• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.10 Variabel

Adapun variable penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:

Variable independent (bebas)

 Kualitas produk( X1)

 Penetapan Harga (X2)

 Saluran distribusi (X3)

 Sales Promotion (X4)

 Service (X5)

Variable dependent (terikat)

 Penjualan (Y)

h1

Berdasarkan pada teori-teori dan pendapat para pakar tersebut di atas maka dapat disusun sebuah kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

variable independent (bebas) variable dependent (terikat)

2.12 Operasional Variabel

Table 2.2 Konsep Operasional Variabel

NO Defenisi Variabel Indikator

1 Penjualan (Y), kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari pembelian untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jdi, kegiatan pembelian dan penjualan merupakan satu kesatuan untuk dapat terlaksananya suatu transaksi. Menurut Assauri (2004:9)

Kualitas Produk (X1) Penetapan Harga (X2) Saluran Distrbusi (X3) Sales Promition (X4)

Penjualan (Y)

Service (X5)

2 Kualitas Produk (X1) : menyatakan bahwa “ kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lain”. Bila suatu produk telah menjalankan semua fungsi-fungsinya dapat di katakana sebagai produk yang berkualitas baik. Kotler dam Amstrong (2008:347),

Harga suatu barang atau jasa merupakan faktor penentu bagi permintaan pasar, disamping itu jasa akan mempengaruhi posisi perusahaan dalam persaingan dan pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan (Buchari Alma,2004:125)

1. Harga dibandingkan dengan kualitas 2. Harga dibandingkan

dengan merek lain/

pesaing

3. Potongan pembelian (Diskon) lebih besar dari pesaing

4. Potongan tunai secara langsung

5. Perubahan Harga 4 Saluran Distribusi (X3) :

Kegiatan pemasaran yang berusaha mempelancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan seperti lokasi pembelian, tokko-toko dan ketepatan Waktu (Assauri :2004)

Sesuatu Kegiatan memberitahukan (information), membujuk (persuation), dan mempengaruhi (influence). (William J.

Stanton, 2008)

harga/hadiah Langsung

3. Personal Selling (Salesman)

6 Service (X5), pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Menurut Moenir (2006: 26),

1. Pelayanan dalam

Berdasarkan latarbelakang penelitian dan perumusan masalah di atas, maka penulis memberikan hipotesis sebagai berikut:

1. HA1 Diduga faktor kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan TVMerk Sharp pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru.

2. HA2 Diduga faktor harga berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan TVMerk Sharp pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru.

3. HA3 Diduga faktor promosi berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan TVMerk Sharp pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru.

4. HA4 Diduga faktor distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan TVMerk Sharp pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru.

5. HA5 Diduga faktor pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan TVMerk Sharp pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru.

6. HA6 Diduga faktor kualitas produk, harga, promosi, distribusi, dan pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan TVMerk Sharp pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang industry elektronika pada Bulan Januari 2013 yang bertempat pada PT. Sharp Elektronik Indonesia Cabang Pekanbaru yang berlokasi di jalan Arengka II Komplek Pergudangan Avian Blok G No 2 Pekanbaru-Riau.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

Dalam membuat penelitian ini penulis memerlukan data dan informasi yang lengkap. adapun jenis dan sumber data yang di perlukan terdiri dari:

a. Data Primer, yaitu data yang di kumpulkan secara langsung dari objek penelitian. adapun data primer ini meliputi harga, kualitas produk, dan promosi yang dilakukan perusahaan.

b. Data Skunder, yaitu data yang sudah tersedia pada PT. sharp elektronik Indonesia yang meliputi jumlah penjualan barang industry elektronik, sejarah singkart perusahaan, struktur organisasi beserta aktifitas perusahaan.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di

34

tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari kemudian di tarik kesimpulannya.(Sugiono, 2009).Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen PT. Sharp Electronic Indonesia Cabang Pekanbaru yang membeli TV merk Sharp pada tahun 2012 tengan total penjualan berjumlah 14.241 orang. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karak teristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.(Sugiono, 2009). karena keterbatasan dana dan waktu yang penulis miliki, maka penulis mengambil sampel dari populasi tersebut dengan menggunakan rumus slovin yaitu; (Prasetyo dan Jannah, 2005:137).

