• Tidak ada hasil yang ditemukan

Verba Pengetahuan

Dalam dokumen Peran Semantis Verba Bahasa Batak Toba (Halaman 50-58)

BAB II PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA BATAK TOBA

2.2 Bentuk Peran Semantis Verba dalam Bahasa Batak Toba

2.2.1.2 Verba Pengetahuan

Verba ini sangat berhubungan dengan pengetahuan. Pada umumnya verba ini menghadirkan dua partisipan yang mempunyai relasi pelaku sebagai lokatif dan penderita sebagai tema.

Misalnya:

(56) Halak na mangantusi andung Pel:lok V Pend:tema

. (DTUA:311) ’Orang yang mengerti ratap tangis’

Orang yang mengerti ratap tangis. (57) Inong mangetong hepengna Pel:lok V Pend:tema

.

’Ibu menghitung uangnya’ Ibu menghitung uangnya.

Verba mangantusi ’mengerti’ menyatakan seseorang yang mengetahui sesuatu. Seseorang yang mengetahui itu disebabkan mungkin karena orang tersebut mempelajarinya sehingga orang tersebut mengerti. Kata andung ‘ratap tangis’ pada kalimat di atas bagi masyarakat Batak Toba mempunyai arti orang yang menyanyikan dengan berirama dan bersyair kepada orang yang sudah meninggal dan tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Seseorang yang mengerti itu merupakan lokasi, sedangkan sesuatu yang dimengerti itu merupakan tema. Verba mangetong ’menghitung’, menyatakan seseorang yang mengetahui sesuatu, sehingga orang tersebut mampu melakukannya. Seseorang yang

mengetahui sesuatu itu berperan sebagai lokatif, sedangkan sesuatu yang dilakukannya itu merupakan tema.

2.2.1.3 Verba Emosi

Verba emosi adalah verba yang menyatakan perasaan, perasaan marlas ni

roha ’gembira’, sonang ’senang’, atau pun perasaan lungun ’sedih’. Apa yang

telah kita rasakan itu semua berada dalam pemikiran. Seseorang yang merasakan sesuatu yang baik akan merasakan perasaan bahagia, bangga dan senang, akan tetapi seseorang yang merasakan sesuatu yang buruk akan merasa sedih dan kecewa.

Misalnya :

(58) marsak ibana ala ndang lulus SMA V Pel:lok Pend :pem

. ’bersedih dia karena tidak lulus SMA’ Dia bersedih karena tidak lulus SMA.

(59) Tarsonggot ibana di bahen ronggur V Pel:lok Pend :pem

. (TBBT :47)

’kaget dia di buat petir’ Dia kaget disebabkan petir.

Verba marsak ’sedih’ pada kalimat di atas menyatakan perasaan, seseorang yang merasakan sesuatu yang buruk sehingga mengakibatkan orang tersebut merasa sedih. Seseorang yang merasakan kesedihan tentunya akan menggunakan perasaannnya. Perasaan dari orang yang bersedih itu merupakan lokasi dan sesuatu yang membuat perasaannya bersedih itu merupakan pemengaruh bagi orang tersebut. Demikian juga pada kalimat (63) di atas verba

mengendalikan situasi. Seseorang yang merasakan sesuatu karena ada yang mengakibatkan. Seseorang yang merasakan terkejut merupakan lokasi, sedangkan sesuatu yang mengakibatkan itu terjadi merupakan pemengaruh karena mengakibatkan seseorang itu menjadi terkejut.

2.2.1.4 Verba Persepsi

Verba ini mempunyai ciri semantis yang berhubungan dengan penglihatan. Verba persepsi memiliki dua kelas yaitu persepsi sengaja dan persepsi tidak sengaja. Ciri verba persepsi ini berhubungan dengan rangsangan dan panca indera. Misalnya (60) Tarbege V Pel:lok soarana ‘Terdengar suaranya’ Suaranya terdengar.. (61) maningkir dope oma V Pel:ag

. ‘melayat masih ibu’ Ibu masih melayat.

Verba tarbege ’terdengar’ pada kalimat di atas menerangkan perbuatan yang tidak disengaja. Verba ini berhubungan dengan rangsangan dan panca indera. Sebaliknya pada kalimat verba maningkir ’melayat’ merupakan suatu tindakan yang disengaja, seseorang melakukan sesuatu karena adanya sesuatu yaitu oma maningkir “Ibu melayat”, karena ada sesuatu yang terjadi pada orang lain dan itu merupakan suatu tindakan yang disengaja. Verba maningkir ‘melayat’ dilakukan untuk menghibur seseorang yang sedang berduka karana telah

ditinggalkan oleh orang yang disayanginya. Oleh karena verba maningkir ‘melayat’ merupakan perbuatan yang disengaja maka peran semantisnya berbeda dengan verba tarbege ‘ terdengar’ di atas. Verba maningkir ‘melayat’ menerangkan bahwa pelakunya melakukan suatu tindakan yaitu agen, sedangkan pada kalimat (61) pelakunya adalah lokatif.

2.2.1.5 Verba Mempunyai

Verba ini memiliki ciri semantis yang berhubungan dengan kepemilikan. Misalnya :

(62) mararta na godang do ibana. V Pend:tema Pel: lok

(TBBT:28)

’Mempunyai harta yang banyak dia’ Dia mempunyai harta yang banyak.

Verba mararta ’mempunyai harta’ menyatakan memiliki harta yang banyak, orang yang memiliki harta itu merupakan lokasi sedangkan jumlah dari kepemilikan harta itu merupakan tema.

