• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

3.6.1. Validitas

Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mempunyai angka validitas yang tinggi. Untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrumen, peneliti harus melakukan kegiatan uji coba (try-out) instrumen. Apabila data yang telah diuji ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka instrumennya sudah baik, sudah valid.

Kusaeri & Suprananto (2012:79-81) mengklasifikasikan validitas menjadi 3 yaitu:

1) Validitas Terkait Isi (Content-Related Validity)

Validitas ini berkaitan dengan derajat kemampuan tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Pada validitas ini mencakup dua aspek penting yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Valid isi berkaitan dengan butir- butir tes itu apakah sudah menggambarkan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan valid teknik sampling berkaitan dengan bagaimana baiknya sampel tes menggambarkan total cakupan isi materi.

2) Validitas Terkait Kriteria (Criterion-Related Validity)

Dikatakan validitas terkait kriteria jika skor tes digunakan untuk memprediksi kemampuan anak di masa mendatang dengan membandingkan kemampuan anak saat menggunakan hasil pengukuran dari alat ukur lain.

3) Validitas Terkait Konstruk (Construct-Related Validity)

Validitas terkait konstruk didefinisikan sebagai proses menentukan derajat kemampuan tes diinterpretasikan ke dalam satu atau lebih konstruk. Maksudnya, kemampuan tes untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis validitas yaitu validitas terkait isi dan validitas terkait konstruk. Validitas isi digunakan untuk mengukur soal evaluasi yang berupa pilihan ganda sedangkan validitas terkait konstruk peneliti gunakan dalam pembuatan kisi-kisi soal.

Menurut Taniredja & Mustafidah (2011:43) untuk pengembangan instrumen penelitian, uji validitas dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan pakar permasalahan yang diteliti sampai menghasilkan suatu instrumen penelitian yang benar-benar mantap. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian ini melakukan validasi dengan mengadakan uji coba soal dan validasi yang dilakukan oleh ahli (expert jugdment) dalam hal ini adalah dosen pembimbing sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

a. Validasi Perangkat Pembelajaran

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti kepada expert judgement atau ditanyakan kepada ahli. Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: silabus, RPP, LKS dan bahan ajar.

Setelah melakukan validasi kepada expert judgment atau tim ahli yang di antranya adalah dosen pembimbing 1 selaku dosen mata pelajaran PKn, kepala SDN Karangwuni 1, guru wali kelas SDN Karangwuni 1 penulis mendapatkan hasil validasi sebagai berikut:

Tabel 6. Perolehan Skor Validasi Perangkat Pembelajaran

Ahli

Perangkat Pembeljaran

Silabus RPP LKS Bahan Ajar

Skor Komponen

Penilaian Skor Komponen Penilaian

Skor Komponen Penilaian Skor Komponen Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 Dosen PKn 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 Kepala Sekolah SDN Karangwuni 1 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 Guru Kelas V SDN Karangwuni 1 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 43

Dari hasil perolehan skor validasi perangkat pembelajaran di atas, peneliti akan melakukan revisi pada perangkat pembelajaran yang mendapatkan nilai kurang dari atau sama dengan 2. Peneliti akan melakukan revisi pada perangkat pembelajaran bagian RPP komponen penilaian ke-13 yaitu kelengkapan instrumen penelitian. Setelah peneliti melakukan revisi, maka hasil revisi selanjutnya akan dipergunakan peneliti dalam penelitian.

b. Validasi Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa

Selain melakukan validasi soal perangkat pembelajaran, peneliti juga melakukan validasi lembar pengamatan keaktifan siswa yang divalidasi oleh tim ahli diantaranya dosen pembimbing 1 sebagai dosen mata pelajaran PKn, kepala SDN Karangwuni 1 dan guru kelas V SDN Karangwuni 1. Lembar validasi dapat dilihat pada lampiran 9.1 halaman 183. Hasil perolehan skor dari komponen aspek penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Perolehan Skor Validasi Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar

Ahli Skor Komponen Penilaian

1 2 3 4 5 6 7

Dosen PKn 4 4 5 4 4 5 4

Ke-pala Sekolah SDN Karangwuni 1 5 4 5 4 4 4 4

Guru Kelas V SDN Karangwuni 1 5 4 5 4 4 5 5

Dari hasil perolehan skor validasi lembar pengamatan keaktifan siswa diatas, peneliti tidak lagi melakukan revisi karena dari perolehan skor tidak ada komponen penilaian yang mendapatkan skor kurang dari atau sama dengan 2.

