• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Tujuan

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Februari sampai Agustus 2005. Diawali dengan kegiatan pengunduhan program, pengenalan program, aplikasi program pada data contoh, pengolahan hasil aplikasi program dan pengambilan keputusan terhadap parameter yang dipakai. Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3.2. Bahan dan Alat

Data yang digunakan adalah citra satelit Image Mode Precision (IMP) ENVISAT-ASAR polarisasi VV yang dikeluarkan oleh ESA (European Space Agency) rekaman tanggal 4 Februari 2003 dengan liputan daerah Pelalawan, Riau. Data vektor berupa Peta Compartment Teso Timur (TEE) berdasarkan umur dan jenis tanaman yang diperoleh dari PT. Riau Andalan Pulp and Paper(RAPP).

Data lapangan dari pengamatan langsung oleh tim inventarisasi PT. Riau Andalan Pulp and Paperberupa Merchantable Volume (MVOL) dan Total Volume

(TVOL) tanaman Acacia mangium.

Peralatan yang dipakai meliputi seperangkat komputer dengan perangkat lunak berupa Basic Envisat SAR Tool Box (BEST v4.0.1 dan v4.0.2), RSI Envi 4.1, ERDAS IMAGINE 8.6, ArcView 3.2 (Image Analysis), EnviView, CorelDraw 12, dan Statistica 6.0.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian meliputi empat tahap yaitu : (1) Persiapan Piranti Lunak, (2) Persiapan Data Contoh, (3) Eksplorasi Piranti Lunak, (4) Pengolahan Data.

Bagan alir penelitian disajikan pada gambar 3. 3.3.1. Persiapan Piranti Lunak

Tahap pertama dilakukan mengunduhan terhadap piranti lunak BEST v4.0.2 dari situs http://envisat.esa.int/services/best/software/. Sebelumnya, pada awal

22 penelitian digunakan BEST versi 4.0.1 dan diketahui memiliki banyak bugs. Pada pertengahan bulan Maret 2005 telah diluncurkan kembali BEST dengan versi 4.0.2 dengan sedikit tambahan perangkat pada bagian kalibrasi dan akhir bulan Juli 2005 kembali diluncurkan BEST dengan versi terbarunya 4.0.3 tetapi tidak banyak perubahan dari versi sebelumnya.

3.3.2. Persiapan Data Contoh

Data contoh yang dipakai dalam penelitian ada tiga yaitu data raster berupa citra ASAR IMP daerah Pelalawan Riau pada tanggal 4 Februari 2003 hasil kerjasama antara ESA dengan Indonesia (Institut Pertanian Bogor) dikenal dengan singkatan EJREx (The Envisat Join Research Experiment ), data vektor berupa Peta Compartment Teso Timur (TEE) dan data Plot Inventory tanaman Acacia mangium. Data vektor ini diperoleh dari PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

3.3.3. Eksplorasi Piranti Lunak

Pada tahap ini dilakukan eksplorasi terhadap piranti lunak BEST v4.0.2 sampai ketahap kalibrasi. Untuk menu-menu pada BEST yang terkait dengan proses kalibrasi dipelajari dengan metode uji coba (trial and error). Selain menggunakan metode tersebut, penggalian informasi juga dilakukan lewat forum diskusi dengan para pengguna BEST dan pembuat piranti lunak BEST.

3.3.4. Pengolahan Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengolahan data adalah pengkonversian format file dan analisis citra digital. Dalam kegiatan pengkonversian, file internal BEST yang telah dikalibrasi diubah format filenya (dieksport) menjadi format GeoTIFF agar dapat dibaca dalam ERDAS, Envi dan ArcView. File hasil eksport ini juga dibuatkan databasenya. Kegiatan pada analisis citra digital yaitu : (a) koreksi geometrik, (b) penentuan korelasi intensitas pantulan dengan parameter lapang, dan (c) pengambilan keputusan.

