• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PEMELAJARAN

B. KEGIATAN BELAJAR PESERTA DIKLAT

2. Voltmeter

Penyesuaian tegangan beban dengan tegangan sumber energi memerlukan penunjukan besaran. Voltmeter digunakan untuk maksud tersebut. Batas ukur voltmeter disesuaikan dengan sumber energi yang disediakan.

Cara penyambungan peralatan Voltmeter dihubungkan paralel dengan sumber energi. Dan dipasang pada rangkaian daya seperti pada contoh sebagai berikut: Transformator Arus R S T K MOTOR 3 FASA A

Pada tegangan 3 Fasa terdapat 2 tegangan yaitu:

Tegangan fasa diberi notasi Vf dan tegangan Line diberi notasi VL.

VO-R

VO-S Tegangan fasa (Vf) VO-T VR-S VR-T Tegangan Line (VL) R S T K MOTOR 3 FASA A

PTL.OPS.001(2) 35 3. Thermal Overload Relay (TOR)

Thermal Overload Relay pada bimetalnya dipasang secara seri dengan beban. TOR akan bekerja bila arus beban lebih besar dari arus beban nominal. Bagian dalam TOR terdapat bimetal, sehingga apabila arus yang melewati TOR melebihi dari arus nominal maka bimetal akan naik suhunya dan mengakibatkan bimetal mengembang dan membuka kontak arus.

Thermal Overload Relay disetting pada kedudukan yang sama dengan arus nominal beban. Pemasangan TOR digambarkan sebagaimana berikut:

4. Skala Pembacaan Alat Ukur

Ketelitian dan kecermatan dalam membaca alat ukur merupakan ketepatan dalam menentukan nilai besaran listrik. Pembagian skala harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Apabila terjadi kesalahan menentukan nilai ukur besaran listrik maka akan mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti:

 Pemberian tegangan beban yang tidak sesuai akan mengakibatkan kumparan Motor bisa terbakar

 Arus beban tidak dapat terdata dengan sesungguhnya  Motor akan rusak

Kesalahan menentukan nilai ukur besaran listrik dapat diakibatkan oleh tiga hal, yaitu:

a. Kesalahan melihat (Paralak), yaitu kesalahan akibat tidak tepat posisi pada saat membaca alat ukur. Yang benar adalah mata harus tegak lurus dengan alat ukur yang dibaca

b. Kerusakan pada alat ukur itu sendiri, yaitu karena alat ukur yang sudah rusak atau penempatan alat ukur yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

c. Tidaktahu atau kurang teliti dalam membaca alat ukur

c. Rangkuman

 Ampermeter dipasang secara seri dengan beban

 Voltmeter dipasang secara paralel dengan sumber energi  Thermal Overload Relay dipasang secara seri dengan beban.  Pembacaan alat ukur harus dilakukan dengan cermat dan teliti

d. Tugas

1. Pasanglah alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay pada panel listrik yang mengoperasikan peralatan pengalih daya DOL

2. Bacalah penunjukan pada alat ukur Ampermeter dan Voltmeter saat panel listrik sedang bekerja

e. Tes Formatif

1. Bagaimanakah cara memasang alat ukur Ampermeter! 2. Bagaimanakah cara memasang alat ukur Voltmeter!

3. Berapa amper Thermal Overload Relay disetting pada rangkaian daya! 4. Bagaimanakah cara pemasangan TOR pada beban!

PTL.OPS.001(2) 37 f. Lembar kerja

Alat dan bahan:

1. Panel listrik ... 1 buah 2. Obeng plus ... 1 buah 3. Obeng min ... 1 buah 4. Tang potong ... 1 buah 5. Tes pen ... 1 buah 6. Ampermeter ... 1 buah 7. Voltmeter ... 1 buah 8. MCB 1 Fasa ... 1 buah 9. MCB 3 Fasa ... 1 buah 10. Thermal Overload Relay ... 1 buah 11. Kabel NYA ... secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja:

1. Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar!

2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar!

3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja!

4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dengan instruktor!

5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar!

