• Tidak ada hasil yang ditemukan

VOLUME Indikator Keluaran (Output)

Keluaran Kegiatan (IKK)

(Output)

Target Realisasi Kegiatan IKK (CKK) (TVK) (RVK) Keluaran 1 IKK ke 1 50 50 (Orang) IKK ke 2 IKK ke 1 Keluaran 2 3 2 IKK ke 2 (La po ran) IKK ke 3 Keluaran 3 IKK ke 1 1 2 (Sistem) IKK ke 2 CKK =

( (1,22

x

0,80

x

1,42)�)

x

100%

111,60%

b . Penyerapan Anggaran Target (TIKK) 5 10 3 6 5 4 1

Pengukuran penyerapan anggaran dilakukan

Realisasi (RIKK) 5 15 3 10 5 2 1 dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan pagu anggaran.

Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut: A

p = - x 100%

PA

Keterangan:

P Penyerapan anggaran

A Akumulasi realisasi anggaran PA Akumulasi pagu anggaran Contoh:

Suatu satuan kerj a memiliki pagu anggaran pada Tahun Anggaran 20 16 sebesar Rp855,830,897,000 dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Tahun Anggaran 20 16 sebesar Rp734,88 1,464,333, maka pengukuran variabel penyerapan anggaran sebagai berikut:

PA =

855,830,897,000

p RA - x 100% PA 734,881,464,333 855 830 897 000 , ,

,

x lOO% 85,87% c. Eisiensi

Pengukuran eisiensi dilakukan dengan membandingkan penjumlahan C�J dari selisih antara perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan penjumlahan

(:)

dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran. Rumus untuk pengukuran

_

Ir=i (

(PAKi x CKi) - RAKi) 0

E

-:f=1

(PAKi x CKi) x 100 o Keterangan: E PAKi RAKi CKi Contoh: Eisiensi

Pagu anggaran keluaran i Realisasi anggaran keluaran i Capaian keluaran i

Pagu anggaran beserta realisasinya dari s�tiap Keluaran Kegiatan yang ada pada suatu satuan kerja adalah sebagai berikut:

Capaian Anggaran

Keluaran

(Output)

Keluaran Pagu Realisasi

Kegiatan

(Output)

(PAK) (RAK)

Kegiatan Keluaran 1 1,22 4.000.000.000 3.800.000.000 (Orang) Keluaran 2 0,80 1.000.000.000 975.000.000 (La po ran) Keluaran 3 1,42 5.000.000.000 4.725.000.000 (Sistem)

Dari tabel di atas, pengukuran eisiensi adalah sebagai berikut: Ii(C4.ooo.ooo.ooo x 1,22) - 3.800.000.000) + ((1.000.000.000 x o

,

80) - 975.ooo.ooo) + ((5.000.000.000 x 1,42)

-

4.725.ooo.ooo)

E = x 100%

Keterangan:

Batas maksimal nilai eisiensi adalah 20% dan batas minimal adalah -20% .

d . Konsistensi Penyerapan Anggaran terhadap Perencanaan

Pengukuran konsistensi penyerapan anggaran terhad.p perencanaan dilakukan dengan menghitung rata-rata dari perbandingan antara hasil pengurangan akumulasi rencana penarikan dana dengan deviasi realisasi anggaran dan rencana penarikan dana kumulatif.

Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

- IRPDKn - AKnl RPDK

x

K

=

n

Keterangan: . K Konsistensi n perencanaan

penyerapan anggaran terhadap RAK

RPDK

Realisasi anggaran kumulatif sampai dengan bulan i Rencana penarikan dana kumulatif sampai dengan bulan ke n

n Jumlah bulan

Contoh:

Rencana Penarikan Dana (RPD) bulanan beserta realisasi anggaran dari suatu satuan kerj a seperti pada tabel berikut:

