• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

9. Value of Risk Adjusted Performance

Value of Risk Adjusted Performance adalah suatu metode penilaian kinerja suatu reksa dana dengan memasukkan faktor risiko untuk dibandingkan dengan return yang dihasilkan. Metode yang termasuk dalam risk adjusted performance (Tandelilin, 2001:324) adalah :

a) Metode Sharpe

Metode Sharpe (reward to variability ratio) dikembangkan oleh William Sharpe. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungan pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai tolak ukur, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio (sama dengan selisih rata-rata tingkat keuntungan portofolio dengan rata-rata bunga bebas risiko) dengan standar deviasinya (risiko total).

b) Metode Treynor

Metode Treynor (reward to volatility ratio) merupakan ukuran kinerja porofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor. Pada indeks Treynor kinerja portofolio dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaan dengan indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai tolak ukur dan bukan garis pasar modal seperti indeks Sharpe. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis (diukur dengan beta).

c) Metode Jensen

Metode ini didasarkan pada konsep security market line yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi bebas risiko. Security market line memperlihatkan hubungan antara systematic risk dan expected return suatu portofolio pada saat pasar dalam keadaan ekuilibrium. Security market line merupakan kemiringan dari beta atau suatu garis regresi dengan intercept-nya (Rf) dan slopnya dinyatakan sebagai ßm.

10.Time Weighted Rate of Return

Time Weighted Rate of Return adalah suatu perhitungan kinerja return dengan memperhitungkan periode investasi (adanya efek compounding). Time Weighted Rate of Return digunakan dalam perhitungan kinerja investasi untuk tujuan perbandingan, misalnya dengan portofolio lain atau dengan tolok ukur. Kinerja reksa dana sebagaimana dimuat dalam Fund Fact Sheet dihitung dengan menggunakan metode ini. Kinerja reksa dana dengan menggunakan metode ini dinyatakan dalam satuan holding period return (HPR) mingguan (Pratomo dan Nugraha, 2009:192-194).

11.Tolak Ukur (Benchmark)

Benchmark adalah tolak ukur kinerja pasar untuk menilai dan membandingkan dengan kinerja reksa dana. Dalam penelitian ini, benchmark yang dipakai adalah obligasi Pemerintah yang dinilai melalui indeks Indonesia Government Securities Yield Curve (IGSYC) mingguan dengan tenor 5 tahun terbitan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). IGSYC merupakan kurva imbal hasil dari instrumen Surat Utang Negara (SUN) Indonesia. IBPA adalah Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) independen di Indonesia yang fokus melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar untuk instrumen Surat Utang Negara (SUN), SUKUK dan Efek lain. IBPA memperoleh ijin LPHE dari Bapepam-LK pada Agustus 2009 dan menerbitkan harga pasar wajar baik untuk obligasi Pemerintah maupun obligasi korporasi yang diterbitkan dalam mata uang rupiah.

12.Obligasi

Obligasi merupakan surat tanda utang kepada kreditor berupa perorangan atau lembaga seperti yang tertera pada surat obligasi yang di dalamnya tercantum bunga yang harus dibayarkan, termasuk ketentuan pengembalian pokok dan angsuran pinjaman pada saat jatuh tempo (Harmono, 2009:50). Obligasi merupakan produk investasi jangka menengah yang memiliki jatuh tempo 3 sampai 10 tahun. Keuntungannya, investor mendapatkan bunga

(kupon) yang dibayarkan setiap 1, 3, atau 6 bulan. Obligasi ditawarkan pada saat penerbitan perdana di pasar primer namun dapat diperjualbelikan sebelum jatuh tempo di pasar sekunder. Lisa Soemarto (2011:20) membagi obligasi ke dalam beberapa jenis, antara lain :

a) Obligasi Pemerintah : Surat Utang Negara (SUN)

Undang-Undang No. 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara Bab I Ketentuan Umun Pasal 1, Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

b) Obligasi Korporasi atau Swasta

Obligasi korporasi atau swasta merupakan surat utang yang diterbitkan oleh korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya.

c) Obligasi Ritel Indonesia (ORI)

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) adalah obligasi Pemerintah yang dijual secara ritel kepada individu atau perorangan yang memiliki keterbatasan modal dengan harga yang relatif murah.

d) Obligasi Korporasi atau Swasta Syariah

Obligasi Korporasi atau Swasta Syariah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya yang berdasarkan prinsip syariah Islam.

e) Obligasi Sukuk Ritel (SUKRI)

Obligasi Sukuk Ritel merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset surat berharga syariah negara, yang dijual kepada individu (ritel) atau perseorangan melalui agen penjual dengan volume minimum yang ditentukan.

13.Penilaian Kinerja Pasar (Obligasi) a) Metode pengukuran kinerja obligasi

Nilai obligasi adalah present value dari semua aliran kas yang diperoleh investor dari obligasi (bunga dan pokok pinjaman). Yield obligasi merupakan ukuran return yang akan diterima investor obligasi yang cenderung bersifat tidak tetap, tergantung tingkat return yang disyaratkan investor. Menurut Deden Mulyana (2009), yield obligasi dapat dinilai dengan metode :

1) Nominal yield, ditunjukkan oleh besarnya kupon obligasi.

