• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah

76

2. Jenis Data

Data adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika melakukan penelitian dan belum diolah atau dalam arti suatu hal yang dianggap atau diketahui. Data menurut jenisnya dibagi dua yaitu:

1. Data kualitatif

Menurut Soekidjo, data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik atau sifat variabel. Data kualitatif dapat juga dikatakan sebagai data yang disajikan dalam bentuk kalimat.2 Adapun data yang diperoleh dari data kualitatif ini adalah hasil data tentang pelaksanaan pengajian kitab Ta’limul Muta’allim, akhlak santri putri pada guru dan pengaruh pengajian kitab Ta’limul Muta’allim

dalam pembentukan akhlak santri putri pada guru di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya yang diambil dengan instrumen angket. Data kualitatif lainnya yang telah diperoleh oleh peneliti antara lain:

1) Sejarah singkat Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

2) Letak geografis Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

3) Visi dan Misi Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

2

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal: 30.

77

4) Struktur kepengurusan Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

5) Data ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

6) Data sarana prasarana Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

7) Jenis-jenis kegiatan yang dikembangkan di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya dan waktu pelaksanaanya. 8) Pelaksanaan pengajian kitab Ta’limul Muta’allim di Pondok

Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya. 2. Data kuantitatif

Yang dimaksud adalah data yang berbentuk angka-angka baik diperoleh dari hasil pengukuran, maupun nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif ke dalam kuantitatif. 3 Adapun data yang termasuk data kuantitatif adalah:

1) Jumlah santri putri dan pengaruh pengajian kitab Ta’limul Muta’allim

terhadap akhlak santri putri pada guru. 2) Data dari angket

B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian 1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor

3

78

yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.4 Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini berlaku dua variabel yang menjadi obyek penelitian yaitu:

a. Variabel bebas atau Independen variable (variabel X) yaitu variabel yang mempengaruhi dan mempunyai suatu hubungan dengan variabel yang lain. Independent variable pada penelitian ini adalah pengajian

kitab Ta’limul Muta’allim sebagai variabel bebas, dengan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Waktu pelaksanaan pengajian kitab Ta’limul Muta’allim

2) Materi kitab Ta’limul Muta’allim

3) Model pengajian kitab Ta’limul Muta’allim

b. Variabel terikat atau Dependent variable (variabel Y) yaitu variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dependent variabel pada penelitian ini adalah akhlak santri putri pada guru di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo sebagai variabel terikat, dengan indikator : 1) Selektif dalam memilih guru dan teman

2) Ta’dhim(menurut) 3) Penyayang dan nasihat

4) Istifadah (mengambil manfaat dari siapapun)

Variabel Indikator

(X) Pengajian kitab Ta’limul Muta’allim

1. Waktu pelaksanaan pengajian

kitab Ta’limul Muta’allim

79

2. Materi kitab Ta’limul Muta’allim

3. Model pengajian kitab

Ta’limul Muta’allim

(Y) Akhlak santri putri pada guru Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo

1) Selektif dalam memilih guru dan teman 2) Ta’dhim(menurut)

3) Penyayang dan nasihat

4) Istifadah (mengambil manfaat dari siapapun)

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Ungkapan Garbage tool Garbage result merupakan hubungan antar instrumen data dengan kata. Pada umumnya penelitian akan berhasil dengan baik apabila banyak menggunakan instrument.5 Jadi, Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian. Variabel dalam penelitian ini berjumlah dua variabel, yaitu:

5

Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hal: 39.

80

Variabel bebas Variabel terikat

Keterangan:

Variabel X = Pengajian kitab Ta’limul Muta’allim

Variabel Y = Akhlak santri putri pada guru = hubungan antara variabel X dan Y

Instrumen diatas digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh

pengajian kitab Ta’limul Muta’allim dalam pembentukan akhlak santri

putri pada guru di pondok pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.6 Berangkat dari pengertian tersebut, dapatlah dipahami bahwa populasi merupakan individu-individu atau kelompok atau keseluruhan subyek yang akan diteliti dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri putri pondok pesantren Hikmatun Najiyah yang berjumlah 120 santri.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti.7 Menurut Soemanto, sampel adalah sebagian subyek penelitian yang dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan populasi.8

6Ibid, 115.

7Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, h. 61.