= 1 + ∙ Keterangan:

n = besaran sampel

N = besaran populasi e = nilai kritis

Maka di peroleh sampel sebagai berikut:

= 1 + .

= 14.241

1 + 14.241(10% )

= 14.241 1 + 14.241(0,01)

= 14.241 1 + 142.41

= 14.241 143.41

= 99.30 dibulatkan menjadi 100 orang.

Jadi, sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Adapun cara yang digunakan dalam pengambilan sampel ini dengan mengunakan metode Purposive Sampling (teknik sampling bertujuan) yaitu:

teknik yang digunakan untuk mengambil anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. (Usman dan Akbar, 2006:186)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan melakukan:

a. Interview

Adalah metode pengumpulan data dimana penulis melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan objek penelitian.

b. Kuesioner

Adalah suatu metode pengumpulan data yang di aplikasikan dengan menggunakan bantuan daftar pertanyaan yang telah diformulasikan mengacu kepada indicator penelitian, disebarkan kepada responden yang diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Uji kualitas data

Menurut Haryanto (2003:20) kualitas data penelitian suatu hipotesis sangat tergantung pada kualitas data yang di pakai di dalam penelitian tersebut.Kualitas data penelitian ditentukan oleh instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk menghasilkan data yang berkualitas.

a. Uji Validitas Data

Uji validitas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur benar-benar cocok atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan.Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar cocok untuk di gunakan dalam penelitian ini.

Uji validitas ini penting dilakukan guna untuk mengetahui kedekatan pertanyaan yang di ajukan kepada responden. Jika pertanyaan tidak memiliki hubungan kedekatan atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan variael yang akan kita ukur, maka pertanyaan atau angket tersebut dianggap tidak layak untuk di ukur.

Hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang di kumpulkan dengan data yang terjadi pada objek yang diteliti. Instrument valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) valid berarti instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus diukur.

Apabila kriteria pengambilan keputusan uji validitas untuk setiap pertanyaan adalah nilai r hitung harus berada di atas 0.3 .hal ini dikarenakan jika r hitung lebih kecil dari 0.3, berarti item tersebut memiliki hubungan yang lebih rendah dengan item-item pertanyaan lainnya dari pada variable yang di teliti, sehingga item tersebut dinyatakan tidak valit (Sugiono, 2009:48).

b. Uji Reabilitas Data

Uji realibilitas adalah suatu uji yang di gunakan untuk mengukur suatu tingkat kestabilan suatau alat pengukur dalam mengukur suatu gejala atau kejadian.Pengujian realibilitas dilakukan untuk mengatahui apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian.

Adapun kriteria pengambilan keputusan uji reabilitas adalah dengan melihat nilai cronbach alpha (∝)untuk masing-masing variable. Dimama suatu variable dinyatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha >0,60.

c. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate khususnya jika tujuannya adalah inferensi.Tujuannya adalah untuk menguji apakah dalam bentuk regresi, variable devenden dengan variable indevenden mempunyai

distribusi normalatau tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Pengujian yang dilakukan dengan melihat penyebaran data(titik) pada sumbu diagonal dari scatterplot, dasar pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyeber jauh dari regresi atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

d. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakan hasil estimasi regresi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala multikolineritas yang mengakibatkan hasil regresi yang diperoleh tidak vailid dan akhirnya hasil tersebut tidak dapat di pergunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis dan penarikan kesimpulan. Tiga asumsi klasik yang perlu di perhatikan adalah:

