• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Locus of control

Locus of control merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan dari individu atas penentu hidupnya. Dimensi locus of control meliputi locus of control internal dan locus of control eksternal. Indikator dari locus of control mencakup : kebutuhan untuk dihargai, ingin dianggap kompeten, kesuksesan dalam berkarya, kebutuhan untuk mengontrol aktivitas orang lain, kebutuhan untuk berkuasa, keyakinan diri, menggantungkan pada diri sendiri/usaha sendiri, menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan, menggantungkan diri pada orang lain, kebutuhan untuk dicintai, kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan kepuasan fisik (menghindari sakit, mencari kesenangan jasmani). Berikut disajikan table operasionalnya:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Locus of Control

Dimensi Indikator No. Item

1. Recognition status (penghargaan status). 2. Dominance (dominasi).

a. Kebutuhan untuk dihargai b. Ingin dianggap kompeten c. Kesuskesan dalam berkarya d. Kebutuhan untuk mengontrol

aktifitas orang lain

4,5,10,14, 23

3. Independence (ketergantungan) . 4. Protection- dependensi (perlindungan- ketergantungan). 5. Love and affection (cinta dan kasih sayang). 6. Physical comfot (kenyamanan fisik).

e. Kebutuhan untuk berkuasa f. Keyakinan diri

g. Menggantungkan pada diri sendiri/usaha sendiri

h. Menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan

i. Menggantungkan diri pada orang lain

j. Kebutuhan untuk dicintai orang lain

k. Kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang.

l. Kebutuhan akan kepuasan fisik (menghindari sakit, mencari kesenangan jasmani).

8,9,11,13, 15,18,21, 2528 1,2,6 16,19,29 20,26 27

Pengukuran locus of control yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari instrumen yang pernah digunakan Indriantoro (1993) yang bersumber pada penelitian Rotter (1966). Pada penelitian ini, item pertanyaan yang mengukur locus of control terdiri dari 29 pertanyaan. Instrumen dibuat dalam bentuk format pilihan, yaitu pernyataan internal berpasangan dengan pernyataan eksternal. Nilai atau skor nol (0) diberikan untuk pernyataan eksternal yang dipilih, dan skor satu (1) untuk pernyataan internal yang dipilih. Jika total skor locus of control responden tinggi, maka responden tersebut cenderung memiliki internal locus of control, dan sebaliknya jika skor total locus of control resonden rendah, maka responden tersebut cenderung memiliki eksternal locus of control. Pengukuran locus of control pada penelitian didasarkan

pada skala nominal. Skor 1= locus of control internal, sedangkan skor 0= locus of control eksternal.

2. Kultur Keluarga

Kultur keluarga adalah suatu nilai- nilai yang dimiliki suatu masyarakat/keluarga yang merupakan hasil kajian/pengalaman yang berlangsung turun temurun. Kultur keluarga mempunyai beberapa dimensi, yaitu: power distance, collectivism vs individualism, femininity vs masculinity dan uncertainty avoidance. Indikator dari power distance, yaitu: aturan dan norma dalam keluarga, menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, orang tua mempunyai otoritas, dan ketergantungan. Indikator dari collectivism vs individualism, yaitu: demokrasi dalam keluarga, kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama, mampu mengelola keuangan, upacara keagamaantidak boleh dilupakan, merasa bersalah jika melanggar peraturan, dan keluarga menjadi tempat bersatunya keluarga. Indikator dari femininity vs masculinity, yaitu: relasi antara orang tua dan anak ada jarak, perbedaan peran orang tua, peran wanita lebih rendah dari pria, dan belajar bersama menjadi rendah hati. Indikator dari uncertainty avoidance, yaitu: toleransi terhadap situasi yang tidak pasti dan mempunyai inisiatif, keluarga menjadi tempat belajar, dan memiliki aturan. Berikut ini disajikan tabel operasionalnya:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Kultur Keluarga

No Dimensi Indikator No.

Item 1 Power

distance

a. Aturan dan norma dalam keluarga b. Menghormati orang tua dan orang

yang lebih tua

c. Orang tua mempunyai otoritas d. Ketergantungan 1 2 3 9 2 Collectivism vs individualism

a. Demokrasi dalam keluarga

b. Kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama

c. Mampu mengelola keuangan

d. Upacara keagamaan tidak boleh dilupakan

e. Merasa bersalah jika melanggar peraturan

f. Keluarga menjadi tempat bersatunya keluarga 5 6 7 8 10,11 4 3 Femininity vs masculinity

a. Relasi antara orang tua dan anak ada jarak

b. Perbedaan peran orang tua

c. Peran wanita lebih rendah dari pria d. Belajar bersama menjadi rendah hati

12 13 14 15 4 Uncertainty avoidance

a. Toleransi terhadap situasi yang tidak pasti dan mempunyai inisiatif

b. Keluarga menjadi tempat belajar c. Memiliki aturan

16 17 18

Pengukuran variabel kultur keluarga didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang ditanyakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju (SS) = 4; setuju (S) = 3; tidak setuju (TS) = 2; dan sangat tidak setuju (STS) =1