81

Sampel yang akan diambil peneliti mendasarkan kepada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa, "Apabila subyek penelitian kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya adalah populasi." Akan tetapi, bila subyeknya lebih dari 100 orang, maka diperbolehkan untuk mengambil sampel 10% -15% dan 20% - 25% atau lebih.9

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak atau bisa dikenal dengan random sampling, yaitu dengan mengambil 25% dari jumlah populasi yang ada. Yaitu akan mengambil sampel sebesar 25%. Yaitu yang dipilih peneliti adalah mahasiswi yang ada di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

120 x

=

30 santri.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan dalam skripsi ini, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Metode Angket

Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.10 Metode angket diberikan pada responden digunakan untuk mencari informasi data tentang kegiatan pengajian dan pembentukan akhlak santri pada guru.

8Soemanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Aplikasi Metode Kuantitatif dan Statistik Dalam Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset Ed. II, 1995), h. 39.

9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 93. 10Ibid., hal: 200.

82

2. Metode Observasi

Observasi sendiri adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.11 Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh keterangan tentang pelaksanaan pengajian kitab Ta’limul Muta’allim

Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya, keadaan yang berhubungan dengan letak geografis, struktur kepengurusan, dan jenis-jenis kegiatan yang dikembangkan di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

3. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara. Yang dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada sumber data dan dilakukan dalam suatu tanyak jawab secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Sedangkan metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pengaruh pengajian kitab Ta’limul Muta’allim terhadap akhlak santri putri pada guru.

11

83

4. Metode Dokumentasi

Adalah metode untuk mencari data melalui benda-benda tertulis seperti buku, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.12 Untuk memperoleh data penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan mencatat dokumen-dokumen yang ada di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya, yang ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu sejarah, visi, misi, kepengurusan, dan data santri.

E. Teknik Analisis Data

Data-data yang sudah ada (terkumpul), sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan data melalui proses sebagai berikut: a. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa seluruh daftar pertanyaan

yang dekembangkan respodent.

b. Koding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) yang berupa angket pada jawaban respondent yang diterima.

c. Tabulating (tabulasi) yaitu menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.13

Setelah mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, maka langkah selanjutnya yang ditempuh adalah menganalisa data yang diperoleh. analisa data yang merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Adapun tekhnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

12Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 206.

13

Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), hal:.87.

84

1. Analisis Data Kuantitatif

Sesuai dengan permasalahan diatas, dimana peneliti telah meneliti tentang pengaruh pengajian kitab Ta’limul Muta’allim dalam pembentukan akhlak santri putri pada guru pondok pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya. Maka untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh akan menggunakan teknik analisa statistik dengan menggunakan rumus persamaan regresi linier. Teknik regresi linier sederhana di dasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen. Rumus regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y= α +bX

Keterangan : a = bilangan konstan

b = bilangan korelasi

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

Rumus tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel X (pengajian kitab Ta’limul Muta’allim) dan Variabel Y (akhlak santri putri pada guru).

85

2. Uji Signifikasi

Menurut Ridwan dan Sunarto Analisis perbandingan suatu variabel bebas dikenal uji signifikasi. Tujuan uji signifikasi adalah untuk mengetahui perbedaan variabel yang dihipotesakan,14 dapat dikatakan pula uji signifikansi ini apakah dalam model regresi variabel independen (X1,X2,...Xn) secara parsial berpengaruh pada variabel dependen (Y) dalam penelitian ini taraf yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05. Perhitungan uji signifikansi menggunakan rumus15

Keterangan :

Kaidah penguji signifikansi:

Jika Fhitung ≥ F tabel, berarti ada pengaruh secara parsial dari

variabel independent terhada variabel dependent

Dan jika Fhitung ≤ F tabel, berarti tidak ada pengaruh secara parsial dari variabel independent terhada variabel dependent.

14

Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika; Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.20

15Wahid Salaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS( Contoh Kasus dan Pemecahannya). (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 87

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Pondok Pesantren Putri Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya1

Di tengah-tengah maraknya perkembangan perubahan tatanan sosial dan liberarisasi Islam, eksistensi Salafi ternyata masih tetap dibutuhkan dalam upaya pembentukan karakter masyarakat muslim yang berkompeten dalam bidang agama, baik wacana maupun secara praktis. Sebuah Pondok Pesantren yang berada di komplek Pesantren Ndresmo Pondok Pesantren Putri Hikmatun Najiyah Surabaya yang terletak di Jalan Sidorsermo 3 No. 16 Surabaya. Sampai sekarang bahkan dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan yang signifikan, baik dalam bidang pembangunan sarana pendidikan maupun metode yang ada di dalamnya, Pondok Pesantren Putri Hikmatun Najiyah Surabaya sejak mulai berdiri sampai sekarang sebagai lembaga pendidikan, mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan masyarakat Indonesia yang mempunyai kualitas intelektual dan keimanan menuju insan kamil.