Realisasi

Bulan RPD RPD Kum ulatif RA Kumulatif

Anggaran (RA) Januari 1 0,6 1 9 ,727, 000 1 0,6 1 9,727,000 2 ,382, 428,46 1 2,382,428,46 1 Februari 2 1 , 040,800,000 3 1 ,660,527 ,000 29 , 0 1 3 ,759,555 3 1 , 396, 1 88,0 1 6 Maret 35,28 1 ,507 ,000 66,942 ,034,000 64,847' 1 98,67 4 96,243,386 ,c9o April 53, 1 67,236,000 1 20 , 1 09 ,270,000 43,645,492,5 1 2 1 39 ,888,879 ,202 Mei 55,59 1 ,655 ,000 175,700,925, 000 88,759 ,250, 1 3 1 228,648, 1 29,333 Juni 63, 1 1 3 ,787,000 238,8 1 4,7 12 , 000 50,2 14,695,55 1 278,862 ,824,884 Juli 1 05, 048,3 16,000 343,863,028, 000 7 1 , 33 2,400, 1 14 350, 1 9 5, 224,998 Agustus 1 02 , 1 7 1 ,934,000 446,034,962 ,000 39,282, 1 55, 8 1 1 389 ,4 77 ,380, 809 September 1 1 1 ,7 1 8, 1 76,000 557,753, 1 38,000 8 1 , 890,394,255 47 1 ,367,775,C64 Oktober 1 1 1 , 376,563,000 669 , 1 29,70 1 ,000 48, 579 ,065,276 5 1 9,946, 840, 340 November 1 2 5,738,987,000 794,868,688,000 74, 548,072 ,840 594,494,9 1 3 , 1 80 Desember 1 58,434, 1 39,000 953,302,827, 000 1 40,386,55 1 , 1 53 734,88 1 ,464,233

Dari tabel di atas, sebagai contoh pada bulan Januari diperoleh nilai konsistensi sebagai berikut:

RPD K bulan Jan uari ( 1)

RAK bulan Januari

=

10,6 19,727,000 2,382,428,46 1 K =

(

RPD Kn - I RPDKn - RAKn lRPD Kn

)

x 100%

=

(

RPD K1 - I RPDK1 - RAK1 1RPD K1

)

x 100%

=

(

10,619,727,000 - 1 10,619,727,000 - 2,382,428,461 110,619, 727,0 0 0

)

x 10 0% = 2 2 .43%

Dengan cara yang sama, diperoleh nilai konsistensi untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut:

Bulan Tingkat Konsistensi per Bulan

Januari 22,43% Februari 99, 17% Maret 56,23% April 83, 53% Mei 69,87% Juni 83,23% Juli 98, 16% Agustus 87,32% September 84,5 1% Oktober 77,70% November 74, 79% Desember 77,09%

Dari tabel di atas, pengukuran konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan adalah sebagai berikut:

- I RPDKn - AKn l RPDK x K = n n 2 2,43% + 99,17% + 56,23% + 83,53% + 69,87% + 83,23% + 98,16% + 87,32% + 84,5 1% + 77,70% + 74,79% + 77,09% 12 = 76,17%

2 . Penilaian Evaluasi Kinerja Anggaran atas Aspek Implementasi

Untuk mendapatkan nilai Kinerj a, maka seluruh indikator (penyerapan anggaran, konsistensi penyerapan anggaran terhadap

perencanaan, pencapaian keluaran, dan eisiensi) harus memiliki skala yang sama, yaitu dari 0%- 100%. Dari keempat variabel pengukuran tersebut variabel eisiensi tidak memiliki skala

0%-100% . Nilai eisiensi diperoleh dengan asumsi bahwa minimal yang dicapai Kementerian/ Lembaga dalam rumus eisiensi sebesar -20% dan nilai paling tinggi sebesar 20% . Oleh karena itu, perlu dilakukan transormasi skala eisiensi agar diperoleh skala nilai yang berkisar antar 0% sampai dengan 100%, dengan rumus sebagai berikut:

NE = 50% + (2E

O x 5 0) Keterangan:

NE : Nilai eisiensi

E : Eisiensi

Jika eisiensi diperoleh lebih dari 20%, maka NE yang digunakan dalam perhitungan nilai Kinerj a adalah nilai skala maksimal ( 100%) dan jika eisiensi yang diperoleh kurang dari -20%, maka NE yang digunakan dalam per hi tungan nilai Kinerj a adalah skala minimal (0%) .

