• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Independen

Dalam dokumen Microsoft Word Tesis Purwanto S4111014 (Halaman 40-49)

METODE PENELITIAN

E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

2. Variabel Independen

a. Reputasi Underwriter

Variabel reputasi underwriter ini menggambarkan kualitas dari penjamin

emisi. Dalam penelitian ini, penilaian variabel reputasi underwriter

menggunakan dummy va ria ble. Menurut Rinaldo (2009), apabila

underwriter termasuk dalam top ten bróker berdasarkan frekuensi perdagangan selama periode 2002-2011 maka dikategorikan sebagai

underwriter berkualitas. Jika perusahaan yang listing pada periode 2002-

2011 dijamin oleh salah satu underwriter yang masuk top ten bróker

maka diberi angka 1 dan jika tidak, diberi angka 0. b. Reputasi Auditor

Reputasi auditor diukur berdasarkan frekuensi auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan publik. Auditor yang

digunakan adalah yang termasuk dalam kategori empat besar (big four).

Variabel ini menggunakan variabel dummy. Menurut Ardiansyah (2004),

four” diberi skala 1 dan bila emiten tidak menggunakan auditor yang

termasuk dalam kategori “big four” diberi skala 0.

c. Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan ini diukur dengan melihat total asset/aktiva yang dimiliki perusahaan emiten pada tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing. Proksi dari variabel ini menggunakan bentuk logaritma natural, Ardiansyah (2004); Amelia dan Saftiana (2007).

d. Fina ncia l Levera ge

Merupakan tingkat resiko dari perusahaan yang diukur dengan membandingkan total kewajiban perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan tahun terakhir sebelum melakukan IPO, Ardiansyah

(2004). Nilai Fina ncia l Levera ge dapat diukur dengan rumus :

Fina ncia l Levera ge = 100% _ tan _ x Aktiva Tota l g Hu Tota l

e. Return on Tota l Assets (ROA)

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan cara

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Variabel profitabilitas

perusahaan ini diukur dengan melihat Ra te of Return on Tota l Assets

(ROA) yang dimiliki perusahaan emiten pada tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing, Ardiansyah (2004). Nilai ROA dapat diukur dengan rumus :

Ra te of Return on Tota l Assets (ROA) = 100% _ _ _ _ x Asset Tota l Ta x After Income Net

f. Return on Equity (ROE)

Variabel profitabilitas perusahaan ini diukur dengan melihat Ra te of Return on Equity (ROE) yang dimiliki perusahaan emiten pada tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing, Amelia dan Saftiana (2007). Nilai ROE dapat diukur dengan rumus :

Ra te of Return on Equity (ROE) = 100%

_ _ _ _ x Equity Tota l Ta x After Income Net F. Metode Analisis

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Menurut Ghozali (2001:83), pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antar variabel – variabel independen yang akan digunakan dalam persamaan regresi atau

dengan menghitung nilai tolerance dan VIF (Va ria nce Inflation Fa ctors).

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas adalah nol Ghozali (2001:81). Suatu variabel menunjukkan gejaal multikolinearitas bisa dilihat dari nilai tolerance dan Va riance Inflation Fa ctor (VIF). Batas nilai toleransi adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Apabila nilai toleransi kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan va riance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisias.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), yaitu dengan deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut.

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 dan sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas juga dapat dilakukan dengan melakukan Uji Glesjer, dilakukan dengan meregresikan nilai

tidak terdapat variabel yang signifikan maka disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). Menurut Ghozali (2001:67), pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi ada empat pedoman yaitu :

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan

(4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound

(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl)

atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

2. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, Sekaran (2003).

Untuk menguji hipotesis di atas digunakan model sebagai berikut : Y = β0 + β1RU + β2RA + β3 Ln TA+ β4LEVRG+ β5ROA + β6ROE + e Keterangan :

β0 = konstanta

Y = Initia l return (underpricing)

RU = Reputasi underwriter

RA = Reputasi auditor

TA = Ukuran perusahaan

LEVRG = Fina ncia l levera ge

ROE = Return On Equity (ROE)

β1- β6 = Koefisien regresi

e = Residual/kesalahan regresi

3. Uji Hipotesa

a. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui sigfnifikansi secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, fina ncia l

levera ge, return on a sset dan return on equity terhadap tingkat underpricing saham secara parsial

b. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui sigfnifikansi secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, financia l

levera ge, return on a ssets dan return on equity terhadap tingkat underpricing saham secara bersama-sama.

c. Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar proporsi pengaruh variabel independen yang dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi dinyatakan dalam prosentase.

BAB IV

Dalam dokumen Microsoft Word Tesis Purwanto S4111014 (Halaman 40-49)

Dokumen terkait