c. Validasi Instrumen Soal

Validasi instrumen soal pada penelitian ini, ditempuh cara diujikan di lapangan. Peneliti membuat instrumen penelitian sebaik mungkin kemudian dikonsultasikan kepada ahli, setelah itu diujikan di lapangan. Validasi instrumen soal pertama diberikan kepada siswa kelas VI SDN Puren dan validasi instrumen soal yang kedua diberikan kepada siswa kelas VI SDN Minomartani 6 sebagai soal evaluasi siklus I, validasi Instrumen ketiga diberikan kepada siswa kelas VI SDN Karangjati untuk soal evaluasi siklus II. Peneliti memilih siswa kelas VI karena siswa kelas VI sudah pernah mengalami dan mempelajari materi mematuhi keputusan bersama. Peneliti memilih melakukan ujicoba di ketiga SD tersebut atas rekomendasi kepala sekolah serta guru kelas. Ketiga SD ini dipilih karena SD ini sama tingakatannya dengan SDN Karangwuni 1 dengan akreditasi A dan berada di daerah yang tidak jauh dari SDN Karangwuni 1.

Soal yang akan digunakan pada siklus I diujicobakan di SDN Puren. Dari 30 soal yang diujikan, peneliti mendapatkan 13 soal yang valid. Karena jumlah soal tidak sesuai dengan yang peneliti harapkan yaitu soal yang valid hanya pada indikator pertama dan pada indikator kedua tidak ada satupun soal yang valid. Karena hal tersebut, peneliti melakukan validasi soal kepada expert judgment dan melakukan ujicoba soal ke SD yang berbeda yaitu SDN Minomartani 6. Soal yang diujikan pada siswa kelas VI SDN Minomartani 6 dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 119. Setelah diujikan di lapangan dan memperoleh hasil, peneliti kemudian menghitung validitas soal dengan menggunakan program SPSS 16.0. Karena pada validasi instrumen yang kedua peneliti mendapatkan jumlah soal

yang valid lebih banyak dan mencangkup seluruh indikator maka peneliti menggunakan validasi instrumen soal yang kedua sebagai alat evaluasi siklus I. Validasi ketiga digunakan untum mencari soal yang valid yang akan digunakan pada evaluasi siklus II.

Peneliti menggunakan program SPSS 16.0 agar perhitungan lebih akurat dan waktu yang dibutuhkan dalam menghitung lebih singkat. Menurut Teguh (2008:27) suatu instrumen dinyatakan valid apabila memenuhi tiga hal, yaitu r hitung lebih besar dari r tabel. Taraf signifikan tidak lebih atau sama dengan 0,05 da terdapat tanda asterik (*)/(**). Pada uji validitas ini jika r hitung lebih besar dari r table maka soal dinyatakan valid. Selain itu, peneliti juga menggunakan hasil pearson correlation pada tabel SPSS 16.0 untuk melihat soal tersebut valid atau tidak. Pada tabel SPSS 16.0 jika nomer soal hasil pearson correlation terdapat tanda asterisk tunggal (*) menunjukan koefisien korelasi pada level signifikan 0,05 atau 5%. Soal dinyatakan valid apabila hasil pearson correlation lebih kecil dari 0,05. Sedangkan apabila pada tabel SPSS 16.0 menunjukan soal pearson correlation hasil terdapat dua asterisk (**) maka menunjukan koefisien korelasi pada level signifikan 0,01 atau 1%. Soal dinyatakan valid apabila hasil pearson correlation lebih kecil dari 0,01. Perhitungan pada SPSS 16.0 dengan menggunakan hasil pearson correlation dengan melihat taraf signifikan dapat dilihat pada lampiran 10.1 halaman 198 dan pada lampiran 10.2 halaman 199.

