• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SULUK DI BESILAM

3.4 Waktu dan Syarat Suluk

Masa kegiatan suluk terdiri dari 10 hari, 20 hari dan 40 hari Sekurang-kurangnya kegiatan suluk dapat dilakukan dalam 3 hari dan 7 hari. Menurut Najamuddin Amin Al Kurdi dalam “Tanwirul Qulub” yang dikutip oleh Said (1976) Adapun syarat bersuluk terdapat 21 perkara, yaitu :

2. Meminta izin doa dari Syekh, tidak boleh memasuki rumah suluk tanpa izin dari Syekh selama ia dalam pengawasan dan pendidikan.

3. Uzlah (mengasingkan diri), membiasakan jaga (kurang tidur) dan

membiasakan lapar, dan berdzikir, menjelang suluk.

4. Memasuki tempat khalawat dengan melangkahkan kaki kanan, seraya mohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dan membaca bismillah dan Surat An-Nas tiga kali.

5. Senantiasa berwudhuk.

6. Jangan cita-citanya untuk memperoleh keramat. 7. Jangan menyandarkan belakang ke dinding. 8. Terus – menerus ruap guru terbayang dimatanya. 9. Berpuasa

10.Diam, kecuali dzikirullah, dan sesuatu yang tekait dengan itu menurut Syara’ karena hal itu akan menyia-nyiakan khalawat dan melenyapkan cahaya hati.

11.Tetap waspada menghadapi musuh yang empat, yakni setan, dunia, hawa nafsu dan syahwat dengan menyebutkan sesuatu yang dilihat kepada gurunya.

12.Hendaknya jauh dari gangguan suara-suara.

13.Tetap menjaga shalat Juma’at dan shalat Jama’ah karena tujuan pokok dari khalawat ialah mengikuti Nabi Muhammad SAW.

14.Jika terpaksa keluar, haruslah menutupi kepala sampai ke leher, dengan memandang ke tanah.

15.Jangan tidur, kecuali sudah sangat mengantuk dan harus bersuci (berwudhuk). Jangan tidur karena hendak istirahat, bahkan jika sanggup, jangan meletakkan rusuk ke lantai, dan tidurlah dalam keadaan duduk. 16.Menjaga pertengahan antara lapar dan kenyang.

17.Jangan membuka pintu kepada orang yang meminta berkat kepadanya, kecuali Syekh.

18.Semua nikmat yang diperolehnya harus dianggapnya berasal dari Syekh, sedang Syekh beroleh dari Nabi Muhammad SAW.

19.Menafikan getaran dan lintasan dalam hati, baik buruk maupun baik, karena lintasan-lintasan itu akan memecahkan belah hati dari kesatuan hasil dzikir.

20.Selama dalam suluk, seseorang tidak boleh memakan sesuatu yang bernyawa seperti daging, ikan, telur dan sebagainya.

21.Dilarang banyak bercakap-cakap.

Adapun adab-adab suluk terbagi yaitu : 1. Adab sebelum suluk, 2. Adab didalam suluk, 3. Adab sesudah suluk. Menurut Said (1976:113) adab sebelum suluk itu terdapat 7 perkara, yaitu :

1. Cari guru yang mursyid, yakni sudah terkenal dan ia memperoleh ilmu dari seseorang Syekh yang tidak tercela ajarannya.

2. Hendaklah guru itu tidak sangat kasih kepada dunia dan tidak pula kasih kepada pekerjaan yang halal.

3. Selesaikan segala sesuatu yang dapat membimbingkan suluk, baik urusan dunia maupun urusan akhirat.

4. Perbekalan dalam suluk itu hendaklah berasal dari sesuatu yang halal dan suci (bersih).

5. Hendaklah di’tikadkan diri pergi mati dan masuk kubur, dan melakukan perbuatan orang yang hendak mati, seperti tobat dan minta izin kepada bapak-ibu dan kaum keluarga.

6. Hendaklah mengaku dan bersikap sebagai orang yang memikul dosa yang tak terhingga banyaknya dan mengaharapkan ampunan dan pertolongan Allah yang sangat sayang kepada hamba-Nya yang tobat.

7. Bila bertemu dengan guru hendaklah merendahkan diri, dengan mengatakan “Wahai Tuan hamba”, saya ini datang dari laut dosa dan taqshir dan dari kelam – jahil, saya serahkan diriku kepada Tuan. Harapanku, supaya Tuan memelihara diriku sesudah Allah dan Rasul, supaya Tuan memelihara diriku sesudah Allah dan Rasul, supaya saya jangan terus-menerus karam dalam lautan dosa dan taqshir dan supaya saya keluar dari kelam kejahilan ke terang ilmu di dalam tangan Tuan hamba, Wassalam.

Adapun adab selama dalam suluk itu terdapat 21 perkara sebagaimana diungkapkan Said (1976:113-116) :

1. Mensucikan niat dari semua karena dan kehendak, seperti jangan karena takut kepada sesuatu, atau karena hendak dipuji orang supaya dikatakan orang ia ahli bersuluk dan sebagainya. Dan jangan berkehendak (bertujuan) menjadi khalifah, tetap hendaklah niat beramal ibadah semata-mata, sesuai dengan perintah Allah.

