• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Volume Perdagangan

Volume perdagangan dapat diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan atau ditransaksikan pada kurun waktu tertentu.Volume perdagangan dapat volume perdagangan dapat menjadi ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan dan dapat juga mngindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut.

Edward (2011) menjelaskan bahwa Trading Volume Activity merupakan sautu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal.Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang harian dengan melihat aktivitas volume perdagangan.

2.5Likuiditas saham

Likuiditas menurut Bursa Efek Indonesia (informasi umum pasar modal, stock exchange) adalah kelancaran yang menunjukkan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Koentin menyatakan bahwa likuiditas saham adalah mudahnya saham yang dimiliki seseorang dapat diubah menjadi uang tunai melalui mekanisme pasar modal, likuiditas saham baik berarti bahwa setiap saat ia dapat datang ke pialang dan menjual sahamnya (dalam Deden Mulyana, 2011).

Parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham, menurut Conroy et.al., (dalam Mulyana, 2011) adalah sebagai berikut:

b. Tingkat spread

c. Information flow (aliran informasi) d. Jumlah pemegang saham

e. Jumlah saham yang beredar

f. Transaction cost (besarnya biaya transaksi) g. Harga saham

h. Volatilitas harga saham

2.6Return Saham

Return merupakan salah satu aspek terpenting dalam analisis investasi. Ketika investor menanamkan modalnya, mereka mengharapkan suatu tingkat keuntungan tertentu. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003).

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasidan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung resikoatas investasi yang dilakukan. Return dapat dibagi dalam dua macam yaitu:

1. Return realisasi yaitu hasil keuntungan yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur dari kinerja perusahaan dan berguna juga untuk menentukan expected return dan resiko dimasa datang.

2. Return ekspektasi yaitu return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya mudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Untuk menghitung besarnya return saham digunakan rumus:

=+1− �

Keterangan: Ri = return saham

Wt-1= harga saham pada akhir periode Wt = harga saham pada awal periode

Untuk menghitung besarnya return market digunakan rumus sebagai berikut:

�� =���� − �����−1

�����−1

Keterangan:

Rmt = return market

IHSGt = IHSG periode t IHSGt-1 = IHSG periode t-1

Expected return dihitung dengan menggunakan rumus:

�(�) =∑�()

Keterangan:

n merupakan banyaknya periode saham.

2.7Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999), dengan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Perubahan Harga Saham, menyimpulkan bahwa pemecahan saham berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan saham relatif. Harga saham setelah 4,5 bulan pemecahan saham akan menurun sehingga bila para investor memegang saham tersebut

sejak 7,5 bulan sebelum tanggal pemecahan saham sampai 4,5 bulan stelah pemecahan saham akan mengalami kerugian. Oleh karena itu sebaiknya para investor menjual saham yang dipecah tersebut sebelum 4,5 bulan setelah tanggal pemecahan saham agar tidak mengalami kerugian. Sedangkan untuk investor potensial baru sebaiknya membeli saham yang dipecah tersebut setelah 4,5 bulan setelah tanggal pemecahan saham karena harga pasarnya akan lebih rendah bila dibandingkan pada saat pemecahan. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia keputusan untuk melakukan pemecahan saham akan merugikan para investor lama yang telah memiliki saham yang dipecah sejak 8,5 bulan sebelum pemecahan. Variabel deviden dan perubahan deviden memberikan pengaruh yang positif signifikan pada perubahan harga saham relatif. Artinya informasi mengenai deviden memberikan pengaruh yang positif kepada investor. Oleh karena itu dianjurkan bagi perusahaan yang melakukan pemecahans saham sebaiknya juga meningkatkan deviden yang akan dibayarkan sehingga penurunan harga saham setelah pemecahan tidak mencapai posisi harga yang terlalu rendah. Variabel laba per saham dan perubahan laba per saham tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan harga saham relatif. Hasil ini menunjukkan bahwa pada periode pengamatan dalam penelitian ini informasi laba per saham tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi para investor. Variabel indeks harga industri menunjukkan pengaruh yang signifikan pada perubahan harga relatif.

2. Harjanti Widiastuti dan Usmara (2005), dengan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stock Split dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan, menyimpulkan bahwa tingkat kemahalan harga saham yang diukur dengan PBV (Price to Book Value) berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Namun penilaian ini tidak berhasil menunjukkan bahwa tingkat kemahalan harga saham yang diukur dengan PER (Price to Earning Ratio) merupakan variabel yang berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Likuiditas yang diukur dengan bid- ask spread tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s q menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split, sedangkan nilai perusahaan yang diukur dengan Earning tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Penelitian ini menyarankan perpanjangan periode penelitian, jumlah sampel yang mewakili jenis industri secara proporsional dan penggunaan variabel independen lain yang mempengaruhi kegiatan pemecahan saham seperti kinerja perusahaan.

3. Rohana, Jeannet dan Mukhlasin (2003) dengan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stock Split dan Dampak yang ditimbulkannya, menemukan bahwa: (1) harga saham mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Hal ini

berarti semakin tinggi harga saham maka semakin banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan stock split. Dengan stock split manajemen dapat menata harga saham pada rentang tertentu sehingga investor kecil dapat membuat pasar saham lebih stabil perdagangannya. (2) frekuensi perdagangan saham tidak mempunyai hubungan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Hal ini menyatakan bahwa likuiditas pasar cenderung menjadi lebih rendah setelah stock split dimana frekuensi perdagangan secara proporsional lebih rendah daripada saat sebelum stock split. (3) terdapat perbedaan frekuensi perdagangan saham yang signifikan antara dua kuartal sebelum stock split dan dua kuartal sesudah stock split, (4) earning perusahaan yang diproksi dengan operating income setelah stock split tidak lebih tinggi dari earning sebelum stock split. Kondisi ini menunjukkan bahwa stock split tidak memberikan suatu signal mengenai kenaikan laba di masa yang akan datang. Hal ini diduga karena penelitian stock split dilakukan di Indonesia dimana pasar modalnya merupakan pasar yang inefisien.

4. Winda Sari Lubis (2010), menguji pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Hasil dari penelitian Winda Sari Lubis adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split, terdapat perbedaan signifikan Bid-Ask Spread antara sebelum dan sesudah stock split, dan tidak terdapat perbedaan signifikan Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah stock split.

2.8Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Stock split sebagai tindakan memecah saham menjadi n lembar saham dengan harga per lembar saham baru sebesar 1/n harga saham sebelumnya, dilakukan oleh manajer perusahaan dengan tujuan untuk menata kembali harga pasar saham supaya harga saham tidak terlalu mahal, dapat meningkatkan jumlah pemegang saham atau likuiditas perdagangan saham pada ukuran perdagangan rata-rata saham serta membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa laba dan deviden kas.

Dari kerangka pemikiran diatas hal yang akan diuji adalah harga saham yang dapat dilihat dari harga saham penutupan (closing price) dan volume perdagangan saham. Untuk mengetahui apakah stock split memiliki dampak terhadap harga saham dan volume perdagangan, maka hal yang dilakukan adalah dengan uji beda

Stock Split

Harga Saham

Harga Saham Sebelum Stock Split

Harga Saham Setelah Stock Split

Volume Perdagangan

Volume Perdagangan Sebelum Stock Split

Volume Perdagangan Setelah Stock Split

rata-rata berpasangan antara sebelum terjadinya stock split dan sesudah terjadinya stock split dari masing-masing variabel harga saham dan volume perdagangan.

2.9Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dapat disusun sebagai berikut :

• H1: terdapat perbedaan pada harga saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split

• H2: terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split

Dokumen terkait