2) Current yield, ditunjukkan oleh rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar obligasi.

3) Yield to call (YTC) adalah ukuran tingkat return yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga waktu obligasi tersebut di-call.

4) Yield to maturity (YTM) adalah ukuran tingkat return yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo.

5) Realized (horizon) yield adalah tingkat return yang diharapkan investor dari suatu obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya.

b) Standar pemeringkatan kelayakan obligasi

Untuk mengetahui tingkat kelayakan obligasi, penulis merujuk pada tiga perusahaan pemeringkat independen pada investasi obligasi, yaitu : 1) PEFINDO

PT. PEFINDO atau PT Pemeringkat Efek Indonesia didirikan pada tanggal 21 Desember 1993 di Jakarta melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usaha dari BAPEPAM dengan nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang Pasar Modal di Indonesia. Tugas utama PEFINDO adalah menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat utang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Selain itu, PEFINDO juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan Efek yang

terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya (PEFINDO, 2010. http://new.pefindo.com/)

Tabel II.1. : Rating Obligasi Menurut PEFINDO

Rating Penjelasan

AAA

Menunjukkan kemampuan obligasi yang relatif superior dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya.

AA

Menunjukkan kemampuan obligasi yang relatif sangat kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya.

A

Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya.

BBB

Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif memadai dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya.

BB

Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif agak lemah dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya.

B

Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif lemah dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya.

CCC

Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif tidak mampu dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya.

D Menunjukan Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha.

2) Moody’s Investor Services

Moody's Investors Service adalah perusahaan yang menyediakan jasa analisis keuangan dan analisis risiko atas lembaga usaha dan lembaga pemerintah. Perusaahan ini juga memberikan peringkat atas kelayakan kredit dari peminjam dengan menggunakan peringkat standar. Perusahaan ini memiliki kontibusi sebesar 40% terhadap pangsa pasar pemeringkat kredit dunia. Pada bulan Januari 1977, Moody's melakukan akuisisi atas 99% saham PT Kasnic Rating Indonesia dan menjadikannya sebagai anak perusahaan Moody's Corporation dengan nama PT Moody's Indonesia, yang merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang diakui oleh otoritas keuangan di Indonesia seperti Bank Indonesia dalam melakukan pemeringkatan atas surat utang perbankan yang digunakan sebagai standar kriteria dalam pengawasan perbankan (Moody's Investors Service, Inc. 2013. disarikan oleh Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Moody's/).

Tabel II.2. : Rating Obligasi Menurut Moody’s

Rating Penjelasan

Aaa Kualitas terbaik, risiko kecil, emiten dapat diandalkan. Aa Kualitas tinggi dengan risiko jangka panjang yang

sedikit lebih tinggi.

A Kualitas tinggi hingga menengah, agak rentan terhadap kondisi perekonomian.

Baa Kualitas menengah, jangka pendek cukup memadai namun tidak untuk jangka panjang.

Ba Ada unsur spekulatif dengan tingkat keamanan moderat tetapi tidak ada jaminan keamanan.

B Mampu membayar sekarang namun dengan risiko macet di masa mendatang.

Caa Kualitas rendah dengan kemungkinan gagal bayar di masa mendatang.

Ca Kualitas rendah dengan spekulasi tinggi, kemungkinan gagal bayar sangat besar.

C Urutan terendah, prospek pembayaran rendah meskipun masih mungkin terbayar.

- Tidak mampu membayar bunga.

Sumber : Pratomo dan Nugraha (2009:163)

3) Standard & Poor’s

Standard & Poor's atau juga dikenal dengan sebutan (S&P) adalah salah satu anak perusahaan dari McGraw-Hill, merupakan perusahaan pemeringkat atas saham dan obligasi. Standard & Poor's menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa keuangan dimana produk yang dihasilkannya berupa peringkat kredit, penelitian saham (ekuitas), indeks S&P, keuangan, solusi risiko, jasa kepatuhan, evaluasi, layanan data. S&P merupakan salah satu dari 3 perusahaan besar dalam industri pemeringkatan Efek bersama Moody's dan Fitch Ratings (Standard & Poor’s Financial Services LLC. 2013. Disarikan oleh Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Standard_and_Poor's/).

Tabel II.3. : Rating Obligasi Menurut Standard and Poor’s

Rating Penjelasan

AAA Kualitas terbaik, risiko kecil, emiten dapat diandalkan. AA Kualitas tinggi dengan risiko jangka panjang yang

sedikit lebih tinggi.

A Kualitas tinggi hingga menengah, agak rentan terhadap kondisi perekonomian.

BBB Kualitas menengah, jangka pendek cukup memadai namun tidak untuk jangka panjang.

BB Ada unsur spekulatif dengan tingkat keamanan moderat tetapi tidak ada jaminan keamanan. B Mampu membayar sekarang namun dengan risiko

macet di masa mendatang.

CCC Kualitas rendah dengan kemungkinan gagal bayar di masa mendatang.

CC Kualitas rendah dengan spekulasi tinggi, kemungkinan gagal bayar sangat besar.

C Urutan terendah, prospek pembayaran rendah meskipun masih mungkin terbayar.

K Tidak mampu membayar bunga.

Dokumen terkait