Langkah Kerja:

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah

3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya DOL

4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali DOL

5. Lakukan pengawatan rangkaian daya DOL Motor 3 Fasa

6. Lakukan pengawatan alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay

7. Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya

8. Kumpulkan hasil pekerjaan jika sudah selesai

9. Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula

Kegiatan Belajar 3

Melaksanakan Operasi Peralatan Pengalih Daya

Tegangan Rendah

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Membaca rangkaian pengendali peralatan pengalih daya tegangan rendah 2. Mengetahui cara kerja rangkaian pengendali peralatan pengalih daya 3. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah

4. Membaca rangkaian daya peralatan pengalih daya tegangan rendah 5. Mengetahui cara kerja rangkaian daya pengalih tegangan rendah

b. Uraian Materi

Syarat utama seorang teknisi adalah harus dapat membaca rangkaian pengendali dan rangkaian daya (Power). Apabila kedua rangkaian ini sudah dipahami dan dimengerti maka teknisi sudah bisa melaksanakan pengawatan rangkaian peralatan pengalih daya untuk berbagai jenis operasi pengendali. Dan sekaligus teknisi akan handal dalam mengoperasikan peralatan pengalih daya tersebut.

Berikut ini akan diberikan beberapa contoh mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah untuk jenis operasi yang sering digunakan oleh dunia industri.

PTL.OPS.001(2) 39 Prosedur mengoperasikan:

1. MCB diubah pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Tekan tombol „FOR“ maka Motor 3 Fasa akan berputar ke „Kanan“,

lampu indikator menyala merah

3. Apabila menginginkan Motor berputar ke „Kiri“ maka matikan lebih dahulu rangkaian dengan menekan tombol „STOP“

4. Tekan tombol „REV“ maka Motor 3 Fasa akan berputar ke „Kiri“, lampu indikator hijau menyala

5. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“ Kejadian khusus:

1. Bila tombol „FOR“ dan tombol „REV“ ditekan secara bersamaan maka salah satu tombol yang lebih awal menekan akan bekerja lebih dahulu, karena kecepatan menekan antara kedua tombol mempunyai jarak waktu 0.02 detik

2. Pada saat Motor 3 Fasa sedang berputar ke „kanan“ maka apabila tombol „REV“ ditekan tidak akan dapat mengoperasikan motor berputar ke „kiri“ 3. Apabila terjadi short Circuit maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan

kembali reset ke posisi „ON“

4. Demikian juga bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

2. Run–Jogging Motor 3 Fasa

Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas

PTL.OPS.001(2) 41 3. Bila tombol tekan „JOG“ ditekan maka Motor 3 Fasa berputar sesaat

selama tombol ditekan (Jogging)

4. Dan bila dilepas maka Motor 3 Fasa berhenti

5. Untuk menjalankan Running kembali tekan tombol „RUN“ 6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“ Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“

2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Tekan tombol „START“ maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan

Bindatang (Y), dengan ditandai lampu indikator warna merah menyala 3. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay

maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta (), dengan ditandai lampu indikator warna hijau menyala

4. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“ Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“

2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

PTL.OPS.001(2) 43 4. Forward–Reverse Otomatis

Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan ke 1 maka Motor 3 Fasa

bekerja dengan arah putaran maju (Forward) yang ditandai lampu indikator menyala berwarna merah. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay (T1) maka Motor 3 Fasa mati dan T2 bekerja untuk menunda waktu

3. Setelah Delay T2 habis maka Motor 3 Fasa berputar mudur (Reverse) yang ditandai dengan menyala lampu warna hijau dan T3 bekerja menunda waktu sesuai pengesetan

4. Apabila Setting T3 telah habis maka Motor 3 Fasa mati, dan T4 bekerja untuk menunda waktu

5. Setelah Delay T4 habis maka Motor 3 Fasa kembali berputar maju (Forward). Demikian seterusnya

6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“. Untuk tekanan ke 2

Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“

2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu berwarna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

PTL.OPS.001(2) 45 Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Pada saat Bak penampung (Reservoir) kosong maka kedua Float Switch

(Saklar permukaan) Float Switch UP dan Float Switch DOWN dalam keadaan tertutup (Normally Close)

3. Tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan pertama maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang (Y), dengan ditandai menyala lampu indikator warna merah

4. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta (

). Motor mengisi Bak penampung

5. Pada saat Air telah memenuhi Bak penampung maka Float Switch UP membuka dan Motor 3 Fasa berhenti

6. Setelah Air surut mencapai batas Float Switch Down maka Motor 3 Fasa bekerja kembali

7. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan kedua

Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“

2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

6. Dasar Mesin Crane

Gambar 33. Rangkaian Pengendali Mesin Crane

FOR

PTL.OPS.001(2) 47 Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Lakukan pemilihan menentukan arah putaran Motor 3 Fasa dengan

merubah posisi „SELEKTOR SWITCH“ (Saklar Pemilih) pada posisi Forward (For)

3. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar maju (Forward) dan ditandai dengan menyala lampu merah

4. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar maju sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah

5. Apabila menginginkan Motor berputar mundur (Reverse) maka terlebih dahulu tekan tombol „STOP“ kemudian pindahkan saklar „SELEKTOR SWITCH“ pada posisi Reverse (Rev)

6. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar mundur (Reverse) dan ditandai dengan menyala lampu merah

7. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar mundur sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah

8. Limit Switch berfungsi untuk pembatas arah gerak mesin forward dan reverse agar tidak mencapai batas tak terhingga

9. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“

Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“

2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

c. Rangkuman

 Seorang teknisi harus memahami Rangkaian pengendali dan rangkaian daya (Power)

 Prosedur mengoperasikan peralatan pengalih daya harus sesuai dengan urutan kerja peralatan yang telah ditentukan

 Beberapa contoh rangkaian peralatan pengalih daya seperti: Forward-Reverse, Run-Jogging, Starting Y-, Forward-Reverse Otomatis, Motor Pumpa dengan kontrol permukaan, Dasar Mesin Crane dan lain-lain

d. Tugas

1. Lakukan kegiatan merangkai rangkaian pengendali dan rangkaian daya Run-Jogging Motor 3 Fasa pada panel listrik!

2. Lakukan pula kegiatan merangkai rangkaian pengendali dan rangkaian daya Starting Y- Motor 3 Fasa pada panel listrik!

3. Dan Buatkan rangkaian pada panel listrik untuk rangkaian pengendali dan rangkaian daya Motor Pumpa dengan kontrol permukaan!

4. Buat rangkaian pengendali dasar Mesin Crane!

e. Tes Formatif

1. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Motor 3 Fasa!

2. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Run-Jogging Motor 3 Fasa! 3. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Starting Y- Motor 3 Fasa! 4. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Otomatis

Motor 3 Fasa!

5. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Motor pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa!

PTL.OPS.001(2) 49 f. Lembar Kerja

Alat dan bahan:

1. Panel listrik ... 1 buah 2. Obeng plus ... 1 buah 3. Obeng min ... 1 buah 4. Tang potong ... 1 buah 5. Tes pen ... 1 buah 6. Ampermeter ... 1 buah 7. Voltmeter ... 1 buah 8. MCB 1 Fasa ... 1 buah 9. MCB 3 Fasa ... 1 buah 10. Thermal Overload Relay ... 1 buah 11. Kabel NYA ... secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja:

1. Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar!

2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar!

3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja!

4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dari instruktor!

5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar!

Langkah Kerja:

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah

3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya

4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali 5. Lakukan pengawatan rangkaian daya

6. Lakukan pengawatan MCB, alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay

7. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Run-Jogging Motor 3 Fasa

8. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Starting Y- Motor 3 Fasa

9. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Motor Pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa

10. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Dasar Mesin Crane Motor 3 Fasa

11. Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya

12. Laporkan kepada instruktur hasil pekerjaan jika sudah selesai

13. Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula

PTL.OPS.001(2) 51

Kegiatan Belajar 4

Mengamati Dan Menanggulangi Masalah

Operasi Pengalih Daya

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Mengamati operasi pengalih daya pada saat start, berjalan dan berhenti 2. Menanggulangi masalah bila terjadi gangguan yang terjadi saat peralatan

pengalih daya sedang beroperasi

3. Memperbaiki peralatan operasi pengalih daya b. Uraian Materi

Panel listrik jarang sekali mengalami kerusakan. Pada kondisi normal sesuai pemakaian dan prosedur yang benar, panel listrik mempunyai daya tahan lama terhadap kerusakan.