2.2.2 Verba Proses 2.2.2.1 Verba Kejadian

Verba kejadian ini merupakan suatu gambaran peristiwa yang terjadi. Verba ini memiliki satu partisipan karena verba ini mengalami satu perubahan keadaan dan bukan pengendali dari tindakan.

Misalnya :

(63) lam marbalga do ballon V Pend:Ps

Balon itu membesar. (64) Nunga mahiang emena V Pend:Ps

. (TBBT:19) ’Sudah mengering padinya.

Padinya sudah mengering.

Verba lam marbalga ’membesar’ menyatakan suatu perubahan keadaan yang dulunya kecil sekarang menjadi besar, terjadinya peristiwa ini karena adanya unsur lain yang menyebabkan itu terjadi, sehingga verba tersebut memiliki peran sebagai penderita dan sebagai pasien. Demikian juga verba mahiang ’mengering menyatakan suatu perubahan, perubahan itu terjadi pada penderita yaitu eme ’padi’. Tadinya padi itu basah, sekarang menjadi kering karena ada pengaruh dari luar yaitu matahari yang menyebabkan padi itu menjadi kering.

2.2.2.2 Verba Proses Badaniah

Verba ini menyatakan suatu peristiwa yang terjadi pada seseorang, dan seseorang itu merasakan sesuatu yang buruk yang diberi peran sebagai pasien. Contoh:

(65) Tarhinos ibana V Pend:Ps

nantoari.

’Pingsan dia semalam’ Dia pingsan semalam. (66) Mangae dope

V Pend:Ps

inongna.

’Mengidam masih ibunya’ Ibunya masih mengidam.

Verba tarhinos ’pingsan’ menyatakan peristiwa yang terjadi pada seseorang. Seseorang mengalami itu karena disebabkan sesuatu, mungkin tidak makan sehingga pusing, dan daya tahan tubuhnya berkurang sehingga menjadi pingsan. Begitu juga dangan verba mangae ’mengidam’ merupakan hal yang dirasakan dan terjadi pada diri seseorang yang sudah menikah. Apa yang dirasakan seseorang itu akibat dari perbuatan orang lain, sehingga orang tersebut mengalami penderitaan dan orang tersebut berperan sebagai pasien.

2.2.2.3 Verba Gerakan

Verba gerakan pada verba proses ini adalah adanya gerakan yang tidak disengaja. Pada verba gerakan ini ada dua yang mengalami pergerakan entitas bernyawa dan entitas tidak bernyawa.

Contoh :

(67) manampal ibana V Pend:tema

tu batu. (TBBT :21)

’terhempas dia ke batu. Dia terhempas ke batu.

(68) Nunga maturtur tano V Pend:tema

i.

’sudah longsor tanah itu’ Tanah itu sudah longsor.

Verba manampal ’terhempas’ menyatakan suatu gerakan yang tidak disengaja, dan tidak dikendalikan oleh seseorang, kemungkinan mengalami perubahan atau perpindahan tempat. Seseorang yang mengalami perubahan itu berperan sebagai tema. Demikian juga dengan verba maturtur ’longsor’

menyatakan suatu gerakan yang menyebabkan adanya perubahan pada entitasnya. Kemungkinan perubahan yang terjadi pada sesuatu yang bergerak itu posisinya tidak seperti semula lagi.

2.2.3 Verba Tindakan 2.2.3.1 Verba Gerakan

Ciri semantis verba gerakan ini adalah entitas itu yang mengendalikan terjadinya suatu peristiwa dan adanya unsur kesengajaan. Pada verba gerakan ini menghendaki adanya entitas yang bernyawa.

Contoh:

(69) mardalan ibana di onan V Pel:ag Pend:lok

. (TBBT:67) ‘Berjalan dia di pasar’

Dia berjalan di pasar. (70) Mangaranto abang V Pel:ag

. ‘Merantau abang’ Abang merantau.

(71) Marlange adek di kolam renang V Pel:ag Pend:lok

. ’Berenang adik di kolam renang’ Adik berenang di kolam renang.

(72) Oma mamboan siallangon Pel:ag V Pend:tema

. ’Ibu membawa makanan’ Ibu membawa makanan.

Verba mardalan ’berjalan’ pada kalimat di atas menyatakan gerakan yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk mencapai satu tujuan. Seseorang yang bergerak itu berperan sebagai agen, sedangkan keterangan lainnya berperan sebagai lokasi atau lokatif. Demikian juga dengan verba marlange ’berenang’, verba mangaranto “merantau”, menyatakan suatu perubahan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja. Sebaliknya verba mamboan ’membawa’ menyatakan pergerakan yang dilakukan seseorang dan berperan sebagai agen. Pada kalimat tersebut mengharuskan hadirnya objek sebagai penderita yang berperan sebagai tema.

2.2.3.2 Verba Ujaran

Verba ini memiliki ciri semantis yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Seseorang yang mengatakan sesuatu kepada orang lain.

Misalnya :

(73) Bapak mamuruki oma Pel:ag V Pend:lok

. ’Bapak memarahi ibu. Bapak memarahi ibu. (74) Inong manggora

Pel:ag V Pend:lok

anakna.

’Ibu memanggil anaknya’ Ibu memanggil anaknya.

Verba mamuruki ’memarahi’, dan verba manggora ’memanggil’ menyatakan sesuatu kepada orang lain, seseorang yang mengatakan sesuatu itu adalah agen, sedangkan sasaran yang dikenainya berperan sebagai lokatif.

Dalam dokumen Peran Semantis Verba Bahasa Batak Toba (Halaman 50-58)

Dokumen terkait