Mengenal sejarah perkembang Pondok pesantren Hikmatun Najiyah, tidak terlepas dengan sejarah perkembangan pondok

1

87

pesantren Ndrosemo yang didirikan oleh As-Sayyid KH. M. Ali Akbar yang merupakan putra dari Sayyid Sulaiman bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban dari keturunan sunan Gunung Jati Cirebon. Pada masa penjajahan belanda pengembangan pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren Ndrosemo hanya dilakukan di serambi-serambi masjid dengan lampu tempel dan fasilitas lain yang sangat sederhana.

Meski demikian, setiap tahun santri yang datang untuk berta’allum

semakin bertambah. Besarnya animo masyarakat untuk belajar di

pondok pesantren Ndrosemo bukan saja di dasari karena santri-santrinya yang alim dan terkenal dengan ilmu dalamnya, melainkan memang atas kebutuhan mandalami ilmu agama dan melihat perkembangan pondok pesantren Ndrosemo itu sendiri.

Perkembangan di bidang sarana dan prasarana, pola pendidikan, dan pengajaran serta manajement pengelolaan semakin menambah semangat masyarakat untuk belajar di pondok pesantren di wilayah Ndrosemo. Seiring dengan besarnya volume santri, mulailah bermunculan beberapa pondok pesantren di wilayah Ndrosemo yang kesemuanya di asuh oleh keturunan dan ahli waris Mbah Sayyid Ali Ashgor, satu diantaranya adalah pondok pesantren An-Najiyah yang akhirnya pondok pesantren ini memisahkan diri menjadi pondok Himatun Najiyah.

Pondok pesantren Hikmatun Najiyah berawal dari salah satu pewaris perjuangan dan keturunan pendiri pondok pesantren

88

Ndorosemo. Beliau adalah romo KH. M. Muhajir Mansyur putra dari romo KH. M. Mansyur. Lahir pada tahun 1912 M dan wafat pada tahun 1989 M, menuntut ilmu dan menetap di kota Makkah selama 6 tahun. Setelah itu menjadi santri di pondok Pesantren Tebu Ireng

Jombang dan berturut-turut menuntut ilmu pada kiyai Zainal Abidin di Nganjuk, kiyai Halim Sukorejo Banyumas, kiyai Muntoha Jangkubuhan Bangkalan Madura, dan kiyai Sihidi Sumelo Jombang, dan diperkirakan beliau menghabiskan waktu kurang lebih selama 20 tahun.

KH. M. Muhajir Mansyur, beliau dikenal sebagai ulama besar di kalangan pejuang kemerdekaan, dan juga di kenal sebagai prajurit yang ikut mengangkat senjata melawan tentara Belanda dalan revolusi kemerdekaan. KH. M. Muhajir Mansyur berangkat mengangkat senjata bergabung pada Batalion Mansyur Sholihin. Karir perjuangan ini di mulai di kala berada di Brangkal dimana beliau dipercaya ayahnya untuk menjalankan pondok pesantren Al Ikhsan di Brangkal Mojokerto dan beliau kembali ke Surabaya bersama pak Jarot pada Tahun 1949 M.

Pada tahun 1968 M, tepatnya pada tanggal 3 Januari 1968 M pondok pesantren An-Najiyah berhasil didirikan. Dan bertempat di dua lokasi, yaitu di kompleks pondok pesantren An-Najiyah lama yang berada di sebelah kelurahan dengan luas 960 m2 dan di sebelah

89

300 m2.

Sepeninggal romo KH. M. Muhajir Mansyur, Pondok pesantren An-Najiyah Kec. Wonocolo Surabaya di pimpin atau di asuh oleh KH. M. Yusuf Muhajir, beliau adalah putra kedua dari romo KH. M. Muhajir Mansyur. Sedangkan putrinya yang terakhir, yakni ibu nyai Mas Jazilatul Hikmiyah, memimpin pondok pesantren Hikmatun Najiyah.

