskusi balikan.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah kegiatan pengecekan data yang diperoleh peneliti dengan berbagai cara yaitu dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber, dapat dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dan mengecek data berdasarkan waktu. Kegiatan triangulasi ini dilakukan reflektif kolaboratif antara guru dan peneliti. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian. Triangulasi merupakan teknik yang harus dilakukan untuk memeriksa kebenaran informasi yang diperoleh dari hasil data di lapangan.

Dalam melakukan validasi ini peneliti membandingkan dan mendiskusikan hasil observasi dengan guru kelas yakni Bapak Dede Rohmat, S.sos dengan melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung.

3. Expert Opinion

Ekspert opinion merupakan kegiatan dari teknik validasi data yang dilakukan dengan cara meminta nasihat kepada para pakar tentang temuan-temuan yang ditemukan di lapangan. Pada saat pelaksanaan tentunya terdapat bebarapa kemungkinan hasil yang di dapat di lapangan. Dalam hal ini peneliti dapat

mengkonfirmasikannya dengan dosen pembimbing. Pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan. Oleh karena itu, demi perbaikan maka dilakukan cara berkonsultasi dan meminta saran pada dosen pembimbing sebagai pihak ahli agar target penelitian dapat tercapai. Adapun nama dosen pembimbing pada kegiatan expert opinion ini adalaha sebagai berikut.

a. Bapak Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. b. Ibu Ani Nur Aeni, M.Pd.

130 A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V SD Negeri Cipicung II mengenai penerapan metode misi untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan beradasarkan pengalaman dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan yaitu menyusun dan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan metode yang telah dipilih. Menyiapkan LKS yang akan digunakan pada proses pembelajaran serta mempersiapkan instrumen penilaian baik itu penilaian untuk kinerja guru, aktivitas siswa dan ketercapaian hasil belajar siswa. Perencanaan yang dilakukan oleh guru pada setiap siklus mengalami peningkatan.

Pada siklus I perencanaan yang dilakukan oleh guru mencapai 75% dengan kriteria baik (B). Hal ini berarti pada tahap perencanaan guru sudah menyiapkan RPP, alat pembelajaran, bahan ajar dan skenario pembelajaran dengan baik. Pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu menjadi 83% dengan tafsiran baik sekali (BS). Pada siklus II ini aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada aspek mempersiapkan alat pembelajaran. Hal tersebut sebagai upaya perbaikan dari perencanaan sebelumnya. Pada siklus III hasil yang diperoleh mencapai 100%. Artinya setiap aspek pada tahap perencanaan telah dilaksanakan dengan sangat baik.

Dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode misi mampu meningkatkan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Dalam sebuah pembelajaran tujuan akan tercapai apabila dalam pelaksanaannya dilakukan dengan maksimal. Untuk itu kinerja guru dan aktivitas siswa akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Berikut adalah hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa setelah dilaksanakan tindakan.

a. Kinerja guru

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran menulis karangan, kinerja guru pada setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan. Pada siklus I, kinerja guru secara keseluruhan sudah mencapai 79% dengan tafsiran baik (B). Pada siklus II kinerja guru mencapai 88% dengan tafsiran baik sekali (BS) dan mengalami peningkatan sebanyak 9%. Pada siklus II ini guru telah mencapai target penelitian dan pada siklus III kinerja guru mencapai 96% dari keseluruhan indikator yang telah ditetapkan. Peningkatan pada siklus III ini sebanyak 8% dengan tafsiran baik sekali (BS). Adanya peningkatan pada setiap siklus menunjukkan bahwa guru melaksanakan pembelajaran secara optimal. Dalam hal ini terlihat adanya perencanaan yang matang yang dibuat oleh guru mulai dari alokasi waktu, materi dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, berdasarkan pemaparan hasil tersebut penerapan metode misi dalam pembelajaran menulis karangan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru.

b. Aktivitas siswa

Pembelajaran menulis karangan melalui penerapan metode misi telah memberikan dampak positif terhadap aktivitas siswa. Aktivitas siswa selama pembelajaran pada setiap siklus mengalami peningkatan. Adanya peningkatan aktivitas siswa pada aspek kerjasama, disiplin dan keaktifan berdampak positif pula terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu kerja sama siswa dalam membuat karangan terutama pada saat membuat mind map dan mengoreksi kesalahan dalam membuat karangan dengan menggunakan metode kolaborasi terlihat baik. Keaktifan siswa pun mengalami peningkatan yang signifikan ditandai dengan banyaknya siswa yang bertanya dan membantu temannya pada saat pembelajaran

berlangsung. Begitupun pada aspek kedisiplinan mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa terlihat bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan dan tidak terlihat siswa yang bergurau serta mengganggu temannya.

Pada siklus I aktivitas siswa hanya 9 orang siswa atau 42% yang telah melaksanakn indikator dengan tafsiran baik (B). Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 13 orang siswa atau 68% yang telah melasanakan indikator dengan tafsiran baik (B). Sedangkan pada siklus III sebanyak 16 orang siswa atau 84% telah melaksanakan indikator dengan tafsiran baik. Peningkatan untuk siklus II yaitu sebanyak 26% sedangkan peningkatan untuk siklus III sebanyak 16%.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan menerapkan metode misi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman khususnya pada aspek kerjasama, disiplin, dan keaktifan baik sebagai individu maupun kelompok.

3. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan melalui penerapan metode misi terlihat adanya peningkatan hasil belajar. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan untuk setiap siklusnya. Siswa dapat mengembangkan gagasan melalui mind map yang kemudian menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Siswa juga dapat mengoreksi penggunaan tanda baca titik, penggunaan huruf kapital dan penggunaan bahasa dengan baik sehingga siswa mampu menghasilkan karangan yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil data hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus, untuk peningkatan kemampuan menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam hal pengembangan gagasan, pilihan kata (perbendaharaan bahasa Indonesia) serta penggunaan huruf kapital dan tanda titik terlihat adanya peningkatan hasil belajar yaitu diperoleh data pada siklus I dari 19 orang siswa, siswa yang tuntas dalam menulis karangan sebanyak 9 siswa atau 47%, dengan memperhatikan aspek

pengembangan gagasan mencapai 54%, aspek pilihan kata mencapai 46%, aspek penggunaan huruf kapital 70%, dan aspek penggunaan tanda titik mencapai 85%.

Pada siklus II dari 19 orang siswa, siswa yang tuntas dalam menulis karangan sebanyak 13 siswa atau 68% dengan memperhatikan aspek pengembangan gagasan mencapai 60%, aspek pilihan kata mencapai 54%, aspek penggunaan huruf kapital mencapai 82%, dan aspek penggunaan tanda titik mencapai 85%. Peningkatan pada siklus II ini mencapai 26%.

Sedangkan pada siklus III dari 19 orang siswa, siswa yang tuntas dalam menulis karangan sebanyak 17 siswa atau 89%, dengan memperhatikan aspek pengembangan gagasan mencapai 77%, aspek pilihan kata mencapai 61%, aspek penggunaan huruf kapital mencapai 93%, dan aspek penggunaan tanda titik mencapai 93%. Peningkatan pada siklus III ini mencapai 21%. Artinya pada siklus III ini hasil belajar siswa telah mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan.

Berdasarkan data tersebut, melalui metode misi siswa dapat menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan mudah sesuai dengan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

B. Saran

Berdasarkan pembelajaran yang telah dailaksanakan dengan menggunakan metode misi untuk meningkatkan keterampilan menulis karanagan, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran serta harus lebih berani dan tidak malu-malu ketika bertanya maupun menjawab pertanyaan guru.

b. Siswa sebaiknya memiliki kerjasaman dan disiplin yang baik pada saat pembelajaran baik itu pembelajaran individual maupun pada saat diskusi kelompok.

c. Siswa sebaiknya sering berlatih dalam menulis karangan agar terbiasa dalam mengembangkan gagasan dan menuangkan kata-kata ke dalam

sebuah tulisan, sehingga menjadi terampil dalam menulis karangan yang baik yang sesuai dengan ejaan.

2. Bagi Guru

a. Metode misi disarankan dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif pembelajaran dalam menulis karangan. Namun, dalam pelaksanaannya guru harus lebih memahami setiap aspek kegiatan dalam pemebelajaran. Selain itu, guru harus memberikan penjelasan lebih mengenai langkah pembelajaran agar siswa tidak merasa kebingungan selama proses pembelajaran.

b. Guru sebaiknya menciptakan pengelolaan kelas yang kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan maksimal.

c. Guru disarankan mampu mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran sehigga permasalahan tersebut tidak terulang kembali.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah sebaiknya dapat menyediakan buku-buku penunjang untuk menunjang proses pembelajaran menulis karangan.

b. Semua pihak disarankan dapat bekerjasama demi terselenggaranya pendidikan yang baik bagi generasi penerus bangsa.

c. Pihak sekolah sebaiknya dapat menerima inovasi pembelajaran yang baru dan penerapan disosialisasikan lebih lanjut pada mata pelajaran lain.

4. Bagi peneliti lain

a. Hasil penelitian disarankan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian.

b. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sebaiknya menyusun perencanaan yang matang agar pada saat pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, perencanaan yang telah disusun dapat diterapkan sehingga pembelajaran menjadi maksimal.

135

Akhadiah, dkk. (1996). Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Alwasilah, A.C., dan Alwasilah, S.S. (2005). Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Kolaboratif. Bandung: Kiblat Buku Utama

Andryani, Indri. (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas IV SDN Beusi I Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Sumedang: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

BNSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Buzan, T. (2012). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Cahyani, Isah dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Bandung: Pustaka Latifah.

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Gie, T.L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Muchlisoh, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich, Mansur. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Resmini, N dan Djuanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, N, dkk. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suriamiharja, A, dkk. (1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widyanti, Shinta. (2010). Penerapan Metode Kolaborasi melalui Permainan “Ayo Garis Bawahi dan Tempelkan Aku” untuk meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Pakuhaji 3 Beusi I Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Sumedang: tidak diterbitkan.

Windura, S. (2010). Memory Champion @ School Rahasia Mengingat Materi Pelajaran Apa Saja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya.

Dokumen terkait