1. Uji Multikolonieritas

Tujuan utama adalah untuk menguju apakah pada model regresi di temukan adanay korelasi antara variable independen digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dalam penelitian adalah dengan

menggunakan Variance Inflation Factor(VIF) yang meruoakan kebalikan dari toleransi sehingga formulanya adalah sebagai berikut: = dimana R2merupakan koofisien determinasi. Bila korelasi kecil artinya menunjukkan nilai VIF akan besar. Bila VIF > 10 maka dianggap ada multikolonieritas dengan variable bebas lainnya.Sebaliknya VIF < 10 maka dianggap tidak terdapat multikolonieritas.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi antara anggota-anggota yang diserangkaikan pengamatan yang tersusun dalam time series pada waktu yang berbeda.Autokorelasi bertujan untukmenguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korlasi antara kesalahan penggangu pada periode t. jika ada berarti terdapat autokorelasi. Dalam penelitian ini keberadaan auto korelasi diuji dengan Durbin Watson dengan rumus sebagai berikut:

= ∑ −

Untuk menentukan batas tidak terjadinya autokorelasi dalam model regresi tersebut adalah du < d < 4 dimana du adalah batas atas dari nilai dDurbin Watson yang terdapat

pada tabel uji Durbin Watson. Sedangkan d merupakan nilai d Durbin Watson dari hasil perhitungan yang di lakukan. model regresi tidak mengendung masalah autokorelasi jika kriteria du < d < 4 – du terpenuhi.

3. Uji Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dalam model regresi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam bentuk regresi terjadi ketidak samaan varian dan dari suatu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan melihat pola tertentu pada grafik dimana sumbu Y adalah yang telah di prediksikan dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distandarized.

3.5.2 Teknik analisis data

Untuk menganalisa data penulis menggunakan metode regresi linier berganda, yaitu suatu metode statistic yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dan terikat yang dibantu dengan menggunakan program SPSS. Analisis linier berganda memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memasukan lebih dari satu variable yang ditujukan dengan persamaan:

= + + + + + +

Dimana:

= Penjualan

= Konstanta

. . = koefisien Regresi

= Kualitas Produk = Harga

= Promosi = Distribusi

= Servis

= Tingkat Kesalahan (error) 3.5.3 Uji-F

Uji-F di gunakan untuk menguji apakah semua variable bebas(X) secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variable terikat (Y).analisis uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung dan F tabel. Namun, sebelum membandingkan nilai F tersebut, harus di tentukan tingkat kepercayaan 1 − dan derajad kebebasan = − + 1 agar dapat nilai kritisnya. Adapun nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,05. Dimana kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah apabila F

hitung> Ftebal atau < maka dikatakan signifikan. Sebaliknya F hitung< F

tebal atau > maka dikatakan tidak signifikan.

3.5.4 Uji-T

Uji-T digunakan untuk mengetahui pegaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikat secara individual, serta untuk mengetahui variable bebas yang mempunyai pengaruh lebih kuat terhadap variable terikat dengan mengukur derajat hubungan antara variaber bebas dengan variable terikat dengan menganggap variable bebas lainya bersifat konstan. Pengujian dilakukan dengan dua arah (2 tail) dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dan dilakukan uji tingkat signifikan pengaruh hubungan variable independen secara individual terhadap variable dependen, dimana tingkat signifikasinya ditentukan sebesar 5% dan

= − .

Adapun kriteria pengembilan keputusan yang digunakan dalam pengujian ini adalah apabila T hitung> T tabel, maka hipotesis diterima, dengan katalain variable independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Sebaliknya, Thitung< Ttebalmaka hipotesis di tolak.

3.5.5 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase variable independen secara bersama-sama dapat di jelaskan variable dependen.Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Jika koefisien determinasi (R2) =1, artinya variable independen memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi veriabel-variabel dependen. Jika koefisien determinasi (R2) =0, artinya variable independen tidak mampu menjelaskan pengaruh variable-variabel yang di teliti.