Mengacu pada hasil pengukuran eisensi pada contoh pengukuran eisiensi, nilai eisiensi dari suatu satker tersebut yaitu sebagai berikut: E N E = 50% + ( 20 x 50) = 50% +

(20%

x 50) = 100%

20

Selanjutnya, nilai Kinerj a atas Aspek Implementasi dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian antara hasil pengukuran setiap variabel Aspek Implementasi dengan bobot masing-masing variabel pada tingkat eselon I / program atau satuan kerj a. Rumus dari perhitungan tersebut sebagai berikut:

N KI = {P x Wp) + (K x WK) + (CKP atau CKK x WcK) + (NE x WE)

Keterangan:

NKI : Nilai Kinerj a atas Aspek Implementasi P : Penyerapan anggaran

K : Konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan CKP : Capaian Keluaran

(Output)

Program

NE Nilai eisiensi

Wp

Bobot penyerapan anggaran

WK

Bobot konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan

WcK

Bobot capaian keluaran

WE Bo bot eisiensi

Bo bot masing-masing variabel Aspek Implementasi sebagai berikut:

Wp

= 9,7%

WK

= 18 ,2%

WcK

= 43,5%

WE

= 28,6%

Contoh:

NKI = (P x Wp) + (K x WK) + (CKK x WCK) + (NE x WE)

= (85 ,87% x 9,7%) + (76 , 1 7% x 1 8 ,2%) + ( 1 1 1 ,60% x 43,5%) + ( 1 00% x 28,6%)

= 99,34%

Nilai Kinerja atas Aspek Implementasi yang dihasilkan dari satuan kerj a tersebut sebesar 99,34%, maka nilai Kinerj a atas Aspek Implementasi satuan kerja tersebut termasuk kategori Sangat Baik. B. Tata Cara Pengukuran dan Penilaian Evaluasi Kinerj a Anggaran atas

Aspek Manaat

1 . Capaian Sasaran Strategis

Capaian Sasaran Strategis dilakukan dengan menghitung rata-rata ukur secara geometrik (1) berdasarkan rata-rata ukur secara geometrik (1) perbandingan antara capaian indikator Sasaran Strategis dan target indikator Sasaran Strategis.

Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

CSS =

l� (((ll_

Capaian Indikator sasaran strategis i

)�)�)

X lOO% I - 1 J -1 Target Indikator sasaran strategisi

Keterangan:

CSS : Capaian Sasaran Strategis m : Jumlah Sasaran Strategis

n : Jumlah indikator Sasaran Strategis Contoh:

Suatu Kementerian/ Lembaga memiliki 2 (dua) Sasaran Strategis/

Sasaran Indikator Sasaran Strategis (ISS) Trget Realisasi Strategis

/Outcome

ISS

(TISS) (RISS)

Outcome

1 ISS ke 1 1 1 ISS ke 2 10 8

Outcome

2 ISS ke 1

3 3

ISS ke 2 4 4 ISS ke

3 5 5

css =

x 100% = 94,34%

2. Capaian Sasaran Program

Capaian Sasaran Program dilakukan dengan menghitung rata-rata ukur secara geometrik (J) berdasarkan rata-rata ukur secara geometrik (1) perbandingan antara capaian indikator Sasaran Program dan target indikator Sasaran Program. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

1 1

m

n m ((n n

Capaian Indikator sasaran program

i)n)

CSP

--

x 100%

i=l j =i

Target Indikator sasaran program i

Keterangan:

CSP : Capaian Sasaran Program m : Jumlah Sasaran Program

n : Jumlah indikator Sasaran Program Contoh:

Suatu Eselon I memiliki

3

(tiga) Sasaran Program dengan target dan realisasi sebagai berikut:

Indikator Sasaran Program (ISP)

Sasaran Program Realisasi

ISP Target (TISP)

(RISP)

Outcome

1 ISP ke 1

5 5

Indikator Sasaran Program (ISP) Sasaran Program ISP

Outcome 2

ISP ke

1

ISP ke

2

ISP ke

3

Outcome 3

ISP ke 1 ISP ke

2

CSP =

= (

(1, 0 5 x 1,00 x 0, 7 1)

i)

x 1 0 0 %

=

90,86% Realisasi Target (TISP) (RISP)