23

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

Full Resolution Extraction Amplitude Image (Full Resolution) Portion Extraction Amplitude Image (Portion extraction) Amplitude to Power Power Image Export file (.GeoTif) Display file (.Tiff) Power Image (Filtered) Header Analysis file (.HAN) Peta Compartment Teso Timur (TEE)

file (. img) Power Image Calibrated (Filtered) Speckle Filter Backscattering Image Generation Quick Look Generation Export GeoTiff Header Analysis

Power Image Calibrated (Non-Filtered) Backscattering Image Generation Backup Harddisk (display image) Image file (.img) Hasil

Tahap Pengolahan Data Tahap Eksplorasi BEST

Koreksi Geometrik Erdas Imagine 8.6 Resize Image file (.GeoTiff) RSI Envi 4.1

Rata-rata Intensitas Pantulan

per Compartment ArcView 3.2

Statistica 6.0 Analisis Regresi dan Korelasi EnviView ASAR_IMP file (.N1) (Harddisk)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahapan Eksplorasi BEST

BEST (Basic Envisat SAR Toolbox) adalah suatu gabungan dari beberapa aplikasi dasar radar yang telah dijalankan dan dirancang untuk memudahkan penggunaan data ASAR, Envisat. Tujuan dikeluarkannya perangkat ini tidak untuk menduplikasi paket komersial yang telah tersedia, tetapi untuk melengkapinya dengan beberapa fungsi- fungsi khusus yang diberikan untuk menangani produk ASAR (Advanced Synthetic Aperture Radar) dan AMI (Active Microwave Instrument ) yang merupakan bagian dari Envisat dan ERS 1 & 2. 4.1.1. Tahap Penginstalan

Hal yang perlu diperhatikan setelah menginstal piranti lunak ini yaitu dengan mengecek kebenarannya dengan tipe perintah “best” pada Windows MS-DOS. Apabila piranti lunak ini diinstal dengan benar maka akan muncul pesan berikut.

Biasanya pada komputer yang pertama kali menginstal piranti lunak ini tidak memberikan pesan seperti diatas, sehingga secara otomatis belum bisa dijalankan. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan menambahkan tiga variabel file BEST didalam System Properties komputer. Informasi mengenai ketiga variabel ini didapat pada situs www.envisat.esa.int.

25 Proses Penginstalan

Start Menu > Settings > Control Panel > Performance and Maintenance >

System lalu pilih Advanced dan klik Environment Variables

Akan muncul tampilan sebagai berikut

4.2.2. Fungsi Menu terkait proses kalibrasi 4.2.2.1. Menu Utama

Bagian menu utama didalam mengenal dan menjalani piranti lunak ini ada tiga yaitu Header Analysis, Full Resolution Extraction dan Quick Look Generation. Header Analysis dan Full Resolution Extraction merupakan kunci pertama yang harus dilaksanakan sebelum melangkah ke proses selanjutnya, sedangkan proses Quick Look Generation berfungsi untuk menampilkan gambar dalam format TIFF guna menginspeksi cepat liputan citra.

1. Header Analysis

Proses Header Analysis berfungsi untuk me mecahkan dan mengindentifikasi semua kode data mentah (Data Produk ESA SAR) yang kemudian disimpan ke dalam dua bentuk file yaitu file ASCII (extension .txt) dan file dalam bentuk perangkat internal BEST (extension .HAN). File ASCII berisi semua informasi tentang data yang dapat langsung dilihat, sedangkan file dalam bentuk internal yang berisi header akan dijadikan sebagai input dalam proses selanjutnya. Inti dari

Gambar 5. Informasi variabel dalam Environment Variables

Variable Value C : \ asartoolbox %STBXHOME%\flagfile %PATH%,%STBXHOME%\bin Variable Name STBXHOME FLAGFILE PATH

26 proses Header Analysis yaitu memberikan file yang berisi keterangan header dari data mentah (extension .N1) dalam format internal BEST.

Didalam tampilan proses Header Analysis diatas terdapat parameter-parameter yang dapat dipilih sebagai berikut.

Tabel 1. Parameter di menu Header Analysis.

N o N am a Fu n gsi da n k e t e r a n ga n

1 I nput Media Ty pe

Tem pat m edia peny im panan hasil y ang t er dir i dar i t iga m edia y ait u CDRom , Tape, dan Harddisk. Selam a penelit ian dat a disim pan dalam har ddisk kar ena kapasit as dat a t idak t erlalu besar dan unt uk m em perm udah dalam pengolahan.