Untuk mendapatkan hasil data dari variable tersebut, penulis mentransformasikan dari data kualitatif pada kuesioner yang di sebarkan kepada responden menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor atau bobot nilai pada kuesioner. Untuk menentukan nilai jawaban setiap pertanyaan di gunakan skala likert dengan lima alternative jawaban yaitu:

a. Sangat setuju, bobot nilai = 5

b. Setuju, bobot nilai = 4

c. Netral, bobot nilai = 3

d. Tidak setuju, bobot nilai = 2 e. Sangat tidak setuju, bobot nilai = 1

Dari hasil skor ini di lakukan analisis dengan menggunakan program SPSS.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. SejarahSingkat Perusahaan

PT.Sharp Electronics Indonesia atau SEID berdiri sejak tahun 1969 dengan pertama kali bernama PT.Yasonta didirikan oleh Bapak Martua R.

penggabean dan Bapak Jauw Tjong Kie. SEID merupakan perusahan manufakur yang bergerak di bidang elektronik dengan jumlah karyawan di SEID berjumlah 3.208 karyawan.

Produk yang di hasilkan berupa TV, kulkas, AC, mesin cuci, air purifier LCD, dan juga peralatan elektronik kecil atau small home appliances berupa mixcer, blender, vacum cleaner, dll.

Dengan berdirinya SEID di Indonesia pada tahun 1969, banyak hal yang sudah terjadi, di kembangkan, atau di berikan kepada masyarakat Indonesia, berikut sejarah singkat perusahan :

a. Tahun 1969 : PT Yasonta didirikan oleh Bpk. Martua R. Pengabeaan dan Bpk. Jauw Tjong Kie.

b. Juni 1970 : Sharp Corporation menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Yasonta untuk menjadi Agen Pemasaran dan Pabrik Perakitan untuk produk TV dan Audio di indonesia. PT Yasonta mendirikan pabrik perakitan partamanya untuk produk TV dan Audio di Jl. Swadaya 1V, Pulogadung, Jakarta Timur dengan luas area 89.367m2.

c. Maret 1970 : PT Yasonta mulai beroperasi.

d. March 1971 : Produksi pertama TV Hitam putih.

45

e. Tahun 1975 : PT Yasonta meproduksi pertama kalinya untuk TV Berwarna.

f. Tahun 1977 : PT Yasonta mendirikan anak perusahaan untuk pemasaran dengan nama Firma Teladan.

g. Tahun 1993 Sharp menjadi market leader untuk produk lemari es di Indonesia.

h. Juli 1994 : PT Yasonta dan Sharp Corp. Melakukan joint Venture dengan mendirikan PT Sharp Yasonta Indonesia.

i. Feb 2009 : peresmian SDSS di Bontang, kalimantan Timur.

j. Maret 2009 : peresmian SDSS Di rantauprapat, Sumatra Utara.

4.2. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan atau badan usaha baik yang bergerak didalam bidang ekonomi, hukum, sosial, dan lain-lainnya harus ada struktur organisasinya.

Karena dengan adanya struktur organisasi ini dapat diketahui hak dan tanggungjawab didalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaannya.

Suatu organisasi akan menjalankan kegiatannya dengan baik, bila mendapat dukungan dari semua staf/karyawan yang akan menjalankan tugas dan wewenangnya. Jadi organisasi merupakan salah satu faktor terpenting untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Proses pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan tersebut dibagi dalam tugas dan wewenang berdasarkan fungsi dan kedudukan masing-masing.

Pada PT. Sharp Electronics Indonesia cabang Pekanbaru pelaksanaan fungsi dan wewenang dibagi kedalam sebuah struktur organisasi sebagai berikut :

Sumber : PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru

Gambar 4.1. : Struktur/Bagan OrganisasiPT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru

Selanjutnya di PT. Sharp Electronics Indonesia cabang Pekanbaru telah membuat Job Description dari masing-masing jabatan sebagai berikut :

4.2.1. Branch Manager

Adalah pejabat tertinggi didaerah operasi cabang, mewakili direksi dalam melaksanakan rencana dan kebijakan direksi.

1. Tugas dan kewajiban :

 Mengembangkan organisasi operasional

Branch Manager

Chief Administrations

ADM

Ware House

Chief Teknisi Supervisor

ADM

Teknisi

Koordinator SDSS Salesman

 Menyusun rencana kerja

 Melaksanakan kegiatan kerja, diantara yaitu mengatur perlengkapan kantor, mengembangkan pemasaran, memberikan instruksi serta petunjuk kerja.