3. Variabel kultur sekolah

Kultur sekolah adalah suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kualitas kehidupan sekolah. Kultur sekolah mempunyai beberapa dimensi, yaitu: power distance, collectivism vs individualism, femininity vs masculinity dan uncertainty avoidance. Indikator dari power distance, yaitu: perlakuan guru terhadap proses pembelajaran, proses pembelajaran terpusat pada siswa, kesempatan bertanya, kebebasan menyampaikan kritik, komunikasi dua arah (di kelas), peran orang tua di sekolah, aturan dan norma di sekolah, pengembangan kemampuan dan bakat, dan orang tua diuntungkan dengan proses pembelajaran sekolah. Indikator dari collectivism vs individualism, yaitu: kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru, tingkat peerimaan diri oleh orang lain, sikap positif dalam mengerjakan tugas, dan tujuan berprestasi. Indikator dari femininity vs masculinity, yaitu: suasana kompetisi kelas, berorientasi pada prestasi, dan kompetesi guru. Indikator dari uncertainty avoidance, yaitu: tingkat penerimaan siswa dengan kekurangan guru, kejelasan guru dalam menerangkan, dan kedekatan hubungan antara guru, siswa dan orang tua. Berikut ini disajikan tabel operasionalnya:

Tabel 3.3

Operasional Variabel Kultur Sekolah

No Demensi Indikator No. Item

1 Power distance

a. Perlakuan guru terhadap proses pembelajaran

b. Proses pembelajaran terpusat pada siswa

c. Kesempatan bertanya

d. Kebebasan menyampaikan kritik e. Komunikasi dua arah (di kelas) f. Peran orang tua di sekoah g. Aturan dan norma di sekolah h. Pengembangan kemampuan dan

bakat

i. Orang tua diuntungkan dengan proses pembelajaran sekolah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 Collectivism vs individualism a. Kebebasan mengungkapkan pendapat

b. Penyelesaian tugas dari guru c. Tingkat peerimaan diri oleh orang

lain

d. Sikap positif dalam mengerjakan tugas e. Tujuan berprestasi 10 11 12 13 14 3 Femininity Vs Masculinity

a. Suasana kompetensi kelas b. Berorientasi pada c. Tujuan berprestasi 14 16 17 4 Uncertainty avoidance

a. Tingkat penerimaan siswa dengan kekurangan guru

b. Kejelasan guru dalam menerangkan

c. Kedekatan hubungan antara guru, siswa dan orang tua

18 19 20

Pengukuran variabel kultur sekolah didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikatornya dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju

(SS) = 4; setuju (S) = 3; tidak setuju (TS) = 2; dan sangat tidak setuju (STS) =1

4. Variabel Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain. Dimensi kecerdasan emosional meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Indikator dari kesadaran diri, yaitu: mengenali emosi sendiri, mengetahui kekuatan diri, mengetahui keterbatasan diri dan keyakinan harga diri dan kemampuan sendiri. Indikator dari pengaturan diri, yaitu: mengelola emosi dan dorongan negatif, menjunjung norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan dan terbuka dengan ide- ide serta informasi baru. Indikator dari motivasi, yaitu: dorongan untuk menjadi lebih baik, menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok/organisasi, kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan serta kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan. Indikator dari empati, yaitu: memahami perasaan orang lain, mengembangkan yang lain, menciptakan kesempatan- kesempatan melalui pergaulan dengan berbagai macam orang serta membaca hubungan antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok. Indikator dari keterampilan sosial, yaitu: kemampuan untuk melakukan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang

jelas, kemampuan menyelesaikan persoalan, semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi dan kemampuan tim. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasinya:

Tabel 3.4

Operasional Variabel Kecerdasan Emosional

No Dimensi Indikator No. Item

1. Kesadaran diri

a. Mengenali emosi sendiri b. Mengetahui kekuatan diri c. Mengetahui keterbatasan diri

d. Keyakinan harga diri dan kemampuan sendiri 1,2 3 4 2. Pengaturan diri

a. Mengelola emosi dan dorongan negatif

b. Menjunjung norma kejujuran dan integritas

c. Bertanggung jawab atas kinerja pribadi

d. Luwes terhadap perubahan

e. Terbuka dengan ide- ide serta informasi baru 5 6 7 8 9 3. Motivasi a. Dorongan untuk menjadi lebih baik

b. Menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok/organisasi

c. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan

d. Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan

10 11 12 13 4. Empati a. Memahami perasaan orang lain

b. Mengembangkan yang lain

c. Menciptakan kesempatan- kesempatan melalui pergaulan dengan berbagai macam orang d. Membaca hubungan antara keadaan

emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok

e. Menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam- macam orang 14 15 16 17 18 5. Keterampila a. Kemampuan untuk melakukan

persuasi.

n sosial b. Mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas

c. Kemampuan menyelesaikan persoalan

d. Semangat leadership e. Kolaborasi dan kooperasi f. Kemampuan tim

g. Kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama

h. Menumbuhkan hubungan sebagai alat 20 21 22 23 24 25 26 27

Pengukuran variabel kecerdasan emosional didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala Likert, yaitu sangat setuju (SS)=4; setuju (S)=3; tidak setuju (TS)=2; dan sangat tidak setuju (STS)=1.

5. Variabel Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai/angka hasil tes yang diberikan oleh guru. Pihak sekolah mencatat nilai ini dalam buku raport. Nilai pada buku raport akan digunakan sebagai penilaian prestasi belajar dari nilai yang ada pada semester satu kelas 3 SMP. Untuk mengukur prestasi belajar digunakan acuan dalam penilaian dengan menggunakan PAP II.

Dokumen terkait