2 I nput Product

Tem pat dat a m ent ah yang akan diolah, yang disim pan dalam file yang dipilih. Ket ika m engklik file t em pat penyim panan dat a m ent ah ( ASAR) m aka akan t am pil ASA.I MP.1PNUPA20030204...0033.N1

3 Sensor I d Sensor yang dipakai didalam m em peroleh dat a dim ana dat a ya ng dipakai dari Envisat ASAR, lain halnya ERS- 1 dan 2 dari AMI s

4 Sensor Mode

Cara didalam pengam bilan dat a ada 4 pilihan yait u I m age Mode : Pengam bilan dengan m encit ra langsung, Global m onit oring : Pengam bilan dengan m em onit oring secara keseluruhan dan kem udian hasilny a bar u disim pan, Wide Sw at h : Meny apu sebagian wilayah yang diinginkan dan hasil sapuan t ersebut dicit ra lalu disim pan, Alt ernat ing Polarizat ion : Pengam bilan dengan cara proses pant ulan sinyal ham buran balik. Dat a cont oh unt uk penelit ian diam bil dengan cara I m age Mode. 5 Alt ernat ing Polarizat ion Dat aset

Saluran sensor yang dipakai oleh Envisat - ASAR selam a proses pengam bilan dat a, saluran ini hanya ada apabila sensor m ode y ang dipak ai ber upa Alt er nat ing Polarzat ion

6 Product Type

Jenis produk y ang dihasilk an dan k egiat an pencit r aan. Dat a y ang dihasilk an m erupakan dat a I MP yang m erupakan produk precision sehingga j enis produknya PRI dan banyak produk lain sepert i SLC/ SLCI , GEC, GTC, MR, BRW dan RAW Dat a.

7 Dat a For m at

Menunj ukan form at dat a m ent ah berasal dari m ana ? Karena dat a penelit ian ber asal dar i Env isat dan dat a Env isat ber for m at ” m phsp” , sehingga dat a cont oh y ang dipak ai adalah dat a ber for m at ” m phsp” . Lain halny a j ik a dat a ber asal dar i ERS m aka akan m em iliki form at ” ceos” .

8 Source I d

Menunj ukan st asiun dim ana dat a diproses. Sebelum m enj adi product t ype, dat a m ent ah t ersebut diproses dist asiun m ana ? Sem ua dat a Envisat dan ERS diproses pada produk ESRI N

9 Num ber of Volum e Biasanya digunakan unt uk dat a dengan kapasit as yang besar dengan t y pe berupa t ape input m edia

10 Out put Tem pat dim ana dat a y ang t elah diolah oleh pr oses header ak an disim pan ( let ak folder) . Nam a folder yang dibuat t idak boleh ada spasi.

11 Annot at ion File

Nam a file yang akan dihasilkan set elah dipr oses oleh h eader analysis dim ana ak an dit am bahkan ekst ension .t xt yang m ana file ini berisi sem ua t ent ang ket erangan proses dari header analysis.

12 Header Analysis File

Nam a file yang akan dihasilkan set elah dipr oses oleh header analysis dim ana ak an dit am bahk an ek st ension .HAN . File ini digunakan unt uk proses selanj ut nya sepert i

quick look dan full resolut ion.

13 Par am et er Recor d File Nam e

Nam a file yang dit ulis unt uk pr oses h eader an aly sis y ang ak an diber ik an ekst ension .ini dim ana file ini berisi t ent ang ket erangan spesifikasi proses header

analysis it u sendiri.

27 Untuk proses Header Analysis biasanya sebagian parameter yang ada secara otomatis akan teridentifikasi sendiri ketika input data mentah telah dimasukan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memproses Header Analysis, ketika membuat nama directory sebagai tempat simpan hasil proses maupun nama file tidak boleh ada spasi. Kesalahan didalam proses ini akan menyebabkan file yang berekstension .HAN tidak akan dihasilkan.

Gambar 7. Tampilan setelah proses Header Analysis berserta file yang dihasilkan dalam Notepad. Atas : Tampilan setelah proses Header Analysis dan Bawah : File yang dihasilkan (*txt).

28 2. Full Resolution Extraction

Proses ini berfungsi untuk mengekstrak tingkat kecerahan sebagian atau seluruh citra dan menghasilkan file citra baru berformat internal BEST. File ini akan mengandung angka-angka tiap pixel dengan disertai keterangan header didalamnya. File yang dihasilkan menggunakan data contoh untuk penelitian (.N1) berekstension XTs, dimana s menunjukan sumber data berasal dari produk

precision.