 Mengawasi pelaksanaan kegiatan kerja.

 Membuat evaluasi hasil kegiatan kerja.

2. Wewenang

 Dalam Bidang Personalia, yaitu :

 Menyeleksi calon pegawai dan bukan pegawai yang diperlukan.

 Mengusulkan kepada direksi : pengangkatan calon pegawai, kenaikan gaji berkala, kenaikan golongan, tingkat promosi, mutasi pegawai.

 Memberikan peringatan kepada pegawai yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

 Membuat dan menandatagani perjanjian keagenan.

 Dalam Bidang Keuangan

 Mengesahkan penerimaan dan pengeluaran kas yang bersifat rutin serta anggaran pembelanjaan cabang yang jumlahnya telah mendapat persetujuan dari direksi pelaksana.

3. Tanggungjawab

 Tercapainya syarat produksi cabang Pekanbaru yang ditargetkan oleh Direksi.

 Terselenggaranya administrasi yang baik.

 Tercapainya sasaran dan pengembangan organisasi.

 Terpeliharanya kekayaan perusahaan.

 Tercapainya perkembangan portofolio dan premi cabang.

4.2.2. Bagian Supervisor

- Mengontrolpekerjaandariseluruh salesman yang terdiridari 7 orang untukwilayahPekanbaru – Riau (dalamkotadanluarkota)

- Menganalisapasarsetiaphari yang akan di report ke BM - Mengontrolpenjualandantagihanmasing-masing salesman 4.2.3. Bagian Chief Administrasi

- Mengontrolseluruhpekerjaan staff administrasidanwerehouse - Report penjualanakhirbulan

- Mengontrolkeluarmasukbarang - Mengontroltagihan dealer - Mengontrolpengeluaran 4.2.4. Bagian Chief Teknisi

- Mengontrolpekerjaanseluruh staff devisi service

- Membuatlaporanbulanankunjunganteknisidalamkotamaupunluarkota - Mengontrol spare part setiap unit barang yang rusak

4.3. Aktivitas Perusahaan

Perkembangan teknologi dan informasi diera globalisasi saat ini saat ini sangat pesat dan sangat berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan, segala langkah antisipasi pengelolaan operasional perusahaan juga harus dapat

menyesuaikan dengan perubahan keadaan yang terjadi, maka orientasi operasional perusahaan pada “Customer Fokus” artinya seluruh gerakan pengelolaan organisasi pemasaran berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar sesuai dengan pasar sasaran.

PT. Sharp Electronics Indonesia cabang Pekanbaru, senantiasa menyediakan produk inovatif yang berkualitas prima dan memberikan pelayanan maksimal kepada dealer-dealer yang tersebar di seluruhProvinsi Riau danKepulauan Riau. Sampai saat iniselainmemperoduksitelevisi PT. Sharp Electronics tetap merupakan brand elektronik yang paling terkemuka dengan sederet produknya yang inovatif, mulai dari Televisi, AC, Kulkas, Mesin Cuci, dan lainnya.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan TV Merek Sharp Pada PT. Sharp Electronic Indonesia Cabang Pekanbaru”. Dalam penelitian ini terdapat 5 (lima) variable indevenden, yaitu: Produk, Harga, Saluran Distribusi, Sales Promotion Dan Service, dan untuk variabel devendennya adalah Penjualan.

Deskripsi karakteristik dari responden dalam panelitian ini meliputi pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin,. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 5.1 : Pekerjaan Responden

Pekerjaan Responden Jumlah Responden

Sumber: Data Primer Diolah. 2013

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa responden dengan pekerjaan wiraswasta lebih mendominasi dalam melakukan pembelian TV merek Sharp yaitu (34%). Sedangkan distribusi untuk PNS adalah senilai (31%).

Untuk pekerjaan yang tidak bisa disebutkan dalam penelitian ini didapatkan responden sebesar (21%) dan untuk pelajar/mahasiswa yang menjadi konsumen yang dijadikan sebagai responden ada sebesar (14%).