2. Letak geografis Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya2

Secara geografis letak pondok pesantren Hikmatun Najiyah sangat strategis, dapat dijangkau dengan kendaraan umum, maupun pribadi. Tempatnya sangat nyaman untuk belajar karena jaraknya tidak terlalu dekat dari hiruk pikuk kendaraan yang belalu lalang di jalan raya. Lokasi pondok pesantren mahasiswa Hikmatun Najiyah bertempat di Jalan Sidosermo 3 No. 16 Surabaya. Untuk lebih jelasnya letak geografis pesantren Hikmatun Najiyah Surabaya adalah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Jagir Wonokromo.

2. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan Sidosermo Indah.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Margorejo Wonocolo.

4. Sebelah barat berbatasan dengan perumahan Bendul Merisi

Wonokromo.

2

90

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya3

Setiap lembaga pendidikan baik formal maupun non formal pasti memiliki visi dan misi yang menjadi pijakan serta acuan dalam

perjalanannya mengembangkan program pendidikan. Pondok

pesantren Hikmatun Najiyah di dalam menyelenggarakan program pendidikannya memiliki visi yaitu:

1. Membentuk generasi muda terutama lulusan pondok pesantren

yang mau dan mampu mengemban visi dakwah, berdedikasi tinggi, trampil, mampu berdaya guna dan berhasil guna.

2. Serta terwujudnya pengembangan kemampuan dan kemauan

anggota untuk mengaktualisasikan diri sebagai generasi muda yang mau dan mampu mandiri dalam hidup bermasyarakat.

Adapun misi yang diperjuangkan oleh Pondok pesantren Hikmatun Najiyah adalah:

1. Membina suasana hidup keagamaan dalam pondok pesantren

sebaik mungkin sehingga terkesan pada jiwa anak didiknya (santri).

2. Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran agama

Islam

3. Mengembangkan sikap beragama melalui praktek-praktek

ibadah.

3

91

4. Mewujudkan lingkungan Islamiyah dalam pondok pesantren dan

sekitarnya.

5. Memberikan pendidikan keterampilan fisik dan kesehatan, olah raga, kepada anak didik.

6. Mengusahakan terwujudnya segala fasilitas dalam pondok

pesantren yang memungkinkan untuk mencapai visi pondok pesantren.

4. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Hikamtun Najiyah Sidosermo Surabaya4

Stuktur kepengurusan setiap lembaga sangat di perlukan, karena dengan adanya struktur kepengurusan pelaksanaan suatu program kerja dapat tercapai secara efektif dan efesien. Dalam melaksanakan program yang dibuat oleh pengasuh maupun kebijakan-kebijakan yang dibuat bersama, perlu adanya orang-orang yang bertugas dalam bidang-bidang yang telah ditentukan tersebut. Dengan struktur kepengurusan pelaksanaan program akan dapat berjalan dengan lancar dan teratur, secara efektif dan efesien. Sedangkan secara struktural bentuk organisasi dan susunan pengurus yang terdapat di pondok pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya adalah sebagai berikut:

4

92

STRUKTUR KEPENGURUSAN PPP. HIKMATUN NAJIYAH

Penanggung Jawab : KH. Mas Sulaiman

Pengasuh : Ny. Hj. Mas Jazilatul Hikmiyah

Pembimbing : 1. Hj. Mas Nurul Hamidah

2. Hj. Mas Sofiatul Laili

3. Hj. Mas Masyrifah

Ketua : Amrina Rosyada

Wakil Ketua : Syayidatul Umroh

Sekretaris : Ayyuma Taqiyyati Mubarokah

Wakil Sekretaris : Rohimah

Bendahara : Siti Nadhifatul Mualifah

Wakil Bendahara : Mazidatus Sabrina

SEKSI-SEKSI

Sie Keamanan : 1. Khusnul Khotimah

: 2. Iis Rohani

Sie Kebersihan : 1. Asyita Ikfi Zain

: 2. Tahmilatul Amalia

Sie Kesehatan : 1. Siany Nurul Fiana

93

5. Keadaan Ustadz Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya5

No. Nama Mengajar Kitab Lulusan

1. K.H Mas Sulaiman, Lc 1. Waraqat

2. Fathul Mu’in 3. Alfiyah Ibnu Malik Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir 2. Hj. Mas Jazilatul Hikmiyah, S.Ag 1.Ta’limul Muta’allim 2.Amtsilatut Tasrifiyyah IAIN Sunan Ampel Surabaya

3. Hj. Nurul Hamidah, S.T 1. Mabadiul

Fiqih jilid 3 dan 4 2. Nahwu Wadhih Institut Teknologi Surabaya

4. Mas Abi Turob Alfiyah Ibnu

Malik Lirboyo, Kediri 5. Hj. Mas Masyrifah, S. Farm. Mabadiul Fiqih jilid 3 dan 4 Universitas Airlangga 6. drg. Hj. Mas Sofiyatul Lailiyah