Full Resolution Extraction dapat diproses setelah Header Analysis

dilaksanakan, karena untuk mengolah Full Resolution Extraction membutuhkan header dalam format internal BEST. Selain untuk meningkatkan kecerahan gambar, proses ini juga bertujuan untuk menggabung file inti dengan file headernya kedalam file tunggal berformat internal BEST. Dengan demikian tujuan khusus dari proses ini adalah mengubah file inti data mentah (exstension .N1) menjadi file inti berformat internal BEST yang kemudian langsung mengabungkan file headernya kedalam satu file tunggal.

Pada proses ini juga telah diberikan parameter AOI (Area of Interest) yaitu pilihan titik koordinat sebagai titik potong terhadap bagian citra yang ingin dipakai. Koordinat titik yang diberikan berdasarkan sistem grid yaitu latlon

29 (lintang-bujur) dan rowcol (baris-kolom). Untuk sistem grid latlon akan memberikan bentuk grid miring sedangkan rowcol memberikan bentuk grid tegak lurus. Bentuk grid dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Batas daerah yang dipotong menggunakan bentuk rectangular yaitu dengan 4 titik pemotongan dengan sistem grid latLon (bujur dan lintang), batas tersebut :

v 0.29 Kiri atas lintang

v 100.85 Kanan atas bujur

v - 0.22 Kiri bawah lintang

v 101.61 Kanan bawah bujur

Keempat titik potong diperoleh berdasarkan pengukuran awal dengan satuan derajat per pixel (latlon) dari citra hasil proses Quick Look. Hasil proses Full Resolution Extraction juga ditampilkan dengan proses Quick Look sehingga sebelum ke proses selanjutnya AOI telah sesuai dengan area yang diinginkan.

Gambar 10. Tampilan setelah proses Full Resolution Extraction

Sistem Grid LatLon Sistem Grid RowCol

30 3. Quick Look Generation

Proses ini berfungsi sebagai tampilan terhadap gambar yang telah diolah dalam format internal BEST menjadi TIFF dan mengurangi resolusi gambar agar kapasitasnya tidak terlalu besar sehingga dapat ditampilkan dilayar.

Dalam proses Quick Look Generation terdapat banyak pilihan parameter tetapi ada beberapa parameter yang penting antara lain :

a. Ada 2 pilihan orientasi yaitu Geografik dan Normal

Pada pilihan Geografik, gambar akan ditampilkan sesuai dengan geografi bumi yaitu utara berada diatas, selatan berada dibawah. Sedangkan pada pilihan orientasi Normal, gambar ditampilkan berdasarkan arah satelit saat mencitra (sesuai dengan posisi satelit).

b. Tipe Grid yang diberikan yaitu Latlon dan Rowcol yang telah dibahas sebelumnya pada proses Full resolution Extraction. Angka dari tiap-tiap garis grid memiliki nilai berdasarkan per pixel dimana untuk tipe grid latlon dalam satuan derajat (degree) dan rowcol dalam satuan panjang (meter).

31 c. Input Media Tipe menunjukan jenis tempat data disimpan yang memiliki 4 pilihan yaitu CDRom, Tape, Harddisk, dan File. Apabila data yang diambil dari tiga yang pertama maka tampilan Quick Look akan terlihat pada gambar 12 bagian kiri dan apabila data diambil dari file, maka tampilan akan terlihat pada gambar 12 bagian kanan. Dengan perbedaan tampilan tersebut, terlihat bahwa proses ini memiliki dua fungsi dalam hal display. Fungsi pertama menampilkan gambar terhadap data mentah yang akan diubah kedalam format TIFF yang disertai dengan keterangan file header secara terpisah. Untuk menjalankan proses ini memerlukan file header dalam format internal BEST dan data mentah yang akan dilihat. Fungsi kedua sebagai tampilan sementara dengan tujuan hanya ingin menampilkan gambar yang telah diolah (fungsi pengecekan). Fungsi tampilan yang kedua ini hanya memerlukan file dari data yang sudah diolah (hanya data dalam format internal BEST).

d. Output Image Size menunjukan ukuran gambar yang akan dihasilkan dimana semakin besar ukuran maka gambar akan semakin cerah (menunjukan dimensi gambar) hal tersebut jika diperbandingkan untuk ukuran a x b (a = baris dan b = kolom). Tetapi jika ukuran gambar menggunakan kuadrat pixel a x 0 (b = nol) maka ukuran gambar pixelnya yang akan berubah dimana semakin kecil a-nya maka ukuran per pixel semakin kecil juga (yang berubah ukuran kolom).

