Untuk proses validasi, parameter yang digunakan untuk pemutuan wortel yaitu panjang, diameter, dan area. Batas-batas nilai yang digunakan untuk pemutuan wortel disajikan pada Tabel 15 dan Tabel 16. Batas-batas nilai untuk masing-masing parameter mutu diperoleh dari persamaan regresi yang dihasilkan dari korelasi antara hasil pengukuran langsung dengan hasil pengolahan citra.
Tabel 15. Batas-batas nilai untuk pemutuan wortel secara manual
Parameter mutu Kelas Mutu A B C Panjang (cm) 20 ≤ P ≤ 25 15< P < 20 P ≤ 15 atau P > 25 Diameter (cm) 3 ≤ D ≤ 4 2 < D < 3 D ≤ 2 atau D > 4 Area (gram) 100 ≤ A ≤ 200 50 < A < 80 A ≤ 50 atau A > 200 Tabel 16. Batas-batas nilai untuk pemutuan wortel dengan pengolahan citra
Parameter mutu
Kelas Mutu
A B C
Panjang (piksel) 265 ≤ P ≤ 329 201< P < 265 P ≤ 201 atau P > 329 Diameter (piksel) 84 ≤ D ≤ 116 52 < D < 84 D ≤ 52 atau D > 116 Area (piksel) 7526 ≤ A ≤ 15026 5651 < A < 7526 A ≤ 5651 atau
41
1. Validasi pemutuan wortel berdasarkan panjang
Pendugaan mutu wortel berdasarkan panjang secara manual dapat dilihat pada Tabel 17, sedangkan untuk validasi berdasarkan pengolahan citra dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 17. Pendugaan mutu wortel berdasarkan panjang secara manual
Standar Pengukuran manual (langsung) Jumlah Mutu A Mutu B Mutu C
Mutu A 83 (80.6%) 17 (16.5%) 3 (2.9%) 103
Mutu B 1 (0.8%) 76 (59.8%) 50 (39.4%) 127
Mutu C 16 (22.9%) 7 (10%) 47(67.1%) 70
Jumlah 100 100 100 300
Rata-rata 69.2%
Tabel 18. Pendugaan mutu wortel berdasarkan panjang dengan pengolahan citra
Standar Pengolahan Citra Jumlah
Mutu A Mutu B Mutu C
Mutu A 84 (81.6%) 14 (13.6%) 5 (4.8%) 103
Mutu B 9 (7.1%) 106 (83.5%) 12 (9.4%) 127
Mutu C 8 (11.4%) 6 (8.6%) 56 (80%) 70
Jumlah 101 126 73 300
Rata-rata 81.7%
Berdasarkan Tabel 17, terlihat bahwa validasi wortel berdasarkan panjang secara manual, yang dikenali sebagai mutu A yang memilki standar pemutuan sesuai dengan standar yang berlaku di petani hanya sebanyak 83 sampel, untuk mutu B sebanyak 76 sampel, dan untuk mutu C sebanyak 47 sampel. Dari pendugaan mutu wortel berdasarkan panjang secara manual ini menghasilkan rata-rata ketepatan pemutuan untuk masing-masing mutu sebesar 69.2%. hal ini menunjukan bahwa dalam pemutuan secara manual masih mengalami kekeliruan.
42 Dari hasil validasi berdasarkan panjang secara pengolahan citra, untuk validasi mutu A sebanyak 84 sampel dari 103 sampel yang dikenali sebagai mutu A atau sebesar 81.6%. Untuk mutu B sebanyak 106 sampel dari 127 sampel dapat dikenali sebagai mutu B atau sebanyak 83.5%, dan untuk mutu C sebanyak 56 sampel dari 70 sampel dapat dikenali sebagai mutu C atau sebesar 80%. Dari hasil pengolahan citra ini, rata-rata ketepatan pemutuan untuk masing-masing mutu sebesar 81.7%.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa, ketepatan pemutuan secara manual dan pengolahan citra terdapat perbedaan. Ketepatan pemutuan secara pengolahan citra menghasilkan ketepatan yang cukup besar dibandingkan dengan pemutuan secara manual. Hal ini di sebabkan karena pada saat melakukan pemutuan secara manual para petni kurang begitu memperhatikan standar pemutuan, sehingga sering terjadi kesalahan.