Berikut ini adalah hasil perhitungan validitas soal instrumen yang diujikan pada siswa pada siklus I

Tabel 8. Perhitungan Validitas Soal Siklus I

No.Item Soal r hitung r tabel Symbol Asteriks (*/**) Taraf Signifikan Taraf Signifikan yang diperoleh Keterangan 1. 0,552 0,355 ** 0.01 0.001 Valid 2. 0,364 0,355 * 0.05 0.044 Valid 3. 0,279 0,355 0.05 0.129 Tidak Valid 4. 0,379 0,355 * 0.05 0.036 Valid 5. 0,282 0,355 0.05 0.125 Tidak Valid 6. 0,331 0,355 0.05 0.068 Tidak Valid 7. 0,537 0,355 ** 0.01 0.002 Valid 8. 0,781 0,355 ** 0.01 0.000 Valid 9. 0,187 0,355 0.05 0.314 Tidak Valid 10. 0,696 0,355 ** 0.01 0.000 Valid 11. 0,537 0,355 ** 0.01 0.002 Valid 12. 0,336 0,355 0.05 0.064 Tidak Valid 13. 0,592 0,355 ** 0.01 0.000 Valid 14. 0,213 0,355 0.05 0.250 Tidak Valid 15. 0,781 0,355 ** 0.01 0.000 Valid 16. 0,272 0,355 0.05 0.139 Tidak Valid 17. 0,537 0,355 ** 0.01 0.002 Valid 18. 0,486 0,355 ** 0.01 0.006 Valid 19. 0,626 0,355 ** 0.01 0.000 Valid 20. 0,604 0,355 ** 0.01 0.000 Valid 21. 0,379 0,355 * 0.05 0.036 Valid 22. 0,133 0,355 0.05 0.476 Tidak Valid 23. 0,253 0,355 0.05 0.170 Tidak Valid 24. 0,362 0,355 * 0.05 0.045 Valid 25. 0,748 0,355 ** 0.01 0.000 Valid 26. 0,372 0,355 * 0.05 0.039 Valid 27. 0,563 0,355 ** 0.01 0.001 Valid 28. -0,014 0,355 0.05 0.945 Tidak Valid 29. 0,486 0,355 ** 0.01 0.006 Valid 30. 0,475 0,355 ** 0.01 0.007 Valid

Soal ini diujicobakan pada 31 siswa. Setelah diujikan peneliti mendapat 20 soal yang valid. Peneliti menggunakan 20 soal yang valid ini menjadi soal evaluasi siklus I. Setelah peneliti mendapatkan soal yang akan dipergunakan untuk evaluasi siklus I, peneliti menyusun kembali kisi-kisi soal pada siklus I, yaitu:

Tabel 9. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I

No. Indikator Nomor

Soal

Jumlah soal

1. Menyebutkan bentuk keputusan bersama 1, 4, 6, 7, 15, 16, 20

7

2. Memberi contoh bentuk keputusan bersama 5, 9, 12, 13, 14, 17

6

3. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalam penyelesaian masalah

2, 3, 8, 10, 11, 18, 19

7

Jumlah Soal 20 Peneliti juga melakukan ujicoba soal untuk evaluasi siklus II. Peneliti melakukan ujicoba di SDN Karangjati. Soal yang diujicobakan pada siswa kelas VI SDN Karangjati dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 125. Setelah diujikan di lapangan dan memperoleh hasil, peneliti kemudian menghitung validitas soal dengan menggunakan program SPSS 16.0. Beikut ini adalah hasil perhitungan validitas soal instrumen yang diujikan pada siswa pada siklus II