3 3

6 6

5 5

4 2

3 3

x 1 0 0 %

C. Tata Cara Penilaian Kinerja Anggaran tingkat Kementerian/ Lembaga, Eselon I/ Program, dan Satuan Kerja

1. Penilaian Kinerj a Tingkat Kementerian/ Lembaga

Penilaian Kinerj a tingkat Kementerian/ Lembaga dilakukan dengan menghitung rata-rata dari nilai Kinerj a Anggaran atas Aspek Manaat tingkat Kementerian/ Lembaga dan rata-rata nilai Kinerj a Anggaran tingkat eselon I / program lingkup kewenangan Kementerian/ Lembaga terkait. Rumus pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

CSS

+ rata - rata nilai Kinerja Anggaran tingkat eselon I/program N KK/L = 2 Keterangan: NKK/ L css Contoh:

Nilai Kinerj a tingkat Kementerian/ Lembaga

Capaian Sasaran Strategis / Nilai Kinerj a Kementerian/ Lembaga atas Aspek Manaat

Suatu Kementerian/ Lembaga memiliki

2

(dua) eselon I / program, dengan rata-rata nilai Kinerja Anggaran tingkat eselon I / program sebesar 85,00%, maka perhitungannya sebagai berikut:

94,34% + 85,00%

N KK/L

=

2

Nilai Kinerj a Anggaran tingkat Kementerian/ Lembaga tersebut sebesar 89,67%, maka nilai Kinerja Kementerian/ Lembaga tersebut termasuk kategori Baik.

2. Penilaian Kinerj a Tingkat Eselon I/ Program

Penilaian Kinerj a tingkat eselon I / program dihitung berdasarkan rata-rata dari nilai Kinerj a Anggaran atas Aspek Manaat dan Aspek Implementasi tingkat eselon I/ program dan rata-rata nilai Kine(a Anggaran tingkat satuan kerja lingkup kewenangan eselon I / program terkait.

a. Nilai Kinerj a Anggaran atas Aspek Manaat dan Aspek Implementasi tingkat eselon I / program dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara nilai Kinerj a Anggaran atas Aspek Implementasi tingkat eselon I / program dan nilai Kinerj a Anggaran atas Aspek Manaat tingkat eselon I / program dengan bobot masing-masing aspek evaluasi Kinerj a Anggaran. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut: Nilai Kinerja atas Aspek Manaat dan Implementasi = (NKI x

Wr)

+ ( CSP x

WM)

Keterangan:

NKI : Nilai Kinerj a atas Aspek Implementasi

W1

: Bo bot Aspek Implementasi

WM

: Bo bot Aspek Manaat

Bobot masing-masing aspek sebagai berikut:

Aspek Implementasi

(Wi)

33,3%, terdiri atas:

Wp =

9,7%

WK =

18 ,2%

WCK=

43,5%

WE =

28 ,6%

Aspek Manaat

(WM)

66, 7%

Dari contoh-contoh sebelumnya, diperoleh nilai Kinerja Anggaran atas Aspek Manaat dan Implementasi tingkat eselon I / program sebagai berikut:

(NKI x Wi) + ( CSP x WM) = (91,00% x 3 3,3%) + (9 0,86% x 66,7%) = 9 0,90>

b. Nilai Kinerja tingkat eselon I/ program dilakukan deng.n menghitung rata-rata nilai Kinerja Anggaran_ atas Aspek Manaat dan Implemetasi tingkat eselon I / program dan rata-rata nilai

eselon I / program terkait. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

N KP Nilai Kinerj a Implementasi dan Manaat + rata - rata nilai satker 2

Keterangan:

NKP : N ilai Kinerj a tingkat eselon I / program Contoh:

Suatu eselon I/ program memiliki 3 (tiga) satuan kerj a dengan rata-rata nilai Kinerja Anggaran tingkat satuan kerj a sebesar 90,00%, maka perhitungannya sebagai berikut:

90,90% + 90,00%

2

= 9 0,45 %

Nilai Kinerja Anggaran tingkat eselon I / program tersebut sebesar 90,45%, maka nilai Kinerj a eselon I / program tersebut termasuk kategori Sangat Baik.

3. Penilaian Kinerj a Tingkat Satuan Kerja

Penilaian Kinerja tingkat satuan kerja dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian antara hasil pengukuran setiap variabel Aspek Implementasi dengan bobot masing-masing variabel pada tingkat satuan kerj a sebagaimana dicontohkan pada Tata Cara Pengukuran dan Penilaian Evaluasi Kinerj a Anggaran atas Aspek Im plemen tasi.

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum

u.b.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

Dokumen terkait