2. Validasi pemutuan wortel berdasarkan diameter
Pendugaan mutu wortel berdasarkan diameter secara manual dapat dilihat pada Tabel 19, sedangkan untuk validasi berdasarkan pengolahan citra dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 19. Pendugaan mutu wortel berdasarkan diameter secara manual
Standar Pengukuran manual (langsung) Jumlah Mutu A Mutu B Mutu C
Mutu A 45 (77.6%) 6 (10.3%) 7 (12.1%) 58
Mutu B 55 (26.1%) 87 (41.2%) 69 (32.7%) 211
Mutu C 0 (0%) 7 (22.6%) 24 (77.4%) 31
Jumlah 100 100 100 300
43 Tabel 20. Pendugaan mutu wortel berdasarkan diameter dengan pengolahan citra
Standar Pengolahan citra Jumlah
Mutu A Mutu B Mutu C
Mutu A 42 (72.4%) 7 (12.1%) 9 (15.5%) 58
Mutu B 15 (7.1%) 184 (87.2%) 12 (5.7%) 211
Mutu C 6 (19.3%) 3 (9.7%) 22 (71%) 31
Jumlah 63 194 43 300
Rata-rata 76.9%
Berdasarkan Tabel 19, terlihat bahwa validasi wortel berdasarkan diameter secara manual, yang dikenali sebagai mutu A yang memilki standar pemutuan sesuai dengan standar yang berlaku di petani hanya sebanyak 45 sampel, untuk mutu B sebanyak 87 sampel, dan untuk mutu C sebanyak 24 sampel. Dari pendugaan mutu wortel berdasarkan diameter secara manual ini menghasilkan rata-rata ketepatan pemutuan untuk masing-masing mutu sebesar 65.4%. hal ini menunjukan bahwa dalam pemutuan secara manual masih mengalami kekeliruan.
Dari hasil validasi berdasarkan diameter secara pengolahan citra, untuk validasi mutu A sebanyak 42 sampel dari 58 sampel yang dikenali sebagai mutu A atau sebesar 72.4%. Untuk mutu B sebanyak 184 sampel dari 211 sampel dapat dikenali sebagai mutu B atau sebanyak 87.2%, dan untuk mutu C sebanyak 22 sampel dari 31 sampel dapat dikenali sebagai mutu C atau sebesar 71%. Dari hasil pengolahan citra ini, rata-rata ketepatan pemutuan untuk masing-masing mutu sebesar 76.9%.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa, ketepatan pemutuan secara manual dan pengolahan citra terdapat perbedaan. Ketepatan pemutuan secara pengolahan citra menghasilkan ketepatan yang cukup besar dibandingkan dengan pemutuan secara manual. Hal ini di sebabkan karena pada saat melakukan pemutuan secara manual para petni kurang begitu memperhatikan standar pemutuan, sehingga sering terjadi kesalahan.
44
3. Validasi pemutuan wortel berdasarkan area
Pendugaan mutu wortel berdasarkan diameter secara manual dapat dilihat pada Tabel 21, sedangkan untuk validasi berdasarkan pengolahan citra dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 21. Pendugaan mutu wortel berdasarkan berat secara manual
Standar Pengukuran manual (langsung) Jumlah Mutu A Mutu B Mutu C
Mutu A 89 (70.6%) 23 (18.3%) 14 (11.1%) 126
Mutu B 9 (6.4%) 73 (51.8%) 59 (41.8%) 141
Mutu C 2 (6.1%) 4 (12.1%) 27 (81.8%) 33
Jumlah 100 100 100 300
Rata-rata 68.1%
Tabel 22. Pendugaan mutu wortel berdasarkan area dengan pengolahan citra
Standar Pengolahan citra Jumlah
Mutu A Mutu B Mutu C
Mutu A 116 (92%) 6 (4.8%) 4 (3.2%) 126
Mutu B 4 (2.8%) 132 (93.6%) 5 (3.6%) 141
Mutu C 4 (12.1%) 2 (6.1%) 27 (81.8%) 33
Jumlah 124 140 36 300
Rata-rata 89.1%
Berdasarkan Tabel 21, terlihat bahwa validasi wortel berdasarkan berat secara manual, yang dikenali sebagai mutu A yang memilki standar pemutuan sesuai dengan standar yang berlaku di petani hanya sebanyak 89 sampel, untuk mutu B sebanyak 73 sampel, dan untuk mutu C sebanyak 27 sampel. Dari pendugaan mutu wortel berdasarkan berat secara manual ini menghasilkan rata-rata ketepatan pemutuan untuk masing-masing mutu sebesar 68.1%. hal ini menunjukan bahwa dalam pemutuan secara manual masih mengalami kekeliruan.
45 Dari hasil validasi berdasarkan berat secara pengolahan citra, untuk validasi mutu A sebanyak 116 sampel dari 126 sampel yang dikenali sebagai mutu A atau sebesar 92%. Untuk mutu B sebanyak 132 sampel dari 141 sampel dapat dikenali sebagai mutu B atau sebanyak 93.6%, dan untuk mutu C sebanyak 27 sampel dari 33 sampel dapat dikenali sebagai mutu C atau sebesar 81.8%. Dari hasil pengolahan citra ini, rata-rata ketepatan pemutuan untuk masing-masing mutu sebesar 89.1%.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa, ketepatan pemutuan secara manual dan pengolahan citra terdapat perbedaan. Ketepatan pemutuan secara pengolahan citra menghasilkan ketepatan yang cukup besar dibandingkan dengan pemutuan secara manual. Hal ini di sebabkan karena pada saat melakukan pemutuan secara manual para petni kurang begitu memperhatikan standar pemutuan, sehingga sering terjadi kesalahan.
Berdasarkan hasil pemutuan dengan pengolahan citra, terlihat bahwa masing-masing parameter mutu memberikan hasil yang cukup memuaskan dengan ketepatan rata-rata sebesar 82.57%. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulakn bahwa panjang, diameter, dan area dapat dijadikan sebagai parameter pemutuan.
46
V. KESIMPULAN DAN SARAN