• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

4. Verifikasi Data

a. Kebijakan Sekolah Terkait Mata Pelajaran Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Untuk mendapatkan data mengenai kebijakan yang menyangkut pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di MI Al Islam Tonoboyo, maka peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah. Hasil wawancara tersebut tersaji dalam paparan di bawah ini

Tidak adanya guru pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah masalah yang klasik di kalangan Madrasah Ibtidaiyah. MI Al Islam Tonoboyo belum pernah memiliki guru khusus pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sejak sekolah ini didirikan yaitu pada tahun 1977. Berdasarkan pengakuan kepala sekolah, MI Al Islam Tonoboyo sebagai instansi swasta mempunyai kewenangan untuk menentukan kebijakan apakah sekolah

52

ini perlu mendatangkan guru pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan atau tidak. Pada kenyataannya selama ini kepala sekolah selaku penentu kebijakan menganggap bahwa guru kelas sudah dianggap cukup mampu untuk mengajar mata pelajaran pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Dengan kata lain, nihilnya guru pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah tidak dianggap sebagai penghalang yang berarti dalam proses pendidikan secara umum.

Penggambilan kebijakan ini juga didasarkan pada ketidaktersediaannya dana yang cukup untuk menggaji guru khusus pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Dana sekolah yang hanya bersumber dari dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) sudah terpakai untuk biaya operasional sehari-hari termasuk untuk menggaji guru yang sebagian besar adalah guru wiyata bakti.

b. Peran Guru Pengampu Mata Pelajaran Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Dari wawancara yang dilakukan, didapat beberapa hasil diantaranya mengenai pandangan dan kesan tentang kendala yang dialami guru kelas tersebut ketika melakukan peran ganda sebagai guru pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Secara umum, guru tersebut memaparkan kendala yang dialami pada saat pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dilaksanakan adalah kurangnya pengetahuan mereka akan materi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai bahan ajar terlebih

53

lagi cara mempraktekannya. Hal ini dikarenakan guru kelas tidak mempelajari secara khusus mengenai teori dan praktek pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Akibatnya, teori pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hanya bergantung kepada buku paket dan LKS (lembar kerja siswa) sedangkan praktek hanya bergantung pada pengetahuan guru kelas yang minim tersebut. Di samping itu, pengetahuan guru kelas akan materi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang kurang memadai membuat penilaian terhadap siswapun sangat dimungkinkan tidak sesuai dengan standar kompetensi yang ada. Dampak dari kendala yang dialami guru kelas tersebut adalah teori dan praktek pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah tidak akan berkembang jika guru kelas tidak mengikuti perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

Selain kendala umum di atas, kendala lainnya juga dialami beberapa guru. Diantaranya adalah Fani dan Ema, keduanya adalah guru muda yang sebenarnya masih menempuh pendidikan strata satu. Mereka mengaku terkadang merasa kurang percaya diri untuk mengajar pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Di samping kurang menguasai materi pembelajaran, mereka juga tidak jarang merasa ragu untuk memberikan contoh kepada para siswa. Hal ini dikarenakan perasaan khawatir mereka kalau apa yang

54

dicontohkannya merupakan contoh yang salah atau kurang tepat. Sebagai solusinya, mereka lebih sering memberikan instruksi secara verbal dengan sejelas mungkin.

Kendala berbeda disampaikan oleh ibu Lushandiyah dan ibu Maltufah. Meski kedua guru tersebut tergolong guru senior di MI Al Islam Tonoboyo, mereka merasakan sedikit kendala ketika sedang melakukan praktek dengan pengelolaan kelas di luar ruang kelas. Kendala tersebut berasal dari suasana kelas yang sangat dinamis saat di luar ruangan, sehingga guru harus memperhatikan siswanya dengan sungguh-sungguh agar mereka tidak bermain sendiri diluar pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bahkan lebih parah lagi siswa bisa bubar seperti yang dipaparkan oleh Ibu Lushandiyah.

Kalau menurut saya, ngajarin anak-anak itu gampang-gampang susah. Susahnya itu pada saat memberikan pelajaran di luar ruangan. Siswa-siswanya pada lari kesana kemari, malah ada juga yang asik bermain sendiri. Yang lebih parahnya adalah anak-anak itu bisa bubar dari kegiatan olahraga kalau saya kurang memperhatikan kegiatan yang mereka lakukan.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan oleh guru kelas tidak semata-mata menimbulkan banyak kendala seperti yang disampaikan beberapa guru diatas. Namun pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tetap menyisakan sisi positif. Di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, guru kelas merupakan wali kelas sekaligus, sehingga dengan mengajar pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

55

dan kesehatan wali kelas dapat mengetahui secara langsung perkembangan psikomotor siswa didiknya. Selain itu, guru kelas dapat menilai bagaimana siswanya bergaul dan bersosialisasi dengan siswa lainnya. Dengan kata lain, guru dapat mengetahui perkembangan siswanya baik secara kognitif serta secara fisik atau psikomotor, dimana kedua hal tersebut merupakan indikator penilaian yang sama pentingnya bagi siswa.

Di samping itu, pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan aktivitas yang tidak jarang terjadi konflik antar siswa di dalamnya, yang biasanya timbul saat permainan berlangsung. Kejadian tersebut adalah momen bagi guru untuk menanamkan nilai moral pada diri siswa atau kadang dilakukan saat evaluasi. Poin inilah yang menunjukkan bahwa sejatinya pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bukan sekedar aktivitas tanpa makna. Justru siswa dapat menerapkan nilai moral dalam beraktivitas atau bersosialisasi di bawah pengawasan guru.

c.Proses Keterlaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

MI Al Islam Tonoboyo melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada hari Sabtu pagi, Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diampu dan didampingi oleh guru kelas. Untuk tempat pelaksanaannya mengambil tempat di halaman sekitar sekolah.

56

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ini melalui tiga tahap pada setiap kelas yaitu antara lain :

Dokumen terkait