Tabel 10. Perhitungan Validitas Soal Siklus II No.Item Soal r hitung r tabel Symbol Asteriks (*/**) Taraf Signifikan Taraf Signifikan yang diperoleh Keterangan 1. -0,071 0, 361 0.05 0.709 Tidak Valid 2. 0,477 0, 361 ** 0.01 0.008 Valid 3. -0,012 0, 361 0.05 0.949 Tidak Valid 4. 0,558 0, 361 ** 0.01 0.001 Valid 5. 0,583 0, 361 ** 0.01 0.001 Valid 6. 0,205 0, 361 0.05 0.278 Tidak Valid 7. 0,511 0, 361 ** 0.01 0.004 Valid 8. 0,186 0, 361 0.05 0.325 Tidak Valid 9. 0,119 0, 361 0.05 0.530 Tidak Valid 10. 0,467 0, 361 ** 0.01 0.009 Valid 11. 0,599 0, 361 ** 0.01 0.000 Valid 12. 0,256 0, 361 0.05 0.172 Tidak Valid 13. 0,163 0, 361 0.05 0.390 Tidak Valid 14. 0,726 0, 361 ** 0.01 0.000 Valid 15. -0,026 0, 361 0.05 0.891 Tidak Valid 16. 0,716 0, 361 ** 0.05 0.000 Valid 17. 0,222 0, 361 0.05 0.238 Tidak Valid 18. 0,454 0, 361 * 0.05 0.012 Valid 19. 0,695 0, 361 ** 0.01 0.000 Valid 20. 0,000 0, 361 0.05 1.000 Tidak Valid 21. 0,006 0, 361 0.05 0.976 Tidak Valid 22. 0,567 0, 361 ** 0.01 0.001 Valid 23. 0,396 0, 361 * 0.05 0.030 Valid 24. 0,695 0, 361 ** 0.01 0.000 Valid 25. 0,023 0, 361 0.05 0.903 Tidak Valid 26. 0,310 0, 361 0.05 0.095 Tidak Valid 27. 0,442 0, 361 * 0.05 0.015 Valid 28. 0,339 0, 361 0.05 0.067 Tidak Valid 29. 0,339 0, 361 0.05 0.067 Tidak Valid 30. 0,322 0, 361 0.05 0.083 Tidak Valid 31. 0,436 0, 361 * 0.05 0.016 Valid 32. 0,592 0, 361 ** 0.01 0.001 Valid 33. 0,467 0, 361 ** 0.01 0.009 Valid 34. 0,599 0, 361 ** 0.01 0.000 Valid 35. 0,256 0, 361 0.05 0.172 Tidak Valid 36. 0,812 0, 361 ** 0.01 0.000 Valid 37. -0,186 0, 361 0.05 0.001 Tidak Valid 38. 0,283 0, 361 0.05 0.325 Tidak Valid 39. 0,740 0, 361 ** 0.01 0.000 Valid 40. 0,145 0, 361 0.05 0.443 Tidak Valid

Peneliti melakukan ujicoba soal siklus II ini pada 30 siswa. Dari 40 soal yang diujikan, peneliti mendapatkan 20 soal yang valid. Karena peneliti telah

mendapatkan jumlah soal yang valid sesuai keinginan yaitu mencangkup semua indikator yang akan dinilai, maka peneliti tidak perlu melakukan validasi kepada expert judgment dan juga tidak perlu melakukan ujicoba soal ulang. Peneliti menggunakan 20 soal yang valid ini menjadi soal evaluasi siklus II. Setelah peneliti mendapatkan soal yang akan dipergunakan untuk evaluasi siklus II, peneliti menyusun kembali kisi-kisi soal pada siklus II, yaitu:

Tabel 11. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II

No. Indikator Nomor

Soal

Jumlah soal

1. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalah hidup bersama dalam lingkungan

1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 17, 18,19

12 2. Terbiasa mematuhi hasil keputusan bersama 5, 8, 12, 13, 14, 15,

16, 20

8 Jumlah Soal 20

3.6.2 Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumrn tersebut sudah baik. Menurut Masidjo (1995:209) reliabilitas suau tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Dalam penelitian ini, reliabilitas ditempuh atau diujikan di lapangan. Untuk penentuan reliabilitas hanya item-item soal yang valid saja yang akan dihitung reliabilitas. Soal yang valid itu adalah 20 soal evaluasi siklus I dan 20 soal evaluasi siklus II.

Perhitungan reliabilitas pada soal pilihan ganda ini dihitung menggunakan SPPS 16.0. Hasil perhitungan reliabilitas tes siklus 1 menunjukkan 0,876. Menurut kriteria klasifikasi reliabilitas instrumen, hasil perhitungan tersebut ada pada koefisien korelasi 0,71-0,90 maka dapat dikatan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tersebut masuk pada kriteria tinggi. Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas siklus II menunjukkan hasil 0,906 atau 0,91. Menurut kriteria klasifikasi reliabilitas instrumen, hasil perhitungan tersebut ada pada koefisien korelasi 0,91-1.00 maka dapat dikatan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tersebut masuk pada kriteria sangat tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12. Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus I Case Processing Summary

N %

Cases Valid 31 100.0

Excludeda 0 .0

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .876 20

Tabel 13. Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus II Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0 Total 30 100.0

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.906 20

Tabel 14. Kriteria Klasifikasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41- 0,70 Cukup

0,21- 0,20 Rendah

Negatif- 0,20 Sangat rendah

Sumber: Masidjo, hal 209

Dokumen terkait