51

Tabel 5.2: Pendidikan Responden

Sumber: Data Primer Diolah. 2013

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa responden denan tingkat pendidikan SMP melakukan pembelian TV merek Sharp Sebanyak 14 orang.

Tingkat pendidika SMA sebanyak 21 orang, Diploma sebanyak 31 orang dan Sarjana sebanyak 34 orang. Hal ini menunjukkan bahwa TV merk Sharp memiliki kualitas yang baik, ini dapat dilihat dari banyaknya orang-orang yang berpendidikan yang menggunakan TV merek Sharp ini.

Tabel 5.3 : Jenis Kelamin Reponden Jenis Kelamin

Sumber: Data Primer Diolah. 2013

Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 51 orang atau 51% dan perempuan sebanyak 49 orang atau 49%. Jadi, yang lebih dominan dari jenis kelamin responden yaitu jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 51 orang atau 51%.

5.2. Deskripsi Variabel Penelitian 5.2.1 Variabel Produk

Pada variabel Produk 4 (empat) pernyataan yang mencerminkan indicator dari variabel Produk. Adapun pernyataan yang diajukan kepada responden dengan frekuensinya sebagai berikut:

Tabel 5.4: Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Produk

No Keterangan Prekuensi

jumlah

SS ST N TS STS

1 Produk TV merek Sharp memiliki berbagai macam variant ukuran

61 36 3 - - 100

61% 36% 3% - - 100%

2 Produk TV merek Sharp memiliki model/type yang sesuai dengan selera

konsumen dan sangat bagus

40 58 1 1 - 100

40% 58% 1% 1% - 100%

3 Reputasi merek Sharp di mata konsumen sangat baik dibandingkan

dengan merek pesaing.

35 62 3 - - 100

35% 62% 2% - - 100%

4 Layanan purna jual (garansi) dan ketersediaan sharp authorized service dealer pada sharp electronic Indonesia

cabang pekanbaru sangat baik

Sumber: Data Primer Diolah. 2013

Dari hasil penelitian dengan menggunakan SPSS 17.00, maka di dapatkan hasil bahwa 42.75% responden menyatakan sangat setuju, 54% respnden menyatakan setuju dan 2.75% menyatakan netral (ragu-ragu) dan 0.5%

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan produk TV Merk Sharp Pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Pekanbaru”

5.2.2 Variabel Harga

Pada variabel Harga 4 (empat) pernyataan yang mencerminkan indicator dari variabel harga. Adapun pernyataan yang diajukan kepada responden dengan frekuensinya sebagai berikut:

Tabel 5.5: Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga

No Keterangan Prekuensi

jumlah

SS ST N TS STS

1 Harga jual televise merek Sharp sesuai dengan kualitas yang

ditawarkan

35 62 3 - - 100

35% 62% 3% - - 100%

2 Meskipun harga televise merek sharp lebih mahal disbanding merek

lain, namun televise merek sharp dikenal sebagai produk yang

berkualitas

35 61 3 1 - 100

35% 61% 3% 1% - 100%

3 Potongan pembelian (diskon) televise sharp lebih baik dan

bersaing.

35 63 3 - - 100

35% 63% 3% - - 100%

4 Televise merek sharp jarang melakukan perubahan harga jual

atau relative stabil.

38 59 2 1 - 100

39% 59% 2% 1% - 100%

Jumlah 143 245 11 2 - 400

Persentase (%) 35.75% 61.25% 2.75% 0.5 - 100%

Sumber: Data Primer Diolah. 2013

Dari hasil penelitian dengan menggunakan SPSS 17.00, maka di dapatkan hasil bahwa 35.75% responden menyatakan sangat setuju, 61.25% respnden menyatakan setuju dan 2.75% menyatakan netral (ragu-ragu) dan 0.5%

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan produk TV Merk Sharp Pada PT. Sharp Electronics

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan produk TV Merk Sharp Pada PT. Sharp Electronics

Dokumen terkait