Kerusakan biasanya disebabkan oleh arus yang melebihi batas nominal peralatan dan dibiarkan terlalu lama. Atau memaksakan peralatan tetap beroperasi walaupun arus melebihi batas yang diizinkan.

Akibat langsung dari membiarkan arus yang berlebihan itu tetap mengalir akan mengakibatkan Motor akan terbakar dan atau lapisan kabel NYA yang meleleh. Untuk kelangsungan kerja dan produktifitas mesin harus dilakukan beberapa hal:

1. Mengamati Operasi Peralatan Pengalih Daya

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan saat peralatan pengalih daya sedang beroperasi perlu dilakukan pengamatan. Tiga hal yang harus mendapatkan pengamatan yaitu:

1.1. Pengamatan saat Starting Motor 1.2. Pengamatan saat Motor berjalan

1.3. Pengamatan saat memberhentikan Motor 1.1. Pengamatan Saat Starting Motor

Berbagai macam peralatan yang memerlukan cara-cara tertentu dalam menstarting Motor. Untuk motor yang berkapasitas diatas 10 HP memerlukan starting tertentu yaitu: Starting Y- dan pengasutan dengan sistim low voltage (tegangan rendah).

Untuk starting Y- Motor 3 Fasa biasanya saat mula jalan arus mencapai 6 kali arus nominal. Sehingga saat start kumparan

Motor 3 Fasa terhubung Y, dan menyerap arus lebih kecil sepertiga arus start hubungan . Setelah beberapa detik kemudian kumparan motor terhubung .

Pengasutan sistim low voltage (tegangan rendah) adalah cara mengasut Motor dengan mengurangi tegangan, dengan alasan arus dan torsi motor tidak terlalu besar pada saat starting Motor. Sistim low voltage yang sering digunakan yaitu: 1. Pengasutan tahanan primer, 2. Pengasutan autotrafo, dan 3. Pengasutan solid state (sistim SCR).

Berikut ini contoh rangkaian pengalih daya Pengasutan Tahanan Primer Motor 3 Fasa .

Pengamatan yang dilakukan pada rangkaian peralatan pengalih daya Pengasutan Tahanan Primer Motor 3 Fasa adalah saat perpindahan pada kerja Kontaktor K1 ke Kontaktor K2. Pada perpindahan tersebut terdapat Resistor 1 ke Resistor 2 yang

Gambar 36. Rangkaian daya Pengasutan Tahanan Primer

Gambar 35. Rangkaian Pengendali Pengasutan Tahanan Primer

PTL.OPS.001(2) 53 1.2. Pengamatan Saat Motor Berjalan

Pada saat Peralatan Pengalih daya sedang berjalan hal-hal yang harus diamati adalah:

a. Pengamatan kecepatan putaran motor

Pada Peralatan tertentu kecepatan putaran motor memerlukan kecepatan yang sudah ditetapkan. Sehingga perlu pengaturan kecepatan yang menggunakan beberapa peralatan pendukung. Mengatur kecepatan putaran Motor DC dilakukan dengan cara merubah penguatan magnit pada stator.

Dan mengatur kecepatan putaran Motor AC dilakukan dengan merubah jumlah kutub atau dengan mengatur frequensi listrik. b. Pengamatan menentukan arah putaran motor

Pada peralatan mesin pengaduk atau mesin lainnya yang arah putarannya Forward dan Reverse secara kontinue memerlukan pengawasan khusus.

c. Mengamati tegangan yang terukur

Sumber energi yang terpasang harus sesuai dengan tegangan yang diperlukan pada motor.

d. Mengamati arus yang mengalir pada peralatan

Arus nominal motor merupakan tolok ukur dari alat ukur yang terpasang. Artinya pada saat motor berjalan arus yang tertunjuk tidak boleh melebihi arus nominal motor.

e. Pengamatan pada peralatan pengalih daya

Pada saat peralatan sedang beroperasi perhatikan bunyi mesinnya. Apabila terdapat suara bising diluar kebiasaannya maka ada kemungkinan gangguan pada bantalan poros yang sudah habis pelumasannya, atau poros mesin yang tidak lurus.

Atau bau mesin yang menyengat akibat kumparan/lilitan yang terbakar. Bisa juga mesin yang panasnya tinggi akibat tidak ada pelumasan pada mesin.