2. Tobat dari sekalian dosa lahir dan batin dengan mandi tobat. Selama dalam suluk, hendaklah memperbanyak wirid-wirid yang baik, dan doa-doa yang sesuai dengan orang suluk. Diniatkan bersuluk sepuluh hari atau lebih, pada permulaan berkhatam tawajuh selesai shalat Ashar. Sesudah berniat, hendaklah batasi makan, terurtama jangan memakan sesautu yang bernyawa sebab memakan sesautu yang bernyawa itu seperti ikan, akan mengeraskan hati dan menggelapkan cahayanya. Jangan tidur mengunjur (meluruskan kaki), tetapi hendaklah membungkukkan tubuh, supaya teringat kepada keadaannya di dalam perut ibunya, sangat lemah tidak berdaya, semuanya hanya daya upaya ibunya.

3. Mengekalkan berwudhu supaya jauh setan dan iblis dan dekat Malaikat dan roh- roh.

4. Terus menerus berdzikir, terutama dzikir yang diajarkan guru.

5. Berbekalan wuquf qalbi (menghilangkan pikiran dari pada perasaan) Membersihkan hati dari semua cita-cita, meskipun cita-cita yang menyangkut dengan akhirat.

6. Apabila mengalami perubahan pada badan atau menyaksikan sesuatu pada waktu.

7. berdzikir, hendaklah dilaporkan kepada guru atau wakilnya. Jangan diberitahukan kepada orang lain. Jika sudah dilaporkan kepada guru, jangan ditafsirkan dengan sesuatu, sebab menafsirkan sesautu perasaan atau penglihatan itu, menyalahi adab.

8. Apabila mengalami perubahan perasaan atau melihat sesuatu dalam berdzikir itu, maka hendaklah dinafikan (ditolak) kuat-kuat, tetapi dzikir jangan diputuskan. Dan jangan lengah atau lalai karena mengalami perasaan atau penglihatan itu, semuanya itu adalah cobaan dan hijab (tabir pendinding) bagi murid. Tetapi hendaklah memperbanyak dzikir dan wuquf qalbi. Sesudah itu, menghadirkan rabithah.

9. Terus – menerus mengekalkan ingatan kepada guru, tidak terpisah dalam tilikan untuk selama-lamanya.

10.Mengekalkan shalat berjamaah. Barang siapa shalat sendirian di dalam suluk mudah menjadi gila.

11.Hadir lebih dahulu di tempat dzikir, sebelum guru tiba dan yang paling baik, murid orang pertama hadir dari semua jama’ah.

12.Jangan bangkit lebih dahulu daripada guru pada suatu (upaya cara) berkhatam atau bertawajjuh. Paling baik, ia orang terakhir meninggalkan majlis dari semua jamaah.

13.Jangan bersandar kepada sesuatu kerika berdzikir baik berdzikir seorang diri maupun secara berjamaah, terutama berdzikir waktu berkhatam atau tawajjuh.

14.Jaga lidah dari banyak berkata-kata, walau sesama jamaah, kecuali karena udzur. Dibolehkan bercakap-cakap dengan seorang yang tidak suluk, sebanyak tujuh kalimat dan bercakap-cakap sesama jamaah suluk, sebanyak 14 kalimat.

15.Tetap duduk ditempat, jangan keluar melainkan karena udzur.

16.Apabila keluar dari tempat hendaklah selubungi tubuh, supaya jangan kena panas matahari dan tiupan angin, karena hal itu dapat menimbulkan penyakit.

17.Mengekalkan memohon rahmat Allah, pada semua tingkah laku dan keadaan.

18.Hendaklah banyak berbuat baik kepada teman-teman yang fakir miskin, supaya dapat doa mereka.

19.Hendaklah membawa adab kepada khalifah yang dibawah gurunya, seperti beradab kepada guru sendiri.

20.Hendaklah memperbanyak sedekah selama suluk, disbanding dengan sebelum suluk, supaya segera terbuka hijab.

21.Hendaklah meninggalkan wirid yang sunnat, karena memperbanyak dzikir. Selain ada sebelum suluk dan adab selama suluk terdapat pula adab sesudah mengikuti kegiatan suluk. Said (1976:116) mengatakan bahwa ada sesudah mengikuti kegiatan suluk terdapat 9 perkara, yaitu :

1. Adab pertama, hendaklah kuat berzikir pada waktu yang lapang seperti waktu hampir Magrib dan Isya dan hampir tidur, waktu sahur inilah waktu yang baik, dan sesudah sholat Subuh,

2. Adab kedua, hendaklah lazimi berkhatam tiap-tiap hari, pada Ashar dan lainnya dan tawajjuh kemudian Zuhur hari Selasa dan Juma'at,

3. Adab ketiga, hendaklah ia kasih sayang akan apa-apa yang didapatinya didalam suluk itu dan dipeliharanya baik-baik terlebih daripada emas dan

perak,

4. Adab keempat, hendaklah banyak beramal dan beribadah serta jangan kembali pada pekerjaan dunia dahulu (sebelum mengikuti kegiatan suluk), 5. Adab kelima, jangan bersahabat dengan orang yang mencela-cela

pekerjaan suluk,

6. Adab keenam, hendaklah kuat-kuat membujuk dan membawa orang bersuluk supaya dapat pertolongan atas berbuat baik,

7. Adab ketujuh, hendaklah pilih kelakuannya dan itikadnya seperti kelakuannya dan itikadnya didalam suluk juga,

8. Adab kedelapan, hendaklah melazimi bersama-sama dengan gurunya serta itikad yang yakin bahwa tiada hendak bercerai sampai mati dihadapan gurunya,

9. Adab kesembilan, hendaklah diitikadkannya bahwa gurunya adalah Khalifah Rasulullah SAW yang besar di dalam alam ini tiada yang menyamainya.

Dokumen terkait