Arbain Nawawi Universitas

Brawijaya

6. Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya6

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor dominan dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan interview dengan pengurus pondok pesantren dapat diketahui bahwa fasilitas

5

Dokumen Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah

6 ibid

94

sarana dan prasarana belajar sudah cukup memadai. Di samping itu juga telah dilengkapi dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, hal ini tidak lain adalah sebagai penunjang untuk tercapainya keberhasilan proses pembelajaran yang

maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok

pesantren Hikmatun Najiyah adalah sebagai berikut:

No. Jenis ruangan Jumlah ruangan Luas (m2)

1. Musholla 1 105 m2

2. Kamar 7 @80 m2

3. Majlis ta’lim/ ruang belajar 6 @80 m2

4. Ruang kunjungan 1 70 m2

5. Kamar mandi/ WC putri 4 16 m2

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah sudah cukup memadai walaupun belum memenuhi semua kebutuhan pendidikan, namun dengan tersedianya sarana dan prasarana tersebut akan dapat membentuk suasana aktivitas pembelajaran yang baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan pada pondok pesantren yang bersangkutan.

95

7. Jenis-jenis kegiatan yang dikembangkan di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya dan waktu pelaksanaannya7

a. Harian

1) Shalat maktubah berjamaah

2) Qiyamul lail dibangunkan jam 03.00. WIB.

3) Amalan surah yasin setelah jama’ah shubuh 4) Amalan surah al Waqi’ah setelah shalat maghrib

5) Diniyyah Malam

6) Mengaji sorogan Al-Qur’an dan kitab (sesuai tingkatan masing

-masing)

b. Mingguan

1) Khitobah bergilir setiap kamis ba’da membaca diba’

2) Malam yasinan membaca surah yasin setiap kamis ba’da

maghrib

3) Pembacaan dibaiyah setiap kamis ba’da isya’

4) Pengajian kitab Ta’limul Muta’allim setiap sabtu dan ahad jam

06.00

5) Pengajian kitab Fathul Mu’in dan Alfiyah ibnu Malik setiap jum’at jam 06.00

6) Hafalan bait Alfiyah Ibnu Malik setiap sabtu jam 09.00

7

96

7) Setoran hafalan Qur’an (bagi Tahfidz) setiap sabtu dan ahad

jam 10.00

8) Tadarus Al-Qur’an setiap ahad ba’da pengajian kitab Ta’limul

Muta’allim.

8. Pelaksanaan Pengajian Kitab Ta’limul Muta’allim di Pondok

Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya

Pelaksanaan pengajian kitab Ta’limul Muta’allim ini

dimulai sejak tahun 2013. Awalnya dilaksanakan di Pondok Pesantren An-Najiyah Pusat kemudian pindah ke Hikmatun Najiyah dan sampai sekarang pengajian tersebut masih dilaksanakan. Pengajian ini diikuti oleh semua santri Hikmatun Najiyah dan juga masyarakat sekitar desa Sidosermo. Pengajian

kitab Ta’limul Muta’allim ini juga dilaksanakan setiap hari pada

saat diniyyah malam danpagi hari setelah pengajian Al-Qur’an bagi

santri yang telah melewati beberapa kitab sesuai petunjuk ibu nyai.8

Pengaruh pengajian kitab Ta’limul Muta’allim dalam

pembentukan akhlak santri yakni untuk membimbing dan mengarahkan santri agar akhlak mereka tidak luntur oleh kemoderenan zaman ini, mengingat letak pondok yang memang

8Wawancara dengan ibu nyai Hj. Mas Jazilatul Hikmiyah selaku pengasuh dipondok pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya. Sabtu pada tanggal 22 Oktober 2016 dipondok pesantren Hikmatun Najiyah Surabaya pukul 17.54

97

berada di lingkungan kota dan kebanyakan dari para santri juga berdomisili di daerah Surabaya.9

B. Deskripsi Data

Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengajian Ta’limul Muta’allim

Untuk memperoleh data pengajian kitab Ta’limul Muta’allim,

peneliti membuat angket yang terdiri dari 10 pertanyaan yang harus dijawab oleh santri yang berisi seputar tentang pengajian kitab

Ta’limul Muta’allim di Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah Sidosermo Surabaya.

Dokumen terkait