Gambar 12. Perbedaan tampilan menu QuickLook Generation berdasarkan Input Media Type yang dipakai. Kanan : Input Media Type File dan Kiri :

Input Media Type CDR, Disk dan Tape.

32 4.2.2.2. Menu Lanjutan

Dalam tahapan proses ini dilaksanakan berdasarkan kepentingan dan keperluan mencapai tahap kalibrasi saja dan ada proses-proses lain yang tidak dijalankan karena tidak diperlukan dalam mencapai proses kalibrasi.

1. Portion Extraction

Menghasilkan file yang sama seperti Full Resolution Extraction, dimana proses ini dapat berkerja setelah Full Resolution telah sukses dilaksanakan. Proses ini berfungsi untuk meningkatkan kecerahan kembali sekaligus melakukan pemotongan lebih detail terhadap daerah yang benar-benar telah dipilih. Bentuk pemotongan dan sistem grid yang dipakai masih sama seperti pada proses Full Resolution Extraction sebagai berikut :

v 0.13 Kiri atas lintang

v 101.33 Kanan atas lintang

v - 0.04 Kiri bawah bujur

v 101.52 Kanan bawah bujur

Tampilan output gambar yang telah dihasilkan dapat dilihat dengan Quick Look Generation dengan cara memilih file sebagai tipe media input.

33 Gambar 14. Tampilan menu Portion Extraction dan proses

34 2. Data Convertion

Pada menu Data Convertion terdapat beberapa sub- menu, diantaranya :

1 Integer to float .IFf 7 Flip Image .FIf

2 Gain Convertion .GCi 8 Slant Range to Ground .SGf 3 Power to Amplitude .PAf 9 Sensitivity Vector .TXt 4 Amplitude to Power .APf 10 Ancillary Data Dump .TXt 5 Linear to dB Convertion .DBf 11 Geometric Convertion .TXt 6 Image Operation .OPf 12 Complex to Amplitude ?

Pada piranti BEST versi 4.0.2 untuk proses Complex to Amplitude masih memiliki bugs dan kemungkinan pada versi selanjutnya akan diperbaiki.

Data Convertion merupakan seperangkat proses yang berfungsi untuk memproyeksikan kembali, mengkonversi, memodifikasi, menambah dan mengurangi file data yang berformat internal BEST yang kemudian diproses ketahap selanjutnya. Pada penelitian ini, proses-proses untuk mencapai pada tahap kalibrasi yang ada pada data convertion tidak digunakan semua karena pada

Gambar 15. Tampilan hasil proses Portion Extraction

35 penelitian ini lebih fokus kepada proses kalibrasinya saja kecuali Amplitude to Power.

3. Amplitude to Power

Menghasilkan file yang berekstension .Apf dimana proses ini akan menghasilkan point floating image yang mengandung data power. Data power

adalah data yang nilai digital number pada tiap pixelnya menjadi dua kali dari data sebelumnya (data amplitude).

File yang berekstension .APf ini sangat diperlukan ketika berkerja dengan

Backscattering Image yang merupakan bagian dari kalibrasi karena proses kalibrasi dapat berkerja pada data power .

Pixel a e i b f j c g k d h l Digital Number

Gambar 17. Tampilan menu Amplitude to Power dan proses Gambar 16. Ilustrasi mengenai Amplitude Image menjadi Power Image

Data Amplitude Data Power

a2 e2 i2

b2 f2 j2

c2 g2 k2

36 4. Speckle Filter

Menghasilkan file yang berekstension .SFt dimana proses ini berfungsi untuk menajamkan kenampakan gambar karena noise speckle dari gambar berintensitas nyata dihilangkan (dikurangi) dengan menggunakan algoritma ‘Gamma MAP’.

Untuk prouk PRI (Precision Products), speckle filter hanya dapat berkerja apabila tipe pixel dalam bentuk power (menggunakan amplitude to power convertion).