1.3. Pengamatan Saat Memberhentikan Motor

Menghentikan Motor dilakukan dengan cara menghilangkan tegangan sumber hingga diperoleh kecepatan putaran sama dengan nol. Terdapat beberapa metode sistim pengereman yaitu:

a. Pengereman Plugging

b. Pengereman Dinamik (Regeneratif) c. Pengereman Elektromekanis

d. Pengereman Beban Listrik  Pengereman Plugging

Pengereman Plugging dilakukan dengan cara membalik arah putaran sesaat.

Dengan urutan kerja sebagai berikut:

Pada saat motor motor diberhentikan maka terdapat sisa putaran. Agar sisa putaran tidak terlalu lama berputar maka dilakukan pembalikan arah putaran sesaat dengan menekan tombol Jogging.  Pengereman Dinakmik (Regeneratif)

Yang dimaksud dengan Pengereman Regeneratif adalah sisa putaran pada rotor menginduksi kumparan stator sehingga pada kumparan stator timbul Ggl induksi. Agar putaran rotor berhenti maka pada kumparan stator diberikan beban Resistif. Pengereman Dinamik banyak digunakan pada Motor-motor DC.

Pengereman Elektromekanis

Pada mesin Crane sistim pengereman yang paling sesuai adalah sistim pengereman Elektromekanis. Pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis bekerja membuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang maka drum akan dicengkeram oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan hilang maka proses pengereman bekerja.

Pengereman Beban Listrik

Pengerem beban listrik adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor besi yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri dari struktur kumparan dan besi yang

PTL.OPS.001(2) 55 selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir pada rotor.

Gambar 38. Rem beban listrik 2. Menanggulangi Masalah Bila Terjadi Gangguan

Peralatan Pengalih Daya dapat terjadi kerusakan apabila mesin bekerja melampaui batas yang diizinkan, misalnya:

 Kecepatan putaran yang terlalu tinggi. Berakibat aus pada bantalan peluru. Perlu diperbaiki atau diganti

 Pemberian tegangan yang terlalu besar. Berakibat kumparan motor terbakar. Harus dibongkar dan direwinding

 Arus yang terlalu besar karena beban yang terlalu berat, dan apabila pengaman beban lebih tidak berfungsi maka akan mengakibatkan kumparan motor panas dan terbakar. Harus dilakukan pembongkaran kumparan dan dililit kembali

Ruang lingkup pemeliharaan

Untuk mempertahankan kelangsungan kerja peralatan pengalih daya agar tetap bekerja terus menerus dan tidak merugikan perusahaan maka diperlukan pemeliharaan peralatan yang meliputi:

 Pemeliharaan rutin berencana

Pemeliharaan rutin berencana tidak perlu membongkar mesin, pekerjaan yang dilakukan adalah:

 Pemeriksaan secara teratur pada bagian luar peralatan. Jauhkan benda-benda yang sekiranya dapat menggangu kerja mesin

 Memeriksa bantalan, kotak kontak, kontaktormagnit

 Pemeriksaan pada sikat-sikat

 Pemeliharaan rutin

Pekerjaan yang dilakukan pada pemeliharaan rutin meliputi:

 Perbaikan atau mengganti bagian yang cepat aus

 Pelumasan pada bagian yang bergesek

 Membersihkan kontak-kontak yang berkarat

 Memeriksa tegangan sumber

 Pengujian tahanan isolasi motor  Penggantian (Revisi)

Penggantian dilakukan apabila terjadi kerusakan berat dan tidak dapat dipergunakan kembali. Pekerjaan revisi meliputi:

 Mengganti bagian yang rusak

 Membongkar sebagian yang dirusak

 Mengganti keselurahan bagian yang rusak

3. Perbaikan Peralatan

Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam perbaikan peralatan meliputi:  Motor dibongkar keseluruhan

 Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor

 Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik

 Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel

 Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal

 Motor dipasang kembali seperti sediakala

c. Rangkuman

 Pengamatan yang dilakukan pada peralatan pengalih daya adalah : - Pengamatan saat starting Motor

- Pengamatan saat Motor berjalan

- Pengamatan saat memberhentikan Motor

 Starting Motor 3 Fasa dapat dilakukan dengan cara:

Dokumen terkait