Dalam proses speckle filter terdapat “window sizes” dan “number of look (option)” dimana kedua pilihan tersebut sangat mempengaruhi gambar yang akan dihasilkan. Pada window Sizes mempengaruhi jarak pandang gambar yang dilihat dimana semakin besar ukuran window yang digunakan maka gambar seakan-akan terlihat sangat dekat sekali dan sebaliknya. Untuk number of look hanya mempengaruhi tingkat kecerahan warna.

37

Gambar 19. Tampilan Menu Speckle Filter dan proses

38 5. Calibration Backscattering Image

Merupakan proses terakhir yang diinginkan didalam menggunakan piranti lunak BEST v4.0.2. Kalibrasi ini merupakan perangkat yang khusus digunakan didalam memproses data ASAR yang menghasilkan file berekstension .BSf. Dalam proses backscattering image terdapat dua pilihan skala yaitu Skala Linear dan Skala dB, yang mana jika dilihat hasil tampilannya skala linear terlihat lebih gelap dibandingkan dengan skala dB.

Dalam proses ini, skala yang dipakai adalah skala linear dengan tujuan agar lebih mudah dalam melakukan korelasi hubungan dengan data lapang. Skala dB menggunakan proses perhitungan dengan sistem algoritma *Log.

39 6. Data Export

Data ekport berfungsi untuk mengkonversi gambar yang berformat internal BEST menjadi data yang berformat .TIFF (Geo TIFF, TIFF, dan RGB) atau berformat .BIL sekaligus juga menghasilkan keterangan headernya dalam file berekstension .txt kecuali ‘Export to Geo Tiff dan RGB’. Agar data hasil kalibrasi yang berformat internal BEST dapat diolah, maka data tersebut perlu dieksport dahulu ke dalam format GeoTiff

40

4.2. Perhitungan

Inti dari penelitian tahap eksplorasi ini sebenarnya hanya untuk mendapatkan nilai kalibrasi. Didalam sistem perhitungan, nilai ini disebut koefisien hamburan balik radar (σo). Menurut Laur et. al (2002), koefisien hamburan balik radar dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

σo

: βo x sin αr

Dimana

• σo : Koefisien Hamburan-balik Radar (Terkalibrasi) • βo : Radar Brightness (Power)

• αr : Sudut Datang pada Posisi Range (Incidence Angle)

Untuk mendapatkan koefisien hamburan balik radar (σo) diperlukan dua parameter yaitu beta nought (βo) dan alfa (α). Informasi yang diperlukan oleh kedua parameter ini telah disimpan dalam file header setiap citra SAR. Sebagian informasi yang dibutuhkan dalam mencari nilai alfa (α) dapat dilihat dengan menggunakan EnviView (lembar Lampiran). Pada produk ERS-Envisat, nilai beta nought (βo) secara proposional (ekuivalen) dengan digital number sehingga dapat langsung dipakai dalam mencari turunan koefisien hamburan balik seperti rumus diatas. Nilai beta nought sangat tergantung dari konstanta kalibrasi (gambar 25 bagian atas) dan nilai ini merupakan hasil pengukuran dari alat transponder pada masing- masing jenis radar (gambar 23). Selain itu, nilai beta nought juga dipengaruhi oleh digital number [DN] untuk tiap-tiap pixel dalam suatu citra.

βo

:

Konstanta ] [DN 2

Digital Number memberikan nilai pada setiap pixel citra yang diperlukan dalam mencari beta nought (βo). Dalam proses kalibrasi dengan menggunakan BEST, proses tersebut hanya dapat dijalankan apabila nilai [DN] telah dikuadratkan (amplitude to power).

41 Alfa (α) adalah besarnya sudut datang terhadap garis vertikal elipsoid bumi. Nilai alfa dipengaruhi oleh :

1. Zero Doppler yaitu waktu pertama saat obyek dicitra pada pixel pertama (t1)

2. Sudut datang pada jarak terdekat posisi vertikal satelit terhadap bumi (α1)

3. Garis lintang yang berada dipusat obyek tercitra (λ)

Dalam perhitungan nilai alfa yang dicari adalah nilai α per kolom yaitu α1, α2, α3, sampaiαn dalam satu cakupan daerah tercitra dengan metode distributed

target. Metode ini memberikan nilai pada tiap-tiap pixel yang disebut dengan

Dokumen terkait